Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kisi Difraksi
Disusun Oleh :
Ridho Pasopati (XI aksel 1 / 21)
SMA NEGERI 1 SURAKARTA
Tujuan Percobaan
Menentukan merah, kuning, dan biru.
B.
Power Supply
2.
3.
Lampu 12 Volt
Kisi
4.
5.
6.
Layar
Lensa
Mistar
7.
C.
Konsep Fisis
1.
Saat Power Supply dalam keadaan off (1), lampu tidak menyala. Saat Power
Supply dalam keadaan on (0), lampu menyala. Saat lensa dijauhkan dari layar, titik fokus pada
layar menjadi besar. Sebaliknya jika lensa didekatkan ke layar, maka titik fokus mengecil dari
ukuran semula. Jika kisi didekatkan ke layar, maka bayangan hasil dispersi tidak terlihat.
Sebaliknya jika kisi didekatkan ke lensa, maka bayangan hasil dispersi terlihat besar.
2.
D.
Landasan Teori
1.
Suatu sifat gelombang yang menarik adalah bahwa gelombang dapat dibelokkan
oleh rintangan. Secara makroskopis, difraksi dikenal sebagai gejala penyebaran arah yang
dialami seberkas gelombang ketika menjalar melalui suatu celah sempit atau tepi tajam sebuah
benda. Gejala ini juga dianggap sebagai salah satu ciri khas gelombang yang tidak memiliki
partikel, karena sebuah partikel yang bergerak bebas melalui suatu celah tidak akan mengalami
perubahan arah.
2.
Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya. Alat ini
terdiri dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi dapat dibuat dengan
cara memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat kaca dengan mesin terukur berpresisi
tinggi. Celah di antara goresan-goresan adalah transparan terhadap cahaya dan area itu
bertindak sebagai celah-celah yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per
sentimeter. Dari data banyaknya garis per sentimeter kita dapat menentukan jarak antar celah
atau yang disebut dengan tetapan kisi (d), jika terdapat N garis per satuan panjang, maka
tetapan kisi d adalah kebalikan dari N, yaitu :
d=
3.
4.
1
N
Cahaya memiliki sifat sebagai gelombang sehingga cahaya mengalami difraksi dan
interferensi. Syarat terjadinya difraksi adalah koheren dan selisih fase tetap. Difraksi cahaya
dapat terjadi jika cahaya melalui kisi. Kisi adalah celah sempit sejajar yang jumlahnya sangat
banyak. Konstanta kisi (d) adalah jarak antara dua celah yang berdekatan.
d. p
=m
l
6.
7.
= Konstanta kisi
8.
9.
10.
= Orde
11.
12.
Lampu
13.
Lensa
Kisi
Power Supply
Layar
14.
15.
E.
Cara Kerja
1.
2.
Menyalakan power supply agar lampu dapat hidup dan cahaya dapat mengenai layar.
3.
Mengatur lensa dengan menggeser ke kiri ataupun ke kanan agar mendapat titik fokus
yang besar sehingga dapat mempermudah pengamatan.
4.
5.
Mengatur posisi lensa dan kisi dengan menggeser ke kiri atau kanan sehingga pada layar
terjadi pola garis terang-gelap.
6.
7.
8.
Menentukan konstanta kisi (d) dengan melihat spesifikasi kisi yang digunakan.
9.
10.
F.
Hasil Pengamatan
1.
No.
9.
1
2.
Kisi
3.
Wa
4.
l(m)
digunakan
Cahaya
11.
Me
12.
2,97 x
13.
rah
19.
10-1
20.
2,97 x
1
21.
10.
100
celah/mm
Ku
ning
27.
34.
300
celah/mm
rah
43.
ning
51.
u
59.
57.
3
6.
rna
u
35.
33.
5.
yang
58.
600
celah/mm
rah
67.
ning
75.
-1
7.
d(m)
8.
(m)
2x
15.
1,000 x
16.
6,734 x
1,8
10-5
23.
1,000 x
10-7
24.
6,061 x
(m)
14.
10-2
22.
Bir
10
28.
2,97 x
1
29.
x 10
30.
1,4
10-5
31.
1,000 x
10-7
32.
4,714 x
Me
10-1
36.
1,30 x
1
37.
x 10-2
38.
2,8
10-5
39.
0,333 x
10-7
40.
7,179 x
Ku
10-1
44.
1,30 x
1
45.
x 10-2
46.
2,3
10-5
47.
0,333 x
10-7
48.
5,897 x
Bir
10-1
52.
1,30 x
1
53.
x 10-2
54.
1,8
10-5
55.
0,333 x
10-7
56.
4,615 x
Me
10-1
60.
8,00 x
1
61.
x 10-2
62.
3,3
10-5
63.
0,167 x
10-7
64.
6,875 x
Ku
10-2
68.
8,00 x
1
69.
x 10-2
70.
2,7
10-5
71.
0,167 x
10-7
72.
5,625 x
Bir
10-2
76.
8,00 x
1
77.
x 10-2
78.
2,2
10-5
79.
0,167 x
10-7
80.
4,583 x
x 10-2
10-5
10-7
10-2
-2
81.
G.
Analisis data
1.
Rumus umum
d. p
=m
l
2.
Dengan :
d : lebar celah
m : orde
p : jarak titik ke terang pusat
: Panjang gelombang cahaya
l : Jarak kisi ke layar
N : banyak celah/cm
d. p
l .m
1
N
3.
4.
Jadi, bisa disimpulkan untuk mencari nilai tiap warna menggunakan rumus berikut :
5.
merah =
pmera h pusat
N .l . m
6.
kuning=
7.
biru=
pkuning pusat
N .l . m
p biru pusat
N . l .m
13.
Pelaporan hasil percobaan : merah mera h ; kuning kuning ; dan biru biru
2
Untuk mencari :
N
N
Pada percobaan I dengan menggunakan kisi 100 celah/mm :
d . p mera h pusat 1,000 105 . 2 102
=
6,734 107 meter.
Nilai merah =
1
l.m
2,97 10 . 1
d . p kuning pusat 1,000 105 . 1,8 102
7
=
6,061 10
Nilai kuning=
meter.
1
l.m
2,97 10 . 1
d . pbiru pusat 1,000 105 .1,4 102
=
4,714 107 meter.
Nilai biru=
1
l .m
2,97 10 . 1
Pada percobaan II dengan menggunakan kisi 300 celah/mm :
d . p mera h pusat 0,333 105 . 2,8 102
7
=
7,179 10
Nilai merah =
meter.
1
l.m
1,30 10 . 1
d . p kuning pusat 0,333 105 . 2,3 102
=
5,897 107 meter.
Nilai kuning=
1
l.m
1,30 10 . 1
d . pbiru pusat 0,333 105 .1,8 102
7
=
4,615 10
Nilai biru=
meter.
1
l .m
1,30 10 .1
Pada percobaan III dengan menggunakan kisi 600 celah/mm :
d . p mera h pusat 0,167 105 . 3,3 102
=
6,875 107 meter.
Nilai merah =
1
l .m
8,00 10 . 1
d . p kuning pusat 0,167 105 . 2,7 102
7
=
5,625 10
Nilai kuning=
meter.
1
l.m
8,00 10 .1
d . pbiru pusat 0,167 105 . 2,2 102
=
4,583 107 meter.
Nilai biru=
1
l .m
8,00 10 .1
Untuk mencari nilai dan kesalahan relatif, cari dengan menggunakan tabel.
14.
15.
Rumus :
8.
9.
10.
11.
12.
16.
17.
2
N
N
kesala h an relatif = 100
2
Nilai
N
1
merah =
N
Nilai
2
N
1
kuning=
N
2
Nilai
N
1
biru=
N
merah
0,131107
100 1,897
Kesalahan relatif merah = 100 =
merah
6,929 107
kuning
0,127 107
=
100
=
100 2,168
Kesalahan relatif
kuning
kuning
5,861 107
biru
0,039 107
100 0,846
Kesalahan relatif biru= 100 =
4,638 107
biru
18.
19.
20.
21.
H.
I.
22.
Jawab Pertanyaan
1.
Warna apa yang paling dekat dengan terang pusat ?
2.
Merah
3.
Sebutkan urutan panjang gelombang warna cahaya dari yang paling besar !
4.
Merah, Kuning, Biru
5.
Kesimpulan
1.
Hasil Laporan
merah mera h=6,93 107 0,13 107 meter
7
7
kuning kuning=5,86 10 0,13 10
meter
7
7
meter
biru biru =4,683 10 0,039 10
2.
3.
4.
6.
5.
Perbandingan ukuran
7.
Setelah dihitung dengan teliti dan hasilnya dibandingkan dengan referensi
yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa merah, kuning, dan biru hampir
mendekati dari besar merah, kuning, dan biru menurut referensi dan ketetapannya,
yaitu besar merah = 6 x 10-7 m, kuning = 5 x 10-7 m, dan biru = 4 x 10-7 m.
Pengukuran ini terdapat beberapa kesalahan, diantaranya :
Mata pengamat tidak sesuai dengan cara mengukur dengan tepat.
Kurangnya pengalaman yang dilakukan oleh pengamat sehingga menghambat
percobaan.
Ketidaktelitian dalam perhitungan.
Ketidaktepatan dalam pengukuran.