Visi adalah suatu cara pandang ke masa depan yang mengilhami setiap tindakan secara
emosional dan motivasi secara positif untuk mencapai kondisi yang diinginkan di masa
mendatang.
Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Purwakarta saat ini, permasalahan dan tantangan
yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan
potensi yang dimiliki oleh masyarakat guna mencapai terwujudnya masyarakat yang sejahtera
dan mandiri, maka segenap pemangku kepentingan dan pemerintah daerah dalam pencapaian
Super Goal Sejahtera dan Mandiri, telah menetapkan Visi Pembangunan Jangka Panjang
Kabupaten Purwakarta Tahun 2005-2025 yaitu: Purwakarta Cerdas, Sehat, Produktif dan
Berakhlakul Karimah
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Panjang tersebut maka disusun 3 Misi
Pembangunan Purwakarta Tahun 2005 2025, yaitu :
B. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purwakarta
Tahun 2008 2013
Misi:
1. Mengembangkan pembangunan berbasis religi dan kearifan lokal, yang berorientasi pada
keunggulan pendidikan, kesehatan, pertanian, industri, perdagangan dan jasa.
3. Meningkatkan keutuhan lingkungan baik hulu maupun hilir, fisik maupun sosial.
3. Pelayanan KTP, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran Gratis Bagi Seluruh Masyarakat
dengan Sistem Pelayanan di Tingkat Desa dan Kelurahan.
6. Pengembangan dan Pelebaran Jalan Hotmix serta Listrik sampai Pelosok Perdesaan,
Membuat/Mengoptimalkan Jalur Tembus Cikao Bandung-Babakancikao, Kiarapedes-Cibatu,
Pasawahan-Cibatu, Pasawahan-Pondoksalam, Pasawahan-Purwakarta, Pondoksalam-Bojong,
Wanayasa-Pondoksalam, Bojong-Darangdan, Campaka-Cibatu-Bungursari, Membuka Pintu
Tol Sawit, serta Pelebaran Jalan Sawit-Wanayasa.
7. Pengembangan Air Bersih dan Irigasi Perdesaan Secara Menyeluruh dan Mengoptimalkan
Sungai Ciherang untuk Irigasi Perairan Pondoksalam-Pasawahan, Sungai Cikao untuk Irigasi
Perairan Bojong-Darangdan-Jatiluhur, dan Sungai Cimunjul untuk Irigasi Perairan
Purwakarta-Babakancikao. Pengembangan Irigasi Cilamaya untuk Pertanian KiarapedesWanayasa-Cibatu-Campaka-Bungursari, serta Mengoptimalkan Fungsi Bendungan Cirata dan
Jatiluhur untuk Pertanian Masyarakat Maniis, Plered, Tegalwaru, Sukatani, Sukasari, dan
Jatiluhur dengan Pola Integrasi Kehutanan, Pengairan, Perikanan, Pertanian, Peternakan dan
Pariwisata.
9. Pengembangan Investasi dengan Menyiapkan Tanah untuk Industri dengan Sistem Sewa
yang Disiapkan oleh Pemerintah Daerah.
Pemikiran dan Penetapan Visi, Misi Strategi Dasar Pembangunan Purwakarta Tahun 20082013, didasarkan atas landasan filosofis yang kemudian disebut dengan istilah : Tujuh
Belas Prinsip Kahuripan Purwakarta.
1. Di bidang pendidikan, perlu dilakukannya penguatan nilai-nilai lokal (kearifan lokal, local
value), baik yang bersifat geografis, teritorial maupun yang bersifat capacity intelectual. Hal
ini sebagai bagian dari upaya optimalisasi potensi domestik, baik yang bersifat kultur,
regional, lokal maupun menciptakan keunggulan personal, yang memiliki kearifan
intelektual, emosional dan spiritual. Hal ini dalam perspektif falsafah Islam dinamakan alInsan al-Kamil atau dalam theologi kesundaan dikenal dengan istilah congo nyurup kana
puhu, ka luhur sirungan ka handap akaran.
2. Integrasi pendidikan tingkat dasar dan tingkat pertama harus segera dilakukan dalam
mendekatkan watak kecerdasan dengan orientasi pada efisiensi pengelolaan biaya
pendidikan, tanpa mengabaikan kualitas output pendidikan yang dihasilkan. Hal ini sejalan
dan sejalin dengan prinsip: cageur, bageur, bener, pinter, jeung singer.
7. Perlu ditingkatkannya perlindungan terhadap keutuhan lingkungan baik hulu maupun hilir,
dengan menegakkan berbagai peraturan ataupun membuat peraturan baru, untuk melindungi
berbagai areal yang menjadi kebutuhan publik secara luas. Seperti: perlindungan hutan,
perlindungan sumber mata air, perlindungan areal persawahan, dan perlindungan daerah
aliran sungai. Hal ini sebagai bagian dalam menjaga ketahanan ekonomi masyarakat dan
ketahanan kesehatan masyarakat serta kehidupan sosial lainnya yang merupakan upaya
penciptaan simbiosis mutualisme antara manusia dan alam lingkungannya. Dengan prinsip
filosofi : Heug urang teundeun di handeuleum sieum, geusan sampeureun. Cag urang tunda di
hanjuang siang, geusan alaeun.
9. Membangun kekuatan teknologi tepat guna, dengan mengembangkan sumber energi alam.
Seperti: air, matahari, angin, sampah dan limbah ternak. Sehingga kebutuhan energi
masyarakat dapat terlayani dengan biaya murah berdasarkan potensi yang dimiliki oleh alam
dan lingkungannya. Hal tersebut guna menghindarkan kita dari situasi : kawung mabur
carulukna, samak leungiteun pandana, ciamis tinggal paitna, ciherang tinggal kiruhna, resi
leungiteun ajina, pandita ilang komara, kaduruk hawa napsuna, bangkong di kongkorong
kujang, ka cai mawa cameti.
10. Mengembangkan jaringan jalan, arsitektur rumah, penataan perkantoran serta sarana dan
prasarana lainnya yang berbasis nilai-nilai kearifan lokal dan berorientasi pada semangat
perubahan dan kompetisi global. Sehingga tidak kehilangan jatidiri dan orientasi masa depan
sebagai masyarakat yang beradab, Karaton manjing dangiang, Galudra ajeg wiwaha, Jatayu
tinemu semu, Sagara bareng jeung seah.
11. Mengembangkan struktur pemerintahan yang efektif, yang berorientasi kepada kepuasan
pelayanan publik dan mengembangkan potensi kewirausahaan birokrasi yang berorientasi
kemakmuran rakyat. Sehingga, terbangun tatanan birokrasi landung kandungan, laer aisan,
leuleus jeujeur liat tali, hade congcot, gede bacot, someah hade ka semah.
13. Di bidang investasi, perlu dibukanya areal zona industri maupun kawasan industri yang
dikuasai oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari kemudahan investor, dan simbiosis
investasi antara negara dengan pelaku usaha. Rancang bangun ini merupakan bagian dalam
membangun hubungan perubahan sosialisme-kapitalisme, atau disebut dengan istilah bumi
manjing ka langitna, ti langit seah hujana, lembur subur, kota bagja, masjid jeung diri ngahiji,
harta geus ngawujud harti, hukum geus ngawujud adil, nyanding pamingpin ka rakyat,
pandita ajeg wiwaha, ucap jeung langkah sarua, pitutur ngawangun subur, ayat ngawujud ka
Adab.
14. Di bidang transportasi darat dan air, perlu dioptimalkannya berbagai sarana transportasi
darat dan air yang mendekatkan hubungan antar daerah. Hal tersebut didasarkan atas Filosofi
Sunda : nu jauh urang deukeutkeun, geus deukeut urang layeutkeun, geus layeut urang
paheutkeun, geus paheut urang silih wangikeun, dengan tujuan meningkatkan kualitas
kesejahteraan rakyat yang disertai dengan perlindungan hukum terhadap aset masyarakat.
Pola hubungan yang dibangun dalam konteks pembangunan sarana transportasi darat adalah
pola simbiosis antar pemerintah, masyarakat dan dunia usaha sejak pembangunan sampai
pemeliharaan. Dengan prinsip sareundeuk sa igel, sa bobot sa pihanean, ka cai jadi sa leuwi,
ka darat jadi sa logak.
15. Perlu dibangunnya sarana pelayanan pengobatan masyarakat berupa puskesmas yang
memadai di seluruh kecamatan, untuk mendekatkan fungsi pelayanan pemerintah terhadap
masyarakat. Pola hubungan yang dibangun adalah pola kemitraan yang terstruktur
berdasarkan kualitas ekonomi rakyat untuk membangun dan mengintegrasikan hubungan
timbal balik (feed-back) antara ekonomi atas, menengah dan bawah. Prinsip dasar dalam
menjaga kesehatan masyarakat yaitu pait getih pahang tulang, jauh tinu balai, parek kana
rejeki, ginulur karahayuan, ginanjar kawilujengan.
16. Mengembalikan kewibawaan Danau Cirata dan Jatiluhur sebagai sumber kehidupan
masyarakat, menjaga kualitas airnya, menjaga kualitas lingkungannya, agar Danau Cirata dan
Jatiluhur terjaga dari berbagai bentuk ambisi kepentingan ekonomi, yang pada akhirnya dapat
menghancurkan sistem nilai hayati dan nabati yang dimiliki oleh Danau Cirata dan Jatiluhur.
Karena pada hakikatnya, Danau Cirata dan Jatiluhur merupakan cermin watak peradaban
masyarakat Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya, keanggunan gunung,
kejernihan air harus senantiasa terpelihara sepanjang masa. Dengan prinsip caina herang,
laukna beunang, listrikna caang, sawahna ngemplang, nu ulin senang.
17. Dalam mewujudkan otonomi desa, sudah saatnya desa menjadi sentral pembangunan. Hal
ini dilakukan melalui penguatan otonomi kultural dan struktural masyarakat perdesaan, serta
desentralisasi pembangunan desa dan desentralisasi pengelolaan anggaran perimbangan desa,
yang mencerminkan semangat keadilan, atau gemah ripah, repeh rapih, sugih mukti lemah
cai, wibawa karta raharja..
Strategi Kebijakan
Kamis, 08 September 2011 10:40
Prioritas Pembangunan Kabupaten Purwakarta untuk Tahun 2014 merupakan tindak lanjut
atau dalam rangka mendukung program pembangunan lanjutan yang nantinya akan
dituangkan dalam Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013
2018.
Prioritas pembangunan tersebut dirumuskan dalam 9 Tangga Cinta Purwakarta
Istimewa yang terdiri atas :
1.
2.
Perlindungan jaminan kesehatan, hari tua dan kematian bagi seluruh masyarakat,
peningkatan kualitas puskesmas rawat inap dan pembentukan Bank Gizi di setiap
puskesmas.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Prioritas Daerah
Kamis, 08 September 2011 10:40
Dengan memperhatikan permasalahan dan isu strategis daerah, penyusunan prioritas
pembangunan perlu dilakukan mengingat upaya mengatasi permasalahan pembangunan
daerah berdasarkan masing-masing isu strategis tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya antara
lain karena kendala keterbatasan anggaran pembangunan, waktu dan sumberdaya
manusia. Untuk itu prioritas pembangunan harus merupakan upaya terpilih yang
diproyeksikan dapat mengatasi permasalahan pada masing-masing isu secara optimal pada
tahun 2010.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka prioritas pembangunan Kabupaten
Purwakarta Tahun 2010 sebagaimana terdapat dalam dokumen RKPD Kabupaten Purwakarta
Tahun 2010, adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Kualitas Pendidikan Bagi Masyarakat dengan Penuntasan Wajar Dikdas 9
Tahun dan Perintisan Wajar Dikdas 12 Tahun
2. Peningkatan dan Pemerataan Pelayanan Dasar Kesehatan bagi Masyarakat
3. Pemberdayaan Penduduk Miskin
4. Optimalisasi Pengendalian Pengangguran dengan Peningkatan Peluang Investasi untuk
PerluasanKesempatan Kerja
5. Optimalisasi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
6. Peningkatan Aksesibilitas Prasarana Infrastruktur Wilayah
Dengan mempertimbangkan aspek wilayah maka prioritas pembangunan daerah
Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010 dapat diaktualisasikan kedalam program-program
yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1. Program Setiap SKPD
a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
b) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
c) Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
d) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
e) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.
2. Urusan Wajib :
a) Pendidikan :
Program Pendidikan Anak Usia Dini
g) Perhubungan :
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
h) Lingkungan Hidup :
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Program Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
i) Kependudukan dan Catatan Sipil :
Program Penataan Administrasi Kependudukan
j) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak :
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
k) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera :
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan
Program Keluarga Berencana
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan
Anak
Program Penyediaan Bahan Logistik Kantor
l) Sosial :
2.
Aspek Demografi Daerah. Berdasarkan data sensus penduduk yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purwakarta Tahun 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010 sebanyak 851.566 orang yang terdiri atas
435.307 laki-laki dan 416.259 perempuan. Jumlah tersebut mengalami peningkatan
sebanyak 6.057 orang jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang sebesar 845.509
orang, sehingga angka Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Purwakarta pada tahun
2010 sebesar 1,98%. Kondisi ini mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,30% jika
dibandingkan dengan angka capaian laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2009 yaitu
sebesar 2,28%. Angka laju pertumbuhan penduduk yang negatif salah satunya didukung
oleh keberhasilan program keluarga berencana di Kabupaten Purwakarta dengan
indikasi jumlah peserta baru yang mengikuti program KB semakin meningkat. Selain
akibat faktor pertumbuhan penduduk alami, perkembangan jumlah penduduk juga
dipengaruhi oleh faktor migrasi, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.
3.
Perekonomian Purwakarta pada tahun 2007 mampu tumbuh sebesar 3,9 % dan
meningkat cukup tajam di tahun 2008 menjadi 4,99%. Pada tahun 2009 pertumbuhan
ekonomi menguat dengan angka 5,28% dan di tahun 2010 pertumbuhan ekonomi (LPE)
diprediksi semakin menguat di angka 5,49%. PDRB Kabupaten Purwakarta Atas Dasar
Harga Berlaku menurut data dari BPS Kabupaten Purwakarta pada tahun 2009
mencapai sebesar 14,156 Trilyun rupiah, meningkat bila dibandingkan dengan tahun
2008 yang mencapai 13,216 Trilyun rupiah. Sedangkan pertumbuhan PDRB Kabupaten
Purwakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 pada tahun 2009 mencapai 6,680 Trilyun
rupiah, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 6,506 Trilyun
rupiah. PDRB kabupaten Purwakrta selain menunjukkan pertumbuhan ekonomi
kabupaten Purwakarta, juga dapat menggambarkan struktur ekonomi kabupaten
Purwakarta. Struktur ekonomi tersebut dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor
dalam sumbangannya terhadap PDRB total dimana dari tahun 2007-2009 peranan
terbesar didukung oleh kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok sektor
industri pengolahan, berikutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran dan kemudian
sektor pertanian.
4.
Aspek Sosial Budaya. Strategi pembangunan aspek sosial budaya mencakup upaya
pemerintah dalam meningkatkan derajat dan kondisi sosial masyarakat yang bertumpu pada
peningkatan kualitas pendidikan sebagaimana tertuang pada langkah pertama dan kedua
dalam Salapan Lengkah Ngawangun Nagri Raharja. Dari strategi ini diharapkan dapat
terbentuk masyarakat yang cerdas, siap pakai dan ber-akhlakul karimah. Upaya berikutnya
adalah peningkatan derajat kesehatan dengan mengembangkan puskesmas rawat inap,
pelayananan administrasi dasar kependudukan sampai tingkat desa seperti KTP, KK, Akte
Kelahiran, ketenagakerjaan dan menurunkan keluarga miskin serta memelihara harmonisasi
sosial dan nilai-nilai budaya daerah yang dapat merespon dinamika kehidupan yang
berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal.