1.
3.
Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi & menghadapi
kehamilan.
b. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal.
c. Member dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah
pengalaman positif & menyenamgkan.
d. Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.
e. Member informasi tentang kebutuhan calon orang tua.
f. Memahami keadaan social & ekonomi ibu.
4.
a.
Manusia
Terdiri dari wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya adalah anggota keluarga
yang unik dan utuh, merupakan mahluk bio-psikososial dan spiritual yang memiliki
sifat berbeda secara individual dan dipengaruhi oleh usia dan tumbuh kembangnya.
Salah satu tugas perkembangan wanita adalah pengalaman melahirkan danak yang
dapat merupakan krisis situasi dalam keluarga tersebut apabila tidak mampu
beradaptasi dengan baik.
Memiliki beberapa karakteristik antara lain:
1)
2)
3)
4)
Memiliki kehidupan yang seimbang sebagai sarana pertahanan diri dan upaya
mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tak terpenuhi.
b.
Lingkungan
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya
dan social disamping pengaruh fisik Proses kehamilan danpersalinan serta nifas akan
melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan
permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga
pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan
angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga.
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
Aspek tekstruktur:
Alat
Terapi
Aluran
b)
c.
Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis
dimana perubahan-perubahan fisik dan psikososial mempengaruhi kesehatan
seseorang.setiap indivisu memeiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
d.
Keperawatan maternitas
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional yang ditujukan
kepada wanita usia subur wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan
system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru
lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keperawatan ibu memberikan asuhan
keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari
bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk
dirinya.
4
Antara lain:
1)
2)
3)
lingkup
aktivitas
keperawatan
dan
kemandarian
dlam
proses
5.
Rumah Sakit
Puskesmas
Rumah bersalin
Komunitan
Polindes
6.
b.
c.
2.
keselamatan klien
Pemberian
dan
pengelolaan
asuhan
keperawatan
Meningkatkan kesehatan keluarga yang berfokus pada kondisi ibu saat ini dan
Keluarga Berencana
a. Melakukan pengkajian
secara
komprehensif
mengenai
riwayat
dan
c.
melakukan intervensi
8) Melakukan rujukan bila diperlukan
Memberikan dukungan fisik dan psikologis selama masa persalinan.
1) Melakukan pengkajian riwayat kesehatan yang spesifik
dan
penurunan janin
Menilai kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
Melakukan rujukan bila ditemukan penyimpangan
Memberikan dukungan psikologis untuk ibu dan keluarganya
Memberikan nutrisi dan hidarasi yang adekuat dan perawatan kandung
kemih
6) Memberikan penatalaksanaan nyeri persalinan secara non farmakologi.
7) Mengidentifikasi dengan cepat keadaan abnormal dan komplikasi, dan
melakukan intervensi atau rujukan dengan tepat.
8) Melakukan amniotomi dan episiotomi
9) Melakukan pertolongan persalinan normal.
10) Melakukan periniografi sampai laserasi tingkat II
11) Memberikan obat utero-tonika
12) Memberikan infus dalam berbagai kondisi emergens
13) Melakukan rujukan bila diperlukan
14) Melakukan manajemen aktif kala III dan meingkatkan kedekatan ibubayi
semua
tindakan
yang
dilakukan
dan
perencanaan
dan
pulang
f.
Menggunakan
proses
pemecahan
masalah
yang
sistematis
dalam
j.
k.
kesehatan
Meningkatkan
mutu
pelayanan
1)Mengenal
dan
menilai
2)Melakukan
telaah
ulang
dan
perkembangan
terhadap
praktek
asuhan
keperawatan
praktek
yang
profesional
telah
dilakukan
keperawatan.
Pengembangan professional
a. Terlibat dalam program pendidikan berkelanjutan atau peningkatan diri
1) Mempertahankan pengetahuan terkait isu-isu tentang kesehatan
perempuan dan bayi baru lahir
2) Melakukan publikasi ilmiah
b. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
1) Meningkatkan dan mempertahankan citra perawat maternitas
2) Memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan perkembangan
profesional mahasiswa dan perawat
3) Melakukan peran sebagai role model dalam berespons terhadap masalah
kesehatan
c. Meningkatkan
1)Mengenal
mutu
dan
pelayanan
menilai
dan
perkembangan
asuhan
praktek
keperawatan
profesional
9
2)Melakukan
telaah
ulang
terhadap
praktek
yang
telah
dilakukan
10
9.
b. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal memiliki tujuan untuk:
1. Mencegah adanya komplikasi obstetric
2. Mendeteksi komplikasi sedini mungkin
3. Penanganan secara memadai dan professional
4. Persalinan yang bersih dan aman
Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap
penolong kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan
alat untuk memberikan pertolongan yang bersih dan aman, serta
memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi
c. Pelayanan Obstetri Esensial
Memastikan bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan
obstetri untuk risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang
membutuhkan.
B. Making Pregnancy Safer (MPS)
Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan
kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang
dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan
intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal
dengan sebutan Making Pregnancy Safer (MPS) melalui tiga pesan kunci.
Pelaksanaan MPS sendiri memfokuskan dalam 3 hal sebagai berikut : setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan
neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, dan setiap wanita usia subur
mempunyai tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
C. EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival)
Dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKN, pada tanggal 26
Januari 2012 Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dr. Ratna Rosita,
MPHM telah meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival
(EMAS). Program EMAS merupakan program hasil kerja sama antara Pemerintah
Indonesia dengan lembaga donor USAID, yang bertujuan untuk menurunkan AKI
dan AKN di Indonesia sebesar 25%. Untuk mencapai target tersebut, program
EMAS akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian
yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
13
dan Sulawesi Selatan, dimana pada tahun pertama akan dilaksanakan pada 10
kabupaten.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena berdasarkan data Kementerian
Kesehatan sekitar 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia
berasal dari enam provinsi tersebut. Demikian pula dengan kematian neonatal,
sekitar 58,1% dari jumlah total nasional juga disumbangkan oleh keenam
provinsi tersebut. Dari hasil analisis, diyakini bahwa percepatan penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia
akan dapat diakselerasi apabila kematian ibu dan kematian neonatal di enam
provinsi tersebut dapat dikurangi secara signifikan.
Upaya penurunan AKI dan AKN melalui program EMAS akan dilakukan
dengan cara:
Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir
minimal di 150 Rumah Sakit (PONEK) dan 300 Puskesmas/Balkesmas
(PONED)
Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan
Rumah Sakit
Dalam pelaksanaannya di lapangan, upaya tersebut dilakukan dengan
pendekatan Vanguard, yaitu:
Memilih dan memantapkan sekitar 30 RS dan 60 Puskesmas yang sudah
cukup kuat agar berjejaring dan dapat membimbing jaringan Kabupaten yang
lain, dan
Melibatkan RS/RB swasta untuk memperkuat jejaring sistem rujukan di
daerah
Pada peluncuran program EMAS yang diawali dengan keynote speech dari
Utusan Presiden RI Untuk MDGs Prof dr. Nila Moeloek dan dihadiri oleh
perwakilan dari Kemenko Kesra serta para peserta acara yang di antaranya
berasal dari provinsi-provinsi lokasi program, Sekretaris Jenderal Kementerian
Kesehatan mengharapkan agar program ini dapat berjalan dengan sukses dan
pada akhirnya nanti benar-benar dapat memberi dampak positif secara nasional
dalam percepatan pencapaian target MDGs 4 dan 5.
14
DAFTAR PUSTAKA
15