Pembimbing:
dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, SpKJ, MPH
Disusun oleh:
Disca Ariella Rucita
108103000042
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam marilah
senantiasa kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Kami ucapkan terima kasih kepada para pengajar, fasilitator, dan narasumber
Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO), terutama dr. Adhi Wibowo Nurhidayat,
SpKJ, MPH selaku pembimbing kami.
Kami sadari Presentasi Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
saran
yang
membangun
dari
semua
pihak
sangat
saya
harapkan
demi
kesempurnaannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi saya yang sedang menempuh pendidikan kedokteran.
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka bila kamu telah
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al Insyirah:6-7)
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....
Daftar Isi .
Ilustrasi Kasus ....
ILUSTRASI KASUS
3
2
3
4
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. D
Umur
: 42 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Palembang
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Status Perkawinan
: Menikah
Alamat
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang ke Program Rumatan Metadon untuk melepaskan diri dari
ketergantungan penggunaan putau.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Program Rumatan Metadon untuk melepaskan diri dari
ketergantungan penggunaan putau. Keluhan wakas ringan, nyeri diseluruh badan, rasa
mengantuk, cemas, rasa senang berlebihan disangkal oleh pasien.
Pasien ke RSKO untuk melanjutkan terapi metadon yang dijalankan sebelumnya
oleh pasien di Bogor. Pasien pindah ke RSKO karena memiliki masalah dengan
kepala puskesmas tempat dia terapi metadon di Bogor dengan alasan pasien dituduh
menggunakan putau kembali. Tetapi pasien tidak merasa memakai putau kembali
sehingga pasien memutuskan untuk berobat di Jakarta dan tinggal bersama suami
serta kedua anaknya.
Awalnya, pada tahun 1987, pasien sedang pendidikan SMA. Saat itu, pasien mulai
mencoba rokok dengan alasan pergaulan sehingga tidak tentu jumlah konsumsi rokok
yang di hisap.
Pada tahun 1990, saat pasien memulai pendidikan di perkuliahan pasien mulai
menggunakan ganja dengan alasan pergaulan mengikuti teman-teman pasien. Dan
menghisap ganja 2-3 linting bersamaan jika sedang kumpul.
4
Pada tahun 1998, pasien sudah lulus kuliah, sudah mendapatka pekerjaan dan
tinggal bersama adik pasien di bogor karena ibu pasien pindah ke kampung halaman
di palembang. Ketika pasien sedang ada masalah di pekerjaannya, adik pasien
menawarkan putau kepada pasien. Saat itulah pasien pertama kali menggunakan
putau. Awalnya pasien tidak mengetahui kalau itu putau adalah narkoba. Pasien juga
tidak tahu kalau adiknya selama ini menggunakan putau. Sehingga jika ada masalah
pasien meminta adiknya untuk membelikan putau dan menggunakannya dengan cara
inhalasi dengan dosis gau. Suatu hari pernah pasien merasakan badannya sakit
diseluruh tubuh dan bercerita kepada teman sekantornya, dari situ pasien tahu kalau
dia mengalami sakau ringan. Dan semenjak itu, pasien rutin mengguanakan putau
bersama adik serta pacar adiknya.
Pada tahun 1999, pasien menikah dengan seorang laki-laki dan dikarunia 2 anak
kembar perempuan. Dan pasien menggunakan putau tetapi saat itu suami pasien sudah
tahu keadaan pasien.
Pada tahun 2000, pasien menggunakan putau setiap hari 2-3 kali dengan dosis
gau dengan cara di injeksi, bertukar jarum dengan adik dan pacar adik pasien dirumah
pasien. Saat itu, pasien berhenti bekerja dan menggunakan putau jika tidak ada suami
pasien. Selain putau, pasien juga menggunakan ganja sesekali 1-2 linting dan
megadon 1-2 tablet setelah beberapa jam menggunakan putau.
Pada tahun 2002, pasien dengan suami pisah tempat tinggal, pasien di Bogor
sedangkan suami di Jakarta tinggal bersama orang tua. Pasien membawa anak
tertuanya ikut ke Jakarta. Dan anak kedua tinggal bersama pasien. Pasien diajukan
cerai oleh suami. Saat itu pasien tidak ingin pisah dengan suami. Sehingga pasien
memutuskan melakukan rehabilitasi di daerah Bekasi selama 1 bulan. Ketika keluar
dari panti rehab pasien hanya bertahan 1 bulan tidak menggunakan putau.
Pada tahun 2006, pasien melihat adiknya meninggal karena TB dan HIV dan
sepupuhnya meninggal karena HIV akibat pemakaian narkoba. Sehingga pasien
memutuskan mencoba melakukan pasang badan dengan tramadol 6-8 tablet sehari
selama 2 tahun. Tetapi pasien tidak mau mencoba putau kembali.
Pada tahun 2008, pasien memutuskan untuk menggunakan terapi metadon di
puskesmas Bogor. Awal pasien menggunakan metadon dengan dosis 20 mg sehari
sehingga dinaikan sampai akhirnya menjadi 80 mg sehari. Ketika pasien ada masalah
dengan
kepala
puskesmas,
pasien
meminta
suaminya
untuk
membatunya
Jenis Zat
Opioid
Ganja
Hipnotik
-
15 tahun
Hisap
penggunaan
IV
3. Frekuensi gram 2-3 linting
1 bks/hari
3-5
pemakaian 2-3x/hari
/hari
dan kuantitas
4. Pemakaian 1 Tidak ada Tidak ada
tahun
batang /hari
terakhir
5. Pemakaian 1 Tidak ada Tidak ada
bulan
6.
3-5
batang /hari
terakhir
Pemakaian
2006
2006
yang terakhir
7.
Alasan
Coba- Coba-coba
pemakaian
Hari ini
Coba-coba
coba
pertama kali
STRESSOR PSIKOSOSIAL
Masalah dengan:
1. Orangtua
: tidak ada.
3. Teman
: tidak ada.
4. Pekerjaan
: ada.
5. Keuangan
: tidak ada.
6. pernikahan
: tidak ada.
RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Adik pertama pasien lakilaki telah meninggal karena TB dan HIV. Ayah pasien sudah meninggal sejak pasien
sd. Ibu pasien tinggal di Palembang bersama kedua adik pasien yang terakhir.
KEADAAN FISIK
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
: 80 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu
: 36,7oC
Status Gizi
: Kesan normal
Kulit
Kepala
Rambut
Mata
THT
hiperemis, T1-T1
Gigi dan mulut
Leher
Jantung
Paru
Ekstremitas
Status Lokalis
Penampilan
Kesadaran
: compos mentis
Mood
: eutim
Afek
: serasi
Keserasian
Fungsi Intelektual
Orientasi
o tempat : baik
o waktu : baik
o orang : baik
Daya ingat
o segera
: baik
o jangka pendek
: baik
o jangka menengah
: baik
o jangka panjang
: baik
Pikiran abstrak
: baik
Bakat kreatif
: baik
Gangguan persepsi
Pikiran
: baik
: tidak ada
: koheren
Isi pikir
: baik
Pengendalian impuls
Daya nilai
: Baik
: baik
Penilaian realita
: baik
Tilikan
: tilikan derajat VI
HASIL
CD4
PEMERIKSAAN
: 178 sel/ul
RADIO-DIAGNOSTIK
dan
ELEKTRO-
DIAGNOSTIK
Tidak dilakukan.
RIWAYAT PERAWATAN / PENGOBATAN / REHABILITASI SEBELUMNYA
Ada selama 1 bulan di panti rehab Bekasi
RESUME
10
FORMULA DIAGNOSIS
Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala akibat
kecelakaan. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kondisi medis umum yang
mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik dapat
disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis, pasien rutin menggunakan putau dengan cara dihirup
sejak tahun 1998 dan dengan cara diinjeksi sejak tahun 2000. Awalnya, pasien
menggunakan putau pake 200 ribu 2-3 kali per hari dan terakhir menggunakan putau
sebanyak setengah gram, 2-3 kali per hari. Bila pasien menghentikan penggunaan
putau akan merasa sakaw sehingga pasien terus menggunakan putau. Hal ini
menunjukan pasien memiliki ketergantungan terhadap opioid.1
Diagnosis Aksis II
Tidak ada. Belum dapat ditentukan karena keterbatasan waktu dan pertemuan
dengan pasien hanya singkat.
11
Axis III:
o B20.0 Penyakit HIV
o A00-B99 Hepatitis C
DAFTAR MASALAH
Organobiologis
: HIV positif
Psikologi
: tidak ada
12
: tidak ada
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad malam
Quo ad functionam
: dubia ad malam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
Dosis awal
: Metadone 1 x 20 mg
ANJURAN PEMERIKSAAN
13