PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia tidak selalu terlahir sempurna, kadang tuhan memberikan
cobaan kepada umat manusia melalui berbagai cara. Salah satunya adalah kekurangan
fisik, kekurangan fisik yang dimiliki seseorang beragam ada yang memilikinya sejak
lahir ada pula terjadi karena kecelakaan. Jenis-jenis kekurangan fisik seperti
tunanetra, tuna rungu wicara, tuna daksa, tuna grahita, dll tidak membuat seseorang
menjadi cacat seutuhnya karena dibalik kekurangan yang mereka miliki pasti
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki manusia normal pada umumnya.
Untuk itu peran Sekolah Luar Biasa dalam mewujudkan Pendidikan Luar
Biasa sangat penting, sehingga mereka yang berkebutuhan khusus dalam melatih dan
mengembangkan bakat mereka. Pendidikan luar biasa merupakan cabang dari
pendidikan umum, sebagaimana disiplin ilmu pendidikan lainnya. Ilmu pendidikan
luar biasa telah berkembang secara pesat, hal itu dikarenakan kesadaran masyarakat
akan pentingnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sudah meningkat.
Pada dasarnya pendidikan luar biasa untuk anak berkebutuhan khusus sama
dengan pendidikan anak-anak normal pada umumnya. pendidikan luar biasa tidak
hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus saja, tetapi juga dapat
ditujukan untuk anak-anak normal lainnya melalui sistem layanan pendidikan inklusif.
Meskipunpendidikan luar biasa bagi anak berkebutuhan khusus hampir sama dengan
anak normal, namun pada praktiknya diperlukan keahlian khusus dalam mendidik dan
mengajarkan nilai-nilai moral serta keterampilan bagi mereka. Anak berkebutuhan
khusus memiliki jenis yang berbeda-beda, serta setiap jenis tersebut masih dibagi lagi
kedalam beberapa kelompok oleh karena itu diperlukan keahlian khusus untuk
mengajarkan dan mendidik mereka danjuga ketelatetan serta kasihsayang dpat
membuat anak berkebutuhan khusus dalam lebih berkembang.
Namun permasalahannya sekarang banyak sekali orang tua yang kurang
peduli terhadap anak berkebutuhan khusus. Misalnya dalam hal pendidikan,
Page 1
kebanyakan para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus cenderung tidak
memasukan mereka dibangku sekolah karena dianggap mereka tidak mampu dan
mereka berbeda dengan yang lain. Maka dari itu diperlukan adanya kerjasama antara
pihak lembaga dengan orang tua siswa bahwa kekurangan yang mereka miliki tidak
menjadi penghambat mereka dalam manjalani bangku sekolah, anak berkebutuhan
khusus hanya memerlukan sedikit sistem yang berbeda dengan sekolah anak normal
lainnya. Karena mereka anak yang berbakat dan mampu berprestasi seperti anak
normal lainnya dengan kekurangan yang mereka miliki.
B.Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Luar Biasa/SLB?
Bagaimana pelaksanaan manajemen serta proses pendidikan di SLB Negeri Jepara?
Bagaimana
proses
pelayanan
dan
manajemen
pendidikan
terhadap Anak
BAB II
METODE OBSERVASI
Page 2
A. Metode Observasi
Pada tanggal 3 Oktober 2014 saya melakukan observasi di SLB Negeri
Jepara, saya melakukan observasi pukul 08.00-10.30 WIB. Dalam observasi
ini metode yang digunakan adalah wawancara dan pengamatan langsung di
SLB Negeri Jepara. Di SLB Negeri Jepara saya melakukan observasi bersama
Bapak Wasib selaku Sie Humas SLB Negeri Jepara yang dibantu oleh guruguru lainnya di SLB Negeri Jepara. Disana saya melakukan wawancara
bersama Bapak Wasib dan mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan
dengan SLB Negeri Jepara. Beberapa pertanyaan yang saya ajukan kepada
Bapak Wasib berhubungan dengan manajemen SLB Negeri Jepara baik itu
manajemen kurikulum, manajemen peserta didik, manajemen anggaran/biaya
pendidikan,
manajemen
hubungan
sekolah
dengan
masyarakat
dan
BAB III
PROFIL SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI JEPARA
Page 3
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif
dan
menyenangkan
c. Tugas
SLB Negeri Jepara mempunyai tugas melaksanakan dan
melayani pendidikan formal agi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Sebagai tugas tambahan memberikan Pendidikan Layanan Khusus bagi
Page 5
anak di wilayah terpencil, korban bencana alam, dan sosial. Selain itu
juga sebagai Pembina sekolah inklusi di Kabupaten Jepara.
d. Fungsi
SLB Negeri Jepara diberi tugas dan kewenangan untuk
menyelenggarakan pendidikan bagi anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
mulai dari jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB untuk berbagai
jenis ketunaan, yaitu:
1. Tuna Netra
2. Tuna Rungu
3. Tuna Grahita
4. Tuna Daksa
5. Tuna Ganda
6. Anak Autis
BAB IV
LANDASAN TEORI
Page 6
tujuan-tujuan sosial dan kesehatan). Penyimpangan anak luar biasa dapat bersifat
keterlambatan (negatif) dari yang normal, dapat pula lebih cepat (positif). Dengan
demikian, dalam pengertian anak luar biasa akan tercakup kelainan-kelainan seperti
berbakat berkesulitan belajar, tunadaksa, tunalaras, dan lainnya. Jenis-jenis Anak Luar
Biasa adalah sebagai berikut:
a) Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan,berupa
kebutaan menyeluruh atau sebagian, walaupun telah diberi bantuan dengan alat
bantu masih tetap membutuhkan pelayanan pendidikan khusus. Tunanetra dapat
diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision.
Prinsip pembelajaran yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran
kepada
individu
tunanetra
adalah
media
contohnya
adalah
yang
digunakan
harus
penggunaan tulisan
braille,
gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara
adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS.
Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka belajar
mengenai Orientasi
dan
Mobilitas.
Orientasi
dan
Mobilitas
diantaranya
di
setiap
negara.
saat
Page 8
ini
dibeberapa
sekolah
sedang
sehingga
Page 9
i) Anak autisme adalah anak yang mengalami hambatan dalam proses interaksi
sosial, komunikasi, perilaku dan bahasa.
j) Anak gangguan konsentrasi dari perhatian (ADD/H: Attention Deficit
Disorders/Hyperactivity) ialah anak yang tidak mampu memusatkan perhatian
pada objek, tugas atau informasi yang dilihat dan didengar, serta mudah
terangsang oleh stimulasi dari luar.
C. Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap,
yakni satu lembaga penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan
SMALB dengan seorang Kepala Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan,
maka dalam satu jenjang pendidikan khusus diselenggarakan layanan pendidikan
bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan
SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri masingmasing dengan seorang kepala sekolah.
Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah
INTEGRASI ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat
memberikan layanan yang tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan
psikologis anak. Keuntungan bagi anak, anak menerima layanan sesuai kebutuhan
yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan perlakuan karena memiliki
fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB, SMPLB, dan
SMALB.
Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan
Integrasi antar jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis.
Pola ini hanya didasarkan pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat
merugikan anak karena dalam prakteknya seorang guru yang mengajar di SDLB
juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan yang diberikan kadang sama
antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas materi pelajaran
juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai perbedaan
karakteristik rentang usia. Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai
dengan kekhususannya di Indonesia dikenal SLB bagian A untuk tunanetra, SLB
bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk
tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.
Page 10
penyedia
layanan
pendidikan
Page 11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Manajemen Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin Curiculum berarti a running
course, orrace course, especially a chariot race course dan dalam bahasa Prancis
Page 12
Manajemen
kurikulum
merupakan
seluruh
proses
kegiatan
yang
Proses pengajaran di SLB Negeri Jepara tentu sangat berbeda dengan sekolah
normal lainnya, salah satu alasannya adalah adanya 4 kategori anak berkebutuhan
khusus. Sehingga pengajaran disini disesuaikan dengan kebutuhan para peserta didik
ini. Berikut proses pengajaran di SLB Negeri Jepara yang membedakan dengan
sekolah pada umumnya:
1. Tunanetra (Kategori A)
Page 13
Sama seperti sekolah SLB lainnya di SLB Negeri Jepara juga mengajarkan hal
yang dibutuhkan oleh anak kategori A ini, Karena tunanetra memiliki keterbataan
dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang
lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena pengajaran di SLB Negeri
Jepara
lebih
menitik
beratkan
kepada
penggunakaan
media
bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar
timbul, benda model dan benda nyata. Sedangkan media yang bersuara adalah tape
recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah
luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas
diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah serta
bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari
alumunium). Hal ini bertujuan agar anak kategori A ini dapat hidup mandiri tanpa
menggantungkan diri pada orang lain.
2. Tunarungu Wicara (Kategori B)
Untuk anak kategori B ini memiliki hambatan dalam pendengaran individu
tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara, sehingga SLB Negeri Jepara lebih
cenderung mengajarkan sesuatu yang dapat dilihat oleh anak kategori B ini, loeh
karena itu SLB Negeri Jepara mengajarkan metode SIBI(Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia) dengan menggunakan jari dan juga mengajarkan gerak bibir. Dengan
kedua metodediatas diharapakan anak kategori B ini dapat berkomunikasi layaknya
anak-anak pada umumnya.
segudang prestasi yang telah dan akan diraih anak-anak berbakat ini. Untuk
ekstrakurikuler dan organisasi di SLB Negeri Jepara terdapat OSIS, pramuka, dan
PMR namun dalam pelaksanaannya kurang maksimal karena beberapa halangan
yang ada.
C. Manajemen Anggaran / Biaya Pendidikan
Dalam hal manajemen anggaran / biaya pendidikan di SLB Negeri Jepara
tidak memungut biaya yang signifikan. Sebagian besar manajemen anggaran
dikelola oleh komite sekolah. Oleh karena itu, para orang tua siswa tidak dipungut
biaya yang mahal. Selain itu kebanyakan peralatan sekolah misalnya buku-buku
perpustakaan mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa buku bacaan secara
langsung. Dan juga anggaran SLB Negeri Jepara mendapatkan bantuan dari
pemerintah.
D. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan kontunu untuk mendapatkan simpati pada masyarakat. Dalam
manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di SLB Negeri Jepara menurut
saya sudah terintegrasi dengan baik. Contohnya dalam hal sosialisasi pendaftaran
peserta didik baru SLB Negeri Jepara memiliki beberapa upaya sosialisasi agar SLB
Negeri Jepara diketahui oleh masyarakat umum: seperti sosialisasi melalui siaran
radio, melalui kepala desa pada tiap kecamatan, melalui para guru pra SD seperti
PAUD dan TK sehingga pendataan anak berkebutuhan khusus lebih teliti sampai
para guru melakukan survei-survei kedesa-desa guna menemukan para siswa anak
berkebutuhan khusus.
diatas para anak berkebutuhan khusus di daerah Jepara dapat terlayani dengan tepat
sehingga anak berkebutuhan khusus ini bisa hidup mandiri dan memiliki
keterampilan layaknya anak normal lainnya.
Selain hal diatas SLB Negeri Jepara juga sering mengikuti beberapa lomba
baik dalam bidang akademik maupun non akademik, namun kebanyakan SLB
Page 16
Negeri Jepara memiliki prestasi dibidang non akademik khususnya dibidang seni dan
pramuka. Bahkan SLB Negeri Jepara sudah menjadi langganan juara di tingkat
kabupaten maupun provinsi.
E. Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan
keamanan sekolah. Manajemen komponen-komponen tersebut merupakan bagian
penting dari MBS yang efektif dan efisien apalagi bagi SLB Negeri Jepara ini. Untuk
manajemen perpustakaan di SLB Negeri Jepara sudah berjalan dengan baik karena
untuk anggaran buku sendiri SLB mendapatkan bantuan langsung berupa buku
sehingga bisa langsung digunakan para siswa.
Untuk manajemen kesehatan sendiri SLB Negeri Jepara sudah memiliki
layanan kesehatan sendiri seperti uks, ruang fisioterapi maupun kolam renang mini
untuk melatih fisiologi para siswa. Untuk keamanan sekolah sendiri pihak sekolah
bekerja sama dengan para orang tua murid yang senantiasa menunggu para siswa.
Hal ini karena letak sekolah yang berada di depan jalan raya, walaupun bukan jalan
besar namun sangat berbahaya jika anak-anak suka berlari keluar sekolah. Karena
jika hanya guru yang mengawasi para siswa sendiri, masih kurang aman karena
banyaknya siswa yang suka berlarian keluar sekolah. Untuk itukerja sama dengan
para orang tua siswa sangat diperlukan di SLB Negeri Jepara agar keamanan para
siswa tetap terjaga.
F. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ( Pengelolaan Sumber Daya
Manusia Pendidikan)
Untuk pengelolaan sumber daya manusia mempunyai hubungan yang positif
dengan produktifitas dan pertumbuhan organisasi, kepuasan kerja, kekuatan dan
profesionalitas manajer. Untuk mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan
di SLB Negeri Jepara mengadakan peningkatan kemampuan komputer. Selain itu
untuk perekrutan tenaga pendidik baru SLB Negeri Jepara memiliki persyaratan
khusus untuk setiap jenjang di SLB Negeri Jepara. Untuk jenjang SD di SLB Negeri
Jepara hanya membuka khusus bagi tenaga pendidik bersertifikat Pendidikan Luar
Page 17
Biasa (PLB) namun untuk jenjang SMP dan SMA di SLB Negeri Jepara tidak harus
bersertifikat Pendidikan Luar Biasa (PLB) boleh dari pendidikan umum misalnya
dari pendidikan matematika, pendidikan fisika dll. Namun untuk saat ini di SLB
Negeri Jepara sedang mengutamakan tenaga pendidik laki-laki supaya bisa lebih
fokus dalam mengajar.
Selain hal-hal diatas SLB Negeri Jepara juga mengadakan pelatihan komputer
kepada para pengajar dan tenaga pengajar di SLB Negeri Jepara, supaya kualitas
para pendidik tetap terjaga. Dan dapat melakukan pengajar secara maksimal dan
tidak kalah dengan dengan para pengajar yang lain.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Siswa-siswi yang berkebutuhan khusus adalah individu memerlukan
pelayanan pendidikan yang khusus pula. Pendidikan yang ideal bagi anak-anak
tersebut salah satunya adalah dengan bersekolah di Sekolah Luar Biasa. Sekolah
Luar Biasa merupakan sekolah yang mengakomodasi semua anak berkebutuhan
Page 18
khusus sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang memiliki kelainan atau memiliki
potensi kecerdasan serta bakat istimewa pada sekolah regular dalam satu kesatuan
yang sistemik. Agar penyelenggaraan Sekolah Luar Biasa berjalan baik, maka
pelaksanaan manajemen sekolah harus dilakukan semaksimal mungkin. Selain itu,
perlu adanya pengembangan kurikulum yang tepat.
Pelayanan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SLB Negeri
Jepara sudah sesuai dengan program pemerintah. Hal ini terlihat dari pengelolaan
pembelajaran, kurikulum dan prestasi yang dicapai siswa. Meskipun Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki banyak keterbatasan, namun hal ini tidak
menyurutkan semangat para siswa untuk berprestasi baik akademik maupun non
akademik. Untuk itu penggunaaan metode yang tepat sangat diperlukan agar Anak
Berkebutuhan Khusus dapat mengembangkan bakat dan keterampilannya secara
maksimal.
B. Saran
Untuk para calon tenaga pendidik perlu dipersiapkan dari mulai sekarang
bagaimana ketika kelak nanti kita menemukan anak berkebutuhan khusus (ABK) di
sekolah kita mengajar maupun kita menemukan anak berkebutuhan khusus (ABK) di
lingkungan sekitar. Maka dari itu seorang calon tenaga pendidik khususnya yang
mendapatkan amanat mengajar di sebuah SLB, harus mengetahui materi dan metode
yang tepat, sehingga tidak kebingungan jika mendapatkan kasus seperti diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Hadis, A. 2006. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (Autistik). Bandung: Alfabeta.
Hidayat, dkk. 2006. Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: UPI PRESS.
Sutomo,dkk.2011.Manajemen Sekolah. Semarang:UNNES
www.cintayanghakiki.blogspot.com
www.id.wikipedia.org
Page 19
www.slbnegerijepara.blogspot.com
www.zaifbio.wordpress.com
LAMPIRAN
Page 20