Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB. PENDAHULUAN
I.
II.
Tujuan
Dengan menulis karya tulis ini, diharapkan kita dapat mengetahui
apa saja pengaruh positif dan negatif dari Globalisasi. Selain itu juga,
diharapkan kita dapat mengambil sikap untuk menghadapi
Globalisasi yang sudah melekat erat dan tidak dapat dihindarkan lagi.
III.
1.
2.
3.
Rumusan Masalah
Apakah pengertian Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya?
Bagaimana pengaruh positif dan negatif Globalisasi bidang Sosial
Budaya?
Bagaimana cara menyikapi Globalisasi?
BAB.PEMBAHASAN MATERI
I.
Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata globe yang berarti "dunia". Secara harfiah globalisasi
bisa diartikan proses mendunia. Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya
merupakan proses sosialisasi & pertukaran budaya antar bangsa yang melintasi
batas Negara.
Ada sebagian yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau
proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan
negara berada dalam ikatan yang semakin kuat untuk mewujudkan sebuah
tatanan kehidupan baru atau kita bisa mengatikan kesatuan ko-eksistensi yang
nantinya akan mengahpus batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat. Penertian ini didukung oleh pihak yang mendukung terjadinya
sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya
II.
Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh, pasti ingin sama persis menjadi
seperti idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Kita ambil
contoh, siapa yang tak kenal Lady Gaga? Ia adalah salah satu dari banyak contoh
penyanyi papan atas dari luar negri yang banyak dikagumi. Tak sedikit kaum
muda yang mengidolakannya dan mengikuti gaya serta penampilannya. Cara
berpakaian yang tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan gila serta lirik
lagunya yang satanic. Tapi semua itu seolah tak berarti, dan tetap diikuti.
3. Style (cara berpakaian) Bangsa Barat
Barat yang identik dengan liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan
karena trend pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara
berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian
sangat sexy dengan rok pendek sudah mejadi hal yang lumrah.
4. Cultur lag (kesenjangan budaya)
Cultur lag ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau
hukum. Hal yang tidak biasa dalam masyarakat kini telah menjadi lazim untuk
dilakukan. Hal ini akibat kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa
terlalu bebas tanpa disertai tanggung jawab.
5. Sekularisme/Sekulerisme
Merupakan Ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri
terpisah dari agama atau kepercayaan. Dalam kajian keagamaan, masyarakat
dunia barat pada umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan
kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga
Selain Masuknya Budaya Barat yang menjadi akar dari semua dampak negatif
Globalisasi bidang sosial budaya, ada unsur lain yang ikut berperan dalam hal ini
yaitu Kemajuan IPTEK. Kemajuan IPTEK adalah dampak positif dari
globalisasi dalam bidang Teknologi, namun ini sedikit banyak membawa dampak
negatif bidang Sosial Budaya yang diantaranya melahirkan gaya hidup yang:
a. Mewah
Suatu gaya hidup yang mengedepankan merk dari barang-barang yang
dikonsumsinya. Segala sesuatunya haruslah mewah denga harga yang
menakjubkan.
b. Individualistis
Dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa
tetangga ataupun mengobrol. Namun dizaman modern ini, hanya dengan duduk
dialam rumah dengan internet, bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orangorang yang berada sangat jauh. Inilah akar dari individualistis yang tercipta
karena tidak bersosialisasi secara langsung. Hal ini akan sangat fatal karena
menciptakan seseorang dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain
selain dirinya.
c.
Pragmatisme
Pragmatisme adalah sikap yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri
sendiri. Padahal menolong tanpa pamrih adalah pelajaran dasar dalam
bermasyarakat. Tapi semakin majunya jaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai
gotong royong dan tolong-menolong. Individu lebih mengarahkan pada kegiatan
yang menguntungkan saja.
d. Matrealisme
Suatu paham yang menilai segala sesuatunya dengan materi dan selalu berusaha
memperkaya diri dengan materi berlebih. Gaya hidup seperti ini sepatutnya
dihindari karena tidak semua barang dapat dinilai secara materi.
e. Hedonisme
Hedonisme menjiwai para pengusaha lokal yang hidup di beberapa negara
miskin. Mereka meraih keuntungan yang banyak dengan cara menggali sumber
daya alam tanpa batas. Tangan-tangan merekalah yang telah menggunduli hutan,
mengotori sungai, mencemari ekosistem laut, dan penebar racun di udara. Para
pengusaha lokal tersebut memperkaya diri mereka demi sebuah kesenangan
hidup. Padahal secara tidak langsung, mereka telah menghancurkan
keseimbangan alam dan menghilangkan mata pencaharian bagi orang-orang
yang bergantung pada alam.
f.
