Hasil penelitian simpang bersinyal pada ruas Jalan Raya By Pass Mojokerto Jalan Kuwung - Jalan Jaya Negara - Jalan Jogyakarta Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara
III Kota Mojokerto, diperoleh data masukan, penggunaan sinyal, penentuan waktu
sinyal, kapasitas dan perilaku lalu lintas.
4.1 Geometrik Simpang
Dari survey pendahuluan yang telah dilaksanakan didapatkan data geometri
simpang seperti terlihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data hasil analisa geometri simpang.
Kode Pendekatan
Lebar Masuk
Lebar Keluar
(WENTRY)
(WLTOR)
(WEXIT)
Utara
6.00
2.50
8.50
Selatan
8.15
8.15
Timur
4.15
4.15
Barat
4.15
4.15
Barat Laut
3.12
3.12
46
47
Fase 1 : Pendekat Utara (Jalan Raya By Pass Mojokerto) dan Pendekat Selatan
(Jalan Jogyakarta Sidoarjo).
Fase 2 : Pendekat Timur (Jalan Rajasa Negara III), Pendekat Barat (Jalan Jaya
Negara) dan Pendekat Barat Laut (Jalan Kuwung).
Arah pergerakan lalu lintas dapat dilihat pada gambar 4.1.
48
Gambar 4.1. Arah pergerakan lalu lintas kondisi eksisting simpang Jalan Raya By
Pass Mojokerto - Jalan Kuwung - Jalan Jaya Negara - Jalan Jogyakarta
Sidoarjo - Jalan Rajasa Negara III Kota Mojokerto.
Sumber : Hasil survey.
49
C
(det)
Utara
84
Selatan
84
Timur
84
Barat
84
Barat Laut
84
Volume lalu lintas pada hari kerja (Hari Rabu tanggal 4 Juni 2014).
Siang
Kode Pendekat
Smp/jam
Utara
1152.8
Selatan
1483.7
Timur
666.4
Barat
656.4
Barat Laut
304.5
50
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Raya By Pass
Jogyakarta
Sidoarjo
Rajasa
Negara III
Jaya Negara
Kuwung
Grafik 4.1. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas jam puncak pagi
Sumber : Hasil suvey.
Pada survey hari Rabu tanggal 04 Juni 2014 jam puncak pagi, volume lalu lintas
tertinggih terjadi pada lengan Selatan yang merupakan arus lalu lintas yang datang
dari arah Kota Jombang menuju Kota Surabaya.
Tabel 4.4. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas.
Arus Lalulintas (Q)
Jam Puncak
Siang
Kode Pendekat
Smp/jam
Utara
1241.5
Selatan
1432.9
Timur
606.4
Barat
631.0
Barat Laut
314.4
51
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Raya By
Pass
Jogyakarta
Sidoarjo
Rajasa
Negara III
Jaya Negara
Kuwung
Grafik 4.2. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas jam puncak sore
Sumber: Hasil suvey.
Pada survey hari Rabu tanggal 04 Juni 2014 jam puncak sore, volume lalu lintas
tertinggih tetap terjadi pada lengan Selatan. Namun, pada jam puncak sore terjadi
penurunan volume lalu lintas dibandingkan dengan volume lalu lintas di jam puncak
pagi. Peningkatan volume lalu lintas hanya terjadi pada lengan Utara.
b)
Volume lalu lintas pada akhir pekan (Hari Sabtu tanggal 7 Juni 2014).
Siang
Kode Pendekat
Smp/jam
Utara
1172.5
Selatan
1317.9
Timur
632.0
Barat
656.2
Barat Laut
390.2
52
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Raya By Pass
Jogyakarta
Sidoarjo
Rajasa
Negara III
Jaya Negara
Kuwung
Grafik 4.3. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu jam puncak siang
Sumber: Hasil survey.
Pada survey hari Sabtu tanggal 07 Juni 2014 jam puncak siang, volume lalu
lintas tertinggih terjadi pada lengan Selatan yang merupakan arus lalu lintas yang
datang dari arah Kota Jombang.
Tabel 4.6. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas.
Arus Lalulintas (Q)
Jam Puncak
Sore
Kode Pendekat
Smp/jam
Utara
1236.0
Selatan
1333.5
Timur
690.4
Barat
583.6
Barat Laut
339.8
53
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Raya By Pass
Jogyakarta
Sidoarjo
Rajasa
Negara III
Jaya Negara
Kuwung
Grafik 4.4. Rekapitulasi hasil analisa arus lalu lintas jam puncak sore
Sumber: Hasil suvey.
Pada survey hari Sabtu tanggal 07 Juni 2014 jam puncak sore, volume lalu lintas
tertinggih tetap terjadi pada lengan Selatan dan mengalami peningkatan volume lalu
lintas, sehingga volume lalu lintas pada lengan Selatan pada jam puncak sore lebih
tinggih dibandingkan dengan volume lalu lintas pada jam puncak siang. Peningkatan
volume lalu lintas juga terjadi pada lengan Utara dan lengan Timur. Namun, pada
lengan Barat mengalami penurunan volume lalu lintas.
4.4.2 Perhitungan Rasio Kendaraan Untuk Masing-Masing Pendekat
a.
PLT = Total(smp/jam)
54
Contoh perhitungan:
321.3
PRT = Total(smp/jam)
Contoh perhitumgan:
99.8
PUM = QUM
MV
Contoh perhitungan:
11
Merah Semuai = EV
V AV MAX
V EV
Dimana :
LEV, LAV
55
lEV
VEV, VAV = Kecepatan masing-masing kendaraan yang berangkat dan yang datang
(m/det).
Analisa data merah-semua pada pendekat, sebagai berikut:
Pendekat Utara :
Merah semua = [
(13+5)
10
12
10]MAX = 0.6
Pendekat Selatan :
Merah semua = [
(13+5)
10
12
10]MAX = 0.6
Pendekat Timur :
Merah semua = [
(12+5)
10
12
10]MAX = 0.4
Pendekat Barat :
Merah semua = [
(12+5)
10
13
10]MAX = 0.4
(15+5)
10
10
10]MAX = 1.0
Apabila periode merah semua untuk masing-masing akhir fase telah ditetapkan,
waktu hilang (LTI) untuk simpang dapat dihutung sebagai jumlah dari waktu-waktu
antar hijau.
LTI = (Merah Semua+Kuning)i = IGi
IGi = 1 + 1+ 6 = 8 det/fase LTI = 8 det/siklus
56
Tipe Pendekat
Utara
6.00
Selatan
8.15
Timur
4.15
Barat
4.15
Barat Laut
3.12
57
b)
58
komersial serta tipe fase terlawan, maka didapatkan FSR = 0.95 (Lampiran 21,
formulir SIG 4).
c)
Faktor penyesuaian kelandaian (FG) karena persimpangan ini tidak ada tanjakan
atau turunan maka nilainya = 0, sehingga FG dapat ditentukan menggunakan
kurva pada grafik 2.2. sebesar 1,00 (Lampiran 21, formulir SIG 4).
d)
Faktor penyesuaian untuk pengaruh parkir dapat dilihat dari grafik 2.3, dengan
WA = 6.00 maka didapatkn FP = 1.00 (Lampiran 21, formulir SIG 4).
e)
Faktor penyesuaian belok kanan (FRT) dapat ditentukan sebagai fungsi dari
rasio kendaraan belok kanan PRT. Untuk pendekat tipe P, tanpa median, jalan
dua arah, lebar efektif ditentukan oleh lebar masuk. Faktor penyesuaian belok
kanan (FRT) dapat dihitung dengan rumus:
FRT = 1,0 + PRT x 0,26
Faktor penyesuaian belok kiri (FLT), dapat dihiting dengan rumus sebagai
berikut:
FLT = 1,0 - PLT x 0,16
(Lampiran 21, formulir SIG 4).
Karena arus berangkat pada pendekat terlawan (Tipe O) pada umumnya lebih
lambat, maka tidak dipergunakan penyesuaian untuk pengaruh rasio belok kiri.
59
Contoh perhitungan:
S = 3080 x 0.83 x 0.95 x 1.00 x 1.00 x 1.00 x 1.00 = 28.58
(Lampiran 21, formulir SIG 4).
Dari hasil perhitungan faktor penyesuaian, diperoleh nilai rasio arus (FR) dan
nilai rasio fase. Nilai rasio arus (FR) dapat dihitung dengan rumus:
FR =
Q
S
Contoh perhitungan:
851.20
FR = 2428.58 = 0.35
(Lampiran 21, formulir SIG 4).
Beri tanda rasio arus kritis (FRcrit). Rasio arus simpang (IFR) dapat dihitung
dengan menjumlahkan nilai-nilai FR yang dilingkari (FRcrit).
IFR = (FRcrit)
Contoh perhitungan:
IFR = 0.42 + 0.41 = 0.83
(Lampiran 21, formulir SIG 4).
Sedangkan rasio fase (PR) dapat dihitung rumus sebagai berikut:
PR =
FR orit
IFR
Contoh perhitungan:
0.42
PR = 0.83 =0.50
(Lampiran 21, formulir SIG 4).
60
0,5 x LTI+5
IFR
Keterangan:
Cua : Waktu siklus pra penyesuaian sinyal (detik).
LTI : Total waktu hilang per siklus (detik).
IFR : Rasio arus simpang.
Contoh perhitungan:
Cua = (
0,5 x 8+5
I0.83
) =98.82
61
G
c
keterangan:
C
: Kapasitas (smp/jam).
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
46
: C = 2428.58 x 99 = 1121.36
(Lampiran 23, formulir SIG 4).
43
2428.58
: DS = 1243.20 = 0.68
(Lampiran 23, formulir SIG 4).
62
2428.58
46
Perhitungan sesuai kondisi existing: GR= 84 = 0.51(Lampiran 22, formulir SIG 5).
4.7.2 Menghitung Jumlah Kendaraan Antri dan Panjang Antrian
Jumlah antrian dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Untuk DS>0,5:
NQ1 = 0,25 x C x [(DS 1) + (DS 1)2 +
8 x (DS0,5)
C
Untuk DS0,5:
NQ1 = 0
Dimana:
NQ
DS
: Derajat kejenuhan.
GR
: Rasio hijau.
: Kapasitas (smp/jam).
63
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI:
NQ1 = 0,25 x 1121.36 x [(0.76 1) + (0.76 1)2 +
8 x (0.760,5)
C
]= 1.07
8 x (0.680,5)
]= 0.68
DS
: Derajat kejenuhan.
GR
: Rasio Hijau.
Qmasuk : Arus lalu lintas pada tempat masuk diluar LTOR (smp/jam).
Contoh perhitungan:
1 0.46
851.20
360
= 19.36
851.20
360
=14.93
64
Setelah didapatkan nilai NQ1 dan NQ2, maka jumlah kendaraan antri (NQ)
adalah:
NQ= NQ1 + NQ2
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
20
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: QL =30
20
6
= 100
: QL =24
20
6
= 0.70
NQ
Qxc
x 3600
Dimana:
c : Waktu siklus (det).
Q : Arus lalu lintas (smp/jam).
65
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: NS = 0,9 x
20.43
851.20x 99
x 3600 = 0.79
15.51
NQ1 x 3600
C
Dimana:
DT
66
0,5 x (1GR)2
(1GR x DS)
GR : Rasio hijau.
DS
: Derajat kejenuhan.
: Kapasitas (smp/jam).
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: DT = 99 x 0.22 +
1.07 x 3600
1121.36
= 22.47
: DT = 84 x 0.18 +
0.58 x 3600
1243.20
= 17.10
PT
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
67
D simpang =
Contoh perhitungan:
Perhitungan sesuai MKJI
: D simpang =
132041
3848
= 34.32
: D simpang =
234478
3848
= 60.94
68
Kode
Puncak
Pendekat
Siang
Sore
DS
Utara
84
0.68
Selatan
84
Timur
QL
D rata-rata
LOS
79.68
19.92
0.88
116.24
27.87
84
1.02
227.53
130.48
Barat
84
1.03
237.98
143.79
Barat Laut
84
0.00
57.49
2.19
Utara
84
0.74
89.55
21.88
Selatan
84
0.85
107.92
25.69
Timur
84
0.95
146.22
68.52
Barat
84
0.98
16828
83.94
Barat Laut
84
0.00
68.67
2.19
(m)
Tabel 4.9. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang kondisi eksisting pada hari
Sabtu tanggal 7 Juni 2014.
