Artikel
Artikel
untuk asal menebak jawaban benar. Meskipun tes bentuk objektif ini bisa disusun
untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi, namun persiapan untuk
menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes uraian, karena soalnya banyak dan
harus teliti untuk menutupi kelemahan-kelemahan yang lain. (Arikunto: 2012).
Selain tes bentuk pilihan ganda, guru juga menggunakan tes bentuk uraian.
Porsi yang diberikan dalam tes ini hanya 2 sampai 4 soal. Dengan porsi soal yang
demikian, ternyata tidak semua indikator yang telah dikembangkan dapat terukur.
Tidak semua siswa selesai mengerjakan soalnya karena waktunya kurang.
Beberapa studi memperlihatkan bahwa siswa tidak tahu persis kemampuan
berpikir tingkat tinggi seperti apa yang dituntut (diekspresikan), sehingga tidak
semua proses berpikir tingkat tinggi dijalani oleh siswa (Sudjana, 2012). Soal
bentuk uraian lebih mampu menunjukkan proses berpikir tingkat tinggi dari siswa.
Tes bentuk uraian mudah dikembangkan oleh guru berdasarkan
kompetensi dasar dan indikator tertinggi, namun ukuran berpikir tingkat tinggi
siswa terbatas, karena siswa dalam mengerjakan soal akan membutuhkan waktu
lama untuk menulis jawaban uraian biasa. Selain itu cara memeriksanya banyak
dipengaruhi oleh unsur subjektivitas guru (Arikunto: 2012). Untuk itu diperlukan
instrumen penilaian bentuk uraian yang lebih objektif dan mampu melatih siswa
untuk berpikir tingkat tinggi yaitu dengan mengembangkan bentuk tes Uraian
menjadi benar-salah.
Tes benar-salah ini adalah bentuk tes yang terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama berupa bacaan uraian atau cerita. Bagian kedua berupa butir soal
pernyataan benar-salah. Siswa hanya menjawab benar atau salah dari butir soal
uraian. Oleh karena itu soal uraian (essay item) menjadi bentuk objektif Benarsalah (True-false items) akan lebih mudah dalam penilaian karena waktu untuk
koreksinya tidak lama dan dapat diwakilkan kepada orang lain. Soal yang
diberikan memiliki bobot materi yang tinggi sehingga dapat melatih siswa untuk
berpikir tingkat tinggi. Soal memiliki sehimpunan jawaban yang membutuhkan
analisis, evaluasi dan kreasi. Kemudian untuk menghindari asal tebak jawaban
benar maka diberikan denda skor untuk skor jawaban benar, jawaban salah
maupun tidak menjawab.
dan
(Nana
Sudjana: 2012).
Perolehan nilai hasil evaluasi instrumentasi tes selanjutnya dibandingkan
dengan kriteria hasil evaluasi pada tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kriteria hasil evaluasi instrumen penilaian
Nilai rata-rata
Kriteria evaluasi
25.00 40.00
Tidak valid (tidak boleh digunakan)
41.00 55.00
Kurang valid (tidak boleh digunakan)
56.00 70.00
Cukup valid (boleh digunakan setelah direvisi besar)
71.00 85.00
Valid (boleh digunakan dengan revisi kecil)
86.00 100.00
Sangat valid (sangat baik untuk digunakan)
(Sumber: Sadun Akbar, 2013)
Data hasil uji coba terbatas menggunakan instrumen tes benar-salah untuk
menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi dilihat dari skor yang diperoleh siswa
dalam mengerjakan soal tes. Skor yang diperoleh siswa kemudian dihitung
presentasenya untuk menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi. sistem penskoran
tingkat kemampuan tersebut dibuat seperti pada tabel 3.4 berikut.
efektif sehingga siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap instrumen tes
benar-salah ini.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pokok bahasan dinamika
rotasi dan kesetimbangan benda tegar dapat diketahui bahwa 6 siswa (18,18 %)
yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat
baik, dan ada 12 siswa (36,36 %) termasuk dalam kategori memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi degan kategori baik. Ini berarti secara keseluruhan ada 18
siswa (55,55 %) dari 33 siswa yang telah memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi dengan kategori baik.
KESIMPULAN
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah instrumen tes benarsalah. Materi yang dikembangkan yaitu pada pokok bahasan dinamika rotasi dan
kesetimbangan benda tegar. Produk berupa uraian yang mengandung bacaan atau
cerita dengan butir soal pernyataan benar-salah yang menggambarkan proses
berpikir tingkat tinggi siswa.
Berdasarkan proses pengembangan dan analisis data hasil uji coba yang
telah dilakukan pengembang, hasil validasi dapat disimpulkan bahwa instrumen
tes benar-salah telah valid dan memenuhi kriteria sebagai instrumen tes untuk
menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan jumlah rata-rata skor
sebesar 88,1dan rata-rata persentase validitas dari pengguna sebesar 83.
Dari hasil analisis data tes soal untuk menilai kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa pada pokok bahasan dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
diperoleh 55,55% dari 33 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 8 Malang memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori baik.
DAFTAR RUJUKAN
Akbar, Sadun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek
(Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta.
Giancoli. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Halliday, dkk. 2010. Fisika Dasar Jilid I Edisi 7. Jakarta: Erlangga.