THANTHOWIE
LBM1 SGD18 TUMBUH KEMBANG DAN DEGENERATIF
FASE EMBRIONAL
Berkembang mulai pada 2 8 minggu setelah pembuahan
Selama fase ini system pernafasan, pencernaan, system
syaraf dan tubuh tumbuh dan berkembang cepat. Pada
periode pertumbuhan embrional ini sangatlah peka terhadap
pengaruh lingkungannya. Keadaan tidak normal atau cacat
pada waktu lahir dapat terjadi karena adanya gangguan
pada masa kandungan tiga bulan pertama.
FASE FETUS
Berkembang delapan minggu setelah pembuahan. Sel tulang
pertama mulai tumbuh dan embrio menjadi janin. Dari
periode ini sampai saat kelahiran bentuk tubuh makin
sempurna, bagian-bagian tubuh tumbuh dengan laju yang
berbeda-beda dan janin sendiri tumbuh memanjang sampai
kira-kira 20 kalinya.
Trimester kedua
Pada awal trimester kedua, berat janin sudah sekitar 100
g. Gerakan-gerakan janin sudah mulai dapat dirasakan
ibu. Tangan, jari, kaki dan jari kaki sudah terbentuk, janin
sudah dapat mendengar dan mulai terbentuk gusi, dan
tulang rahang. Organ-organ tersebut terus tumbuh
menjadi bentuk yang sempurna, dan pada saat ini denyut
jantung janin sudah dapat dideteksi dengan stetoskop.
Bentuk tubuh janin saat ini sudah menyerupai bayi
Trimester ketiga
Memasuki trimester ketiga, berat janin sekitar 1-1,5 kg.
Pada periode ini uterus semakin membesar sampai
berada di bawah tulang susu. Uterus menekan keatas
kearah diafragma dan tulang panggul. Hal ini sering
membuat ibu hamil merasa jantung sesak dan kesulitan
pencernaan. Seringkali ibu juga mengalami varises pada
pembuluh darah sekitar kaki, wasir, dan lutut keram
karena meningkatnya tekanan kepada perut, rendahnya
laju darah balik dari limbs, dan efek dari progesterone,
yang menyebabkan kendurnya saluran darah.
Intrauterine
ekstrauterine
Lingkungan fisik
Cairan
Udara
Suhu luar
Berubah - ubah
Gizi
Kemungkinan Masalahnya :
Bila bayi lambat memulai respon namun sehat, bidan bisa
merangsang bayi dengan mengosok bayi dengan handuk.
Bayi yang takipnea (respirasi > 60/Mnt pada bayi aterin)
retraksi sterna kemungkinan menderita infeksi serius.
Aspirasi mekonium.
Bayi yang sangat berlendir, yang hampir tenggelam
dalam sekresi, mememerlukan penghisapan segera dan
kemungkinan mengalami atrena esotagus.
Tangisan bayi lahir sehat berbeda-beda namun yang
biasanya jelas dengan nada tinggi/irritabel.
: Keaktifan/tonus otot
R : Respiration : Pernafasan
Setiap Penilaian diberi angka : 0, 1, 2
Nilai 1
warna kulit
tubuh normal
merah muda,
Warna kulit
terhadap
stimulasi
Tonus otot
Pernapasan
Nilai 2
warna kulit
tubuh, tangan,
dan kaki
normal merah
Appearance
muda, tidak
adasianosis
meringis/bersin/
batuk saat
stimulasi
lemah atau
tidak teratur
Grimace
saluran napas
tidak ada
Akronim
Activity
menangis kuat,
pernapasan
baik dan teratur
Respiration
INTERPRETASI SKOR
APGAR
Jumlahskor
7-10
Interpretasi
Bayi normal
Catatan
Memerlukan
tindakan medis
segera seperti
penyedotan lendir
4-6
Agak rendah
yang menyumbat
jalan napas, atau
pemberian oksigen
untuk membantu
bernapas.
Memerlukan
0-3
Sangatrendah
Penaganan
0-3
4-6
7-10
Pemberian oksigen.
Resusitasi
Stimulasi rujuk
Pemberiak oksigen
Stimulasi taktil
PENJELASAN
a. Postur
Tonus otot tubuh
tercermin dalam
postur tubuh bayi
saat istirahat dan
adanya tahanan
saat otot
diregangkan
(Gambar II.3)
B. SQUARE
WINDOW
Fleksibilitas
pergelangan tangan
dan atau tahanan
terhadap peregangan
ekstensor
memberikan hasil
sudut fleksi pada
pergelangan tangan.
Pemeriksa
meluruskan jarijari
bayi dan menekan
punggung tangan
dekat dengan jari-jari
dengan lembut. Hasil
sudut antara telapak
tangan dan lengan
bawah bayi dari
preterm hingga
posterm diperkirakan
C. ARM RECOIL
Manuver ini berfokus pada
fleksor pasif dari tonus otot
biseps dengan mengukur
sudut mundur singkat setelah
sendi siku difleksi dan
ekstensikan. Arm recoil
dilakukan dengan cara
evaluasi saat bayi terlentang.
Pegang kedua tangan bayi,
fleksikan lengan bagian
bawah sejauh mungkin dalam
5 detik, lalu rentangkan kedua
lengan dan lepaskan.Amati
reaksi bayi saat lengan
dilepaskan. Skor 0: tangan
tetap terentang/ gerakan
acak, Skor 1: fleksi parsial
140-180 , Skor 2: fleksi
parsial 110-140, Skor 3:
fleksi parsial 90-100 , dan
Skor 4: kembali ke fleksi
penuh (Gambar II.5).
D. POPLITEAL ANGLE
Manuver ini menilai pematangan tonus
fleksor pasif sendi lutut dengan menguji
resistensi ekstremitas bawah terhadap
ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang,
dan tanpa popok, paha ditempatkan
lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini,
pemeriksa memegang kaki satu sisi
dengan lembut dengan satu tangan
sementara mendukung sisi paha dengan
tangan yang lain. Jangan memberikan
tekanan pada paha belakang, karena hal ini
dapat mengganggu interpretasi.
Kaki diekstensikan sampai terdapat
resistensi pasti terhadap ekstensi. Ukur
sudut yang terbentuk antara paha dan
betis di daerah popliteal. Perlu diingat
bahwa pemeriksa harus menunggu sampai
bayi berhenti menendang secara aktif
sebelum melakukan ekstensi kaki. Posisi
Frank Breech pralahir akan mengganggu
manuver ini untuk 24 hingga 48 jam
pertama usia karena bayi mengalami
E. SCARF SIGN
Manuver ini menguji tonus pasif
fleksor gelang bahu. Dengan bayi
berbaring telentang, pemeriksa
mengarahkan kepala bayi ke garis
tengah tubuh dan mendorong tangan
bayi melalui dada bagian atas
dengan satu tangan dan ibu jari dari
tangan sisi lain pemeriksa diletakkan
pada siku bayi. Siku mungkin perlu
diangkat melewati badan, namun
kedua bahu harus tetap menempel di
permukaan meja dan kepala tetap
lurus dan amati posisi siku pada
dada bayi dan bandingkan dengan
angka pada lembar kerja, yakni,
penuh pada tingkat leher (-1); garis
aksila kontralateral (0); kontralateral
baris puting (1); prosesus xyphoid
(2); garis puting ipsilateral (3); dan
garis aksila ipsilateral (4) (Gambar
F. HEAL TO EAR
Manuver ini menilai tonus pasif
otot fleksor pada gelang panggul
dengan memberikan fleksi pasif
atau tahanan terhadap otot-otot
posterior fleksor pinggul. Dengan
posisi bayi terlentang lalu pegang
kaki bayi dengan ibu jari dan
telunjuk, tarik sedekat mungkin
dengan kepala tanpa memaksa,
pertahankan panggul pada
permukaan meja periksa dan amati
jarak antara kaki dan kepala serta
tingkat ekstensi lutut ( bandingkan
dengan angka pada lembar kerja).
Penguji mencatat lokasi dimana
resistensi signifikan dirasakan.
Hasil dicatat sebagai resistensi
tumit ketika berada pada atau
dekat: telinga (-1); hidung (0);
dagu (1); puting baris (2); daerah