Anda di halaman 1dari 72

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C

TERHADAP AKTIVITAS ENZIM DELTA AMINOLEVULINIC


ACID DEHYDRATASE (-ALAD), KADAR HEMOGLOBIN DAN
BASOPHILIC STIPPLING PADA MENCIT
YANG DIPAPAR PLUMBUM

TESIS
Oleh
NELMA
067008008/BM

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C


TERHADAP AKTIVITAS ENZIM DELTA AMINOLEVULINIC
ACID DEHYDRATASE (-ALAD), KADAR HEMOGLOBIN DAN
BASOPHILIC STIPPLING PADA MENCIT
YANG DIPAPAR PLUMBUM

TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
dalam Program Studi Ilmu Biomedik
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

NELMA
067008008/BM

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Judul Tesis

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi

:
:
:

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP


AKTIVITAS ENZIM AMINOLEVULINIC ACID
DEHYDRATASE, KADAR HEMOGLOBIN DAN
BASOPHILIC STIPPLING PADA MENCIT YANG
DIPAPAPAR PLUMBUM
Nelma
067008008
Biomedik

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Dr. Ramlan Silaban, M.Si)


Ketua

Ketua Program Studi,

(dr. Yahwardiah Siregar, PhD)

(Prof.dr.Azmi S.Kar,SpPD KHOM)


Anggota

Direktur

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)

Tanggal Lulus: 25 Agustus 2008

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Telah diuji pada


Tanggal : 25 Agustus 2008
____________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

: Dr. Ramlan Silaban, M.Si

Anggota

: 1. Prof.dr.Azmi S.Kar,SpPD.KHOM
2. dr. T.Azhar Djohan, SpPK
3. dr. Nuraiza Meutia, M.Biomed

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

ABSTRAK

Plumbum dalam darah pada kadar tertentu dapat menimbulkan gangguan


kesehatan, Plumbum berkemampuan berikatan dalam gugusSH dalam molekul
protein dan menyebabkan hambatan sintesis Hemoglobin dengan menghambat
konversi aminolevulinic asid menjadi forfobilinogen dan juga menghambat
korporasi dari Fe kedalam proforfirin IX untuk membentuk hemoglobin. Untuk
mengatasi permasalahan keracunan Plumbum dapat dilakukan terapi dengan
pemberian antioksidan yaitu untuk mengatasi radikal bebas yang disebabkan oleh
plumbum. Salah satu antioksidan yang dapat diberikan adalah vitamin c yaitu
merupakan antioksidan pemutus rantai akan memutus rantai reaksi menjadi senyawa
non radikal atau radikal yang lebih stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sampai sejauh mana efek pemberian vitamin c secara oral selama 1 minggu terhadap
aktivitas enzim amino leuvelenic acid dehydratase, kadar hemoglobin dan basophilic
stippling pada mencit percobaan.
Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan rancangan acak
lengkap (RAL). Jumlah sample terdiri dari 32 ekor mencit jantan (Mus musculus L)
yang dibagi ke dalam 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 7 ekor mencit.
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan dengan metoda cyanmethemoglobin, aktivitas
enzim ALAD dilakukan dengan pemeriksaan Wigfield and Farant dan basophilic
stipling dihitung pada hapusan darah yang diwarnai dengan Giemsa. Pengolahan data
dilakukan dengan analisis uji Anova dan Kruskall Wallis serta Mann- Whitney.
Hasil dari uji Anova didapatkan bahwa pemberian plumbum dapat
menurunkan aktifitas enzim alad pada kelompok perlakuan (p= 0.010), Namun pada
kelompok mencit yang diberikan Plumbum + vitamin c 1000mg/oral/kgBB ternyata
dapat meningkatkan aktifitas enzim ALAD (p= 0.077). Ditemukan basophilic
stippling pada mencit yang di beri Pb 20mg/kgBB, dan terjadi penurunan jumlah
basophilic stipling pada mencit yang diberi vitamin c (p= 0,001)
Hasil dari uji Anova pemberian vitamin c 1000mg/kgBB secara oral selama 7
hari dapat meningkatkan enzim Amino leuvelenic acid dehydratase dan uji MannWhitney menurunkan jumlah basophilic stippling pada hewan coba.
Kata kunci : Plumbum, enzim Amino Leuvelenic Acid Dehydratase, Kadar
Hemoglobin. Basophilic stippling, Vitamin c

