KELAINAN ONKOLOGI
Materi Pelatihan
Pemeriksaan fisik payudara.
Pemeriksaan fisik kelenjar getah
bening (KGB)
Pemeriksaan fisik kelenjar tiroid
Pengenalan sistem penderajatan
tumor (sistem TNM)
Topografi Payudara
(mammae)
Topografi Payudara
(mammae)
Topografi Payudara
(mammae)
Teknik Pemeriksaan
Payudara
Inspeksi Payudara
Inspeksi Payudara
Lengan disamping (arms at sides)
Inspeksilah penampakan dari kulit, meliputi warna,
penebalan kulit, atau adanya pembesaran pori-pori
kulit sehingga tampak seperti kulit jeruk (peau d
orange).
Ukuran dan kesimetrisan payudara. Perbedaan dalam
ukuran payudara, dan ukuran areola mammae, biasa
ditemukan, dan normal.
Kontour payudara. Carilah adanya kelainan-kelainan
seperti massa, lekukan ke dalam (dimpling), atau
pendataran (flattening).
Karakteristik dari puting susu, meliputi warna (merah
muda, coklat muda, coklat kehitaman), ukuran dan
bentuk (inversi, atau depresi ke bawah permukaan
areola), arah keluarnya puting susu, ada tidaknya rash,
ulserasi, atau ada tidaknya keluar sekret (discharge).
Inspeksi Payudara
Palpasi Payudara
Palpasi Payudara
Palpasi Payudara
Radier Pattern
Pattern
Circular (concentris)
Konsistensi jaringan.
Konsistensi payudara bervariasi tergantung pada struktur jaringan
kelenjar dan lemak (soft fat).
Payudara normal berkonsistensi kenyal.
Payudara yang berukuran besar, konsistensi akan terasa lebih lunak,
sebaliknya pada payudara yang kecil, konsistensinya umumnya lebih
kenyal.
Pelembekan
Nodul.
Palpasi secara hati-hati terhadap adanya benjolan ataupun massa
yang secara kualitatif berbeda, atau lebih besar daripada jaringan
payudara, dan tidak ditemukan pada palpasi payudara yang normal.
Adanya massa atau nodul, merupakan pertanda adanya perubahan
patologik
yang
memerlukan
pemeriksaan
lanjutan,
seperti
mammogram, aspirasi, ataupun biopsi.
Bila menemukan massa atau nodul saat mempalpasi payudara,
lakukanlah penilaian, dan deskripsikan karakteristik dari nodul
tersebut.
Deskripsi Karakteristik
Nodul
Lokasi ---- dapat dengan sistem kuadran atau arah jarum jam, atau
dinyatakan dalam satuan jarak (dalam sentimeter) dari puting susu.
Bentuk ---- melingkar, atau kistik, seperti cakram, atau ireguler bentuknya.
Nyeri tekan, dan permukaan kulit payudara yang teraba hangat pada palpasi,
menandakan adanya proses inflamasi, atau infeksi pada payudara (mastitis).
Fluktuasi. Lakukan palpasi pada nodul yang dicurigai sebagai abses, dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kanan pemeriksa. Bila terdapat
abses, akan terasa adanya fluktuasi.
Palpasi.
Beritahukan pasien terlebih dahulu bahwa pemeriksaan ini
mungkin akan terasa sedikit tidak nyaman.
Untuk mempalpasi daerah aksila (contoh sebelah kiri),
mintalah pasien untuk rileks, kemudian lengan kiri
diabduksikan, dengan posisi tangan ke arah bawah. Pemeriksa
menyangga pergelangan tangan kiri pasien dengan tangan kiri
pemeriksa.
Gunakanlah jari-jari pada tangan kanan pemeriksa, untuk
menekan ke dalam dan ke atas hingga, mencapai puncak
aksila setinggi yang dapat dicapai.
Jari-jari pemeriksa haruslah berada disebelah otot pektoralis.
Selanjutnya, tekanlah jari-jari ke dinding dada dan arahkan ke
bawah, untuk dapat meraba kelenjar getah bening pada
dinding dada.
Catatlah ada tidaknya nodus yang dapat teraba beserta
konsistensi serta ukurannya.
organ
lainnya,
jelaskanlah
terlebih
dahulu
prosedur
pemeriksaan fisik kelenjar tiroid yang akan dilakukan
secara lisan, dengan bahasa yang dimengerti oleh
pasien, kemudian mintalah persetujuan pasien.
Bila pasien setuju, aturlah posisi pasien sesuai dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan.
Pada pemeriksaan inspeksi, mintalah pasien untuk duduk
menghadap lurus ke depan, dengan pemeriksa berada di
depan pasien, sedangkan untuk pemeriksaan palpasi,
pasien diminta duduk menghadap lurus ke depan,
dengan pemeriksa berada di sebelah belakang pasien.
Untuk pemeriksaan yang menyeluruh, ada baiknya bila
pemeriksa ikut mengidentifikasi beberapa organ yang
terdapat pada leher, seperti kartilago krikoid, trakea, dan
kelenjar tiroid itu sendiri.
Inspeksi
Perhatikan daerah trakea untuk melihat ada
tidaknya
deviasi
trakea
dari
posisi
sebenarnya yang berada tepat di tengah.
Kemudian tengadahkan kepala pasien sedikit
ke
belakang
untuk
memudahkan
pengamatan, terutama pada pasien yang
berleher pendek.
Perhatikan
ada
tidaknya
massa,
pembengkakan daerah leher, perubahan
warna kulit, atau ada tidaknya fistula.
Pergunakan
bantuan
sinar,
kemudian
inspeksi daerah yang terletak dibawah
kartilago krikoid untuk melihat kelenjar ini.
Auskultasi
Inspeksi
Perhatikan
daerah
leher,
lihat
kesimetrisan, dan ada atau tidaknya
massa, atau jaringan parut.
Perhatikan apakah terdapat pembesaran
kelenjar parotis, atau submandibular,
dan ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening yang terlihat.
Palpasi
Dengan menggunakan ujung ibu jari dan
jari tengah, gerakkan kulit dari jaringan
yang mendasarinya di setiap area.
Pasien harus dalam keadaan rileks, dan
leher
sedikit
difleksikan
ke
atas.
Pemeriksaan dapat dilakukan langsung
terhadap kedua sisi.
Untuk pemeriksaan kelenjar getah bening
submental, lebih baik dilakukan dengan
satu kanan, dimana tangan yang lain
memegang puncak kepala.
Tx
T0
Tis
: Karsinoma in situ.
T1
T1a
T1b
T1c
T2
T3
T4
T4a
T4b : Edema, peau d orange, ulserasi kulit, dan nodul satelit payudara yang
sama.
T4c
: T4a + T4b.
T4d
: Karsinoma inflamatoir