A. Definisi Campak
Campak adalah penyakit akut menular dengan ditandai oleh tiga stadium
(1) stadium inkubasi sekitar 10-12 hari dengan sedikit tanda tanda gejala; (2) stadium
prodromal dengan gejala pilek dan batuk yang meningkat dan ditemukan enantem pada
mukosa pipi (bercak koplik), faring dan peradangan konjungtiva, dan (3) stadium akhir
dengan keluarnya ruam mulai dari belakang telinga menyebar keseluruh muka, badan,
lengan dan kaki. Ruam timbul didahului dengan suhu badan yang meningkat,
selanjutnya ruam menjadi menghitam dan mengelupas (IDAI, 2010)
B. Epidemiologi
Campak adalah endemikpada sebagian besar dunia. Dahulu, epidemic
cenderung terjadi secaraireguler, tampak pada musim semi kota-kota besar dengan
interval 2-4 tahun ketika kelompok anak banyak terpajan. Campak sangat menular.
Banyak kesamaan antara tanda-tanda biologis campak dan cacar memberi kemungkinan
bahwa campak dapat diberantas. Tanda-tanda ini adalah (1) ruam khas (2) tidak ada
reservoir binatang, (3) tidak ada vector (4) kejadian musiman dengan masa bebas
penyakit (5) virus laten tidak dapat ditularkan (6) satu serotip (7) vaksin efektif.
Prevalensi imunisasi bayi lebih dari 90% terbukti menghasilkan zona bebas penyakit.
Bayi mendapat imunitas transplasenta dari ibu yang telah menderita campak atau
imunisasi campak. Imunitas ini biasanya sempurna selama umur 4-6 bulan pertama dan
menghilang pada frekuensi waktu yang bervariasi (Berhrmrman, 2003)
C. Etiologi
Campak adalah virus RNA dari Familli Paramixoviridae, genus Morbillivirus.
Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu
singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan
urin (Berhrman, 200). Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam
dalam suhu kamar. Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau
jaringan ginjal kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari
sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat
dideteksi bila ruam muncul (Soedarmo, 2010).
D. Patofisiologi
Infeksi virus morbili terjadi selama akhir musim dingin dan musim semi,
infeksi ditularkan melalui udara. Pada awal infeksi, virus akan memperbanyak diri di
trakea dan sel epitel bronkial. Setelah 2-4 hari, virus morbili menginfeksi jaringan
limfatik lokal, dibawa oleh makrofag paru, amplifikasi virus morbili pada kelenjar
getah bening regional, virus menyebar melalui darah ke berbagai organ sebelum
akhirnya muncul ruam. Infeksi virus morbili menyebabkan penekanan sistem imun,
ditandai dengan penurunan hipersensitivitas tipe lambat, produksi IL-12, dan respon
antigen spesifik yang bertahan selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah
infeksi akut. Penekanan sistem imun dapat mempengaruhi individu terhadap infeksi
oportunistik sekunder, terutama bronkopneumoni, penyebab utama kematian yang
berhubungan dengan morbili pada anak muda. Pada individu dengan defisiensi
imunitas seluler, virus morbili menyebabkan pneumonia progresif dan sering fatal
(Manyasari, 2014).
E. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi morbili 8-12 hari setelah pajanan dari virus morbili. Tanda awal
morbili biasanya adalah demam tinggi (>400c) 4-7 hari terakhir. Fase prodomal juga
ditandai mual, rasa tidak nyaman, dan trias klasik dari konjungtivitis, batuk dan coriza.
Gejala prodromal yang lainnya termasuk potofobia, edema periorbital, dan mialgia
(Manyasari, 2014).
Ruam timbul 1-7 hari setelah onset gejala prodromal, ruam pertama timbul
pada wajah, leher dan menyebar ke tubuh . Lesi bertambah banyak selama 2 atau 3
hari, terutama pada tubuh dan wajah. Biasanya lesi satu-satu terlihat pada ekstremitas
distal dan sejumlah kecil lesi dapat ditemukan pada telapak pada 25% -50% dari
mereka yang terinfeksi. Ruam berlangsung selama 3-7 hari dan kemudian memudar,
kadang berakhir dengan deskuamasi baik. Demam biasanya selama 2 atau 3 hari
setelah timbul ruam, dan batuk tetap ada selama 10 hari yang mungkin sebagai
keluhan terakhir yang timbul.
Bintik
koplik yang biasanya muncul 1-2 hari sebelum timbul ruam dan
bertahan selama 2 atau 3 hari. Warna putih kebiruan, diameter 2-3-mm, muncul pada
mukosa bukal, kadang-kadang pada palatum mole, konjungtiva, dan mukosa vagina.
Bintik Koplik telah dilaporkan sebanyak 60% -70% dari penderita morbili. Sebuah
enanthem jerawat tidak teratur timbul di daerah lain mukosa bukal. Iridocyclitis dari
fotofobia, sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit perut, dan limfadenopati generalisata
ringan juga dapat muncul.
mencapai kurang lebih 40,6oC, Sakit kepala, batuk pilek, konjunctivitis, fotophobia,
anoreksi, dan malaise. Menjelang akhir stadium dan 24 jam sebelum timbuI
enantema atau bintik merah , timbul "Koplik Spot" yang patognomonik bagi
campak, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu,
sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema terletak di mukosa bukalis
berhadapan
dengan
molar
bawah,
Jarang
ditemukan
stadium
erupsi.
Gambaran
darah
tepi ialah
limfositosis
dan
leukopenia. Diagnosis perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik
dan penderita pemah kontak dengan penderita campak dalam waktu 2 minggu
terakhir!",
b. Fase Paraxysmall/Erups:
Koriza dan batuk-batuk
bercak-bercak merah (Ruamfras/t) pada kulit sesudah 3 had panas mula- mula
timbul pada belakang telinga, bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan
bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan di kulit, rasa
gatal dan muka bengkak. Ruam menyebar ke seluruh muka dan anggota badan
lainnya pada had ketiga dan akan menghilang sesuai dengan urutan seperti
terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di
daerah Ieher belakang serta terdapat sedikit splenomegali. Tidak jarang juga disertai
diare dan muntah.
c. Fase Convalencens:
Fase erupsi akan berlanjut dengan meninggalkan bekas wama lebih tua
(hyper pigmentation ) yang lama kelamaan
penyakit-penyakit
akan
hilang
tanpa
atau
Pada
eksanterna,
anak-anak
menurun sampai menjadi normal, kecuali kalau terjadi komplikasi (Kutty, 2013)
Diagnosis (Kutty, 2013)
1. Ruam makulopapular yang berlangsung 3 hari
2. Suhu 38,30c
3. Batuk, coriza, atau konjungtivitis
Pemeriksaan Penunjang (Kutty, 2013)
1. Tes serologi untuk titer morbili spesifik igM :
Terdapat dalam darah pada hari ketiga ruam sampai 1 bulan setelah onset
Titer serum igM tetap positif 30-60 hari setelah timbulnya penyakit, tapi pada
spesimen akut
Serum akut dan konvalesen harus diuji secara bersamaan
3. Kultur virus : diambil dari swab tenggorokan dan hidung, spesimen urin
Pemeriksaan PCR ( Kutty, 2013).
G. Penatalaksanaan
Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan. Anak harus dieberikan cukup
cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simtomatik, dengan pemberian
Pencegahan
Perlindungan
Bagi
infeksi masih dapat dicegah dengan vaksin MMR jika diberikan dalam
waktu 3 hari setelah eksposur atau dengan imunoglobulin dalam
waktu 7 hari setelah eksposur (NSW, 2014)
DAFTAR PUSTAKA