Anda di halaman 1dari 10

Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF)

Oleh: Nabila Agnasia Desmara / 1206202085

Abstrak
Vascular Endothelial Growth Factor merupakan protein mitogen yang berperan dalam proses
Angiogenesis yang dimana merupakan proses pembentukan pembuluh darah baru dari yang
sudah ada. VEGF yang pertama kali ditemukan oleh senger yaitu jenis VEGF-A, atau lebih dikenal
VEGF, dan hingga saat ini ditemukan enam buah jenis lainnya dimana empatnya dapat ditemukan
pada manusia. VEGF bersama dengan reseptor nya yaitu VEGFR membentuk suatu kompleks
dimana dapat membantu proses angiogenesis pada tahap migrasi, proliferasi, dan survival. Akan
tetapi, kelebihan ekspresi dari VEGF dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah pada retina
mata serta beberapa bagian lain dari tubuh. Selain itu juga kelebihan VEGF dapat memicu lebih
cepatnya menyebarnya tumor dari pembuluh darah yang dibentu. Oleh karena itu, selain
digunakan sebagai obat untuk penyakit kelainan pembuluh darah namun juga dikembangkan obat
anti-VEGF untuk pengidap tumor dan kanker untuk mengurangi laju penyebaran sel tumor
tersebut.
Kata Kunci : VEGF, angiogenesis, pembuluh darah, VEGFR, tumor

Vascular endothelial growth factor (VEGF) atau yang juga dikenal sebagai Vascular
Permeability Factor adalah mitogen potensial dalam vasculogenesis dan angiogenesis dengan
spesifitas unik untuk sel endothelial. VEGF merupakan bagian dari keluarga faktor pertumbuhan.
Fungsi utama dari VEGF adalah untuk pembentukan pembuluh darah baru selama perkembangan
embrionik, pembuluh darah setelah kecelakaan, otot saat melakukan latihan fisik dan pembuluh
darah baru untuk menjadi jalan baru dari pembuluh darah yang tertutup sebelumnya. VEGF juga
banyak digunakan untuk berbagai jenis tumor dan kontribusinya untuk tumor angiogenesis sudah
dikenali banyak orang. Selain sel endothelial, VEGF dan penerima VEGF juga berguna untuk
berbagai sel non-endothelial termasuk sel tumor. Ketika VEGF terlalu banyak dikeluarkan, maka
dapat menyebabkan penyakit yaitu cepat tersebarnya sel kanker dari pembuluh darah yang
dibentuk dengan bantuan VEGF. Berikut akan dijelaskan mengenai struktur, klasifikasi, serta fungsi
dari VEGF:

A. Struktur dan Identifikasi VEGF


Pada tahun 1983, Senger mendeskripsikan pemurnian sebagian dari medium yang
dikondisikan dari sel tumor babi yang dapat mengurangi kerusakan pada pembuluh darah di kulit
dan dinamakan sebagai tumor vascular permeability factor (VPF). Sanger mengatakan bahwa VPF
dapat menjadi mediator yang mempunyai daya serap tinggi pada tumor pembuluh darah.
Kemudian pada tahun 1989, Ferrara dan Henzel melaporkan isolasi dari sel mitogen endothelial
spesifik yang dapat berdifusi yang mereka namai sebagai vascular endothelial growth factor untuk
mencerminkan kespesifikasian dari target sel molekul ini. Selama tahun 1996 hingga 1997,
Christinger dan De Vos menemukan struktur kristal dari VEGF pada resolusi 2.5 dan kemudian
ditemukan pula pada resolusi 1.9 . Berikut merupakan gambar struktur dari VEGF

Gambar 1. Struktur kompleks VEGF/Reseptor VEGF (Sumber : Ferrara N. 2004)

Pada gambar diatas merupakan gambar stuktur dari dimerisasi kompleks VEGF/VEGF reseptor
yang diobservasi dengan kristalografi X-ray. Dua monomer dari VEGF yaitu pita berwarna biru dan
kuning terlihat mengikat pada 2 buah reseptor VEGFR1 yakni pita yang berwarna hijau.

B. Klasifikasi VEGF
VEGF merupakan anggota keluarga dari 7 buah protein yang terkait secara struktur yang
mengatur pertumbuhan dan perbedaan dari sistem multi komponen dari pembuluh khususnya
pembuluh darah dan limpa. VEGF dapat menjadi protein dengan dikodekan oleh gen tujuh ekson
yang berada pada kromosom 6. Dilansir dari NCBI GenBank, berikut merupakan kode gen dari
VEGF
1 ggccgcgaga agcggcggcg gggaggagga gcgggcgaga cgcggcaggg
agcggcggcg
61 gcggcggctt gtcggcttgt cggatcgcgg cgggccccgc tccgaggcgt
gcgccggcaa
121 ccatgaactt tctgctcact tggatccact gggggctggc ggcgctgctc tatctgcaga
181 gcgcggagtt gtcgaaggct gctccggccc tgggggatgg ggagcggaag
cccaatgaag
241 ttatcaaatt cctggaagtc tacgaacgca gcttctgcag gacaattgag accctggtgg
301 acattttcca ggagtaccct gatgaggtgg agtacatatt caggccatcc tgtgtgcctc
361 tgatgagatg tgcgggttgc tgcggcgatg agggcctaga atgtgtccct gtggatgtgt
421 acaacgtcac gatggagatc gcaagaatta aaccccatca gagtcagcac
atagcgcaca
481 tgagcttctt acagcacagt aaatgtgact gcagaccaaa gaaagatgtc
aaaaataagc
541 aagaaaaaaa atcaaagcga ggaaagggga agggtcaaaa gagaaagcgc
aagaaaggnc
601 ggtacaaacc acccagcttt cactgtgagc cttgctcaga gaggagaaag
cacttgtttg
661 tacaagatcc ccagacctgt aaatgttcct gcaaattcac agactcacgt tgcaagtcga
721 ggcagcttga gttaaacgag cgcacttgca gatgtgaaaa accgagacgg
tgagcagcgg
781 aaaagaaggg ggaacagccc tgtttctgga gcctgatttc tcgcctggac
agaaaaatac
841 aaaacaaaac actaatccaa atgaacccta aaaatgaagg atcggtagag
cacagcactt
901 tcagtacgga cgatggactc cggaaggaac attccccaag gcacccgccg cacagg

Sampai saat ini terdapat 7 jenis dari VEGF yakni VEGF-A, VEGF-B, VEGF-C, VEGF-D, VEGF-E,
PlGF (placenta growth factor), dan svVEGF (snake venom VEGF), namun hanya 5 dari jenis itu
yang terdapat pada manuia. Semua jenis memiliki kesamaan domain homoogi dari VEGF karena
proses alternative splicing dan proses proteolitik memberikan perbedaan fungsi diantara berbagai
varian baik dalam pembentukan pembuluh darah maupun limfa dan homeostasis. Fungsi
molekular dan biologis dari 5 jenis VEGF yang ada manusia telah diketahui dan akan dibahas
sebagai berikut:
a. VEGF-A
Secara struktural, VEGF termasuk pada keluarga superene dari VEGF/PDGF. Diantara
produk dari keluarga ini terdapat delapan residu cysteine yang diawetkan dalam beberapa
posisi. VEGF-A memiliki ukuran 34 hingga 42-kDA, dimeric, dan memiliki ikatan disulfide
glikoprotein. Pada jaringan yang normal, jumlah paling banyak ditemukannya VEGF-A mRNA
yakni pada paru-paru, ginjal, hari dan kelenjar adrenal orang dewasa. Jumlah yang lebih
sedikit namun masih dapat dideteksi VEGF-A dapat ditemui pada lambung, limpa kecil, dan
kelejar lambung.
VEGF-A memiliki paling tidak 7 buah isoform homodimerik. Monomer-monomernya
mengandung 121, 145, 148, 165, 183, 189, dan 206 asam amino. Gen VEGF-A memiliki 8
ekson yang menjadi tempat pertumbuhan dari tujuh isoform 121, 145, 148, 165, 183, 189, dan
206 asam amino saat splicing terjadi. Asam amino terkodekan oleh ekson 1 hingga 5 dan 8
diawetkan dalam semua isoform kecuali VEGF-A148 dimana splicing terjadi pada ekson 6 dan 7
yang mengkode dua domain ikatan heparin yang nyata. Berikut merupakan gambar
perbandingan struktur dari isoform VEGF-A

