Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN LIMBAH INDUSTRI


ACARA X
ANALISIS KADAR KARBON (C)
Dengan Metode Walkley dan Black

Disusun Oleh:
Nama : Zulfa Budi Utami
NIM : 13/350912/SV/3986
Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2014
Kelompok/ Shift : C3/ 1
Co. Asisten : Sri Khusnul

LABORATORIUM REKA INDUSTRI


PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGROINDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan kadar karbon (C) pada sampel limbah
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Labu takar 50 ml
b. Pipet ukur 5 ml
c. Pipet ukur 25 ml
d. Pipet ukur 1 ml
e. Erlenmeyer 100 ml
f. Buret 10 ml
g. Alat tulis
h. Kertas HVS
i. Kalkulator
j. Statis
k. Masker
l. Sarung tangan
2. Bahan
a. Limbah
b. Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
c. Asam Sulfat pekat (H2SO4) 96%
d. Asam Phosphat pekat (H3PO4) 85%
e. Indikator difenilamin (DPA)
f. Besi (II) sulfat (FeSO4) 0,5 N
C. Prosedur Praktikum
Memasukkan 1 ml sampel pada labu takar

Menambahkan 10 ml K2Cr2O7

Menambahkan 10 ml H2SO4 pekat

Mengocok sampel

Menambahkan 5 ml H3PO4


Menambahkan 1 ml indicator DPA

Menambahkan aquades mencapai 50 ml sampai batas labu takar

Mengojog sampel

Melakukan
pro
Mengendapkan

Melakukan
prossebanyak 5 ml
Mengambil
larutan

Melakukan pros
Menambahkan
15 ml aquades

Melakukan
pros FeSO4
Menitrasi dengan

Melakukan
pros kadar karbon
Menghitung
analisa

Nilai kadar karbon


D. Hasil
Bahan
Sampel 1
Blanko 1
Sampel 2
Blanko 2

ml
1,9 ml
1,8 ml
2,0 ml
1,8 ml

Kadar C1 (mg/L) = (B-A) x N x 3 x 10 x 100 x 1000


ml sampel
77
= (1,8-1,9) x 0,5 x 3 x 10 x 100 x 1000

Kadar Karbon (C)


-7.145 mg/L
-14.290 mg/L

77

= -7.145 mg/L
Kadar C2 (mg/L) = (B-A) x N x 3 x 10 x 100 x 1000
ml sampel
77
= (1,8-2,0) x 0,5 x 3 x 10 x 100 x 1000
1
77
= -14.290 mg/L
Rata-rata = -7.145 + -14.290 = -10.717,5 mg/L
2
E. Pembahasan
Pencemaran terjadi pada saat senyawaan-senyawaan yang dihasilkan dari kegiatan manusia
di tambahkan ke lingkungan, menyebabkan perubahan yang buruk terhadap kekhasan fisik,
kimia, biologis dan estetis. Tentu saja, semua makhluk hidup bukan manusia juga menghasilkan
limbah yang dilepaskan ke lingkungan, namun umumnya dianggap bagian dari system alamiah,
apakah mereka memiliki pengaruh buruk atau tidak. Pencemaran biasanya dianggap terjadi
sebagai hasil tindakan manusia. Dengan demikian, proses-proses alamiah dapat terjadi dalam
lingkungan alamiah yang sangat mirip dengan proses-proses yang terjadi karena pencemar.
Metode pengolahan air limbah dilakukan sesuai dengan karakteristik pencemar yang
terkandung didalamnya. Terdapat tiga proses dasar yang digunakan dalam pengolahan air
limbah, yaitu proses fisika, kimia, dan biologi. Proses fisika digunakan untuk menyisihkan
polutan yang berupa solid (padatan). Proses ini melibatkan fenomena fisik seperti pengendapan
maupun pengapungan. Dalam proses kimia, pengolahan limbah dilakukan dengan cara
menambahkan bahan-bahan kimia tertentu ke dalam air limbah untuk menggabungkan atau
mengikat partikel-partikel sehingga akhirnya memiliki massa yang lebih besar . Pengolahan air
limbah dengan proses biologi memanfaatkan mikroorganisme untuk mengkonsumsi polutanpolutan yang berupa zat organik. Zat-zat organik ini merupakan makanan bagi mikroorganisme
yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Total organic carbon (TOC) adalah jumlah ikatan yang terdapat pada senyawa organik dan
seringkali digunakan sebagai sebuah indikator non spesifik dari kualitas air atau kebersihan dari
peralatan yang digunakan dalam industri farmasi. Cara analisa TOC dapat dilakukan dengan
mengukur Total Carbon danInorganic Carbon (IC). Pengurangan hasil Inorganic Carbon dengan
Total Carbon menghasilkan angka TOC. Variasi lain ialah dengan cara menghilangkan porsi IC
dulu lalu kemudian mengukur Carbon yang tertinggal. Metode ini memerlukan suatu pencucian
(:purging) sampel yang diasamkan dengan udara bebas carbon atau nitrogen sebelum

