Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MEKANIKA FLUIDA

KOMPRESI GAS BUTANA TEKANAN 1 ATM SUHU KAMAR MENJADI


LPG KAPASITAS 6 TON/JAM

Disusun oleh :

Bintang Ayu Kalimantini

21030112120019

Dhikie Rezekia Aprizal Tanjung

21030112140164

Irma Saputri

21030112130048

Riska Yuniarti

21030112130107

Samuel Tagan Rodhyanto

21030112140177

Wahyu Arga Utama

21030112120025

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah ini sebagai
tugas mata kuliah Unit Operasi II: Mekanika Fluida. Dalam makalah ini kami membahas
tentang Kompresi Gas Butana Tekanan 1 atm Suhu Kamar Menjadi LPG Kapasitas 60
ton/jam.
Terima kasih kami haturkan kepada Bapak Diyono Ikhsan yang telah membimbing
kami dalam penyelesaian makalah ini. Sadar akan kemampuan kami, materi yang kami
peroleh berasal dari hasil pencarian dari internet dan literatur. Dalam penyusunan makalah
ini, kami berusaha menyampaikan dengan baik dan benar. Namun, kami menyadari bahwa
kami tidak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu, kami terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun, dan kami
meminta maaf terhadap kesalahan yang timbul pada makalah ini, baik dalam segi
pembahasan maupun dalam bahasa dan penyampaian yang kurang berkenan.Akhir kata, kami
berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 SISTEM TRANSPORTASI DAN PEMIPAAN FLUIDA


Fluida atau zat alir adalah termasuk zat dalam fasa cair dan gas. Zat cair akan
mengalir dengan sendirinya dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau
dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Sedang gas akan mengalir
dengan sendirinya dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Ditinjau
pengaruh yang terjadi bila terjadi perubahan tekanan, fluida dibagi menjadi 2 jenis :

Fluida tak mampat (incompressible), apabila mengalami perubahan tekanan tidak


terjadi perubahan sifat fisis terutama kerapatan massa (density), atau sifat fisisnya
relative tetap. Contohnya : fluida yang non volatile ( air, minyak berat, air raksa, dsb)

Fluida mampat (compressible), apabila mengalami perubahan tekanan, juga akan


terjadi perubahan sifat fisis terutama kecepatan massanya. Contoh : fluida yang
volatile, gas, steam.
Penanganan fluida adalah aktivitas yang sangat penting pada sebagian besar proses

plant. Transportasi fluida dari satu tempat ke tempat lain juga perlu diperhatikan.
Transportasi fluida dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pengangkutan yang menggunakan
tempat (wadah), dan dengan pengaliran fluida pada jaringan pengaliran yang sudah
ditentukan. Cara pengaliran fluida ada 2 macam, yaitu sistem terbuka yang berhubungan
dengan udara luar dan sistem tertutup yang biasanya menggunakan pipa.
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida dari
tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau
pompa.Misalnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari tangki ke mesin,
memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga mentransfer air untuk keperluan
pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan sehari-hari diatas kapal serta masih banyak lagi
fungsi lainnya.
Sistem perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan
dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau sambungan yang dapat
dilepaskan dan dipisahkan bila perlu.Semua pipa harus dilindungi dari kerusakan
mekanis.Sistem perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit sedemikian rupa untuk menghindari
getaran.Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi harus merupakan sambungan flens yang
diijinkan dengan panjang yang cukup tanpa merusak isolasi. Pada perancangan sistem

instalasi diharapkan menghasilkan suatu jaringan instalasi pipa yang efisien dimana
aplikasinya baik dari segi peletakan maupun segi keamanan dalam pengoperasian harus
diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi maupun dari spesifikasi installation guide
dari sistem pendukung permesinan.

I.2 DATA FLUIDA


1. Butana
Berat Molekul

58.123 g/mol

Fase Padat
Titik leleh
Panas laten fusion 1,013 bar, saat triple point)

80.165 kJ/kg

Fase Cair
Densitas Cairan (1.013 bar saat titik didih)

601.4 kg/m3

Ekuivalensi cair/gas (1.013 bar dan15C (59 F))

239 vol/vol

Titik Leleh (1.013 bar)

-0.5 C

Panas laten penguapan(1.013 bar saat titik didih)

385.6 kJ/kg

Tekanan Uap (saat 21 C or 70 F)

Titik Kritis
Temperatur Kritis

152 C

Tekanan Kritis

37.96 bar

Fase Gas
Densitas Gas

2.480 kg/m3

Faktor Kompresibilitas (Z) (1.013 bar and 15 C (59 F))

0.9625

Spesifik Grafitasi (air = 1) (1.013 bar and 21 C (70 F))

2.076

Spesifik Volum (1.013 bar and 21 C (70 F))

0.4 m3/kg

Cp (1 bar and 25 C (77 F))

0.096 kJ/(mol.K)

Cv (1 bar and 25 C (77 F))

0.088 kJ/(mol.K)

Viskositas (1.013 bar and 0 C (32 F)) :

7.384*10-5 lb/fts

Konduktivitas Panas (1.013 bar and 0 C (32 F))

13.6 mW/(m.K)

Lain-lain
Kelarutan dalam air (1.013 bar and 20 C (68 F))

0.0325 vol/vol

Temperatur Autoignition

2. LPG
Komposisi

100% butana

Berat Molekul

53,8 g/mol

Titik Kritis
Temperatur Kritis

135,38 oC

Tekanan Kritis

39,322 bar

Fase Gas
Densitas Gas

1883,9 kg/m3

Viskositas Zat

2,536*10-5 lb/fts

I.3 LIQUIFIED PETROLEUM GAS (LPG)


LPG (Liquefied Petroleum Gas) adalah Istilah untuk bahan bakar gas cair yang
merupakan campuran dari hidrokarbon (fraksi utamanya propane (C 3H8), propilen (C3H6),
normal dan iso-butana (C4H10), butile n(C4H8) dan beberapa fraksi C2 yang lebih ringan dan
C5 yang lebih berat). Uap LPG lebih berat dari udara, sehingga uap dapat mengalir didekat
permukaan tanah dan turun hingga ke tingkat yang paling rendah dari lingkungan dan dapat
terbakar pada jarak tertentu dari sumber kebocoran. Pada udara yang tenang, uap akan
tersebar secara perlahan. Untuk mengatasi kebocoran pada atmosfir maka LPG biasanya
ditambah bahan yang berbau (misal merkaptan).
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair
lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji
dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan.Untuk memungkinkan
terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji
tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya.Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan
temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi
tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 2,8 atm
bagi butana murni pada 30 C (86 F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi
propana murni pada 55 C (131 F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji
propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan

Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan
Pertamina adalah elpiji campuran.Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:

Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar

Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat

Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.

I.4 PENCAIRAN GAS


Pencairan gas adalah kasus khusus pendinginan gas. Gas pertama dikompresi ke
tekanan tinggi dalam kompresor-suhu lingkungan. Gas bertekanan tinggi dilewatkan melalui
penukar panas ke klep penutup atau mesin ekspansi. Setelah berekspansi ke tekanan yang
lebih rendah, pendinginan mungkin terjadi, dan beberapa cairan dapat dibentuk. Gas dengan
suhu rendah dan tekanan kembali ke saluran masuk kompresor untuk mengulangi siklus.
Tujuan dari penukar panas adalah untuk menghangatkan gas tekanan rendah sebelum
recompresisi, dan sekaligus untuk mendinginkan gas tekanan tinggi ke suhu serendah
mungkin sebelum ekspansi.

