PENDAHULUAN
tidak semua ekonomi dibenarkan oleh Alquran, apalagi jika kegiatan tersebut
dapat merugikan orang banyak, seperti monopoli, percaloan, perjudian dan riba.4
Riba merupakan persoalan yang selalu dibahas dan diperdebatkan oleh
kalangan ulama. Pengertian umum yang berkembang dalam dunia Islam dewasa
ini merupakan masalah pelarangan riba adalah kelebihan atas tambahan modal,
baik penambahan itu sedikit atau banyak, 5 hal ini seperti yang ditulis Sayyid
Sabiq dalam kitabnya Fiqh al-Sunnah. Definisi tersebut kemudian berkembang
luas sesuai dengan kemajuan pemikiran dalam dunia Islam.6
Dalam Alquran, ditemukan kata riba sebanyak delapan kali dalam empat
surat, tiga di antaranya turun setelah Nabi hijrah dan satu ayat lagi ketika beliau
masih di Mekah. Adapun salah satu ayat yang membicarakan tentang riba adalah
sebagai berikut :
Artinya:
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).7 (QS. Al-Rum: 39)
Ayat diatas turun di Mekah, walaupun menggunakan kata riba (QS. AlRum: 39) ulama sepakat bahwa riba yang dimaksud dalam ayat ini bukan riba
4
Muhammad Zuhri, Riba dalam al-Quran dan Masalah Perbankan Sebuah Tinjauan
Antisipatif, Cet. Ke-1, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 1.
5
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Bandung: al Maarif, 2002 ), 334.
6 Ibid., 335.
7
Departemen Agama R.I, al-Quran dan Terjemahnya (Semarang: Kumudasmoro
Grafindo Semarang, 1994), 647.
yang haram karena riba dalam ayat ini diartikan sebagai pemberian hadiah, yang
bermotif memperoleh imbalan banyak dalam kesempatan yang lain.8
Al-Qurtubi dan Ibnu al-Arabi menamakan riba yang dibicarakan ayat
tersebut sebagai riba halal. Sedangkan Ibnu Kathir menamainya riba mubah.
Mereka semua merujuk kepada sahabat Nabi, terutama Ibnu Abbas dan beberapa
tabiin yang menafsirkan riba dalam ayat tersebut sebagai hadiah yang dilakukan
oleh orang-orang yang mengharapkan imbalan yang lebih.
Riba sebagai sesuatu yang diharamkan berdasarkan pada surat Ali Imran
ayat 130:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. 9
(QS. Ali Imran: 130)
Al-Faryabi meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, Dulu orang-orang
yang melakukan jual beli dengan memberikan tenggang waktu pembayaran
hingga waktu tertentu. Ketika tiba waktu pembayaran namun si pembeli belum
juga sanggup membayar, si penjual menambahkan harganya dan menambahkan
tenggang waktunya.10 Di samping itu, penulis melakukan penelusuran di dalam
Alquran terdapat ayat-ayat yang berkenaan dengan riba, antara lain: QS. 2 ayat
275, 276, 278, 279, QS. 3 ayat 130, QS. 4 ayat 161 dan QS. 30 ayat 39.
8 Quraish Shihab, Wawasan al-Quran: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 2001 ), 545.
9 Departemen Agama R.I, al-Quran dan Terjemahnya., 97.
10
Jalaluddin as-Suyuthi, Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Ayat al-Quran, Terj. Tim Abdul
Hayyie (Jakarta: Gema Insani, 2008), 135.
11
Quraish Shihab, Membumikan al-Qur'an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat (Bandung: Mizan, 2004), 267.
1.
2.
D. Tinjauan Pustaka
Sebuah karya merupakan kesinambungan pemikiran dari generasi
sebelumnya dan kemudian dilakukan perubahan yang signifikan, penulisan skripsi
ini merupakan mata rantai dari karya-karya ilmiah yang telah lahir sebelumnya,
sehingga untuk menghindari kesan pengulangan dalam skripsi ini, maka penulis
perlu menjelaskan adanya topik skripsi yang akan diajukan, di mana adanya
beberapa penulisan yang berkaitan dengan riba maupun kajian pemikiran tentang
Imam al-Tabari dan Quraish Shihab merupakan suatu data yang penting.
Kajian tentang riba banyak ditemukan dalam skripsi yang ditulis oleh
mahasiswa, di antaranya skripsi yang ditulis oleh Saefudin Azhar yang berjudul
Studi Analisis Terhadap Pendapat Syafruddin Prawiranegara Tentang Bunga
Bank Tidak Termasuk Riba. Dalam kesimpulannya, penyusun skripsi ini
mengungkapkan, jika ditinjau dari sistem ekonomi Islam khususnya di Indonesia,
bahwa pemikiran Syafaruddin Prawiranegara sangat berdampak negatif dalam
memacu pertumbuhan ekonomi lemah akan makin terpuruk karena terlilit oleh
bunga. Karena itu pendapat Syafaruddin hanya menguntungkan kaum yang kuat
modal tapi mematikan pengusaha kecil. Dilihat dari aspek ekonomi pun praktik
bunga berimplikasi secara negatif kepada perkembangan ekonomi itu sendiri.