Gambar 2. Perbandingan Isoform VEGF-A (Sumber: Tammela, T. dkk. 2004)

VEGF-A121 atau VEGF121 memiliki sedikit perbedaan dibandingkan jenis VEGF-A lainnya
karena VEGF121 adalah satu-satunya jenis VEGF yang tidak dapat mengikat heparin dan
akan menganggu proses penempelan VEGF121 pada reseptornya. VEGF121 yang memiliki
berat sekitar 28.4 kDa digunakan untuk penyembuhan penyakit kelainan jantung. Berdasarkan
NCBI GenBank, gen VEGF121 memiliki kode asam amino sebagai berikut
1 gtgcgggggc tgctgtaatg acgaaagtct ggagtgtgtg cccactgagg a
gtccaacat
61 caccatgcag attatgcgga tcaaacctca ccaaagccag cacataggag a
gatgagttt
3

121 cctacagcat aacaaatgtg aatgcagacc aaagaaagat aaagcaaggc a


agaaaaatg
181 tgacaagccg aggcggtgag ccgggctgga ggaaggagcc tccctcaggg t
ttcgggaac
241 cagacgtctc accaggaaag actgacacag aacgacccat agccgccgcc ac
cac
b. VEGF-B
VEGF-B ditemukan pada tahun 1995 pada miokardiom, otot tengkorak, dan pankreas.
Pada jaringan embrional tikus, ekspresi tinggi terlihat pada hati, lemak, otot dan tulang
belakang yang sedang berkembang. Gen VEGF-B terkomposisi dari tujuh ekson. Ekson 3 dan
4 digunakan untuk mengkode residu cysteine yang tidak bervariasi. Splicing alternative dari
exon 6 menghasilkan dua isoform dari VEGF-B yaitu VEGF-B 167 dengan ukuran 21 kDa dan
VEGF-B186 dengan ukuran 32 kDa. Baik VEGF-B167 maupun VEGF-B186 keduanya diproduksi
sebagai homodimer berikatan disulfide dan dan menghasilkan heterodimer berikatan disulfide
dengan VEGF-A. Karena tidak adanya heparin, heterodimer VEGF-B 167 dan VEGF-A167 dapat
menjadi penentu keluarnya heterodimer dari permukaan sel sehingga dapat mengkontrol
bioavailability dari VEGF-A. Berikut gambar perbandingan VEGF-B167 dengan VEGF-B186

Gambar 3. Perbandingan Isoform VEGF-B (Sumber: Tammela, T. dkk. 2004)

c. VEGF-C

Sudah diketahui bahwa VEGF-A dan VEGF-B isoform terbentuk melalui splicing
alternative, berbeda dari segi bentuk dengan VEGF-C dan VEGF-D yang merupakan hasil dari
proses proteolitik. VEGF-C diproduksi sebagai protein precursor dimana diaktivasi oleh sekresi
intraselular furin konvertase proprotein.VEGF-C pada jaringan tubuh orang dewasa ditemukan
paling banyak pada hati, plasenta, ovarium, usus halus, dan kelenjar tiroid, sedangkan pada
jaringan embrional ditemukan pada pembuluh limpa. Gen VEGF-C memiliki rentang lebih
besar 40kb daripada DNA dan mengandung tujuh ekson. Domain homologi VEGF adalah
VEGF-V dikodekan oleh ekson 3 dan 4, dan ekson 5 dan 7 mengkode motif yang mengandung
banyak cysteine. VEGF-C disekresi sebagai homodimer berikatan disulfide yang diproses
secara proteolitikal dari precursor polipeptida dan hasil sekresi mengandun domain C-terminal.
VEGF-C yang sudah diproses penuh merupakan dimer nonkovalen
d. VEGF-D
Seperti VEGF-C, VEGF-D manusia diproses pada bagian N terminal dan C terminal
dimana bentuk dewasanya akan merekat dan mengaktivasi VEGFR-2 dan VEGFR-3 sehingga
dapat bersifat mitogen untuk EC dan angiogenik seta limfangiogenik in vivo. VEGF-D
ditemukan pada jaringan tubuh orang dewasa terutama paru-paru, jantung, otot rangka, kolon,
dan usus halus. Pada jaringan embrional banyak ditemukan pada paru-paru. Gen manusia dari
VEGF-D terletak pada kromosom Xp22.31. cDNA manusia mengkode protein dari 354 asam
amino. Bersama dengan VEGF-C, VEGF-D merupakan subfamily dari VEGF dengan
kesamaan yang dekat dengan domain homologi VEGF dan domains N panjang dan C
terminal. VEF-D disintesis sebagai pre-proprotein dimana membutuhkan proses proteolitik
pada kedua bagian N dan C terminal dan bentuknya saat sudah teproses sempurna adalah
dimer non-kovalen. Berikut gambar perbandingan struktur VEGF-C dan VEGF-D

Gambar 4. Perbandingan VEGF-C dan VEGF-D (Sumber: Tammela, T. dkk. 2004)

e. PlGF
PlGF lebih banyak diekspresikan pada plasenta, hati, dan paru-paru. Homodimer PlGF
berikatan dengan VEGFR-1 dan Nrp-1 sedangkan heterodimerisasi daari PlGF dengan VEGF
dapat juga terjadi. Aktivasi dari VEGFR-1 baik dengan PlGF atau VEGF dipicu dengan profil
ekpresi gen yang berbeda dan residu tirosin dalam tirosin kinase domain VEGFR-1 dimana
penggabungan dari faktor ini memicu VEGF untuk melakukan angiogenesis. Hal ini mungkin
disebabkan karena faktanya PlGF.VEGF heterodimer berikatan dengan VEGFR-2 dan juga
heterodimer VEGFR-1/VEGFR-2 in vitro.
Dari penjelasan diatas, dapat dibuat suatu ringkasan perbandingan 5 jenis VEGF yang terdapat
pada manusia sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan 5 jenis VEGF pada manusia (Sumber: Tammela, T. dkk. 2004)

C. Reseptor VEGF (VEGF-R)


Dari semua ligan VEGF yang diketahui, mereka akan membuat suatu pola tumpang-tindih
dengan tiga buah receptor tyrosine kinase (RTK) yang disebut sebagai VEGF Reseptor. Receptor
tyrosine kinase sendiri adalah reseptor faktor pertumbuhan transmembrane tunggal dengan suatu
enzim intraselular (tirosin kinase) yang diaktivasi dengan ikatan bersama faktor pertumbuhan
sehingga menghasilkan perpindahan gugus fosfat dalam residu tirosin. Terdapat tiga buah jenis
reseptor dari VEGF yakni VEGFR1, VEGFR2, dan VEGFR3 dimana gugus ketiga reseptor dan
VEGF juga dapat berikatan dengan co-reseptor seperti heparin sulphate proteoglycan (HSPG) dan
neuropilin khusus pada kasus dimana ikatan VEGF/VEGFR tersebut tidak memiliki gugus fungsi
untuk melakukan proses katalitik, VEGFR dilengkapi dengan sekitar 750 asam amino residu
ekstraselular yang terorganisasi dalam tujuh buah lipatan immunoglobulin (Ig). Berikut tabel
penjelasan umum struktur ketiga jenis VEGFR dan akan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai
masing-masing jenis dari VEGR :
Tabel 2. Perbandingan struktural ketiga jenis reseptor VEGF (Sumber: Tammela, T.
dkk. 2004)