BAB II
DESKRIPSI PROGRAM

II.1 SPESIFIKASI
II.1.1 Kondisi Operasi
Sistem yang akan dicairkan memiliki kapasitas massa 6 ton/jam yang mana akan
dicairkan dari tekanan 1 atm hingga 2,8 atm menggunakan sistem kompresi. Gas umpan
masuk ke unit kompresi 1. Gas berasal dari menara destilasi (asumsi keluaran fraksi atas dari
destilasi atmosferik hanya C3 dan C4) dimana kapasitas masa 6 ton/jam bertekanan 1 atm
suhu 30oC. Dalam kompresor I, kerja yang ada digunakan untuk menaikkan tekanan hingga
2,8 atm dan bersamaan dengan naiknya tekanan maka suhu juga akan mengalami kenaikan
menjadi suhu 329,975 K.
Efisiensi kompresor yang digunakan dalam perhitungan adalah 80%, dan efisiensi
motor listrik adalah sebesar 75%.

Gambar. Perancangan alat

II.1.2 Perhitungan Debit dan Sistem Perpipaan


a. Menghitung laju alir fluida
mass rate = 6 ton/jam = 3,674 lbm/s
butana = 2,48 kg/m3 = 0,155 lbm/ft3
3,674 /

= 0,155 / 3 = 23,75 3 /

b. Menghitung diameter pipa


Asumsi aliran turbulen dengan 1 in
Menggunakan persamaan = 3,9 0.45 0.13 di mana,
3

= laju alir volumetrik ( )

= density butana ( 3 )
butana = 2,48 kg/m3 = 0,155 lbm/ft3
Di optimal = 3,9 x 0,45 x 0,13
= 3,9 x (23,75 ft3/ s)0,45 x (0,155 lb/ft3)0,13
= 12,73 in
Di optimal digunakan sebagai diameter inside, maka dipilih D inside = 13,124 in
dengan diameter nominal = 14 in, dan shedule number 40
Di = 13,124 (pada Sch 40) = 1,094 ft
II.1.3 Spesifikasi Alat
1. Menara Destilasi Atmosferik
Digunakan untuk melakukan fraksinasi minyak mentah, dimana hasil atas dari
fraksinasi tersebut diasumsi sebagai berikut

Gambar 6. Menara Destilasi Atmosferik


Nama Alat

Kolom Destilasi Atmosferik

Komposisi Gas Hasil Atas

Butana 100%

Tinggi kolom

20 meter

2. Pipa
Digunakan pipa lurus (menghindari adanya pressure drop) dari menara destilasi
hingga keluaran unit pendingin ke dua. Pipa yang digunakan adalah pipa yang
terbuat dari Karbon steel yang tahan terhadap suhu tinggi dan tekanan yang
tinggi, namun non korosif. (Lihat Lembar Perhitungan). Spesifikasi pipa yang
digunakan dapat dilihat dibawah ini:

Gambar 8. Pipa Karbon Steel


Jenis Pipa

Pipa Karbon Steel

Diameter Optimum

12,73 in

Diameter dalam Pipa

1,094 ft

Schedulge number

40

Panjang pipa total

33 meter

Perlu diperhatikan pemasangan pipa pada kompresor harus diatur perbaikan dan
pemeliharaannya.

Sambungan

pipa

dengan

menggunakan

flanges

lebih

diutamakan demi memperlancar jalannya perbaikan dan pemeliharaan. Pipa hisap


(suction) dan buang (discharge) harus benar-benar diperhatikan fleksibilitasnya,
terutama untuk temperatur rendah atau tinggi atau tekanan tinggi. Masalah getaran
termasuk bagian terpenting pada pipa kompresor ini, sehingga digunakan pula
penyangga.
3. Liquid vortex flow meter

