Achmad Fathony
1106007602
Riky Maulana I
1106068522
Tulus Setiawan
1106015945
DAFTAR ISI
Daftar Isi 1
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : PEMBAHASAN
1. Lingkupan
2. Dokumen Referensi 6
3 Terminologi 6
4. Ringkasan Metode Tes
7. Persiapan Sampel
8. Prosedur
9. Penghitungan11
10. Laporan
11
12
13
14
Referensi
Lampiran
20
21
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pengolahan minyak bumi terdapat beberapa kriteria tertentu yang menjadi
pertimbangan. Seperti yang kita ketahui, terdapat berbagai jenis crude oil dengan berbagai
macam karakteristik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Sebelum minyak mentah
tersebut masuk ke unit pengolahan, minyak mentah harus diidentifikasi terlebih dahulu
karakteristiknya hingga pada akhirnya diolah di pengilangan dan terfraksinasi menjadi
beberapa macam produk dengan karakteristik tertentu pula. Masing-masing unit pengolahan
minyak tersebut juga bermacam-macam dan memiliki kriteria tertentu terhadap karakteristik
minyak yang akan diolah.
Dalam menentukan apakah suatu minyak mentah cocok digunakan untuk suatu
kilang, terdapat 3 kelompok sifat yang harus dipertimbangkan, yaitu sifat-sifat untuk
menentukan fraksi hidrokarbon (meliputi API gravity/specific gravity, boiling point,
characterization factor (K) dan molecular weight); sifat-sifat untuk menentukan penyesuaian
dengan metalurgi peralatan yang digunakan di kilang untuk prediksi corrosion rate (meliputi
total sulfur, hidrogen sulfide, salt content dan acid number); dan juga sifat untuk menentukan
line sizing serta heat tracing untuk mengukur kemampuan hydrolic dan heat transfer (meliputi
viscocity dan pour point).
Pada
makalah
ini
kami
secara
khusus
membahas
mengenai
sifat
BAB II
PEMBAHASAN
Metode Tes Standar Viskositas dari Aspal dengan Viskometer Kapiler Vakum
1. Lingkupan
1.1.
Metode tes ini meliputi prosedur untuk menentukan viskositas aspal (bitumen)
dengan viskometer kapiler vakum pada suhu 60 oC (140 oF). Metode ini bisa
diaplikasikan pada materal yang memilki viskositas dalam rentang 0.0036 sampai
lebih dari 20000 Pa . s (0.036 sampai lebih dari 200 000 P)
2. Referensi
2.1.
Standard ASTM
E1 Spesifikasi Termometer ASTM
E11 Spesifikasi dari Wire-Cloth dan Sieves untuk Tujuan Tes
5
6.2.
thermometer (lihat tabel X5.1). Termometer ini memiliki akurasi 0.02 oC (0.04 oF).
Termometer ini bisa digunakan atau alat pengukur temperatur lain dengan akurasi
yang sama. Termometer viskositas kinematik ASTM 47 oC dan 47 oF adalah
6
termometer yang paling umum dan cocok digunakan untuk menghitung viskositas
standar aspal pada 60 oC.
6.2.1. Termometer yang
digunakan
sudah
distandarisasi
pada
kondisi
hanya
0.03 oC ( 0.05 oF) di setiap bagian viskometer atau setiap bagian kolam.
6.4.
Sistem Vakum. Sebuah sistem vakum yang mampu menjaga ketinggian 0.5
mm dari level yang diinginkan. Sistemnya terlihat seperti pada gambar ini:
Pipa kaca dengan diameter dalam 6.35 mm (1/4 in). Setiap ruang antar kaca harus
dijaga tertutup agar ketika sistem tertutup, tahannya keadadn vakum bisa terlihat
dengan naik atau turunnya merkuri sebesar 1 mm. Untuk membuat keadaan
menjadi vakum, digunakan pompa aspirator.
Timer. Sebuah stop watch digunakan. Stop watch yang digunakan memiliki
6.5.
ketelitian 0.1 s dan interval error tidak lebih dari 0.05% untuk melakukan
pengukuran tidak kurang dari 15 menit.
7. Persiapan Sampel
7.1.
Panaskan sampel dengan hati-hati untuk mencegah pemanasan lokal berlebih
sampai sampel siap untuk dituang, aduk sampel sesekali untuk membantu
perpindahan panas dan memastikan keseragaman panas di seluruh bagian sampel.
Tuangkan sampel dengan jumlah minimum adalah 20 mL ke dalam wadah
7.2.
yang cocok dan panaskan hingga 135 3.5 oC (275 10 oF), aduk sampel sesekali
untuk mencegah panas lokal berlebih dan menjaga dari kemasukan udara.
8. Prosedur
8.1.
Detail spesifik dari pengoperasian mungkin akan bervariasi bergantung dari
tipe viskositas yang digunakan. Lihat Appendix XI-Appendix X3 untuk melihat
deskripsi dari berbagai jenis viscometer. Namun lakukan langkah 8.1.1-8.1.9
untuk prosedur secara umum.
8.1.1. Jaga bath pada suhu uji dengan perubahan 0.03 oC (0.05 oF). Lakukan
koreksi/kalibrasi yang dibutuhkan untuk dalam pembacaan thermometer.
8.1.2. Ambil viscometer yang bersih dan kering yang akan memberikan waktu
alir lebih dari 60 s, dan panaskan hingga suhu 135 5.5 oC (275 10 oF).
8.1.3. Isi viscometer dengan sampel hingga mencapai garis E (lihat Gambar 2,
Gambar 3, dan Gambar 4)
8.1.4. Tempatkan viscometer yang telah terisi sampel di dalam oven atau bath
dengan suhu 135 5.5 oC (275 10 oF) selama 10 menit untuk
membiarkan gelembung udara besar hilang.
8.1.5. Keluarkan viscometer dari oven atau bath, dan dalam 5 menit, masukkan
viscometer ke dalam sebuah penahan, dan tempatkan viscometer secara
vertikal di dalam bath sedemikian rupa sehingga tanda paling ujung dari
viscometer berada 20 mm di bawah permukaan cairan dari bath
(tenggelam sebanyak 20 mm)
8.1.6. Buat kondisi dengan tekanan sebesar 40.0 0.07 kPa (300 0.5 mmHg)
vakum di bawah tekanan atmosfer dalam system vakum dan hubungkan
system vakum dengan viscometer dengan sebuah toggle valve atau
stopcock tertutup.
dengan langkah 8.1.8. Hitung dan catat viskositas dengan tiga angka penting
dengan menggunakan persamaan berikut.
Viscosity , Pa . s=(Kt)
Dengan
K = factor kalibrasi yang dipilih, Pa.s/s
t = waktu alir
Catatan : jika konstanta viscometer atau factor kalibrasi yang digunakan berada
dalam satuan cgs (Poise/s), konversi ke satuan SI (Pa.s/s) dengan menggunakan
rumus berikut.
s K
K SI = Pa . = cgs
s
10
10. Laporan
10.1. Selalu laporkan hasil viskositas dengan suhu dan tekanan vakum. Contohnya,
viskositas pada 60 oC (140oF) dan 300 mmHg, dalam Pa.s
10
BAB III
KESIMPULAN
11
X1.1. Lingkupan
X1.1.1. Viscometer kapiler vakum Cannon-Manning tersedia dalam sebelas ukuran
(dapat dilihat di Table X1.1) dengan ukuran berkisar dari 0.0036 hingga 8.000
Pa.s. Nomor ukuran 10 hingga 14 sangat cocok untuk pengukuran viskositas
semen aspal pada suhu 60 oC (140 oF).
X1.2. Peralatan
X1.2.1. Detail dari desain dan konstruksi viscometer kapiler vakum Cannon-Manning
dapat dilihat pada Gambar 2. Untuk nomor ukuran, factor bulb, K, dan rentang
viskositas dari viskositas tipe ini dapat dilihat di Tabel X1.1.
X1.2.2. Untuk semua ukuran viscometer, volume pengukuran bulb C biasanya tiga kali
dari bulb B.
X1.2.3. Pegangan yang tepat dapat dibuat dengan mengebor dua lubang dengan ukuran
diameter 22 dan 8 mm.
12
9,10,11
ukuran dengan rentang viskositas 4.2-20000 Pas. Untuk mengukur viskositas aspal pada 60 oC
(140oF), direkomendasikan menggunakan Modified Koppers vacuum capillary viscometer
dengan ukuran 50-200.
13
Detail desain dan konstruksi Modified Koppers vacuum capillary viscometer ditunjukkan
pada Gambar 4. Sedangkan ukuran viscometer, approximate radii (radius kapiler),
approximate bulb factors (K), dan rentang viscositas dapat dilihat pada Tabel X3.1.
X4. KALIBRASI VISCOMETER
Kalibrasi Viskometer Vakum dengan menggunakan Viskositas Acuan
1. Memilih viskositas acuan pada Tabel X4.1 dengan minimum flow time 60 detik
pada suhu kalibrasi.
(40.0
.07 kPa Hg
dan
5 menit,
buka stopcock atau toggle valve agar aliran masuk ke sistem vakum.
6. Mengukur waktu yang dibutuhkan cekungan meniskus aliran untuk melewati
timing marks F dan G, dalam rentang waktu 0.1 s. (lihat timing marks pada
Gambar 2, 3, dan 4). Mengukur waktu yang dibutuhkan cekungan meniskus aliran
untuk melewati timing marks G dan H, dalam rentang waktu 0.1 s. (lihat timing
marks pada Gambar 2, 3, dan 4).
7. Mengukur faktor kalibrasi, K, untuk tiap bulb dengan persamaan berikut.
14
( X4.1)
dimana
K = Faktor kalibrasi bulb viskometer, (Pa . s/s) 40.0 kPa (300 mm),
= viskositas dari viskositas acuan pada suhu kalibrasi, P
t
= flow time, detik.
8. Mengulangi prosedur kalibrasi dengan mennggunakan viskositas acuan yang sama
atau berbeda. Mencatat konstanta kalibrasi rata-rata untuk tiap bulb.
Catatan:
Penentuan konstanta kalibrasi kedua (dengan viskositas acuan yang
sama atau berbeda) untuk tiap bulb, tidak boleh melebihi nilai 2% dari
nilai rata-rata konstanta kalibrasi.
Konstanta kalibrasi tidak tergantung pada suhu.
Kalibrasi Viskometer Vakum dengan menggunakan Viskometer Vakum Acuan
1. Memilih sembarang aspal minyak bumi dengan flow time minimal 60 detik.
Memilih viskometer acuan untuk konstanta bulb yang telah diketahui.
2. Menempatkan viskometer acuan dan viskometer yang akan dikalibrasi pada
viscometer bath dengan suhu 60oC (140oF), dan mengukur flow time dari aspal
sesuai prosedur 8.1.
3. Menghitung konstanta kalibrasi tiap bulb dengan persamaan berikut.
(X4.2)
dimana
K1 = konstanta viscometer bulb yang sedang dikalibrasi
t1 = flow time viscometer bulb yang sedang dikalibrasi
K2 = konstanta viscometer bulb acuan
t2 = flow time viscometer bulb acuan
X5. PENENTUAN ICE POINT DAN REKALIBRASI KINEMATIC
VISCOSITY THERMOMETER
Untuk mencapai tingkat ketelitian hingga
Prosedur
1. Memilih potongan es bersih, lebih baik bila terbuat dari air distilasi atau air
murni.
2. Mencuci potongan es tersebut dengan air distilasi dan pisahkan menjadi
potongan-potongan kecil. (Hindari kontak langsung dengan tangan atau objek
lain sehingga tidak kotor lagi).
3. Memasukkan potongan es tersebut ke Dewar vessel dan menambahkan air
distilasi
secukupnya.
(Jangan
sampai
membuat
potongan
es
terapung/mengambang).
4. Ketika es mencair, ambil sedikit air dari vessel dan tambahkan beberapa
potongan es.
5. Masukkan termometer ke vessel hingga kedalaman dimana jarum penunjuk
skala berada pada tingkat 1 skala dibawah 0oC (32oF).
6. Setelah 3 menit, baca skala termometer. Catat pembacaan ice point dan
bandingkan dengan pembacaan sebelumnya. Jika nilainya lebih rendah atau
lebih tinggi dari nilai pembacaan pada kalibrasi sebelumnya, pembacaan pada
semua suhu termometer saat digunakan nantinya juga akan lebih rendah ataupun
lebih tinggi.
16
17