Permisif
Suatu paham yang membiarkan sesuatu hal yang dianggap tabu untuk
diperlihatkan. Contoh dari pemahaman ini adalah Bangsa Barat yang
mengajarkan untuk bertelanjang dada untuk pria bahkan sebagian wanita Barat
yang ekstrem ikut bertelanjang dada. Sikap permisif tersebut berangsur-angsur
mulai tumbuh dikalangan kaum pria. Tapi untuk kaum wanita kebanyakan
tentunya tidak melakukan hal demikian. Terlebih aturan beberapa negara
terutama bangsa Timur yang sangat membatasi.
g. Konsumerisme
Konsumerisme merupakan paham atau aliran atau ideologi dimana seseorang
atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian
barang barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara
sadar dan berkelanjutan. Dan inilah hal yang paling sering terjadi seperti
berbelanja pakaian terlalu banyak. Padahal pakaian tersebut tidak semuanya
dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
h. Sikap yang Serba Instant
Era Globalisasi membuat mudah segala sesuatunya. Ingin makan mie, cukup
menyeduh mie instant. Ingin makan bubur, cukup menyeduh bubur instant.
Ingin makanan dalam waktu singkat, cukup pesan fast food. Serba instant yang
hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Namun bukan berarti hal
tersebut bagus. Sikap yang serba instant akan mengantarkan pada sifat yang
tidak sabaran. Terlebih semua makanan yang instant berdampak negatif pada
kesehatan tubuh.
i.
Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola
pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang
telah maju.
2. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai
jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
(Memasak Didapur)
Dulu terdapat aturan bahwa anita tidak diperbolehkan masuk kedalam dunia
kerja. Tugas mereka hanyalah menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anggota
keluarga. Inilah ketentuan yang berlaku sebelum
(Bekerja dikantor/perusahaan)
Namun pada era Globalisasi ini, aturan tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Mengurus Rumah Tangga bukanlah lagi tugas wajib dari seorang wanita yang
sudah berkeluarga. Banyak wanita yang masuk kedalam dunia kerja. Dan tidak
jarang mereka kaum wanita sukses menjadi wanita karier ataupun memimpin
perusahaan.
Mengapa dapat dikategorikan positif maupun negatif? Karena wanita yang sudah
berkeluarga tentu memiliki tanggung jawab mengurusi rumah tangganya selagi
suami berkerja. Namun apabila wanita ikut berkarier, lalu siapakah yang akan
mengurus rumah? Dan hal yang sangat fatal adalah kurangnya kasih sayang ibu
pada anaknya. Namun hal ini menjadi positif manakala wanita membawa
perubahan baru, ikut memperbaiki perekonomian.
Mungkin yang perlu disikapi adalah mengambil hal positifnya dan meminimalisir
kemungkinan buruknya.
.
III.
a.
b.
c.
d.
Setelah nilai globalisasi menyatu dengan nilai dasar budaya bangsa maka kita
sebagai bangsa yang berdaulat berkewajiban menumbuhkan rasa kebanggaan
sebagai bangsa, yakni dengan cara mendidik anak bangsa agar menjadi manusia
Indonesia yang dilandasi oleh nilainilai budaya bangsa dan memiliki kemampuan
untuk ber kompetisi dalam dunia global. Sikap positif lain yang perlu
dikembangkan untuk bisa berperan di era globalisasi adalah sebagai berikut:
Berkompetisi dalam kemajuan iptek;
Meningkatkan motif berprestasi;
Meningkatkan kualitas/mutu;
Selalu berorientasi ke masa depan.
Terlebih lagi kita memiliki Pancasila yang merupakan penyaring terhadap
pengaruh globalisasi. Kita sebagai warga negara Indonesia harus memiliki sikap
BAB. KESIMPULAN
Banyak pola hidup negatif akibat Globalisasi seperti konsumerisme, pragmatism,
hedonism, matrealisme dan lain-lain. Semua sikap tersebut akan melunturnya
semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, & kesetiakawanan sosial serta
nilai-nilai agama. Nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat, bangsa
dan Negara pun akan pudar karena dianggap tidak ada hubungannya.
Namun juga terdapat beberapa dampak positif yang dapat kita rasakan:
1. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola
pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang
telah maju.
2. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai
jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
1.
2.
3.
a.
b.
c.
d.
DAFTAR PUSTAKA
http://24bit.wordpress.com/2010/03/28/dampak-positif-dannegatif-globalisasi-bagi-indonesia/
http://kelimasos3-globalisasi.blogspot.com/2009/03/cara-caramenghadapi-era-globalisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pragmatisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekularisme