Anda di halaman 1dari 4

Pembuatan Biogas dari Kotoran Ternak sebagai Alternatif Energi

Oleh : Nina Nugraheni / 16713159 / Kelas PRD 35


Fakultas Teknologi Industri 2013, Institut Teknologi
Bandung
I.

PENDAHULUAN

Pesatnya laju pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan sumber daya alam semakin
bertambah, salah satunya kebutuhan bahan bakar minyak (BBM). Hal yang saat

ini

banyak dikhawatirkan orang bahwa jumlah cadangan minyak yang menurun dari hari ke hari
terancam habis. Karena itu perlu adanya energi alternatif untuk menghemat cadangan minyak
yang ada saat ini. Biogas adalah salah satu energi yang dapat dikembangkan dengan
memberikan cukup bahan baku yang tersedia dan bersifat renewable (terbarukan). Dengan
menggunakan sumber energi terbarukan yang relatif mudah didapat, biaya operasionalnya
rendah, serta tidak mengakibatkan masalah limbah, kekurangan bahan bakar minyak dapat
diatasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian tahun 2007, disebutkan bahwa kotoran sapi mengandung selulosa,
hemisellulosa, lignin, karbonat organik, nitrogen, fosfor dan kalium. Sapi memiliki sistem
pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme dalam sistem pencernaan yang
berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari rumput berserat tinggi. Oleh karena itu,
pupuk sapi kandang memiliki kandungan selulosa yang tinggi sehingga nilai kalor yang
dihasilkan oleh biogaspun cukup tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk metana murni
(100%) memiliki nilai kalori 8900 kkL/m3. Berikut ini Tabel Komposisi biogas (%) kotoran
sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian.
Biogas
Jenis gas

Kotoran sapi

Campuran kotoran + sisa pertanian

Metan (CH4)

65,7

54 70

Karbon dioksida (CO2)

27,0

45 57

Nitrogen (N2)

2,3

0,5 - 3,0

Karbon monoksida (CO)

0,1

Oksigen (O2)

0,1

6,0

Propena (C3H8)

0,7

Hidrogen sulfida(H2S)
2

Nilai kalor (kkal/m )

Sedikit

6513

4800 6700

Sumber: Harahap, dkk (1978)

II.

PEMBAHASAN

Biogas adalah campuran beberapa gas hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik dalam
kondisi anaerob. Gas yang dominan dihasilkan adalah metana (CH4) dan karbon dioksida
(CO2). Dalam Wikipedia.org disebutkan bahwa, Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh
akt ivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran
manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah
organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Instalasi Biogas
a.
Prinsip
Biogas

Teknologi

Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan fermentasi bahan
organik oleh bakteri anaerob yang menghasilkan gas metana. Gas metana adalah gas yang
mengandung satu atom C dan empat atom H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas metana
yang dihasilkan kemudian dapat dibakar sehingga panaspun dapat dihasilkan. Sifat gas ini tidak
berwarna, tidak berbau dan sangat cepat menyala.
Menurut Direktorat Jenderal PPHP-Departemen Pertanian (2006), 1 m3 biogas setara
dengan:
a. LPG: 0,46 Kg
b. Minyak Tanah: 0,62 Ltr
c. Minyak solar: 0,52 Ltr
d. Bensin: 0,80 Ltr
e. Kayu bakar: 3,50 Kg
b. Jenis Pabrik Biogas
Jenis Pabrik biogas dapat dilihat dari konstruksi dan bahan baku. Dalam hal konstruksi, secara
umum, pabrik biogas diklasifikasikan menjadi dua jenis:

Kubah tetap : Kubah tetap merupakan konstruksi yang memiliki volume tetap
sehingga produksi gas akan meningkatkan generator tekanan.

Drum mengambang : Drum mengambang berarti ada bagian pada pabrik yang
dapat dipindahkan untuk menyesuaikan diri dengan peningkatan pembangkit tekanan.

c. Proses Pembuatan Biogas


Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester, yang berfungsi untuk menampung gas
metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak
digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan
secara kontinu setiap hari. Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang
sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester harus
dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan
dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair.

Berikut adalah cara pembuatan biogas dari kotoran


ternak.
1.

Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan
1:1 pada bak penampung sementara.

2.

Mengalirkan

lumpur

kedalam

digester

melalui

lubang

pemasukan.

Pada

pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih
mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian
pertama

ini

dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai

digester penuh.
3.

Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi
rumen segar (bagian usus) dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk
2

kapasitas digester 3,5 - 5,0 m . Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi
proses fermentasi.

4.

Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena
yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru
terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2
27% maka biogas akan menyala.

5.

Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada
kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan
energi biogas yang selalu terbarukan.

III.

PENUTUP

Biogas dapat

disimpulkan sebagai salah satu

jenis energi yang

dapat

dibuat

dari

fermentasi berbagai jenis bahan limbah seperti sampah, pupuk, kotoran manusia, jerami, dan
bahan lainnya dalam kondisi anaerob dan menghasilkan gas. Singkatnya, semua jenis bahan
dalam hal kimia termasuk senyawa organik, baik berasal dari limbah dan kotoran hewan atau
sisa tanaman, dapat digunakan sebagai biogas. Selain menghasilkan gas metan untuk memasak,
biogas juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk
organik cair. Dengan adanya biogas sebagai energi alternatif, permasalahan kekurangan bahan
bakar minyak (BBM) dapat diatasi melalui pengurangan ketergantungan terhadap pemakaian
bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui.
IV.

DAFTAR PUSTAKA
Suhut Simamora, Salundik, Sri Wahyuni, & Surajudin (2006). Membuat Biogas
: Penggant i Bahan Bakar Minyak & Gas dari Kotoran Ternak . Agro media Pustaka, 1820.
Sugi Rahayu, D. P. (2009). Pemanfaatan KotoranTernak Sapi Sebagai Sumber Energi
AlternatifRamah Lingkungan Beserta Aspek Sosio Kulturalnya. Inotek, 150-160.
Pengertian Biogas. Diakses dari situs wikipedia.org pada tanggal 27 Oktober
2013, dengan alamat http: //id.wikipedia .or g/wiki/Bioga s#Refer ensi.
Peni Wahyu, Teguh Purwanto (2007). Petunjuk Teknis Pembuatan kompos Berbahan
Kotoran Sapi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Anda mungkin juga menyukai