pengukuran, sehingga lebih tepat disebut dengan non-purgeable organic carbon (NPOC). TOC
merupakan parameter yang menyatakan jumlah total karbon.
Pada praktikum penetapan kadar Karbon (C) menggunakan beberapa reagen yaitu Kalium
Dikromat (K2Cr2O7), Asam Sulfat pekat (H2SO4) 96%, Asam Phosphat pekat (H 3PO4) 85%,
Indikator difenilamin (DPA) dan Besi (II) sulfat (FeSO4) 0,5 N. Masing-masing reagen
mempunyia fungsi yang berbeda, K2Cr2O7 berfungsi untuk mengoksidasi senyawa organic pada
sampel dalam suasana asam. Asam Sulfat pekat (H 2SO4) digunakan untuk mendestruksi sampel
atau limbah. Asam Phosphat pekat (H3PO4) berfungsi sebagai penguat terhadap Fe3+. Indikator
difenilamin (DPA) berfungsi untuk memberikan warna sehingga memudahkan saat penentuan
titik akhir. Selanjutanya Besi (II) sulfat (FeSO4) berfungsi sebagai larutan penitar untuk
mendapatkan titik akhir, sedangkan aquades berfungsi sebagai larutan penetral.
Pengukuran kandungan senyawa organik dalam air secara langsung dapat melalui analisis
karbon organik total atau sering disebut dengan TOC (Total Organic Carbon). Analisis ini
mengukur semua bahan yang termasuk dalam kategori senyawa organik. Karbon organik total
diukur dengan konversi karbon organik dalam air yang dioksidasi sempurna menjadi
karbondioksida dan H2O. Berbeda dengan COD dan BOD yang mengukur jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengoksidasi zat-zat organik,
TOC mengukur jumlah karbon yang berasal dari senyawa organik. Jadi, karena merupakan
hal yang berbeda, analisis TOC tidak dapat digunakan untuk memperoleh nilai BOD maupun
COD. Analisis TOC dapat dipakai untuk menggantikan analisis BOD maupun COD hanya
apabila tersedia data valid yang menunjukkan hubungan antara keduanya. Dalam hal ini,
analisis TOC hanya berfungsi sebagai proses kontrol karena memiliki beberapa keunggulan
dibanding BOD dan COD. Keunggulan analisis TOC diantaranya waktu analisis yang lebih
singkat (hanya 5 hingga 10 menit) serta saat ini telah banyak di pasaran alat-alat TOC analyser
yang dapat mengukur TOC secara kontinyu.
Penetapan kadar Karbon (C) pada prinsipnya yaitu sampel terlebih dahulu dioksidasikan
dengan kalium dikromat, kemudian didestruksi dengan asam sulfat pekat dan asam fosfat.
Karena bahan organic dalam limbah sangat mudah teroksidasi oleh K2Cr2O7. Hasil reaksi antara
H2SO4 dan K2Cr2O7 dapat diketahui dengan cara menitrasi menggunakan larutan penitar FeSO 4
untuk mendapatkan titik akhir. Besarnya C yang hilang karena teroksidasi merupakan kadar C
dalam sampel.
Nilai karbon yang tinggi dapat diartikan adanya bahan organic dan kegiatan mikroorganisme
atau kegiatan biologis lainnya dalam yang terkena limbah sehingga menyebabkan tanah tersebut
gembur dan mudah dimanfaatkan untuk menanam tanaman. Sedangkan jika nilai
F. Kesimpulan

G. Daftar Pustaka
Muti. 2011. Air Limbah. Http://www.airlimbah.com/. Diakses pada hari Sabtu, 12 April 2014
Hambali, Erliza. 2007. Teknologi Bioteknologi. Agromedia. Tangerang
Siregar, Sakti A. 2013. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Kanisius. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai