Anda di halaman 1dari 18

DAN RELEVANSINYA DENGAN PE

Achmad Fathony
1106007602
Riky Maulana I
1106068522

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
INDONESIA
DEPOK

Tulus Setiawan
1106015945

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : PEMBAHASAN
1. Lingkupan

2. Dokumen Referensi 6
3 Terminologi 6
4. Ringkasan Metode Tes

5. Fungsi dan Kegunaan 7


6. Peralatan

7. Persiapan Sampel
8. Prosedur

9. Penghitungan11
10. Laporan

11

11. Ketepatan dan Penyimpangan

12

12. Kekurangan dan Kelebihan 12


BAB 3 : KESIMPULAN
APPENDIKS

13

14
Referensi

Lampiran

20

21

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

BAB I
PENDAHULUAN
Pada pengolahan minyak bumi terdapat beberapa kriteria tertentu yang menjadi
pertimbangan. Seperti yang kita ketahui, terdapat berbagai jenis crude oil dengan berbagai
macam karakteristik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Sebelum minyak mentah
tersebut masuk ke unit pengolahan, minyak mentah harus diidentifikasi terlebih dahulu
karakteristiknya hingga pada akhirnya diolah di pengilangan dan terfraksinasi menjadi
beberapa macam produk dengan karakteristik tertentu pula. Masing-masing unit pengolahan
minyak tersebut juga bermacam-macam dan memiliki kriteria tertentu terhadap karakteristik
minyak yang akan diolah.
Dalam menentukan apakah suatu minyak mentah cocok digunakan untuk suatu
kilang, terdapat 3 kelompok sifat yang harus dipertimbangkan, yaitu sifat-sifat untuk
menentukan fraksi hidrokarbon (meliputi API gravity/specific gravity, boiling point,
characterization factor (K) dan molecular weight); sifat-sifat untuk menentukan penyesuaian
dengan metalurgi peralatan yang digunakan di kilang untuk prediksi corrosion rate (meliputi
total sulfur, hidrogen sulfide, salt content dan acid number); dan juga sifat untuk menentukan
line sizing serta heat tracing untuk mengukur kemampuan hydrolic dan heat transfer (meliputi
viscocity dan pour point).
Pada

makalah

ini

kami

secara

khusus

membahas

mengenai

sifat

viscocity/viskositas. Secara sederhana viskositas merupakan suatu ukuran ketahanan terhadap


aliran. Terdapat dua macam viskositas, yaitu viskositas dinamik dan viskositas kinetik.
Viskositas dinamik adalah ukuran tahanan untuk mengalir dari suatu zat cair, sedangkan
viskositas kinematik adalah tahanan zat cair untuk mengalir karena gaya berat. viskositas
dinamik mempunyai dimensi massa/panjang.waktu (cp), sedangkan viskositas kinematik
memiliki dimensi panjang2/waktu.
Terdapat perbedaan antara viskositas pada minyak dan gas. Viskositas cairan akan
menimbulkan gesekan antar bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain.
Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair.
Viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul gas.
Suatu bahan dengan nilai viskositas kecil akan mudah mengalir, begitu pula
sebaliknya bahan yang memiliki viskositas besar akan lebih sulit mengalir. Minyak bumi atau
2

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

produknya yang mempunyai viskositas tinggi berarti minyak tersebut mengandung


hidrokarbon berat (berat molekul besar), sebaliknya viskositas rendah maka minyak tersebut
banyak mengandung hidrokarbon ringan. Tentunya di dalam unit pengolahan minyak bumi
nantinya minyak tersebut akan memiliki perlakuan yang berbeda.
Viskositas pada Minyak Bumi
Sifat viskositas termasuk salah satu yang paling penting di dalam industri
perminyakan. Dari saat pertama kali minyak mentah dikeluarkan dari perut bumi, kita sudah
harus bersinggungan dari sifat viskositas. Viskositas minyak mentah mempengaruhi
kemampuan kita untuk memompa minyak keluar dari tanah. Relevansi pentingnya
menentukan viskositas dari suatu minyak bumi juga digunakan dalam analisis aliran.
Viskositas mempengaruhi heat transfer. Penentuan viskositas ini memiliki berbagai kegunaan,
diantaranya analisis mengenai kepastian aliran akan memberikan arahan yang tepat untuk
penentuan kebutuhan minimum isolasi pipa pada suatu field. Selain untuk menentukan sifat
aliran, viskositas minyak bumi juga dapat menunjukkan karakteristik volatilitas dari minyak
bumi tersebut sehingga akan berpengaruh pada proses distilasi saat di pengilangan.
Faktor utama yang mempengaruhi viskositas pada minyak bumi yaitu komposisi
minyak, suhu, gas terlarut, dan tekanan. API gravity digunakan untuk menentukan komposisi
minyak, apakah termasuk kelompok parafin, naftan dan lain sebagainya. Selain itu, juga
terdapat hubungan antara API gravity dengan viskositas minyak. viskositas meningkat seiring
dengan penurunan API gravity. Grafik hubungan antara viskositas dengan API gravity
dijelaskan pada gambar 1.

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Gambar 1. Grafik hubungan viskositas dengan API gravity


Penurunan suhu juga berpengaruh terhadap kenaikan nilai viskositas, semakin
rendah suhu maka viskositas semakin meningkat begitu juga sebaliknya. Grafik hubungan
antara viskositas dengan temperatur dijelaskan melalui gambar 2.

Gambar 2. Grafik hubungan antara viskositas dengan temperatur


Di atas tekanan bublepoint, pengaruh tekanan terhadap viskositas cenderung
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan. Untuk lebih jelasnya dipaparkan
melalui gambar berikut.
4

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Gambar 3. Grafik hubungan antara tekanan dengan viskositas


Selain itu kandungan gas di dalam minyak juga akan berpengaruh, yakni akan
mengurangi nilai viskositas. Hal ini karena keberadaan partikel gas akan mengurangi
gesekan-gesekan antar partikel minyak sehingga akan mengurangi nilai viskositas.
Perubahan kecil dalam viskositas bisa berdampak signifikan pada sifat-sifat cairan
minyak bumi. Oleh karena alasan krusial tersebut, dibutuhkan suatu metodke pengukuran
viskositas minyak bumi yang benar-benar akurat. Terdapat berberapa macam metode dalam
menentukan viskositas. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan
metode ASTM D 2171 - 01.

BAB II
PEMBAHASAN
Metode Tes Standar Viskositas dari Aspal dengan Viskometer Kapiler Vakum
1. Lingkupan
1.1.
Metode tes ini meliputi prosedur untuk menentukan viskositas aspal (bitumen)
dengan viskometer kapiler vakum pada suhu 60 oC (140 oF). Metode ini bisa
diaplikasikan pada materal yang memilki viskositas dalam rentang 0.0036 sampai
lebih dari 20000 Pa . s (0.036 sampai lebih dari 200 000 P)
2. Referensi
2.1.
Standard ASTM
E1 Spesifikasi Termometer ASTM
E11 Spesifikasi dari Wire-Cloth dan Sieves untuk Tujuan Tes
5

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

E77 Metode Tes untuk Inspeksi dan Verifikasi Termometer


3. Terminologi
3.1.
Definisi
3.1.1. Cairan Newtonian adalah sebuah cairan di mana di dalamnya laju geser
berbanding lurus dengan tegangan geser. Rasio konstan antara tegangan
geser dengan laju geser adalah viskositas cairan. Jika perbadingannya tidak
konstan, cairan merupakan cairan non-Newtonian.
3.1.2. Viskositas. Rasio antara tegangan geser dengan

laju geser disebut

koefisien viskositas. Koefisien ini adalah ukuran resistensi cairan untuk


mengalir. Biasanya, koefisien ini disebut viskositas cairan. Satuan SI untuk
viskositas adalah 1 Pa . s (1 N.s/m 2), disebut Pascal-second. Satuan cgs
dari viskositas ada;ah 1 g/cm.s (1 dyne . s/cm 2) dan disebut sebagai poise
(P). 1 Pa.s ekivalen dengan 10 P.
4. Ringkasan Metode Tes
4.1.
Waktu lamanya sebuah cairan dengan volume tertentu melewati pipa kapiler
dalam keadaan vakum, di bawah kondisi tekanan vakum, dan suhu terkontrol
diukur. Dengan ini, viskositas nilainya dapat dihitung yaitu dengan mengalikan
waktu aliran dalam sekon dengan faktor kalibrasi viskometer. Viskositas hasil
perhitungan ini didapat dalam satuan pascal sekon.
5. Fungsi dan Kegunaan
5.1.
Viskositas pada 60 oC (140 oF) mencerminkan sifat aliran yang digunakan
untuk kebutuhan spesifikasi dari cutbacks (campuran dari semen aspal dan pelarut
petroleum) dan semen aspal (campuran semen dengan aspal).
6. Peralatan
6.1.
Viskometer, tipe kapiler, terbuat dari kaca borosilikat, tertempel, cocok untuk
tes ini sebagai berikut:
6.1.1. Cannon-Manning Vacuum Viscometer (CMVV), seperti dideskripsikan
pada Appendix X1.
6.1.2. Asphalt Institute Vacuum Viscometer (AIVV), seperti dideskripsikan pada
Appendix X2.
6.1.3. Modified Koppers Vacuu Viscometer (MKVV), seperti dideskripsikan
pada Appendix X3. Viskometer yang terkalibrasi bisa didapatkan dari
pensuplai komersial. Keterangan lengkap kalibrasi viskometer dapat
dilihat di Appendix X4.
Termometer. Termometer yang digunakan adalah calibrated liquid-in-glass

6.2.

thermometer (lihat tabel X5.1). Termometer ini memiliki akurasi 0.02 oC (0.04 oF).
Termometer ini bisa digunakan atau alat pengukur temperatur lain dengan akurasi
yang sama. Termometer viskositas kinematik ASTM 47 oC dan 47 oF adalah
6

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

termometer yang paling umum dan cocok digunakan untuk menghitung viskositas
standar aspal pada 60 oC.
6.2.1. Termometer yang

digunakan

sudah

distandarisasi

pada

kondisi

penenggelaman total maksudnya semua bagian kolom merkuri pada


termometer tenggelam dengan

hanya

menyisakan bagian teratas

termometer. Bagian atas ini terekspos ke atmosfer. Penenggelaman seluruh


bagian termometer tidak direkomendasikan. Ketika seluruh bagian
termometer ditenggelamkan, kondisi kalibrasi seperti ini harus ditentukan
dan dicoba terlebih dahulu. Jika termometer ditenggelamkan seluruhnya,
tekanan gas pada bagian teratas termometer akan lebih atau kurang dari
yang dilakukan pada standarisasi, dan akan berefek pada tinggi atau
rendahnya skala pembacaan termometer.
6.2.2. Kalibrasi berkala liquid-in-glass thermometers dengan metode E77 adalah
6.3.

hal yang sangat penting (Lihat Appendix X5).


Bath (Bak atau kolam). Kolam adalah tempat yang cocok digunakan untuk
penenggelaman viskometer sehingga reservoir cairan atau bagian teratas kapiler
setidaknya 20 mm di bawah permukaan bagian atas dari kolam cairan, viskometer
dan termometer masih terlihat. Efisiensi dari pengadukan dan kesetimbangan
panas tidak berefek signifikan pada temperatur harus masih dalam rentang yang
diperbolehkan. Batas rentang perubahan temperatur yang diperbolehkan adalah

0.03 oC ( 0.05 oF) di setiap bagian viskometer atau setiap bagian kolam.
6.4.
Sistem Vakum. Sebuah sistem vakum yang mampu menjaga ketinggian 0.5
mm dari level yang diinginkan. Sistemnya terlihat seperti pada gambar ini:

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Pipa kaca dengan diameter dalam 6.35 mm (1/4 in). Setiap ruang antar kaca harus
dijaga tertutup agar ketika sistem tertutup, tahannya keadadn vakum bisa terlihat
dengan naik atau turunnya merkuri sebesar 1 mm. Untuk membuat keadaan
menjadi vakum, digunakan pompa aspirator.
Timer. Sebuah stop watch digunakan. Stop watch yang digunakan memiliki

6.5.

ketelitian 0.1 s dan interval error tidak lebih dari 0.05% untuk melakukan
pengukuran tidak kurang dari 15 menit.
7. Persiapan Sampel
7.1.
Panaskan sampel dengan hati-hati untuk mencegah pemanasan lokal berlebih
sampai sampel siap untuk dituang, aduk sampel sesekali untuk membantu
perpindahan panas dan memastikan keseragaman panas di seluruh bagian sampel.
Tuangkan sampel dengan jumlah minimum adalah 20 mL ke dalam wadah

7.2.

yang cocok dan panaskan hingga 135 3.5 oC (275 10 oF), aduk sampel sesekali
untuk mencegah panas lokal berlebih dan menjaga dari kemasukan udara.
8. Prosedur
8.1.
Detail spesifik dari pengoperasian mungkin akan bervariasi bergantung dari
tipe viskositas yang digunakan. Lihat Appendix XI-Appendix X3 untuk melihat
deskripsi dari berbagai jenis viscometer. Namun lakukan langkah 8.1.1-8.1.9
untuk prosedur secara umum.
8.1.1. Jaga bath pada suhu uji dengan perubahan 0.03 oC (0.05 oF). Lakukan
koreksi/kalibrasi yang dibutuhkan untuk dalam pembacaan thermometer.
8.1.2. Ambil viscometer yang bersih dan kering yang akan memberikan waktu
alir lebih dari 60 s, dan panaskan hingga suhu 135 5.5 oC (275 10 oF).
8.1.3. Isi viscometer dengan sampel hingga mencapai garis E (lihat Gambar 2,
Gambar 3, dan Gambar 4)
8.1.4. Tempatkan viscometer yang telah terisi sampel di dalam oven atau bath
dengan suhu 135 5.5 oC (275 10 oF) selama 10 menit untuk
membiarkan gelembung udara besar hilang.
8.1.5. Keluarkan viscometer dari oven atau bath, dan dalam 5 menit, masukkan
viscometer ke dalam sebuah penahan, dan tempatkan viscometer secara
vertikal di dalam bath sedemikian rupa sehingga tanda paling ujung dari
viscometer berada 20 mm di bawah permukaan cairan dari bath
(tenggelam sebanyak 20 mm)
8.1.6. Buat kondisi dengan tekanan sebesar 40.0 0.07 kPa (300 0.5 mmHg)
vakum di bawah tekanan atmosfer dalam system vakum dan hubungkan
system vakum dengan viscometer dengan sebuah toggle valve atau
stopcock tertutup.

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

8.1.7. Setelah viscometer terendam dalam bath selama 30 5 menit, mulai


alirkan aspal dalam viscometer dengan cara membuka toggle valve atau
stopcock.
8.1.8. Ukur waktu yang dibutuhkan dari ujung garis dari sampel (cerupa
cekungan) untuk melewati timing mark (tanda waktu) secara berturutturut. Catat waktu alir pertama yang membutuhkan waktu lebih dari 60 s
untuk melewati sepasang tanda waktu.
8.1.9. Setelah pengujian selesai, bersihkan viscometer secara menyeluruh dengan
pembilasan berkali-kali dengan solven yang cocok dan dan dapat
melarutkan sampel speenuhnya, diikuti dengan pembilasan dengan
menggunakan solven yang volatile atau mudah menguap. Keringkan
tabung/pipa dengan melewatkan aliran udara kering yang telah difililter
melalui pipa kapiler selama 2 menit, atau hingga semua solven hilang dari
tabung. Atau viscometer juga dapat dibersihkan dengan menggunakan
oven pembersih kaca, pada suhu yang tidak melebihi 500 oC (932 oF),
diikuti dengan pembilasan dengan menggunakan air terdistilasi atau air
tedeionisasi, aseton bebas residu, dan udara kering yang terelah difiltrasi.
Secara berkala, bersihkan viscometer dengan larutan asam pembersih
untuk menghilangkan sisa-sisa bahan organik, lalu bilas secara
menyeluruh dengan air distilasi dan aseton bebas residu, dan keringkan
dengan udara kering yang telah difiltrasi.
8.1.9.1.
Larutan pembersih asam kromat dapat dibuat dengan

menambahkan 800 mL asam sulfat pekat ke 92 g sodium dikromat


9

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

dalam 485 mL air. Penggunaan larutan pembersih yang serupa dengan


asam sulfat yang tersedia di pasaran juga diperbolehkan .
8.1.9.2.
Penggunaan larutan pembersih kaca alkali dapat mengubah
kalibrasi dari dari viscometer sehingga tidak disarankan.
9. Penghitungan
9.1.
Pilih factor kalibrasi yang sesuai dengan tanda waktu yang digunakan, sesuai

dengan langkah 8.1.8. Hitung dan catat viskositas dengan tiga angka penting
dengan menggunakan persamaan berikut.
Viscosity , Pa . s=(Kt)
Dengan
K = factor kalibrasi yang dipilih, Pa.s/s
t = waktu alir
Catatan : jika konstanta viscometer atau factor kalibrasi yang digunakan berada
dalam satuan cgs (Poise/s), konversi ke satuan SI (Pa.s/s) dengan menggunakan
rumus berikut.
s K
K SI = Pa . = cgs
s
10

10. Laporan
10.1. Selalu laporkan hasil viskositas dengan suhu dan tekanan vakum. Contohnya,
viskositas pada 60 oC (140oF) dan 300 mmHg, dalam Pa.s

10

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

11. Ketepatan dan Penyimpangan


11.1. Kriteria berikut harus digunakan untuk mempertimbangkan hasil dari
pengukuran (probabilitas 95%)
11.1.1. Pengulangan. Pengulangan hasil yang sama dari hasil pengukuran oleh
operator yang sama dengan menggunakan viscometer yang sama tidak
harus dicurigai kecuali terdapat perbedaan lebih dari 7 % dari rata-ratanya
11.1.2. Reprodusibilitas. Hasil dari dua laboratorium tidak harus dicurigasi kecuali
kedua hasilnya berbeda lebih dari 10% dari nilai rata-ratanya.
12. Kekurangan dan Kelebihan
12.1. Kekurangan
Standard ini tidak mempertimbangkan aspek keselamatan
12.2. Kelebihan
Pengukuran dengan alat dan metode ini mampu menghitung viskositas

dengan rentang yang luas, yaitu 0.0036 hingga 20000 Pa


Metode ini dapat diaplikasikan di berbagai kondisi temperatur

BAB III
KESIMPULAN

Viskositas adalah suatu ukuran ketahanan terhadap aliran


Suatu bahan dengan nilai viskositas kecil akan mudah mengalir, begitu pula sebaliknya

bahan yang memiliki viskositas besar akan lebih sulit mengalir.


Minyak bumi atau produknya yang mempunyai viskositas tinggi berarti minyak tersebut
mengandung hidrokarbon berat (berat molekul besar), sebaliknya viskositas rendah maka
minyak tersebut banyak mengandung hidrokarbon ringan.

11

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Viskositas minyak mentah mempengaruhi kemampuan kita untuk memompa minyak

keluar dari tanah


Faktor utama yang mempengaruhi viskositas pada minyak bumi yaitu komposisi

minyak, suhu, gas terlarut, dan tekanan


Peralatan yang dibutuhkan untuk menghitung viskositas diantaranya viscometer,

thermometer, bath, system vakum, timer, dan peralatan waktu elektrik.


Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai viskositas adalah
Viscosity , Pa . s=(Kt)
APPENDIKS
XI. VISKOMETER KAPILER VAKUM CANNON-MANNING

X1.1. Lingkupan
X1.1.1. Viscometer kapiler vakum Cannon-Manning tersedia dalam sebelas ukuran
(dapat dilihat di Table X1.1) dengan ukuran berkisar dari 0.0036 hingga 8.000
Pa.s. Nomor ukuran 10 hingga 14 sangat cocok untuk pengukuran viskositas
semen aspal pada suhu 60 oC (140 oF).
X1.2. Peralatan
X1.2.1. Detail dari desain dan konstruksi viscometer kapiler vakum Cannon-Manning
dapat dilihat pada Gambar 2. Untuk nomor ukuran, factor bulb, K, dan rentang
viskositas dari viskositas tipe ini dapat dilihat di Tabel X1.1.
X1.2.2. Untuk semua ukuran viscometer, volume pengukuran bulb C biasanya tiga kali
dari bulb B.
X1.2.3. Pegangan yang tepat dapat dibuat dengan mengebor dua lubang dengan ukuran
diameter 22 dan 8 mm.

12

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

X2. ASPHALT INSTITUTE VACUUM CAPILLARY VISCOMETER (AIVV)


X2.1. Lingkupan
X2.1.1. Asphalt Institute Vacuum Capillary Viscometer (AIVV) tersedia dalam tujuh
ukuran (Tabel X2.1) dengan rentang viskositras 4.2 hingga 580000 Pa.s. Nomor
ukuran 50 hingga 200 sangat cocok untuk pengukuran viskositas aspal pada
suhu 60 oC (140 oF).
X1.2.1. Detail dari desain dan konstruksi Asphalt Institute Vacuum Capillary Viscometer
(AIVV) dapat dilihat pada Gambar 3. Untuk nomor ukuran, jari-jari, factor bulb,
K, dan rentang viskositas dari viskositas tipe ini dapat dilihat di Tabel X2.1.

X3. MODIFIED KOPPERS VACUUM CAPILLARY VISCOMETER (MKVV)


Modified Koppers vacuum capillary viscometer (MKVV)

9,10,11

tersedia dalam variasi 5

ukuran dengan rentang viskositas 4.2-20000 Pas. Untuk mengukur viskositas aspal pada 60 oC
(140oF), direkomendasikan menggunakan Modified Koppers vacuum capillary viscometer
dengan ukuran 50-200.

13

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Detail desain dan konstruksi Modified Koppers vacuum capillary viscometer ditunjukkan
pada Gambar 4. Sedangkan ukuran viscometer, approximate radii (radius kapiler),
approximate bulb factors (K), dan rentang viscositas dapat dilihat pada Tabel X3.1.
X4. KALIBRASI VISCOMETER
Kalibrasi Viskometer Vakum dengan menggunakan Viskositas Acuan
1. Memilih viskositas acuan pada Tabel X4.1 dengan minimum flow time 60 detik
pada suhu kalibrasi.

2. Mengisi viskometer dengan sampel hingga

2 mm dari fill line E (lihat

Gambar 2, 3, dan 4).


3. Menempatkan viskometer yang sudah terisi sampel pada viskometer bath, dijaga
pada suhu kalibrasi 0.01oC ( 0.02oF).
0.5-mm
4. Membuat sistem vakum 300

(40.0

.07 kPa Hg

dan

menghubungkannya ke viskometer dengan toggle valve atau stopcock dengan


kondisi tertutup.
5. Setelah viskometer telah berada pada viskometer bath selama 300

5 menit,

buka stopcock atau toggle valve agar aliran masuk ke sistem vakum.
6. Mengukur waktu yang dibutuhkan cekungan meniskus aliran untuk melewati
timing marks F dan G, dalam rentang waktu 0.1 s. (lihat timing marks pada
Gambar 2, 3, dan 4). Mengukur waktu yang dibutuhkan cekungan meniskus aliran
untuk melewati timing marks G dan H, dalam rentang waktu 0.1 s. (lihat timing
marks pada Gambar 2, 3, dan 4).
7. Mengukur faktor kalibrasi, K, untuk tiap bulb dengan persamaan berikut.
14

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

( X4.1)
dimana
K = Faktor kalibrasi bulb viskometer, (Pa . s/s) 40.0 kPa (300 mm),
= viskositas dari viskositas acuan pada suhu kalibrasi, P
t
= flow time, detik.
8. Mengulangi prosedur kalibrasi dengan mennggunakan viskositas acuan yang sama
atau berbeda. Mencatat konstanta kalibrasi rata-rata untuk tiap bulb.
Catatan:
Penentuan konstanta kalibrasi kedua (dengan viskositas acuan yang
sama atau berbeda) untuk tiap bulb, tidak boleh melebihi nilai 2% dari
nilai rata-rata konstanta kalibrasi.
Konstanta kalibrasi tidak tergantung pada suhu.
Kalibrasi Viskometer Vakum dengan menggunakan Viskometer Vakum Acuan
1. Memilih sembarang aspal minyak bumi dengan flow time minimal 60 detik.
Memilih viskometer acuan untuk konstanta bulb yang telah diketahui.
2. Menempatkan viskometer acuan dan viskometer yang akan dikalibrasi pada
viscometer bath dengan suhu 60oC (140oF), dan mengukur flow time dari aspal
sesuai prosedur 8.1.
3. Menghitung konstanta kalibrasi tiap bulb dengan persamaan berikut.

(X4.2)
dimana
K1 = konstanta viscometer bulb yang sedang dikalibrasi
t1 = flow time viscometer bulb yang sedang dikalibrasi
K2 = konstanta viscometer bulb acuan
t2 = flow time viscometer bulb acuan
X5. PENENTUAN ICE POINT DAN REKALIBRASI KINEMATIC
VISCOSITY THERMOMETER
Untuk mencapai tingkat ketelitian hingga

0.02oC pada kinematic

viscosity thermometer terkalibrasi, diperlukan pengecekan secara teratur pada ice


point tiap 6 bulan, sedangkan untuk termometer baru perlu pengecekan tiap bulan
selama 6 bulan pertama. Prosedur yang lebih rinci telah dijelaskan pada prosedur 6.5
Test Method E 77.
Pembacaan ice point dari kinematic viscosity thermometer harus diambil
dalam rentang waktu 60 menit setelah berada dalam suhu tes selama tidak kurang dari
3 menit. Pembacaan ice point harus ditulis hingga mendekati nilai 0.01 oC (0.02oF) di
belakang koma. Berikut ini adalah prosedur rekalibrasi kinematic viscosity
thermometer dengan spesifikasi pada Tabel X5.1.
15

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Prosedur
1. Memilih potongan es bersih, lebih baik bila terbuat dari air distilasi atau air
murni.
2. Mencuci potongan es tersebut dengan air distilasi dan pisahkan menjadi
potongan-potongan kecil. (Hindari kontak langsung dengan tangan atau objek
lain sehingga tidak kotor lagi).
3. Memasukkan potongan es tersebut ke Dewar vessel dan menambahkan air
distilasi

secukupnya.

(Jangan

sampai

membuat

potongan

es

terapung/mengambang).
4. Ketika es mencair, ambil sedikit air dari vessel dan tambahkan beberapa
potongan es.
5. Masukkan termometer ke vessel hingga kedalaman dimana jarum penunjuk
skala berada pada tingkat 1 skala dibawah 0oC (32oF).
6. Setelah 3 menit, baca skala termometer. Catat pembacaan ice point dan
bandingkan dengan pembacaan sebelumnya. Jika nilainya lebih rendah atau
lebih tinggi dari nilai pembacaan pada kalibrasi sebelumnya, pembacaan pada
semua suhu termometer saat digunakan nantinya juga akan lebih rendah ataupun
lebih tinggi.

16

TUGAS PENGOLAHAN MINYAK BUMI

7. Prosedur ini digunakan untuk rekalibrasi kinematic viscosity thermometer,


sedangkan kalibrasi baru secara menyeluruh tidak dibutuhkan untuk mencapai
tingkat ketelitian yang telah disebutkan di atas ( 0.02oC).
Direkomendasikan untuk menyimpan kinematic viscosity thermometer dalam
posisi vertikal ketika tidak sedang digunakan. Karena penggunaan termometer ini
ditempatkan dalam kinematic viscosity bath, maka skala termometer dibaca dengan
menurunkan termometer sedemikian rupa sehingga bagian atas kolom merkuri berada
pada jarak 5-15 mm di bawah permukaan cairan bath. Maka, ruang ekspansi di atas
termometer harus selalu dipastikan berada di atas batas atas suhu konstan bath.
Karena bila, ruang ekspansi berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu ambien,
maka dapat terjadi error pembacaan skala yang signifikan.
. Standard Test Method for Viscosity of Asphalt by Vacuum Capillary Viscometer. ASTM
International. West Conshohocken, PA.

17

Anda mungkin juga menyukai