a. VEGFR-1
VEGFR-1 atau disebut sebagai Flt-1 dikompsisi dari tujuh buah immunoglobulin
ekstraselular homolog, satu bagian transmembran, dan suatu domain intraselular tirosin kinase
yang diganggu dengan suatu domain pemasukan kinase. VEGFR-1 akan berikatan dengan
VEGF, VEGF-B, dan PlGF denan afinitas yang tinggi. VEGFR-1 sendiri mentransmisikan
hanya sinyal mitogen yang lemah saja dalam EC namun mereka dapat berheterdimerisasi
dengan VEGFR-2 membentuk komplek dengan sifat penangkapan sinyal yang lebih kuat
dibandingkan dari homodimer VEGFR-1 dan VEGFR-2. VEGFR-1 diekspresikan dalam EC
dan juga osteoblast, mackrofag, tropoblas placenta, dan beberapa jaringan hematopoietic.
Ekspresi VEGFR-1 diregulasi selama angiogenesis dan juga dengan hypoxia tidak seperti
pada VEGFR-2 dan VEGFR-3. Hypocia menyebabkan stabilisasi dari hypoxia-inducible factors
(HIF) yang berikatan dengan elemen promoter spesifik yang ada pada bagian promoter dari
VEGF-A. Selama proses perkembangan, VEGFR-1 pertama diekspresikan dalam angioblas
dan endotelium walaupun kurang kuat dibandingkan VEGFR-2, ekspresi VEGF-1 berkurang
selama pekembangan embrionik lanjut.
b. VEGFR-2
Struktur keseluruhan VEGFR-2 (Flk-1 atau kinase-insert domain reseptor, KDR/fetal liver
kinase) hampir mirip dengan VEGFR-1 seperti yang dijelaskan pada tabel blabla. VEGFR-2
berikatan dengan VEGF, VEGF-C, dan VEGF-D. walaupun ikatan afinitas dari VEGF terhadap
VEGFR-2 lebih rendah dibandingkan pada VEGF-1, pengaktifan selektif VEFR-1 dan VEGFR2 menunjukan bahwa VEGFR-2 merupakan reseptor primer yang mentransmisikan sinyal
VEGF dalam sel endothelial. Ekspresi dari VEGFR-2 sudah autoregulated dengan kehadiran
VEGF, VEGF-C, dan VEGD-D. Selain pada EC VEGFR-2 dapat ditemukan pada sel syaraf,
osteoblat, sel saluran pankreas, sel retina, dan sel hematopoetik. Selama perkembangan,
VEF-2 diekspresikan oleh endoderm primitive, angioblas embrionik, serta pembuluh darah
angiogenik. Pada VEGFR-2 juga di regulasi selama hypoxia namun fungsi dari HIF berbeda
dalam regulasi ini perlu dikaji lebih lanjut.
c. VEGFR-3
VEGFR-3 (fms-like tyrosine kinase 4, Flt4) hanya memiliki enam buah homolog
Immunoglobin dengan homologi ke lima Immunoglobin tersebut hilang saat biosintesis dan
menghasilkan rantai polipeptida tetap berikatan melalui ikatan disulfide. Pada manusia,
alternative splicing dari gen VEGFR-3 menghasilkan dua isoform dari VEGFR-3 yang akan
berbeda pada bagian C-terminal. VEGFR-3 berikatan dengan VEGF-C dan VEGF-D. VEGFR3 ditemukan pada semua endothelia selama perkembangan namun dalam orang dewasa
hanya ditemukan pada EC limfatik dan beberapa pembuluh darah EC. VEGFR-3 diregulasi
saat keadaan EC pembuluh darah mengalami kerusakan seperti tumor vascular. Eskpresi
VEGFR juga dipengaruhi oleh keadaan hypoxic dimana kontribusi hypoxia untuk regulasi
VEGFR-3 maih belum jelas secara in vivo.
Dari semua jenis VEGF dan VEGFR yang sudah dijelaskan diatas, semua jenis VEGF dapat
digambarkan sebagai satu gambar penuh dimana VEGF, VEGF-B, dan PlGF akan berikatan
dengan reseptor VEGFR-1 sedangkan VEGF-C dan VEGF-D berikatan dengan reseptor VEGFR-2
untuk endothelium pembuluh darah. Untuk endothelium limfatik, VEGF-C dan VEGF-D akan
6

berikatan dengan reseptor VEGFR-3 untuk mengatasi limfangiogenesis. Berikut gambar


penjelasan mengenai jenis VEGF serta reseptor dan tempat menempelnya

Gambar 5. Kompleks VEGF/VEGFR serta pembuluh darahnya (Sumber:


Tammela, T. dkk. 2004)

Apabila kompleks VEGF/VEGFR tersebut menggunakan co-reseptor yaitu HSPG dan neuropilin,
maka bentuk gugus dari VEGF/VEGFR dengan co-reseptor digambarkan sebagai berikut:

Gambar 6. Interaksi kompleks VEGF/VEGFR dengan HSPG dan Neuropilin (Sumber:

Olsson, A.K. dkk. 2006)


D. Fungsi VEGF
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa VEGF secara umum dapat digunakan
untuk Angiogenesis dan pengobatan medis dari beberapa jenis tumor. Apabila ditinjau dari
klasifikasi jenis VEGF itu sendiri dapat diketahui bahwa fungsi dari VEGF berbeda-beda untuk
setiap jenisnya. VEGF-A sebagai jenis VEGF yang paling pertama ditemukan sehingga sudah
banyak diketahui fungsi nya untuk beberapa organ manusia dan biasanya dikenal atau disebut
hanya dengan nama VEGF. Tabel berikut akan menjelaskan fungsi dari masing-masing jenis
VEGF:
7

Tabel 3. Fungsi dari tiap jenis VEGF

Tipe

Fungsi

Angiogenesis
o Migrasi sel endotelial

VEGF-A
o Mitosis sel endotelial
o Pembentukan lumen pembuluh darah
VEGF-B Angiogenesis Embrionik (Jaringan miokardial)
VEGF-C Limfangiogenesis
VEGF-D Pengembangan pembuluh limfatik
Penting untuk Vasculogenesis, dan juga digunakan untuk angiogenesis saat ischemia,
PlGF
inflamasi, penyembuhan luka, dan kanker
Sudah banyak diketahui bahwa peningkatan permeabilitas pembuluh darah akan menjadi penting
untuk angiogenesis dalam tumor dan luka. Menurut dasar itulah fungsi utama dari VEGF adalah
untuk induksi kebocoran plasma protein sehingga menghasilkan pembentukan gel fibrin
ektrasvaskular. Fibrin gel berperan sebagai substansi untuk pertumbuhan endotelial dan sel tumor.
VEGF meningkatkan permeabilitas dengan menginduksi pori-pori dalam endotelium. Berikut
merupakan pathway dari proses VEGF dalam memicu proses Angiogenesis

Gambar 7. Proses aktivasi VEGF dalam Angiogenesis (Sumber: Rose, L.S. 2002)

Pada gambar diatas, setelah VEGF berikatan dengan reseptornya, VEGFR-2 akan menghasilkan
suatu dimerisasi dan aktivasi pada molekul reseptornya. Aktivasi dari molkul reseptor tersebut
8

menginisiasi aktivitas selular yang akan menyebabkan pre lain dalam Angiogenesis seperti
proliferasi, migrasi, dan juga penurunan sel endotelial
Selain digunakan untuk pembentukan pembuluh darah baru, VEGF khususnya VEGF-121 dan
VEGF-165 dilaporkan oleh Nakatsu, M.N, et.al (2000) dapat menaikkan diameter pembuluh darah.
Efek penambahan diameter tersebut bergantung pada konsentrasi dari VEGF-121 dan VEGF-165
yang ditambahkan, namun penambahan diameter yang signifikan hanya terjadi pada VEGF-165.
Setelah dikaji lebih lanjut melalui pengukuran jarak rata-rata internuklear diketahui bahwa
penambahan diameter tersebut disebabkan karena penambahan jumlah volume (hyperplala) dan
bukanlah disebabkan pembesaran ukuran sel (hypertrophy). Dengan fakta tersebut maka VEGF
dapat digunakan selain untuk pembentukan pembuluh darah baru namun juga dapat
memperbesar diameter pembuluh darah yang dihasilkan dan berguna untuk penyakit penyempitan
pembuluh darah seperti stroke dan gagal jantung.
E. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dibuat kesimpulan yaitu:

VEGF merupakan protein yang berfungsi sebagai mitogen dalam vasculogenesis dan
angiogenesis yakni proses pembentukan pembuluh darah baru
VEGF terklasifikasi menjadi 7 buah berdasarkan alternative splicing dimana 5 diantaranya
dapat ditemukan di manusia yakni VEGF-A, VEGF-B, PlGF, VEGF-C, VEGF-D
Untuk dapat aktif, VEGF harus menempel pada suatu reseptor dimana reseptor untuk VEGF
terdapat 3 jenis yakni VEGFR-1 untuk VEGF-A, VEGF-B, dan PlGF; VEGFR-2 untuk VEGF-A,
VEGF-C, VEGF-D; serta VEGFR-3 untuk VEGF-C dan VEGF-D
VEGF seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya berperan dalam proses angiogenesis yaitu
pada proses migrasi, proliferasi, dan survival nya. Setiap jenis VEGF akan memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Pembuluh darah yang dihasilkan oleh VEGF-121 akan memiliki diameter yang
lebih besar dibandingkan pembuluh darah lama. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa VEGF
dapat menjadi obat yang efektif untuk penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah
seperti stroke dan gagal jantung

Daftar Pustaka
Ferrara,N. 2004. Vascular Endothelial Growth Factor: Basic Science and Clinical Progress.
California: The Endocrine Reviews. Vol 25 pp.581-611
Nakatsu, N.M., dkk. 2003. VEGF121 and VEGF165 Regulate Blood Vessel Diameter Through
Vascular Endothelial Growth Factor Receptor 2 in an In Vitro Angiogenesis Model. California:
The United States and Canadian Academy of Pathology, Inc. Vol 83 pp.1873
Olsson, A.K. dkk. 2006. VEGF receptor signaling-in control of vascular function. New York: Nature
Reviews. Vol 7 pp.359-371
Rose, L.S. 2002. Clinical Experience With Angiogenesis Signaling Inhibitors: Focus n Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF) Blockers. Los Angeles: UCLA Jonsson Cancer Center
Rosengart, Todd K, Leonard Y, dkk. 1999. Phase I Assessment of Direct Intramyocardial
Administration of an Adenovirus Vector Expressing VEGF121 cDNA to Individuals With
Clinically Significant Severe Coronary Artery Disease. New York: Lippincott Williams &
Wilkins, Inc.
Roskoski,R. 2007. Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) signaling in tumor progression.
New York: Critical Reviews in Oncology Hematology. Vol 62 pp.1792-213
Senger, D.R. 2009. Vascular Endothelial Growth Factor: Much More than an Angiogenesis Factor.
New York: The American Society for Cell Biology
Stuttfeld, E. dan Hofer, K.B. 2009. Critical Review: Structure and Function of VEGF Receptors.
Villigen: Life. Vol 61 pp. 915-922
9

Takahashi, H. dan Shibuya, M. 2005. The Vacular Endothelial Growth Factor (VEGF)/VEGF
Receptor System and its role under physiological and pathological conditions. Tokyo: Clinical
Science Vol.109 pp.227-24
Tammela, T. dkk. 2004. The Biology of Vascular Endothelial Growth Factors. New York:
Cardiovascular Research. Vol 65 pp.550-563

10

Anda mungkin juga menyukai