Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIANKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA

DIREKTORATJENDERALKEKAYAANNEGARA
SALINAN
PERATURAN DIREKTURJENDERALKEKAYAANNEGARA
NOMOR PER-06/KN/2011
TENTANG
PETUNJUKPELAKSANAAN
PENGELOLAAN LAPORAN HARTA KEKAYAANPENYELENGGARA NEGARA
DI LINGKUNGAN DIREKTORATJENDERALKEKAYAAN NEGARA
DIREKTURJENDERALKEKAYAANNEGARA,
Menimbang

bahwa untuk melaksanakan ketentuan diktum KEENAM Keputusan Menteri


Keuangan Nomor 38/KMK01/2011 tentang Penyelenggara Negara di
Lingkungan Kementerian Keuangan Yang Wajib Menyampaikan Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Kekayaan Negara tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;

Mengingat

1.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4250);

3.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai


Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

4.

Keputusan Presiden Nomor 120/M Tahun 2006;

5.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMKOl/2Q08 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara;

6.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor ,184/PMK01/2010


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;

7.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/KMKOl/2011


tentang
Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan Yang
Wajib Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara;

1.

Keputusan
Komisi
Pemberantasan
Korupsi
Nomor
KEP.07/KPK/02/2005 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman
Dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara;

2.

Surat Edaran Menteri


SE/03/M.PAN/01/2005
Penyelenggara Negara;

Memperhatikan

tentang

Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor


tentang
Laporan
Harta
Kekayaan
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

.PERATURAN DIREKTURJENDERAL KEKAYAAN NEGARA TENTANG


PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN LAPORAN HARTA
KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA
DI
LINGKUNGAN
DIREKTORATJENDERALKEKAYAANNEGARA.

-2-

Pasal 1
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara Di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara ditetapkan
sebagaimana dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini.
.
Pasal 2
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara Di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara digunakan
sebagai acuan bagi seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara dalam pelaksanaan pengelolaan Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggaran Negara.
Pasal 3
Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 08Juli 2011
DIREKTURJENDERAL,
Ttd.
HADIYANTO
NIP 196210101987031 006

KEMENT,ERIANKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
DIREKTORATJENDERALKEKAYAANNEGARA
SALINAN
PETUNJUKPELAKSANAAN
PENGELOLAAN LAPORAN HARTA KEKAYAANPENYELENGGARANEGARA
DI LINGKUNGAN DIREKTORATJENDERALKEKAYAANNEGARA
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalarn rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme di lingkungan Kementerian Keuangan, telah ditetapkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 38jKMK.01j2011
tentang Penyelenggara Negara Di Lingkungan Kementerian
Keuangan Yang Wajib Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara.
Dalarn rangka mengatur dan memonitor penyampaian dan pelaporan Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara, maka diperlukan acuan bagi seluruh unit organisasi di
lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dalarn pelaksanaan pengelolaan Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara dimaksud.
B.

Maksud dan Tujuan

Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di


lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara dimaksudkan sebagai acuan pengelolaan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara setiap unit organisasi di lingkungan Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara.
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di
lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara bertujuan menciptakan kelancaran pelaporan
dan tertib administrasi dalarn pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara serta
pemantauan pelaksanaan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara.
C.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup
Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mencakup pengaturan
tentang tata cara penyampaian dan pengumuman LHKPN, pengelolaan dan pengawasan
penyampaian LHKPN, dan sanksi.
D. Pengertian Umum
1.

Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya disebut KPK adalah Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

2.

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara untuk selanjutnya disebut LHKPN adalah
daftar seluruh Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (PN), yang dituangkan dalarn formulir
LHKPN yang ditetapkan oleh KPK sebagaimana diatur dalarn Keputusan Komisi
Pemberantasan Korupsi Nomor KEP.07jKPKj02j2005
tentang Tata Cara Pendaftaran,
Pengumuman Dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara.

3.

Penyelenggara Negara adalah Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Keuangan


yang wajib menyampaikan LHKPN sebagaimana dimaksud dalarn Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 38jKMK.01j2011
tentang Penyelenggara Negara di
Lingkungan Kementerian Keuangan Yang Wajib Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara, yaitu
a.

Lingkup Kantor Pusat


1) Direktur Jenderal Kekayaan Negara;
2) Para Direktur dan Tenaga Pengkaji;
3) Pejabat Eselon III di lingkungan Direktorat Barang Milik Negara, Direktorat
Kekayaan Negara Dipisahkan, dan Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara
Lain-lain;

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DlREKTORAT JENDERALKEKAYAANNEGARA
-2-

4)
5)
6)

7)
8)
9)

Kepala Bagian Keuangan;


Kepala Bagian Perlengkapan;
Kepala Bagian Umum;
Pejabat Pembuat Komitmen;
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa;
Bendaharawan.

b. Lingkup Kantor Wilayah


1)
2)
3)
4)
5)
6)

Kepala Kantor Wilayah;


Pejabat Pembuat Komitmen;
Kepala Bagian Umum;
Kepala Subbagian Keuangan;
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa;
Bendaharawan.

c. Lingkup Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL);


1) Kepala KPKNL;
2) Pejabat Pembuat Komitmen;
3) Kepala Subbagian Umum;
4) Pejabat Lelang;
5) Juru Sita Piutang Negara;
6) Panitia Pengadaan Barang dan Jasa;
7) Bendaharawan.
4.

Harta kekayaan PN adalah harta benda yang dimiliki oleh PN beserta istri dan anak yang
masih menjadi tanggungan, baik berupa harta bergerak, harta tidak bergerak, maupun hakhak lainnya yang dapat dinilai dengan uang yang diperoleh PN sebelum, selama dan setelah
memangku jabatannya.
BABII
TATA CARA PENYAMPAIANDAN PENGUMUMAN LHKPN

1.

2.

3.

Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Keuangan wajib mengISI dan


menyampaikan LHKPN kepada KPK dengan mengisi formulir LHKPN Model Komisi
Pemberantasan Korupsi-A paling lambat 2 (dua) bulan setelah :
a.

menduduki jabatan untuk pertama kalinya;

b.

mengalami promosi/mutasi;

c.

pensiun.

Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud pada angka 1 wajib menyampaikan kembali


laporan harta kekayaan yang dimilikinya dengan mengisi formulir LHKPN Model Komisi
Pemberantasan Korupsi-B apabila:
a.

selama 2 tahun menduduki jabatan yang sama;

b.

mengalami promosi/mutasi;

c.

pensiun.

Dalam hal sewaktu-waktu diminta oleh KPK, Penyelenggara Negara sebagaima dimaksud
pada angka 1 wajib melaporkan harta kekayaannya, dengan mengisi formulir Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara Model Komisi Pemberantasan Korupsi-B.

KEMENTERIANKEUANGAN REPUBLIKINDONESIA
DIREKTORAT JENDERALKEKAYAANNEGARA
-3-

4.

LHKPN sebagaimana dimaksud dalam angka 1, angka 2 dan angka 3 setelah diisi oleh PN
sesuai dengan petunjuk pengisian, dilampiri foto kopi akta/bukti/surat kepemilikan harta
kekayaan yang dimiliki dalam rangkap 2 (dua), 1 (satu) berkas asli disampaikan kepada KPK
dan 1 (satu) berkas disimp.an oleh PN yang bersangkutan.

5.

Surat Pernyataan dan Surat Kuasa yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari LHKPN
ditandatangani oleh PN yang bersangkutan diatas materai sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

6.

LHKPN beserta lampiran yang telah diserahkan kepada KPK sebagaimana dimaksud pada
angka 4 merupakan dokumen resmi negara.

7.

Foto kopi Tanda Terima penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
sebagaimana dimaksud pada angka 4 wajib disampaikan oleh Penyelenggara Negara kepada:
a.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;

b.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia selaku Koordinator Pengelola Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara Kementerian Keuangan;

c.

Inspektur Jenderal.

8.

Foto kopi tanda terima penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada angka 7 wajib
disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanya tanda terima dari KPK.

9.

PN wajib melaksanakan Pengumuman LHKPN setelah menerima format pengumuman dari


KPK dengan cara mengumumkan LHKPN kepada publik melalui papan pengumuman pada
instansi dimana PN yang bersangkutan bekerja, selama 1 (satu) bulan berturut-turut.

BABII!
PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN PENYAMPAIAN LHKPN
1.

Sekretaris Ditjen wajib melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggara negara baik dalam
rangka pengiriman LHKPN maupun dalam pelaksanaan pengumuman harta kekayaan
penyelenggara negara.

2.

Sekretaris Ditjen memberikan himbauan pengiriman LHKPN setiap 2 (dua) bulan sek~li
kepada PN wajib LHKPN.

3.

Penyelenggara negara wajib LHKPN sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2
dihimbau untuk mengirimkan LHKPN sebelum melewati batas waktu terakhir pengiriman
LHKPN.

4.

Setiap bukti pengiriman LHKPN kepada KPK, wajib dikirimkan foto kopinya oleh PN yang
bersangkutan kepada Sekretaris Ditjen selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal
pengiriman LHKPN.

5.

Penyelenggara negara wajib melaporkan pelaksanaan pengumuman harta kekayaannya


kepada Sekretaris Ditjen dengan menyampaikan surat pernyataan dari yang bersangkutan
yang diketahui oleh atasan langsung.

6.

Pejabat Eselon II Kantor Pusat, Kepala Kantor Wilayah dan Kepala KPKNL wajib
menyampaikan daftar pejabat/pegawai yang wajib menyampaikan LHKPN di unit masingmasing paling lambat tanggal 10 Januari setiap tahun sesuai dengan format dalam lampiran I
dan disampaikan kepada Sekretaris Ditjen.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORA T JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
-4-

7.

Pejabat Eselon II Kantor Pusat, Kepala Kantor Wilayah dan Kepala KPKNL wajib melaporkan
setiap ada perubahan
pejabat/pegawai
yang wajib menyampaikan
LHKPN di unit masingmasing paling lambat 7 (tujuh) hari setelah adanya perubahan dan disampaikan
ke Sekretaris
Ditjen.
.

8.

Pejabat
Eselon II Kantor Pusat, Kepala Kantor Wilayah
dan Kepala
menyampaikan
rekapitulasi
pejabat/pegawai
di
unit
masing-masing
menyampaikan
LHKPN paling lambat tanggal 30 Desember setiap tahun.

KPKNL
yang

wajib
telah

BAB III
SANKSI

1.

Apabila
telah melewati
1 (satu) bulan
setelah Surat Keputusan
Pengangkatan
atau
Pemindahan
atau telah menduduki
jabatan selama 2 (dua) tahun, Sekretaris Ditjen berhak
untuk mengirimkan
surat peringatan kepada penyelenggara
negara untuk segera mengirimkan
LHKPN sebelum melewati masa akhir pengiriman LHKPN.

2.

Bagi pegawai yang memasuki


pensiun, Sekretaris Ditjen berhak untuk mengirimkan
surat
peringatan
kepada
penyelenggara
negara untuk segera mengirimkan
LHKPN
sebelum
melewati masa akhir pengiriman LHKPN apabila telah melewati 1 (satu) bulan terhitung sejak
PN tersebut memasuki masa pensiun.

3.

Penyelenggara
Negara sebagaimana
dimaksud
pada BAB I huruf Dangka
3 yang tidak
menyampaikan
LHKPN sesuai dengan waktu yang ditentukan
dianggap
melanggar
Pasal 3
angka 4 Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,
sehingga dijatuhi hukuman disiplin ringan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 08 Juli 2011
DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.
HADIYANTO
NIP 19621010 198703 1 006

Anda mungkin juga menyukai