Jam
Kode
Puncak
Pendekat
Siang
DS
Utara
84
0.68
Selatan
84
Timur
QL
D rata-rata
LOS
79
20.06
0.81
96
24.09
84
1.02
207
120.54
Barat
84
1.05
260
165.53
Barat Laut
84
0.00
68
2.19
(m)
69
Sore
Utara
84
0.72
84
21.15
Selatan
84
0.79
94
22.78
Timur
84
0.96
150
71.16
Barat
84
0.93
131
58.78
Barat Laut
84
0.00
62
2.19
Simpang bersinyal By Pass mojokerto kondisi eksisting diatur dengan dua Fase,
waktu siklus 84 detik, waktu hilang 8 detik, didapatkan analisa kinerja pada hari kerja
(Hari Rabu tanggal 04 Juni 2014) kondisi lalu lintas paling jenuh terjadi pada jam
puncak pagi dengan tingkat pelayanan berkisar antara D dan F. Hal tersebut terlihat
pada besarnya nilai tundaan dan panjang antrian pada masing-masing lengan.
Sedangkan analisa kinerja pada akhir pekan (Hari Sabtu tanggal 07 Juni 2014)
kondisi arus lalu lintas paling jenuh terjadi pada jam puncak siang dengan tingkat
pelayanan F.
Dari hasil perhitungan MKJI dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang perhitungan menurut MKJI
pada hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.
Jam
Kode
Puncak
Pendekat
Pagi
Sore
DS
Utara
117
0.71
Selatan
117
Timur
QL
D rata-rata
LOS
109.03
52.21
0.92
167.12
69.58
117
0.91
168.62
84.41
Barat
117
0.92
169.86
87.25
Barat Laut
117
0.00
67,40
2.12
Utara
93
0.78
104.02
27.22
(m)
70
Selatan
93
0.89
128.35
33.56
Timur
93
0.87
123.79
42.28
Barat
93
0.89
133.23
46.06
Barat Laut
93
0.00
60.17
2.05
Tabel 4.11. Rekapitulasi hasil analisa kinerja simpang perhitungan menurut MKJI
pada hari Sabtu tanggal 7 Juni 2014.
Jam
Kode
Puncak
Pendekat
Siang
Sore
DS
Utara
99
0.76
Selatan
99
Timur
QL
D rata-rata
LOS
100
28.72
0.90
128
37.70
99
0.87
132
41.68
Barat
99
0.90
144
46.94
Barat Laut
99
0.00
70
1.95
Utara
77
0.80
88
25.63
Selatan
77
0.87
100
28.76
Timur
77
0.87
108
37.68
Barat
77
0.85
100
34.62
Barat Laut
77
0.00
56
2.04
(m)
Dari hasil perhitungan MKJI didapatkan nilai derajat kejenuhan yang lebih
rendah dari perhitungan kondisi eksisting, dan tundaan rata-rata simpang menurun,
namun pada perhitungan MKJI menghasilkan waktu siklus yang lebih panjang.
Waktu siklus yang panjang mempengaruhi kapasitas pada simpang, sehingga dapat
menurunkan derajat kejenuhan dan mengurangi panjang tundaan.
71
DS
QL
D rata-rata
LOS
Utara
99
0.76
100
28.72
Selatan
99
0.90
128
37.70
Timur
99
0.87
132
41.68
Barat
99
0.90
144
46.94
Barat Laut
99
0.00
70
1.95
Pendekat
72
DS
QL
D rata-rata
LOS
Utara
78
0.74
77
24.19
Selatan
78
0.87
102
31.62
Timur
78
0.82
101
28.78
Barat
78
0.85
108
31.27
Barat Laut
78
0.00
58
3.01
Pendekat
73
4.9.3 Alternatif III (2 Fase dengan pengalihan arus dan pelebaran geometrik)
Tabel 4.14. Hasil perhitungan analisa kinerja simpang 2 Fase dengan pengalihan arus
(tidak boleh belok kanan) dan pelebaran geometrik
Kode
DS
QL
D rata-rata
LOS
Utara
80
0.64
70
19.92
Selatan
80
0.75
89
22.71
Timur
80
0.74
78
26.71
Barat
80
0.76
82
27.86
Barat Laut
80
0.00
63
3.11
Pendekat