Dalam praktik bunga, ada pihak kreditur yang mengambil keuntungan
bunga,
akan
menjadikan
peminjam
tidak
pernah
keluar
dari
ketergantungannya.
Setelah peneliti melakukan penelaahan terhadap pustaka, peneliti belum
menemukan penelitian, kajian atau buku yang di dalamnya berusaha menganalisa
pandangan Imam al-Tabari dan Quraish Shihab tentang riba. Penulis menganggap
12
Saefudin Azhar, Studi Analis Terhadap Pendapat Syafruddin Tentang Bunga Bank Tidak
Termasuk Riba.
13
Siti Saifiyatun Nasikhah, Studi Analisis Pemikiran Umer Chapra Tentang Riba.
kedua tafsir ini cukup mewakili ulama dalam hal ini. Oleh karena itu, perlu
adanya kajian ataupun pembahasan yang berusaha meninjau sekaligus
menganalisis pandangan Imam al-Tabari dan Quraish Shihab tentang riba dalam
Alquran.
E. Metode Penelitian
Metode suatu penelitian akan sangat bergantung pada pokok permasalahan
dan sifat penelitian tersebut. Sedangkan untuk mendapatkan data yang objektif
bagi suatu penelitian, maka setiap penelitian ilmiah harus menggunakan suatu
metode penelitian tertentu.
Dalam penelitian ini, digunakan langkah pendekatan penelitian tafsir
sehingga didapatkan data yang sesuai. Guna memperoleh data yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Maka dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), yang
14
10.
Yang dimaksud dengan data primer adalah suatu data yang diperoleh
secara langsung dari sumber aslinya. 15 Dalam hal ini penulis menggunakan kitab
aslinya sebagai data primer. Adapun sumber primer dalam penelitian ini adalah
tafsir al-Tabari dan tafsir al-Mishbah.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak berkaitan secara langsung dengan
sumber aslinya.16 Adapun data-data sekunder yang dapat diambil adalah dari karya
ilmiah, jurnal, buku literatur yang menyoroti pendapat Imam al-Tabari dan
Quraish Shihab yang berkaitan dengan pembahasan yaitu yang membahas tentang
riba.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan ilmu tafsir dengan metode mawdui (tematik) yaitu
menafsirkan Alquran dengan menghimpun ayat-ayat Alquran, serta sama-sama
membicarakan dalam satu topik masalah yang akan dibahas dan dilengkapi
dengan hadis yang relevan dengan masalah yang diteliti. 17 Selain itu, penulis juga
menggunakan metode komparatif, yaitu metode ini dipergunakan untuk
membandingkan pendapat Imam al-Tabari dan Quraish Shihab untuk menemukan
titik persamaan dan perbedaan dalam memahami ayat tentang riba yang terdapat
dalam Alquran.
Dalam
pengumpulan
data,
penulis
menggunakan
teknik
metode
pendekatan, yaitu dengan melacak data dari sumber primer dan sekunder. Data
15
16
primer dalam penelitian ini adalah diambil dari karya Imam al-Tabari tafsir alTabari dan Quraish Shihab tafsir al-Mishbah. Adapun data-data sekunder yang
dapat diambil adalah dari karya ilmiah, jurnal, buku literatur yang menyoroti
pendapat Imam al-Tabari dan Quraish Shihab yang berkaitan dengan pembahasan
yaitu yang membahas tentang riba.
4. Analisa Data
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya diperlukan
tahapan analisis terhadap data-data tersebut. Dalam menganalisa data peneliti
menggunakan metode:
a. Analisa Tematik dan Komparatif
Metode ini dipergunakan untuk membandingkan pendapat mufasir yaitu
Imam al-Tabari dan Quraish Shihab dalam kedua karya tafsirnya. Selain
menggunakan analisis komparatif, penulis juga menggunakan analisis tematik,
yaitu dengan mengumpulkan ayat-ayat yang membicarakan tentang riba,
kemudian menganalisanya.
b. Penarikan Kesimpulan
Selanjutnya dalam mengambil kesimpulan ini, peneliti menggunakan
metode deduktif.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk menghasilkan sebuah karya yang sistematis, peneliti memaparkan
penelitian ini dengan bagian-bagian bab secara rinci dan mendetail. Secara umum
sistematika pembahasan tersebut, sebagai berikut:
Bab pertama, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
10