Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
240210120119
V.
cara yang sederhana untuk menentukan status gizi orang dewasa. Berat badan kurang
dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi sedangkan berat badan lebih
akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif (Pudjiadi, 2003)
Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan
normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di
Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh
(IMT). IMT merupaka alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia
harapan hidup lebih panjang (Supariasa dkk, 2001)
V.1. Pengukuran IMT Mahasiswa Teknologi Pangan
Pengukuran status gizi dengan metode antropometri Indeks Massa Tubuh
(IMT) ini dilakukan terhadap 37 orang mahasiswa Teknologi Industri Pangan. Setiap
responden diukur berat dan tinggi badannya. Pengukuran dilakukan sebelum waktu
makan siang, sehingga kemungkinan penambahan berat sesaat akibat asupan nutrisi
saat makan siang dapat diminimalisasi. Hasil pengamatan yang diperoleh pada
pengamatan IMT di jurusan Teknologi Industri Pangan adalah
Tabel 1. Hasil Pengamatan IMT Mahasiswa TIP B2
No.
Nama
Berat
badan
(kg)
Tinggi
badan
(m)
IMT
Kategori
Keterangan
Kelompok 7
1
Rosita P.
70
1,63 m
26,3
Gemukringan
Fadli B.
82
1,74 m
27,08
Gemukberat
3
Deandra P.
4
Wicaksono
5
Fildzah Mega
Kelompok 8
1
RestyanaY.
2
Evelyn W.
56
60
55
1,59 m
1,75 m
1,56 m
22,15
19,5
22,6
Normal
Normal
Normal
53
55
1,525
1,575
22,79
22,172
Normal
Nornal
47
1,60
18,36
Kurus ringan
Grisselda P.
Menurunkan
0,7-19 kg
Menurunkan
0,6 23 kg
Menaikkan 119 kg
Rosaria Puspasari
240210120119
4
Agustina S.
48
1,535
20,372
Normal
Anindya R.F.
66
1,525
28,379
Gemuk berat
Kelompok 9
1
Elen Wima
2
Elda Senia
3
Siti Hassanah
4
Bina Putri
5
Nurul Fitria
Kelompok 10
59
45
59
51
58
160
150
154
156
160
23,04
20
24,89
20,98
22,65
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Lusi R.
62
1,57
25,2
Gemuk ringan
Syanara A.
55
1,48
25,1
Gemuk ringan
3
Andri L.
4
Ratih S.P.
5
Hanni L.F.
Kelompok 11
1
Asti A.N.
2
Mahfud A.N.
57
48
57
1,67
1,57
1,66
20,4
19,5
20,4
Normal
Normal
Normal
50
53
1,45
1,63
23,78
19,94
Normal
Normal
63
1,51
27,63
Gemuk berat
58
53
60
1,56
1,61
1,56
23,83
20,45
24,65
Normal
Normal
Normal
73
1,57
29,6
Gemuk berat
52
52
56
54
54
1,53
1,535
1,73
1,585
1,60
22,21
22,07
18,71
21,49
21,09
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Rosaria P.
4
Lea L.O.
5
Silfie S.
6
Prima A.P.
Kelompok 12
Putri Nabila
1
A.A.
2
Dina A.
3
Gabrielya V.
4
Aisyah W.
5
Nisa W.
6
Atika U.K.
Menurunkan
8,25-24 kg
Menurunkan
0,7-16,4 kg
Menurunkan
2,2-16,6 kg
Menurunkan
6,9-22,2 kg
Menurunkan
10,3-27,4 kg
-
Rosaria Puspasari
240210120119
Kurus Ringan; 4%
Gemuk Ringan; 11%
Normal; 70%
Rosaria Puspasari
240210120119
Keterangan
Kekurangan berat badan tingkat berat
Kekurangan berat badan tingkat ringan
IMT
< 17,0
17,0-18,5
>18,5 25,0
>25,0 27,0
>27,0
diabetes
mellitus.
Diabetes
mellitus
adalah
suatu
penyakit
yang
Rosaria Puspasari
240210120119
Kelebihan berat badan yang ditandai dengan nilai IMT lebih dari 27 dapat
meningkatkan faktor risiko gangguan pernafasan. Beberapa penelitian yang telah
dilakukan, menyebutkan bahwa obesitas sentral berasosiasi dengan berbagai
gangguan pernafasan seperti tahanan aliran udara, pola pernafasan, pertukaran gas,
mekanika pernafasan, dan pada akhirnya dapat mengakibatkan abnormalitas fungsi
paru-paru. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ristianingrum (2010),
peningkatan satu unit IMT akan menyebabkan penurunan sebesar 0,5 % pada
kapasitas vital paru, kapasitas total paru, dan volume residual.
V.2. Pengukuran IMT Mahasisiwa Fakultas Fisika
Pengukuran status gizi dengan metode antropometri Indeks Massa Tubuh
(IMT) ini dilakukan terhadap 20 orang mahasiswa Fakultas Fisika. Setiap responden
diukur berat dan tinggi badannya. Pengukuran dilakukan sebelum waktu makan
siang, sehingga kemungkinan penambahan berat sesaat akibat asupan nutrisi saat
makan siang dapat diminimalisasi. Hasil pengamatan yang diperoleh pada
pengamatan IMT di Fakultas Fisika adalah
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengukuran Indeks Massa Tubuh Mahasiswa
Jurusan Fisika FMIPA
Berat
Tinggi
No.
Nama
badan
badan
IMT
Kategori Keterangan
(kg)
(m)
1
Chairul
55
1,71
18,81
Normal
2
M. Riandi
56
1,69
19,61
Normal
3
M. Hafid
61
1,65
22,40
Normal
4
Nanda
60
1,78
18,93
Normal
5
Faridatun
51
1,58
20,43
Normal
Kurus
Menaikan
6
M. Wahyu
52
1,72
17,58
Ringan
5,6-27,2 kg
Kurus
Menaikan
7
Deri
51
1,725
17,14
Ringan
7-28,75 kg
8
Nasrudin
56,5
1,61
21,80
Normal
9
Fikri
64
1,69
22,41
Normal
10 Aditya
64
1,715
21,76
Normal
11 Nisa
57
1,57
23,12
Normal
12 Sugiono
51
1,65
18,73
Normal
13 Nur M
53
1,71
18,12
Normal
14 Sasti
51
1,635
19,08
Normal
-
Rosaria Puspasari
240210120119
15
16
17
Ridwan
Handika
Sunny
53
50
45
1,665
1,52
1,466
19,12
21,64
20,94
18
Faizal
47
1,63
17,69
19
Hanif
63
1,67
22,59
20
Purwansyah
70
1,645
25,87
Normal
Normal
Normal
Kurus
Ringan
Normal
Gemuk
Ringan
Menurunkan
0,95-18,4 kg
Sales
Normal
15%
5%
Kurus Ringan
Kurus Berat
Gemuk Ringan
Gemuk Berat
80%
Rosaria Puspasari
240210120119
dibutuhkan. Oleh sebab itu, pada saat energi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
maka diganti dengan makanan cadangan seperti lemak sehingga berat badan
bertambah. Untuk memperoleh berat badan ideal maka, M. Wahyu harus menaikkan
5,6-27,2 kg berat dan Deri harus menaikkan Menaikan7-28,75 kg. Kemungkinan IMT
kurang ideal atau di bawah ideal disebabkan oleh faktor biologis atau faktor genetik
keluarga, serta kemungkinan disebabkan oleh adanya penyakit yang diderita oleh
responden sehingga menurunkan berat badannya dan tidak sesuai dengan tingginya.
Mahasisiwa yang berstatus gemuk ringan hanya sebanyak 5 %, yaitu
Purwansyah. Gemuk ringan maupun gemuk berat kemungkinan disebabkan oleh
asupan energi yang dikonsumsi melebihi energi yang dibutuhkan sehingga masih
terdapat energi yang berlebih disimpan dalam bentuk lemak tubuh atau sering disebut
obesitas. Obesitas didefiniskan sebagai keadaan lemak tubuh, yang seringkali dapat
diestimasi dengan BMI biasanya dengan nilai BMI > 30 (Garrow.,J,1993).
Responden yang memiliki IMT diatas normal atau kegemukaan ini seharusnya
melakukan penurunan berat badan salah satuya dengan cara diet, olahraga teratur, dan
juga menghindari makan makanan yang berlemak tinggi, serta dianjurkan untuk
makan makanan yang berserat. Diet merupakan cara untuk mengurangi jumlah
makanan yang berkalori tinggi, lemak tinggi dan juga makanan yang manis tanpa
mengurangi energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Faktor- faktor yang mempengaruhi indeks massa tubuh seseorang adalah
faktor genetik, faktor sosial-ekonomi, dan faktor psikologis. Faktor genetik berkaitan
dengan hormon tubuh dan sistem penyerapan metabolisme dalam tubuh sesorang, jika
kedua hal ini tidak berjalan lancar, maka asupan nutrisi dari berbagai makanan yang
dikonsumsi akan sulit digunakan oleh tubuh dalam melakukan metabolisme dan
pertumbuhan.
Faktor sosial ekonomi berhubungan dengan pola makan dan tingkat asupan
nutrisi, sedangkan faktor psikologis diliat dari sisi psikologi manusia dan selera
manusia terhadap makanan tertentu. Seseorang yang sedang merasa tertekan akan
banyak mengonsumsi makanan sebagai pelampiasannya dan orang akan lebih banyak
Rosaria Puspasari
240210120119
VI.
VI.1.Kesimpulan
1. Hasil pengamatan mengenai status gizi mahasiswa TIP berupa 70% responden
memiliki status gizi normal, 15% responden memiliki status gizi gemuk berat,
Rosaria Puspasari
240210120119
DAFTAR PUSTAKA
Bouchard C. Et al.1998. The Genetic of Human Obesity. Marcel Decker, Inc. New
York
Bray,G.A & Gray,D.S.1987. Anthropometric Assessment in an Adult Obesity
Clinic.In John, H. Himes (Ed). Anthropometric Assessment of Nutritional
Status.Willey-Liss, Inc.USA
Rosaria Puspasari
240210120119
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Dyah E., dan Tinah. 2009. Hubungan Indeks Massa Tubuh <20 dengan Kejadian
Dismenore pada Remaja Putri di SMA Negeri 3 Sragen. Jurnal Kebidanan
Volume 1 No. 2
Garrow,J.S, 1993. Human Nutrition and Dietics. Churchill Livingstone, London.
Manjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta
Mc.Wright, Bogdan. 2008. Pedoman Bagi Penderita Diabetes. Prestasi Pustaka
Publisher. Jakarta
Solihin, Pudjiadi. 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ristianingrum, Ika, I. Rahmawati, dan L. Rujito. 2010. Jurnal: Hubungan Antara
Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Tes Fungsi Paru. Mandala of Health.
Purwokerto
Supraiasa, I.D.N., et.al. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta