Anda di halaman 1dari 36

MIXED REDCOMPLEX

BACTERIAL
INFECTION IN
PERIODONTITIS
Nadhira Anindita M. || Nunun Yulinati
|| Adityasari Nugraha || Teguh
Siswanto

DEFINISI
Mixed Red-Complex Bacterial

DEFINISI
Periodontitis

FOKUS MASALAH
Bakteri-bakteri

ini biasanya tidak


ditemukan sendiri, tetapi dalam

kombinasi di kantong

periodontal, kerusakan jaringan


periodontal pada secara

kooperatif

Makalah

ini berfokus pada interaksi


antar spesies patogen, khususnya
kombinasi
P. gingivalis - T. forsythia,

gingivalis - T. denticola,
dan
P. gingivalis -T. Forsythia -T.
denticola.
P.

P. GINGIVALIS T.
FORSYTHIA

P. GINGIVALIS

Faktor virulensi
Fimbriae

Lipopolisakarida
Protease;

Arggingipain (RGP),
lys-gingipain (KGP) protease
sistein disfungsi respon
inflamasi dan kekebalan tubuh
dan dapat mendegradasi
berbagai protein jaringan ikat.

RGP dikodekan 2 gen rgpA dan


rgpB, KGP dikodekan oleh gen
tunggal KGP

PERAN PROTEASE

Pada penelitian terhadap murin


(rodensia, tikus) ditemukan:
Murin

yang diinduksi dengan


rgpA-rgpB ganda dan KGP mutan
tunggal abses lebih kecil
dibandingkan dengan tipe tidak
terkontrol
Murin yang diinduksi rgpA-rgpBKGP triple (gingipain-null) lesi
yang terbentuk lebih kecil

Gingipain memainkan

peran penting dalam


pembentukan abses pada tikus.

PATOGENESITAS

Dari beberapa penelitian yang


dilakukan, ditemukan:
Infeksi

campuran dengan tipe


tidak terkontrol P. Gingivalis dan T.
Forsythia efek sinergis
pembentukan abses
Infeksi campuran lain P.gingivalis
mutan tanpa gingipain (rgpA,
rgpB, KGP dan rgpA-rgpB-KGP)
dengan T.forsythia efek aditif
pembentukan abses

Pembentukan

abses 100%

infeksi
campuran P.gingivalis dan
T.forsythia, tapi 0% pada
monoinfeksi masing-masing bakteri

PATOGENESITAS

Infeksi campuran P.gingivalis


dan T.forsythia peningkatan
signifikan dalam

resorpsi antar
proksimal
tulang alveolar

dibanding kelompok tunggal


dan kontrol.
Virulensi respon imuninflamasi dan kurangnya
perlindungan imun humoral
selama periodontitis pada
tikus

PATOGENESITAS
IgG antibodi yang berespon terhadap
P.gingivalis meningkat sebanding dengan
tingkat T.forsythia yang disuntikkan
Sebaliknya, IgG yang berespon terhadap
T.forsythia tidak berkorelasi dengan
tingkat P.gingivalis yang disuntikkan
Mengapa?

P.gingivalis

dan T.forsythia menginduksi


respon antibodi yang berbeda setelah infeksi
campuran pada tikus.
Interaksi yang berbeda dalam pertumbuhan
pada lokasi penyuntikkan

T. FORSYTHIA
Bakteri gram negatif anaerob
berbentuk batang-silinder
Menyerang sel epitel bukal
Faktor virulensi:

Protease

Sialidase

tripsin

Hemaglutinin
Lapisan

S dinding sel bakteri


BspA berperan penting dalam
menyusutnya jaringan tulang
alveolar pada tikus, dan berperan
pada kemampuan adhesi dan
invasi pada sel epitel host

INTERAKSI P.GINGIVALIS DAN


T.FORSYTHIA
Ekstrak sel T.forsythia merangsang
pertumbuhan P.gingivalis dalam media
dengan gizi rendah
Vesikel membran P.gingivalis
meningkatkan adhesi dan invasi T.forsythia
pada sel-sel epitel

S
T.DENTICOL
A

T.DENTICOLA
Jenis bakteri berbentuk
spiral dan motil dan sering
ditemukan bersama
P.gingivalis dalam lesi
periodontitis
Terletak di dalam lapisan
plak subgingiva

INTERAKSI P.GINGIVALIS
T.DENTICOLA
Keduanya memproduksi asam
isobutyric dan asam suksinat
faktor perangsang
pertumbuhan koloni bakteri
P.gingivalis melekat di bawah
lapisan T.denticola
Proteinase T.denticola :
dentisilin protein pengikat
pada fimbriae P.gingivalis
Kedua organisme tersebut
saling membantu dalam
bertahan hidup di dalam
sulcus subgingiva

VIRULENSI P.GINGIVALIS
T.DENTICOLA
dosis tinggi P. gingivalis (1-2 1010 sel per dosis)
+ T. Denticola (1 109 atau 1 1010 sel per dosis)
tidak berpengaruh pada pembentukan dan
ukuran lesi
Namun, pada dosis rendah P. gingivalis (1-2
109 sel), penambahan T. denticola (1 1010 sel)
secara signifikan meningkatkan virulensi P.
gingivalis dibandingkan dengan infeksi tunggal

VIRULENSI P.GINGIVALIS
T.DENTICOLA
infeksi campuran P. gingivalis (5 109 sel) dan
T. Denticola (5 109 sel) memproduksi
kehilangan tulang alveolar interproksimal dan
horizontal lebih banyak secara signifikan
dibandingkan dengan infeksi tunggal (1 1010
sel)
menghasilkan respon IgG infeksi oral dan
induksi respon inflamasi yang konsisten dengan
karakteristik dari periodontitis
P. gingivalis dan T. Denticola merangsang respon
imun host dan menginduksi kehilangan tulang
alveolar dalam model tikus dengan periodontitis

P.GINGIVALIS T.FORSYTHIA
T.DENTICOLA

VIRULENSI
infeksi polimikrobial ditingkatkan kolonisasi oleh
P. gingivalis, T. denticola, dan T. forsythia
dibandingkan dengan tingkat mereka dalam
infeksi monomikroba
peningkatan yang signifikan dalam resorpsi
tulang rahang atas dan bawah alveolar
dibandingkan dengan yang dihasilkan dari salah
satu infeksi monomicrobial (p <0,001)
Tingkat serum IgG terhadap semua bakteri
dalam Infeksi polimikrobial yang lebih rendah
dari tingkat masing-masing diinduksi oleh
infeksi monomicrobial

TERAPI MASA DEPAN


PERIODONTITIS

bertujuan untuk menghilangkan patogen dan


membunuh semua bakteri dalam poket
periodontal
Inhibisi

perlekatan bakteri dengan


menggunakan antagonis
Imunisasi pasif
Terapi penggantian
Regulasi bakteri non-patogenik untuk mengurangi
tingkat virulensi
Probiotik
Mekanisme signaling-Interferensi

INHIBISI ANTAGONIS
Bakteri antagonis
membuat pertahanan
substansial terhadah
kolonisasi patogen eksogen
dan endogen
Memiliki potensi sebagai
probiotik untuk
melindungi gigi terhadap
periodontitis

ORGANISME ANTAGONIS
Staphylococcus aureus dan
Streptococcus mutans isolat
menghambat pertumbuhan T.
denticola dan P. gingivalis
Strain S. Aureus menghasilkan zat
penghambatan seperti bakteriosin ,
efek penghambatan S. mutans
terkait dengan produksi asam
laktat.
S. sanguinis, S. cristatus, S.
salivarius, S. mitis, Actinomyces
naeslundii, dan Haemophilus
parainfluenzae menghambat adhesi
standar strain P. gingivalis in
vitro

ORGANISME ANTAGONIS

Arginin deiminase S. cristatus ditekan FimA,


protein subunit besar dari fimbriae panjang, dan
menghambat pembentukan biofilm oleh P.
gingivalis

POTENSIAL PROBIOTIK

sehat
adalah Lactobacillus gasseri dan
L. fermentum, sedangkan spesies yang paling
umum pada subyek dengan periodontitis
spesies yang paling umum pada subyek

adalah

L. plantarum

L. paracasei, L. plantarum, L.rhamnosus dan L.

antimikroba yang
tinggi dan toleransi yang tinggi
terhadap stres lingkungan
Salivarius aktivitas

CRITICAL APRAISAL

JUDUL
1. Judul Terdiri Atas 7 Kata
(<12 kata)
2. Judul Menarik
3. Menggambarkan
keseluruhan isi jurnal

SUMBER
1. Sumber dapat dipercaya
2. Dapat sebagai sumber
rujukan
3. Terbitan terbaru : 2013

PENULIS
Spesialisasi dari penulis sudah
jelas, alamat penulis jelas

Masih ada beberapa sumber pustaka yang


sudah sangat lama, sebelum tahun 2000

PUSTAKA

KELEMAHAN
JURNAL

1. Bahasa yang digunakan cukup sulit untu


dipahami
2. Tidak menegaskan kelompok campuran
bakteri mana yang paling bersifat
destruktif

Anda mungkin juga menyukai