Gambar 9. Liquid vortex flow meter

Dasar kerja alat ini adalah tergantung adanya arus olakan yang terjadi pada objek
sampai terjadi vortex, besarnya vortex yang terjadi pada objek sesuai dengan laju
alir fluida yan bisa disensor secara elektronis dan bisa dikonverssi kan sebaai
sinyal yang terkontrol sebagai sinyal yang terkontrol secara otomatis. Jumlah gas
yang masuk kedalam kompresor tetap 6 ton/jam, karena perancangan pada
dasarnya adalah dalam kapasitas 6 ton/jam.
4. Elbow 900

Gambar 10. Elbow 900


Digunakan 5 buah elbow 900 untuk merubah arah perjalanan as, disini,perlu
ditekankan bahwa dalam transportasi fluida dalam bentuk ggas, maka sebaiknya
sambungan diusahaka tidak terlalu banyak.
5. Gate Valve

Gambar 11. Gate Valve

Digunakan untuk menutup aliran fluida dari kolom destilsi.Hal ini digunakan
untuk mengantisipasi adanya kerusakan lebih lanjut bila terjadi ledakan disuatu
tempat sehingga fluida (gas bahan bakar) tidak tersuplai terus kedalam tangki
spheris.Selain itu, penggunaan gate valve pada umumnya diunaka untuk mengatur
aliran masuk dan keluar fluida.

6. Tangki Storage

Gambar 12. Tanki Storage


LPG storage tank adalah bola (sphere)dimaan memiliki alasan utama, dipandang
dari segi engineering, mengapa gas LPG paling baik disimpan dalam tangki
berbentuk bola adalah karena disimpan di bawah tekanan yang tinggi maka semua
bejana bertekanan hendaknya bulat seperti bola untuk menghilangkan sudut-sudut
yang akan menjadi titik terlemah.Tangki penyimpan LPG terbuat dari plat baja
jenis hot rolled steel minimal ASTM A 516 Gr 70. Prosedur manufaktur tangki
LPG diatur dengan ketat oleh ASME1[4] Boiler and Pressure Vessel Code Section
VIII Division 1.

II.2 PERHITUNGAN TENAGA KOMPRESOR DAN MOTOR


LPG

: asumsi 100% butane

Tekanan LPG Gas (P1)

: 1 atm

Tekanan LPG Cair (P2)

: 2,8 atm

Prinsip
=

1=


=
1

LPG

Komposisi (%)

Butana

100

1,935

36,915 . 10-3

-11,402 . 10-6

= + + 2 pada T=303 K
= 12,073

1 = 11,073

12,073
1 = =
= 1,0903
11,073

= 0,0828

2
2,8 0,0828
2 = 1
= (303 ) [
]
= 329,975
1
1
Kerja Kompresor

2
1 =
1 1 [( )
1
1


2
1 =
1 [( )
1
1
1 =

1]
1

1]

1,09031
1,0903
1,67 / 1000
(
)(
) (8,314 . ) (303) [(2,8) 1,0903 1]
1,0903 1 58 /
1

= 77959,04677 = 57499,63046 . /
Daya Kompresor
P1 = 57499,63046 .

1
= 104,545
550 . /

Daya kompresor sesungguhnya ( = 80%)


P1 =

P1

104,545
0,8

= 130,681

Daya Motor
Efisiensi motor 75%
Pmotor =

P1

130,681
0,75

= 174,241 = 129,932 kW

II.3 PEMILIHAN JENIS KOMPRESOR


Kompresor merupakan suatu unit yang dapat memindahkan udara yang bertekanan
rendah menjadi bertekanan lebih tinggi, selama perpindahan ini udara dimampatkan. Udara
yang mampat yang dihasilkan oleh kompresor ini menghisap udara bebas bertekanan satu

atmosfir hingga tekanan kerja yang diinginkan. Dalam hal ini kompresor bekerja sebagai
penguat (booster). Udara mampat ini biasanya tidak langsung digunakan, melainkan kadangkadang dialirkan melalui satu saluran sampai ke tempat pemakaian, dapat juga disimpan ke
tempat tangki penyimpanan udara terlebih dahulu, baru kemudian dari tangki tersebut
dialirkan keunit-unit yang membutuhkan udara mampat.
Untuk menentukan jenis kompresor yang akan digunakan harus diperhatikan
keuntungan, kerugian, maupun sifat-sifat kompresor yang akan digunakan pada suatu
perencanaan. Dalam perencanaan ini kompresor yang dipakaiuntuk kebutuhan gas LPG.
Sesuai dengan pemakaiannya kompresor yang paling menguntungkan adalah
kompresor torak, karena kompresor torak memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan
dengan kompresor jenis lain, diantaranya:
1. Kompresor torak mempunyai efisiensi volumetrik yang lebih tinggi dibandingkan
dengan jenis kompresor yang lain, sehingga kompresor ini akan menghasilkan
kapasitas udara yang lebih besar.
2. Debu dan pasir tidak mudah masuk kedalam silinder karena udara yang dihisap
harus melalui saringan udara sebelum udara tersebut masuk silinder melalui katup
isap. Dalam hal ini silinder dan piston tidak akan cepat rusak akibat kotoran yang
masuk kedalam silinder.
3.

Kompresor torak

memiliki konstruksi yang

lebih

sederhana,

sehingga

penggunaannya lebih ekonomis.


4. Memiliki rasio kompresi yanglebih besar.
Adapun kekurangan dari kompresor torak adalah :
1. Pada tekanan yang tinggi dan udara tekan yang dihasilkan rendah diperlukan
pondasi yang kuat dan dijaga keamanannya terhadap lingkungan sekitar dan
diperlukan penggunaan saluran pipa yang tahan terhadap getaran yang timbul.
2. Pada tekanan yang tinggi dan udara tekan yang dihasilkan rendah kompresor torak
membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi pada kapasitas yang
Cara Kerja Kompresor Torak
Kompresor torak merupakan suatu kompresor bolak balik yang menggunakan
torak(piston) di dalam silinder yang bergerak bolak-balik untuk menghisap, menekan
danmengeluarkan udara secara terus-menerus. Dalam hal ini udara yang ditekan tidak boleh
bocor melalui celah antara piston dan silinder yang saling bergesekan. Untuk mencegah
kebocoran ini maka pada piston dilengkapi dengan ring piston yang fungsinya sebagai
perapat sekaligus penyalur oli sebagai pelumasan pada piston dan silinder

a. Hisap

b. Kompresi

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Kompresor Torak

1. Langkah Isap
Pada langkah isap, piston bergerak ke bawah dan tekanan udara di dalam
silinder lebih kecil dari tekanan atmosfer, sehingga udara bebas yang terhisap akan
mendorong katup isap sampai ketitik mati bawah. Oleh karena itu udara bebas
tersebut akan masuk ke silinder.
2. Langkah Kompresi
Ketika piston mulai naik dari titik mati bawah, maka katup masuk pun tertutup
sehingga udara dalam silinder pun termampat kan sampai tekanan tertentu karena
katup keluar masih tertutup.
3. Langkah Keluar
Bila torak terus-menerus bergerak keatas hingga titik mati atas maka katup
keluar akan terbuka akibat tekanan udara tersebut, sehingga udara keluar dari silinder
melalui katup keluar. Besarnya tekanan udara untuk membuka katup keluar ini
samadengan besar tekanan udara pada akhir langkah kompresi.
Pada waktu piston mencapai titik mati atas, antara sisi atas piston dan kepala
silinder masih ada volume sisa yang besarnya Vc. Volume inii dealnya adalah nol,
agar udara dapat didorong seluruhnya keluar, tetapi dalam prakteknya harus ada jarak
atau clearance agar sisi atas piston tidak berbenturan dengan kepala silinder, karena
hal ini dapat merusak piston itu sendiri maupun kepala silindernya.
Akibat adanya volume sisa ini, maka ada sejumlah udara dengan tekanan pd

dan volumeVc diakhir kompresi. Jika piston memulai langkah isap, maka katup isap
tidak dapat terbuka sebelum sisa udara tersebut berekspansi hingga tekanannya turun
menjadi pi. Katup isap akan mulai terbuka ketika tekanan sudah mencapai tekanan
isap pi.
Untuk mendapatkan tekanan yang lebih tinggi, maka kompresor yang
digunakan adalah kompresor bertingkat. Dalam hal ini semakin banyak tingkatannya,
maka tekanan udara yang dihasilkan juga semakin tinggi. Akan tetapi harus juga
diperhatikan untuk kapasitas berapa suatu kompresor tersebut digunakan.

BAB III
KESIMPULAN

Kompresor yang digunakan adalah kompresor torak. Sistem yang akan dicairkan
memiliki kapasitas massa 6 ton/jam yang mana akan dicairkan dari tekanan 1 atm hingga 2,8
atm menggunakan sistem kompresi. Gas umpan masuk ke unit kompresi 1. Gas berasal dari
kilang minyak (asumsi keluaran fraksi atas dari destilasi atmosferik hanya C3 dan C4)
dimana kapasitas masa 6 ton/jam bertekanan 1 atm suhu 30oC. Dalam kompresor I, kerja
yang ada digunakan untuk menaikkan tekanan hingga 2,8 atm dan bersamaan dengan naiknya
tekanan maka suhu juga akan mengalami kenaikan menjadi suhu 329,975 K. Efisiensi
kompresor yang digunakan dalam perhitungan adalah 80%, dan efisiensi motor listrik adalah
sebesar 75%.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Gas Encyclopedian-buthane. serial online][dikutip pada 12 Juni 2013 11:46].


Available from: URL:
HYPERLINKhttp://encyclopedia.airliquide.com/Encyclopedia.asp?GasID=8
Anonymous. Gas Encyclopediaprophane. serial online][dikutip pada 12 Juni 2013 11:48].
Available from: URL:
HYPERLINKhttp://encyclopedia.airliquide.com/Encyclopedia.asp?GasID=53
Anonymous. LPG Spherical Tank. serial online] 2009 [dikutip pada 12 Juni 2013 21:46].
Jakarta Available from: URL:
HYPERLINKhttp://click2felix.blogspot.com/2012/07/lpg-spherical-tank.html
Anonymous. Thermodynamic Properties of Saturated Butane. [serial online] 2006. America
Available from : URL:
HYPERLINK http://yeroc.us/d/orc_clearinghouse/working_fluids/nbutane_saturated_table.pdf
Dewi,Kurnia Fatma. Pemanfaatan Gas-Analisa. [serial online] 2009 [dikutip pada 3 Juni
2013 09:38]. Jakarta Available from: URL:
HYPERLINKhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128862T%2026642...Literatur.pdf
Dewi,Kurnia Fatma. Pemanfaatan Gas-Literature [serial online] 2009 [dikutip pada 3 Juni
2013 10:24]. Jakarta Available from: URL:
HYPERLINKhttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/128862T%2026642...Literatur.pdf
Ikhsan Diyono dan Suherman. Diktat Mata Kuliah Operasi Teknik Kimia I. Semarang
:Teknik Kimia
J.M.Smith.,H.V. Van Ness, M.M. Abbott. 2001.Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics 6th ed. NewYork: Mc Graw Hill Company
James O Maloney. Perrys Chemical Engineers Handbook 8thed. Serial softfile.
James G. Speight. The Chemistry and Texhnology of Petroleum 4thed.London: CRC Press
Menteri Energi Dan Sumber Daya Alam. 2011. Buku Investasi ESDM Indonesia FINAL.
serial online] 2009 [dikutip pada 5 Juni 2013 18:48]. Jakarta Available from: URL:
HYPERLINKhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=buku%20final%20esdm&s
ource=web&cd=1&cad

Anda mungkin juga menyukai