Anda di halaman 1dari 21

Peranan Teknologi Multimedia dalam Meningkatkan

Efektivitas Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XII IPA


SMA Al-Izhar Pondok Labu

Disusun oleh:
HARI PRASETYO
Guru Biologi
SMA Al-Izhar Pondok Labu

LOMBA KARYA TULIS PARAMADINA 2014


GURU SLTA SEDERAJAT SE-JABODETABEK
UNIVERSITAS PARAMADINA
MEI 2014

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

Hari Prasetyo. 2014. Peranan Teknologi Multimedia dalam Meningkatkan Efektivitas


Pembelajaran Biologi Siswa Kelas XII IPA SMA Al-Izhar Pondok Labu

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi yang pesat tidak memberikan pilihan lain kepada guru
untuk memanfaatkan teknologi tersebut, di antaranya adalah teknologi multimedia. Penulis
memanfaatkan teknologi multimedia, sebagai alat bantu dalam mengajar, dalam
meningkatkan efektivitas pembelajaran Biologi siswa kelas XII IPA SMA Al-Izhar Pondok
Labu, Jakarta Selatan. Teknologi multimedia yang digunakan adalah Microsoft
PowerPoint, Aplikasi Web 2.0 (Moodle, Edmodo, dan Prezi), video, dan kuis Who Wants to
be a Millionaire. Ada tanggapan positif dari siswa karena belajar menjadi menyenangkan
dan efektif. Hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep dan
pencapaian nilai ulangan harian yang sangat baik oleh siswa kelas XII IPA SMA Al-Izhar.

Kata Kunci: efektivitas, multimedia, pembelajaran, biologi, kelas XII.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

BAB I
PENDAHULUAN

Alvin Toffler dalam Dharma (2005), membagi tahapan peradaban manusia dalam tiga
gelombang. Gelombang pertama adalah era pertanian, gelombang kedua adalah era
perindustrian dan gelombang ketiga adalah era informasi. Perkembangan teknologi
informasi di era ini telah menjadi simbol gelombang perubahan karena kehadiran dan
kecepatan perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan terjadinya proses
perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Terutama dalam peningkatan kualitas
kehidupan umat manusia. Kehadiran teknologi ini tidak memberikan pilihan lain kepada
dunia pendidikan selain turut serta dalam memanfaatkannya.
Peran guru sebagai pembimbing dan motivator bagi siswanya agar menguasai kompetensi
sesuai dengan bidang keahliannya. guru juga berperan sebagai fasilitator dan pengelola
belajar yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa melalui pemanfaatan dan optimalisasi
berbagai sumber belajar salah satunya adalah teknologi multimedia. Menurut Rachmat dan
Roswanto (2005), multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang
berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio,
grafik, animasi, dan video.
Dengan penggunaan multimedia dalam pembelajaran dapat menunjang efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran. Menurut Miftahudin (2011), kelebihan multimedia adalah
menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara,
dan gerakan. Lembaga riset dan penerbitan komputer, yaitu Computer Technology
Research (CTR), menyatakan bahwa orang mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan
30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar
dan 30% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukan sekaligus. Maka multimedia sangat
efektif menjadi alat yang ampuh untuk pengajaran,
Kehadiran teknologi multimedia dalam pembelajaran hanya bertindak sebagai pelengkap,
tambahan (suplemen) atau alat bantu bagi guru. Multimedia tidak akan mengambil alih
Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

peran dan fungsi guru, karena ada hal yang tidak dapat digantikan oleh multimedia.
Multimedia hanya sebagai pilihan dalam menyampaikan informasi kepada siswa untuk
menciptakan suasana belajar mandiri yang menyenangkan (Nafiati, 2011).
Biologi termasuk salah satu mata pelajaran ilmu alam yang relatif agak sulit untuk
dipahami oleh siswa SMA Kelas XII jurusan IPA karena Biologi cukup rumit untuk
dipahami dan terkadang abstrak. Selain itu, penjelasan konsep-konsep, teori-teori, dan
penamaan organ yang menggunakan bahasa latin sehingga hal ini menambah tingkat
kesulitan dan kebosanan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Biologi di kelas
sehingga belajar menjadi tidak efektif. Kebosanan tersebut dapat memicu kurang seriusnya
siswa untuk tetap dapat fokus dalam kegiatan belajar. Dapat pula disebabkan minimya
waktu siswa dalam membaca dan mengeksplorasi sumber belajar atau dapat juga
disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar dari siswa itu sendiri.
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang terjadi rutin setiap tahunnya, maka salah
satu upaya yang dapat dilakukan oleh penulis adalah dengan memanfaatkan teknologi
multimedia dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Biologi siswa kelas XII IPA
SMA Al-Izhar Pondok Labu.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

BAB II
PEMBAHASAN

A. Penggunaan Aplikasi PowerPoint

Microsoft PowerPoint merupakan program komputer untuk presentasi yang


dikembangkan oleh Microsoft. Aplikasi ini sangat populer dan banyak digunakan oleh
kalangan para pendidik dan siswa. Dalam PowerPoint, seperti halnya perangkat lunak
pengolah presentasi lainnya, objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya
diposisikan dalam beberapa halaman individual yang disebut dengan istilah slide.
Menurut Suratman (2009), program PowerPoint adalah program sederhana dan mudah
digunakan sebagai media pembelajaran. Program ini memiliki fitur yang lengkap untuk
memperindah penampilan slide. PowerPoint diharapkan dapat lebih memotivasi siswa
dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasinya.
Seluruh materi pelajaran Biologi kelas XII IPA telah dibuatkan slide PowerPoint-nya
kemudian untuk mempermudah aksesnya, file tersebut diunggah ke blog yang dimiliki
oleh penulis di alamat www.hariprasetyo.org sehingga siswa dapat mengunduhnya
kapanpun dan dimanapun.
Animasi di dalam slide PowerPoint tersebut mempermudah siswa dalam belajar, halhal yang tadinya abstrak menjadi lebih mudah dipahami. Contohnya pada materi
mutasi genetik, ada animasi yang memudahkan siswa dalam memahami perbedaan
antara mutasi insersi, inversi, delesi dan subtitusi. Begitu juga dengan materi tentang
tulang manusia.
PowerPoint juga membantu siswa langsung mengerjakan soal di papan tulis. Sehingga
guru tidak perlu menuliskan soal karena papan tulis sendiri merupakan layar sekaligus
tempat mengerjakan latihan soal dan siswa langsung dapat mengerjakannya.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

Gambar 1. Kegiatan Belajar Mengenai Sistem Rangka Manusia Lebih


Mudah dengan Bantuan PowerPoint.

Gambar 2. Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis dengan Menggunakan


Bantuan PowerPoint melalui Proyektor.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

Gambar 3. Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis dengan Menggunakan


Bantuan PowerPoint yang Telah Diunduh Melalui Tablet

Gambar 4. Siswa Dapat Menjelaskan Sebuah Konsep dengan Menggunakan


PowerPoint dari Laptop atau Tablet

B. Penggunaan Aplikasi Web 2.0


Selain Microfoft PowerPoint, kita dapat memanfaatkan aplikasi web 2.0. Saat ini
pertumbuhan pengguna platform aplikasi web 2.0 telah memasuki jumlah yang sangat
luar biasa. Para pengguna platform ini dapat merasakan berbagai manfaat dan merasa

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

sangat senang terutama dalam melakukan berbagai kolaborasi dan berbagi informasi di
berbagai bidang. Pemanfaatan platform web 2.0 yang dewasa ini sangat digandrungi di
kalangan remaja, dapat dijadikan salah satu pilihan dalam melakukan pembelajaran
secara jarak jauh (Yustim, 2010)
Aplikasi web 2.0 yang penulis sering gunakan dalam kegiatan belajar mengajar biologi
di kelas adalah Moodle, Edmodo, Prezi.
a. Moodle
Moodle merupakan perangkat lunak Learning Management System (LMS) open
source yang mendukung implementasi e-learning dengan paradigma terpadu
dimana berbagai fitur penunjang pembelajaran dengan mudah dapat diakomodasi
dalam suatu portal e-learning. Fitur-fitur penting penunjang pembelajaran tersebut
misalnya: tugas, kuis, komunikasi, kolaborasi, serta fitur utama yang dapat mengupload berbagai format materi pembelajaran (Surjono, 2009).
Portal Moodle yang penulis bangun menggunakan fasilitas website yang ada di
sekolah penulis. Dengan melakukan instalasi manual dan sedikit bantuan
admintrator dari bagian IT (admin access) maka penulis sudah dapat menggunakan
Moodle dalam pemberian kuis dan ulangan daring untuk siswa.
Moodle relatif mudah digunakan, penulis tinggal menyalin soal ke dalam sistem dan
melakukan pengaturan tentang hak akses dan sebagainya. Siswa-siswa juga tingga
membuat akun dan login berdasarkan akun mereka masing-masing. Kelemahan
melakukan kuis atau ulangan daring adalah tiada pengawasan guru terhadap
pekerjaan siswa. Solusinya adalah melakukan pengaturan untuk mengacak
pertanyaan dan memberikan durasi waktu yang pas. Sehingga yang mengerjakan
kuis atau ulangan daring tersebut adalah siswa yang benar-benar siap sehingga
waktu bukan menjadi kendala. Jika seumpama hasil tidak mencapai dengan kriteria

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

ketuntasan minimal maka siswa diberikan kesempatan sekali lagi untuk mengulang
dan nilainya akan dirata-ratakan atau bisa juga diambil yang terbaik.

Gambar 5. Screen Shoot Kuis Daring dengan Moodle

Gambar 6. Skor Nilai Kuis Daring dengan Moodle

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

Berdasarkan kemudahan dan kepraktisan penggunaan Moodle oleh guru dan siswa
ini maka pembelajaran makin efektif sehingga keluhan guru tentang kurangnya jam
untuk tatap muka dapat diminimalisir. Begitu juga dengan siswa tidak hanya belajar
di sekolah saja tapi siswa dapat belajar atau bekerja kapanpun dan dimanapun
mereka berada. Sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas.
Situs Moodle yang penulis kembangkan dapat dikunjungi di http://www.al-izharjkt.sch.id/ao7/biologi/login/index.php
b. Edmodo
Edmodo.com atau yang populer disebut Edmodo adalah situs pembelajaran bagi
guru dan siswa berbasis sosial media yang terhubung dan berkolaborasi, berbagi
konten dan akses pekerjaan, nilai dan pemberitahuan sekolah. Edmodo membantu
guru memanfaatkan kekuatan media sosial untuk membangun sebuah kelas virtual
berdasarkan pembagian kelas nyata di sekolah, dimana dalam kelas tersebut terdapat
penugasan, quiz dan pemberian nilai pada setiap akhir pembelajaran (Kolengsusu,
2013).
Edmodo hampir mirip dengan Moodle, bedanya adalah edmodo merupakan situs
media sosial yang sering digambarkan sebagai Facebook-nya guru dan siswa.
Edmodo memiliki fitur memberikan pesan/peringatan, tugas, penilaian, polling dan
agenda yang diberikan kepada siswa. Edmodo juga lebih mudah diakses dengan
menggunakan gadget atau smartphone yang berbasis Android.
Sama dengan Moodle, Edmodo memerlukan jaringan internet yang menyeluruh dan
aktif. Selain itu, memerlukan kesadaran pelajar untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Penulis menggunakan Edmodo ini untuk melakukan evaluasi belajar
pada materi Mutasi Genetik, Asal-Usul Kehidupan, Evolusi, dan Bioteknologi.
Penulis dan siswa lebih banyak menggunakan Edmodo karena lebih mudah
digunakan dibandingkan Moodle.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

Gambar 7. Siswa sedang Mengerjakan Kuis Daring di Edmodo

Gambar 8. Hasil Kuis Daring dengan Menggunakan Edmodo

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

10

c. Prezi
Banyak pengguna komputer sudah sangat akrab dan sering menggunakan dengan
Microsoft PowerPoint untuk presentasi. Sekarang banyak yang sudah beralih
menggunakan Prezi, sebuah zooming presentation, presentasi dengan Prezi tidak
perlu berpindah dari satu slide ke slide lain. Cukup dengan satu kanvas besar yang
bisa disisipi gambar, video dari Youtube.com, data, dan lain-lain serta cukup
digeser-geser saja maka jadilah presentasi kita seperti melihat tampilan lukisan
grafiti di dinding yang lebar. Jadi untuk presentasi dengan Prezi tak perlu banyak
slide. Cukup menggunakan satu slide atau kanvas saja. Istimewanya Prezi adalah
presentasi dapat disunting secara daring dengan rekan-rekan penulis dimanapun
mereka berada. Berdasarkan hasil penelitian Aribowo (2012), penggunaan
multimedia Prezi ini dapat menimbulkan daya tarik dan motivasi serta daya ingat
siswa, yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa.

Gambar 9. Screen Shoot Presentasi Virus dengan Prezi

Prezi tentang pokok bahasan Virus yang penulis buat dapat di unduh di alamat:
http://www.mediafire.com/?fijn069md115b2s

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

11

C. Penggunaan Video
Video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara
alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan
suara memberikan daya tarik tersendiri. Video menyajikan informasi, memaparkan
proses,

menjelaskan

konsep-konsep

yang

rumit,

mengajarkan

ketrampilan,

menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap (Mulatsih, 2012).


Video sangat membantu guru dalam menjelaskan konsep yang terkadang abstrak dan
alat dan bahan agak sulit tersedia untuk dilakukan percobaannya. Video pembelajaran
yang dapat diputarkan biasanya diproduksi oleh Discovery Channel dan National
Geographic. Video-video tersebut dapat diperoleh dari membeli di toko buku, toko
kaset, bahkan juga dapat diperoleh di supermarket-supermarket besar. Untuk video dan
animasi yang gratis dapat diunduh dari situs Youtube, Vimeo, Dailymotion atau situs
yang berkaitan dengan animasi pembelajaran Biologi seperti situs McGraw-Hill.
Contoh video yang sering penulis putarkan adalah materi Pertumbuhan dan
Perkembangan, berkaitan dengan pertumbuhan sel-sel pada hewan dan dua jenis
perkecambahan yaitu epigeal dan hipogeal. Jika diberikan penjelasan secara lisan maka
sebagian besar siswa tidak dapat membayangkan, namun dengan adanya video akan
membantu mempercepat pemahaman siswa. Begitupula dengan sejarah bumi, asal-usul
kehidupan dan teori evolusi yang penulis yakini bahwa siswa akan lebih tertarik jika
melihat secara langsung videonya karena dengan video memiliki daya tarik berupa
memunculkan imajinasi, kreativitas, dan keingintahuan dari siswa. Guru hanya sekedar
mengarahkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan yang terkini.
Selama menonton video, siswa dapat diberikan tugas atau lembar kerja siswa untuk
menuliskan kesimpulan sementara dari yang telah mereka lihat dan dengarkan. Setelah
itu umumnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawan dan diskusi.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

12

Gambar 10. Video adalah Alat yang Efektif dalam Pembelajaran Biologi

Umumnya siswa akan teringat dengan video atau animasi yang diputar dibandingkan
dengan penjelasan yang guru berikan. Hal ini dapat penulis simpulkan bahwa dengan
menonton video atau animasi maka akan dapat meningkatkan pemahaman siswa
mengenai sebuah konsep yang diajarkan. Kombinasi menonton video dengan tugastugas lain (lembar kerja dan diskusi kelompok) tentunya berdampak kepada
meningkatnya hasil belajar siswa karena manusia dapat mengingat 80% dari yang
dilihat, didengar, dan dilakukan sekaligus.

D. Penggunaan Kuis Who Wants to be a Millionaire


Kuis Who Wants to Be a Millionaire adalah acara kuis terlaris populer di lebih 100
negara dari Inggris dan Amerika Serikat ke Kazakhstan dan Venezuela (ITV, 2008 dalam
Turner, 2008). Menurut Deavor (2001), acara permainan televisi Who Wants to be a
Millionaire telah diadaptasi untuk digunakan di ruang kelas untuk meningkatkan
minat para siswa dan instruktur. Teknik ini meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

13

instruktur dan dapat digunakan sebagai metode review atau sebagai cara untuk
menyajikan materi baru. Masing-masing siswa diberi kesempatan untuk menjawab
pertanyaan pilihan ganda secara lisan, dengan kemungkinan menerima bantuan dari
kelas pada umumnya. Ide untuk topik yang mungkin disajikan.
Cochran (2000) telah mengembangkan kuis Who Wants to be a Millionaire dalam
kelasnya sebagai metode untuk mengatasi permasalahan kehilangan momentum
pembelajaran karena gangguan akibat perpindahan kelas (class break). Dengan
adanya kuis ini

mampu menjaga momentum pembelajaran, memotivasi peserta

didik, dan memberikan paparan dan penguatan topik sambil memberikan waktu
rileks dalam pembelajaran. Cochran juga menyatakan bahwa kuis yang dirancangnya
telah berhasil mencapai tujuan pedagogis yang telah ia tetapkan.
Berdasarkan praktik di dalam kelas yang telah dilakukan oleh penulis, prosedur permainan
telah dimodifikasi dari kuis aslinya berdasarkan situasi dan kondisi, tergantung
kebutuhannya. Peserta dibentuk kelompok dengan 3 anggota. Untuk mendapatkan
kesempatan bermain maka kelompok peserta diundi. Kelompok diberikan penjelasan
mengenai aturan dalam bermain, jawaban bantuan berupa ask the audience melibatkan
siswa yang lain, meskipun di programnya terdapat pilihan ask the audience secara
otomatis. Pilihan jawaban bantuan phone a friend diganti dengan bertanya langsung
dengan salah satu rekan siswa di kelas yang sebelumnya telah ditunjuk oleh kelompok
tersebut. Penulis telah menyiapkan 10 variasi kelompok pertanyaan sehingga pertanyaan
untuk kelompok yang maju akan berbeda dengan kelompok sebelumnya. Cara
penilaiannya dapat diadaptasi berdasarkan situasi dan kondisi.

Permainan ini juga

mengenai titik aman pertama dan kedua. Titik aman pertama maka kelompok
mendapatkan nilai minimal sedangkan titik aman kedua maka kelompok mendapatkan
nilai 90.
Untuk mengatasi waktu, maka setiap kelompok diberikan hitungan waktu mundur
maksimal 10 menit. Dalam 10 menit, permainan harus segera diselesaikan. Jika tidak
selesai maka diambil titik nilai yang terakhir.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

14

Gambar 11. Interaksi Siswa dalam Kuis Who Wants to be a Millionaire

Gambar 12. Gambar Panorama Situasi Permainan Kuis Who Wants


to be a Millionaire

Dari permainan ini, penulis dapat melihat perbedaan kompetensi konsep yang dimiliki
oleh setiap siswa. Hal ini sesuai dengan Hudson dan Bristow (2005), kuis Who Wants to
be a Millionaire yang interaktif adalah salah satu kesempatan tersebut untuk siswa dan
guru untuk menemukan setiap kesalahan konsep. Kuis ini juga menunjukkan bahwa,
meskipun beberapa siswa telah belajar, tetap ada kesenjangan konsep yang telah
dipelajari siswa, mereka dapat menggunakan kuis ini untuk memperbaiki kesenjangan
konsep tersebut.
Begitu pula dengan karakter siswa dapat terlihat seperti yang positif seperti teliti, kreatif
menganalisis jawaban, bekerja sama, atau yang negatif seperti gegabah, tidak sabar, dan

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

15

egois. Dengan ini, maka guru dapat memberikan saran yang membangun dalam rangka
memperbaiki karakter siswa.
Software kuis ini dapat di unduh di: http://www.superteachertools.com/millionaire/

E. Efektivitas Pembelajaran
Kemp dalam Rohmana (2012), mengemukakan bahwa cara mengukur efektivitas
pembelajaran pembelajaran diawali dengan mengajukan pertanyaan apa yang
telah dicapai siswa? maka untuk menjawab pertanyaan ini berupa jumlah siswa
yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran, penulis dapat menyebutnya sebagai
hasil belajar. Selain itu, efektivitas berkaitan dengan ketercukupan waktu yang tersedia
kemudian dapat dimanfaatkan dengan baik dalam proses pembelajaran.
Berikut adalah olahan data nilai sederhana yang penulis susun berdasarkan nilai harian
113 siswa kelas XII IPA pada mata pelajaran Biologi yang menggunakan Kuis Who
Wants to be a Millionaire sebagai alat bantu dalam mengajar pada materi Subtansi
Genetika, kemudian dibandingkan dengan nilai ulangan harian Subtansi Genetika,
untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa setelah menyelesaikan materi Substansi
Genetika, yang dilakukan setelah kuis berakhir.
Tabel 1. Perbandingan Nilai Kuis Who Wants to be a Millionaire dengan Nilai
Ulangan Harian pada Materi Substansi Genetika
Kuis Who Wants to be a Millionaire

Ulangan Harian

Jumlah Siswa
35
27
26
6
19
90
113

Jumlah Siswa
70
14
16
5
8
94
113

Rentang Nilai
96-100
91-95
86-90
81-85
75-80
Rerata Nilai
Total Siswa

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

16

Pencapaian siswa pada Ulangan Harian dengan rentang nilai 96-100 naik dua kali lipat
menjadi 70 siswa dari sebelumnya saat kuis, nilai tersebut, hanya dapat dicapai oleh 35
siswa. Kenaikan ini berasal dari sebagian siswa yang pada saat kuis mencapai rentang
nilai dibawahnya yaitu 91-95, 86-90, dan 75-80.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, ada banyak peningkatan pemahaman konsep pada
materi Substansi Genetika oleh siswa dengan dilakukannya kuis tersebut, dimana kuis
tersebut menggunakan teknologi multimedia. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan
teknologi multimedia dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran biologi untuk siswa
kelas XII IPA SMA Al-Izhar Pondok Labu.
F. Pernyataan dari Siswa Kelas XII IPA
Dengan kuis atau ulangan harian online caranya mudah dan menyenangkan, lebih menghemat
waktu dan kuis Who Wants to be a Millionaire sangat menyenangkan membuat belajar

menjadi seru dan tidak melelahkan. Video yang ditampilkan juga membuat saya lebih
mengerti daripada hanya dijelaskan saja. -Ashrini Kaninta, Kelas A
Beliau satu-satunya guru yang membuat kuis dalam bentuk Who Wants to be a
Millionaire, beliau membuat online quiz, dan terkadang jika pertemuannya kurang, beliau
juga membuat ulangan secara online. Kemudian dengan multimedia, pelajaran Biologi
menjadi makin seru dan semangat karena tidak membosankan. N. Ayu Nazhira, Kelas B
Pembelajaran multimedia dapat membantu saya yang bergaya visual. Melalui tampilan
visual dari media ini, pelajaran Biologi lebih membekas di otak saya dibandingkan membaca
buku. Kuis Who Wants to be a Millionaire keren banget karena kita belajar kerjasama. It was
memorable-in-inventive way in learning deh. Vandana Mernisi, Kelas B
Kuis yang dilakukan secara online cukup efektif dan sangat membantu siswa dari segi
pengetahuan dan nilai. Dhanika Arif Martifauzi, Kelas C

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

17

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Teknologi multimedia, sebagai alat bantu guru, mengefektifkan pembelajaran
Biologi siswa kelas XII IPA SMA Al-Izhar Pondok Labu ditinjau dari segi hasil
belajar.
2. Dengan modifikasi dan penggunaan yang tepat, teknologi multimedia dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar Biologi siswa kelas XII IPA
SMA Al-Izhar Pondok Labu.
3. Ada banyak teknologi multimedia yang dapat digunakan untuk efektivitas
pembelajaran Biologi, di antaranya adalah penggunaan:
a. Microsoft PowerPoint, untuk keperluan presentasi baik guru dan siswa.
b. Aplikasi Web 2.0 seperti Moodle Learning Management System, Edmodo,
dan Prezi.
c. Video, sebagai alat audio dan visual yang membantu pemahaman siswa.
d. Kuis Who Wants to be a Millionaire yang telah dimodifikasi sesuai
kebutuhan untuk pembelajaran Biologi di kelas.

B. Saran
Kepada guru-guru rekan sejawat penulis:
1. Guru-guru rekan sejawat penulis dapat dengan bebas menggunakan dan
mengembangkan kembali teknologi multimedia yang penulis gunakan sesuai dengan
kebutuhan dan situasi serta kondisi sekolah rekan masing-masing.
2. Mengembangkan keterampilan dan kreativitas berkaitan teknologi yang telah
dikuasai guru-guru rekan sejawat sehingga dapat digunakan dalam proses
pembelajaran sehingga menyenangkan dan bermakna.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

18

3. Menggunakan teknologi lain yang kiranya dapat digunakan untuk kepentingan


pembelajaran seperti Skype untuk pembelajaran lintas sekolah lintas negara, Google
Drive dan aplikasi yang lain.

Kepada sekolah:
1. Sesuai dengan kemampuannya, berupaya meningkatkan fasilitas dan sarana yang
berkaitan dengan pembelajaran multimedia, terutama koneksi Internet sehingga guru
dan murid dapat mengakses informasi yang berkaitan dengan pembelajaran dan
mengunduh aplikasi multimedia yang dibutuhkan guru.
2. Memberikan apresiasi kepada guru-guru yang memiliki inisiatif mengembangkan
pembelajaran kreatif berbasiskan teknologi sehingga guru-guru akan terpacu
menciptakan kondisi kegiatan belajar dan mengajar yang lebih bermakna dan
menyenangkan.

Sebagai contoh nyata,

sekolah penulis

telah

memberikan

penghargaan kepada penulis sebagai Guru Inspiratif pada Bidang Aplikasi IPTEK
dan IT dalam Mengajar dan Menulis (Blogging). Jadi hal tersebut dapat dilakukan
oleh sekolah-sekolah lain.

Kepada pemerintah atau instansi yang terkait:


1. Membangun jaringan Internet dengan kapasistas bandwidth yang lebih besar dengan
biaya langganan yang terjangkau sehingga akses Internet menjadi lancar dan cepat.
Karena dalam pembelajaran yang interaktif dibutuhkan akses Internet yang lancar
dan cepat.
2. Mengadakan pelatihan kepada guru-guru yang belum menguasai teknologi
multimedia dengan para fasilitator para guru yang telah menguasai dan
menggunakan teknologi multimedia dalam pembelajaran di kelasnya sehari-hari
sebagai contoh penerapan yang nyata.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

19

DAFTAR PUSTAKA
Aribowo, I.T. 2012. Keefektifan Penggunaan Multimedia Prezi Pada Pembelajaran Keterampilan
Menulis Bahasa Jerman di SMAN 2 Banguntapan Bantul. (Skripsi), Universitas Negeri
Yogyakarta.
Cochran, J. J. 2000. Who Wants To Be A Millionaire: The Classroom Edition. Online
http://archive.ite.journal.informs.org/Vol1No3/Cochran/Cochran.pdf. Diakses tanggal 6
Agustus 2012
Dharma, A. 2005. Peran Sains & Teknologi dlm Percepatan Pembangunan (Materi Kuliah Urban &
Lingkungan). Fakultas Teknik Sipul dan Perencanaan. Universitas Gunadarma.
Deavor, James P. 2001. Who Wants to Be a (Chemical) Millionaire? Journal of Chemistry
Education 78 (4), p 467.
Hudson, J.N dan Bristow, D.R. 2005. Formative Assessment can be Fun as Well as Educational.
Adv Physiol Educ 30: 3337.
Kolengsusu, H. 2013. Panduan Edmodo Bagi Student. Materi Pelatihan E-learning Bagi Dosen dan
Mahasiswa Unversitas Darussalam Ambon.
Miftahudin. 2011. Perancangan Aplikasi Multimedia Pengenalan Profil IPSI Merpati Putih
(Skripsi). STMIK Amikom, Yogyakarta.
Mulatsih, N.S. 2012. Meningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penggunaan Media Video Bagi Siswa
Kelas V di SD Negeri Kalinegoro 6 Mertoyudan Magelang Jawa Tengah Tahun Ajaran
2011/2012 (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.
Nafiati, DA. 2011. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Melalui Penggunaan Multimedia.
Jurnal Universitas Pancasakti Tegal. Volume 6 No 10.
Rachmat, A. dan Roswanto, A. 2005. Pengantar Multimedia. Universitas Kristen Duta Wacana.
http://lecturer.ukdw.ac.id/anton/v2/multimedia.php?id=1
Rohmana, O.P. 2012. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Mengenal Produk Hasil
Pengawetan Bahan Hewani yang Diasinkan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Kalibawang (Skripsi), Universitas Negeri Yogyakarta.
Suratman, D. 2009. Pemanfaatan MS PowerPoint dalam Pembelajaran. Jurnal Cakrawala
Kependidikan Volume 7 No 1.
Surjono, H. 2009. Membangun E-Learning dengan Moodle. Politeknik ATMI Surakarta.
Turner, I. J. 2008. Who wants to be a Biologist? An Excellent Quiz Tool for Students.
Biological Sciences Research Group, Faculty of Education, Health and Science, University
of Derby.
Yustim, B. 2010. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Penerapan Konsep Web 2.0.

Hari Prasetyo, SMA Al-Izhar Pondok Labu

20

Anda mungkin juga menyukai