Anda di halaman 1dari 3

Bahasa Indonesia Asal-usul dan

Perkembangannya
4 December 2014 CATATANKU

Rate This
Bahasa Indonesia termasuk dalam rumpun proto bahasa Austronesia atau Melayu Polinesia. .
Bahasa Indonesia berada dalam posisi antara Melayu dan Australia. Seperti dikatakan Alfred
Russel Wallace dalam Malay Archipelago dan Jan Huyghen van Linschoten
dalam Itinerario bahwa Malaka yang berada di semanjung Sumatera merupakan kawasan
berkumpulnya nelayan dari berbagai Negara. Posisi ini memungkinkan bahasa Indonesia
menerima pengaruh dari luar, sehingga pada perkembangannya, bahasa Indonesia tidak luput
dari pengaruh geografis bahasa serumpun. Setiap kali kontak antarbahasa lewat penggunanya
menimbulkan tarik menarik dan saling mempengaruhi bahasa. Peminjaman istilah, penyerapan
kata, dan penggunaan kata-kata asing yang belum dibakukan menjadi hal yang biasa. Mulai dari
tataran bunyi, kosa kata hingga struktur kalimat. Selain itu munculnya variasi bahasa dalam
percakapan harian dapat menciptakan kosa kata dan bentuk bahasa baru serta pergeseran makna.
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia di atas mengimplikasikan bahasa Indonesia sebagai
bahasa yang terbuka. Bahasa yang terlahir dari proses penciptaan dan kreativitas pemakaianya.
Kreativitas tersebut dapat menimbulkan dampak positif dan negative terhadap eksistensi bahasa
Indonesia. Di satu sisi keadaan demikian memperkaya khasanah progesivitas bahasa Indonesia,
sementara di sisi lain realita tersebut mengancam resistensi dan konsistensi bahasa Indonesia.
Boleh jadi, keterbukaan bahasa ini dapat mereduksi identitas bahasa Indonesia. Karakter dan ciri
khas bahasa Indonesia tidak lagi menjadi suatu kebanggaan bagi penggunanya. Bukan tidak
mungkin bahasa Indonesia akan ditinggalkan oleh penggunanya dan lambat laun akan punah,
terjadilah kematian bahasa. Penegasan tersebut didukung dalam realita sehari-hari bahasa
Indonesia hampir tersingkir oleh bahasa daerah dan bahasa asing. Seperti sering kita jumpai
tulisan-tulisan pada media cetak dan elektronik baik berisi iklan, berita, maupun informasi lain
yang mana terdapat penggunaan bahasa-bahasa serapan baik daerah ataupun asing. Dalam
komunikasi pun bahasa Indonesia kurang mendapatkan tempat yang tenang. Masyarakat lebih
senang dan bahkan bangga menggunakan bahasa campuran (asing) agar terlihat lebih menarik
dan memiliki wawasan luas hingga melupakan bahasa sendiri (Indonesia). Pada gilirannya
berkembanglah masyarakat bilingualist dwibahasawan, orang yang menggunakan dua bahasa.

Dari persfektif karakter,hal demikian akan semakin jelas dan tegas mengancam tidak hanya
identitas bahasa Indonesia melainkan pula identitas bangsa, karena bahasa itu menunjukkan
bangsa. Padahal telah kita ketahui bersama bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan,
sebagaimana tertuang dalam teks sumpah pemuda. Bahasa Indonesia menunjukan jatidiri bangsa
indonesia. Deklarasi sumpah pemuda bukan hanya sebagai simbol persatuan bangsa Indonesia
belaka tetapi juga tonggak lahirnya identitas dan karakter bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
menjadi bagian penting dalam perjuangan kemerdekaan bahasa Indonesia.
Semenjak itu BI mengaIami perkembangan yang cukup pesat. Mulai dari percakapan non-formal
hingga percakapan formal, masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dalam
bermkomunikasi antardaerah dan antarsuku. Komunikasi antardaerah tersebut mendorong
intensitas pertemuan-pertemuan antar kelompok sehingga lahirlah oraganisasi dan lembaga yang
menggeluti bahasa. Selain itu munculnya sastrawan-satrawan menunjukkan eksistensi bahasa
Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Adanya periodesasi angkatan sastrawan
mulai Pujangga Lama, Sastra Melayu Lama, Angkatan Balai Pustaka, Pujangga Baru,
Angkatan 45, Angkatan 50-an, Angkatan 66-70-an, Dasawarsa 80-an, hingga Angkatan
Reformasi menjadi bukti perhatian besar masyarakat Indonesia terhadap bahasanya.
Selanjutnya, secara tata bahasa bahasa Indonesia, dalam proses perjalanannya, bahasa Indonesia
mengalami perkembangan dan penyempurnaan yang cukup dinamis. Mulai penyempurnaan
ejaan, peminjaman istilah asing dan daerah, penyerapan kosa kata hingga penambahan konsepkonsep gramatikal. Bahkan, kini seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi, bahasa
Indonesia banyak meminjam dan menyerap kata-kata asing sebagai bukti sulitnya mencari
padanan kosa kata dalam tata bahasa bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia asli (bukan
serapan) di bidang teknologi ini semakin jarang ditemukan. Hal ini berdampak pada lahirnya
bahasa Indonesia baru, artinya bahasa Indonesia yang banyak mengandung unsur-unsur bahasa
asing baik pengucapan, bentuk,maupun konsep gramatikal.
Fenomena bahasa Indonesia yang cukup memprihatinkan ini dapat mereduksi peningkatan
kesadaran berbahasa di kalangan lingkungan pendidikan, seperti dalam hal pengajaran di
sekolah-sekolah yang bertaraf Internasional, yang manasejumlah sekolah menggunakan
bahasa pengantar bahasa Ingris dalam setiap pelajaran. Bobot pelajaran bahasa Indonesia dalam
kurikulam SBI sangat kecil, kesempatan siswa berkomunikasi saat proses pembelajaran pun
masih terasa kurang. Misalnya ketika siswa bertanya, menjawab, atau mengugkapkan pendapat
saat diskusi, mereka lebih banyak menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia.
Bahkan yang sungguh ironis tatkala guru pengampu matapelajaran bahasa Indonesia
menjelaskan dan memberikan materi pelajaran bahasa Indonesia dengan mengggunakan bahasa
Inggris. Lalu bagaimana dan kemana nasib BI?
Akhirnya sdalam tulisan sederhana ini sapat dikatakan bahwa bahasa dalam perkembangannya
akan bertahan dan berkembang tergantung dari masyarakat penggunanya. Bahasa yang
digunakan oleh sekelompok masyarakat dapat menunjukkan identitas dan karakter masyarakat
tersebut. Bahasa mencerminkan budaya suatu bangsa, karena bahasa merupakan hasil olah pikir
manusia (Safir-Whorf, ). Begitu juga bahasa Indonesia, masyarakat Indonesia sudah sepatutnya
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar demi mempertahankan dan melestarikan
bahasa Indonesia, sekaligus melestarikan budaya bangsa Indonesia.

https://putrisritanjungunior.wordpress.com/2014/12/04/bahasa-indonesia-asal-usuldan-perkembangannya/ (5-3-15)

Anda mungkin juga menyukai