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

ABSTRACT
Lead in the blood at high concentrations can cause health problems such as
binding the SH group in globin molecules which disrupts Hemoglobin synthesis, The
conversion of Aminoleuvilinic acid (ALAD) to phorphobilinogen is disrupted as
well as the in corporation of Fe into phorphirin IX to form the Hemoglobin.
Antioxidant teraphy is used to treat lead poisoning because lead causes free radical
production. An antioxidant that can be given is Vitamin C breaks down the free
radical molecule a non-radical form or to a more stable radical. The present was
carnet out to find out the of adsministration effect oral Vitamin C for a week, an the
activity of Amino leuvelenic acid dehydratase, the hemoglobin concentration and
total basophilic stippling observed in the experimental mice.
This research was conducted with randomised groups of male mice (Mus musculus
L). The mice were divided into 5 groups of 7 mice each. The hemoglobin
concentration was determined using the cyanmethemoglobin method. The activity of
the ALAD was measured according to the method of Wigfield and Farant The
basophilic stippling was counted on blood smear dyed with Giemsa. The data was
analysed with Anova then Kruskal Walis and Mann- Whitney tests.
The results of the Anova test showed that lead decreased the ALAD activity in
the treatment group (p=0,010). However, in the group which was given lead +
Vitamin C at a dose of 1000mg/kg, the activity ALAD increased (p=0,077).
Basophilic Stippling was found in all treatment groups (lead dose of 20 mg/kg) but
there was a significant decrease observed in the group reserving 1000mg/kg Vitamin
C (p=0,001).
The conclusions of this study are Vitamin C 1000mg/kg for seven days increases
the Aminoleuvelenic acid dehydratase activity and decreases the basophilic
stippling in the experimental animals.
Key Words :Lead, Aminoleuvelenic acid dehydratase, Hb concentration, Basophilic
Stippling, Ascorbic acid.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

RIWAYAT HIDUP

1. Nama

: Nelma

2. Tempat/Tanggal Lahir

: Medan, 4 Nopember 1962

3. Agama

: Islam

4. Status

: Menikah

5. Alamat

: Jl. Karya Mesjid Gg.Padi No.10 Medan

6. Telp/HP

: (061)6625353/085296238500

7. Pendidikan

SD Negeri No 32

: 1969 - 1975

SMP Negeri 1 Medan

: 1975 - 1979

SMAK Depkes Medan

: 1979 1982

AAK Depkes Bandung

: 1992 1995

Sarjana (S1) Fakultas Biologi UMA

: 1995 1999

Pascasarjana (S2) Biomedik SPS USU

: 2006 - 2008

8. Riwayat Pekerjaan
Staf Pengajar Tetap di

:
:

SMAK Depkes Medan

: 1984 1996

Poltekes Jurusan Analis Medan

: 1996 sekarang

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................

ABSTRACT.....................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR .....................................................................................

iii

RIWAYAT HIDUP..........................................................................................

vi

DAFTAR ISI....................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL............................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

xi

BAB 1

PENDAHULUAN ............................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1.2 Perumusan Masalah ...................................................................

1.3 Kerangka Teori...........................................................................

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................

1.5 Hipotesis.....................................................................................

1.6 Manfaat Penelitian .....................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

2.1 Plumbum (Pb) .............................................................................

2.2 Biosintesis Haemoglobin ............................................................

13

2.3 Radikal Bebas .............................................................................

15

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

2.4 Oksidan .......................................................................................

16

2.5 Antioksidan .................................................................................

18

2.6 Dampak Oksidan Terhadap Tubuh .............................................

19

2.7 Vitamin C ....................................................................................

22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

24

3.1 Desain Penelitian.........................................................................

24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................

24

3.3 Populasi Penelitian ......................................................................

24

3.4 Variabel Penelitian ......................................................................

24

3.5 Bahan ..........................................................................................

25

3.6 Alat ............................................................................................

25

3.7 Pelaksanaan Penelitian ................................................................

25

3.8 Prosedur Pemeriksaan .................................................................

27

3.9 Analisa Data ................................................................................

31

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................

32

4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Aktivitas Enzim ALAD.............

32

4.2 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Hemoglobin ......................

38

4.3 Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Basophilic Stippling........

43

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................

48

5.1 Kesimpulan ................................................................................

48

5.2 Saran............................................................................................

49

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

50

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR TABEL

No.

Judul

Hal

1. Data Penelitian Enzim ALAD pada Kelompok Kontrol dan Berbagai


Kelompok Perlakuan (n=32)........................................................................

32

2. Distribusi Rata-rata Aktivitas Enzim ALAD terhadap Kelompok Kontrol


dan Berbagai Kelompok Perlakuan (n=32)..................................................

33

3. Hasil Uji LSD Aktivitas Enzim ALAD pada Kelompok Perlakuan


(n=32)...........................................................................................................

34

4. Data Penelitian Kadar Hemoglobin pada Kelompok Kontrol dan Berbagai


Kelompok Perlakuan (n=32).......................................................................

39

5. Distribusi Rata-rata Kadar Hemoglobin pada Kelompok Kontrol


dan Berbagai Kelompok Perlakuan (n=32)..................................................

39

6. Distribusi Basophilic Stippling pada Kelompok Perlakuan (n=32).............

43

7. Hasil Kruskal Walis Basophilic Stippling pada Kelompok Perlakuan


(n=32)...........................................................................................................

44

8. Hasil Uji Mann-Whitney Basophilic Stippling pada Kelompok Perlakuan


(n=32)...........................................................................................................

44

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR GAMBAR

No

Judul

Hal

1. Bagan Kerangka Teori .......................................................................................

2. Efek Paparan Pb pada Haemopoeitik Stem Cell ................................................. 12


3. Siklus Heme ........................................................................................................ 15
4. Perbandingan Aktivitas Enzim ALAD pada Seluruh Kelompok Percobaan .... 35
5. Perbandingan Kadar Hemoglobin Kontrol dan Perlakuan.................................. 40
6. Jumlah Basophilic Stippling Kelompok Kontrol dan Perlakuan ....................... 45

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR LAMPIRAN

No

Judul

Hal

1. Persetujuan Komite Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan . 53


2. Pernyataan Melakukan Penelitian dari Kepala Balai Penyidikan dan Pengujian
Veteriner Regional I Medan ............................................................................. 54

3. Hasil Pengolahan Penelitian Secara Statistik.................................................... 55

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Timbal disebut juga Pb, merupakan logam berat yang terdapat di dalam kerak
bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alamiah. Apabila Pb
terhirup atau tertelan oleh manusia maka di dalam tubuh, akan beredar mengikuti
aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan disimpan di dalam tulang dan gigi.
Manusia menyerap plumbum melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu
penyebab kehadiran plumbum adalah pencemaran udara, yaitu akibat kegiatan
transportasi darat yang menghasilkan bahan pencemar seperti gas CO3, NOx,
hidrokarbon, SO2, dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah hitam
(timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar (Palar, 1994).
Dalam air minum, Pb dapat berasal dari kontaminasi pipa, solder dan kran air atau
air sungai yang terkontaminasi oleh Pb. Dalam makanan, Pb berasal dari kontaminasi
kaleng makanan dan minuman yang bertimbal. Pb adalah jenis logam yang bersifat
racun bagi tubuh manusia. Absorpsi Pb dapat melewati saluran pernafasan,
pencernaan dan permukaan kulit (Ardyanto, 2005). Organ tubuh manusia yang
dipengaruhi Pb yaitu sistem saraf pusat dan tepi, juga berbagai sistem lain termasuk
ginjal, gastrointestinal, reproduksi, endokrin, haemopoetik, serta kardiovaskular.
Sistem haematopoetik menyebabkann anemia (Darmono, 2005).

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks khelat yang dibentuk oleh
logam Fe (besi) dengan gugus haem dan globin sintesa dari kompleks tersebut
melibatkan 2 enzim, yaitu enzim ALAD (Amino Levulinic Acid Dehidrase) atau
asam amino levulinat dehidrase dan enzim ferrokhelatase. Enzim ALAD adalah
enzim jenis sitoplasma. Enzim ini akan bereaksi secara aktif pada tahap awal sintesa
dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung. Sistim haematopoetik sangat peka
terhadap efek Pb. Efek hematoksisitas Pb adalah menghambat sebagian besar enzim
yang berperan dalam biosintesa heme. Diantara enzim yang terlibat dalam
pembentukan heme adalah enzim aminolevulinic acid dehydrogenase (ALAD) dan
ferrochelatase termasuk enzim yang paling rentan terhadap efek penghambatan Pb.
Sedangkan enzim aminolevulinic acid synthetase (ALAS) uroporphyrinogen
decarboxylase (UROD) dan coproporphyri nogen oxidase (COPROD) tidak begitu
peka terhadap penghambatan Pb (Goldstein and Kipen, 1994).
Inhibisi pada ALAD berhubungan dengan konsentrasi Pb dalam darah. Hampir
50% aktivitas enzim ini dihambat pada kadar Pb darah 15g/dL. Efek yang paling
berperan adalah hambatan pada reaksi enzimatik terakhir dalam sintetis heme, dimana
ferrochelatase mengkatalisis penggabungan besi ferro ke dalam cincin heme. Inhibisi
pada ferrochelatase mengakibatkan akumulasi free erythrosyt protoporpyrin (FEP)
atau zinc protoporphyrin (ZPP) dan coproporphiryn dalam urine (Child, 1990)
Selain melalui inhibisi pada sintesis heme, anemia yang terjadi pada keracunan Pb
juga disebabkan adanya destruksi eritrosit atau dikenal dengan anemia hemolitik.
Anemia hemolitik yang terjadi karena keracunan Pb disebabkan oleh singkatnya masa

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

hidup eritrosit. Patogenesis terjadinya hemolisis pada keracunan Pb diperkirakan


berhubungan dengan inhibisi pada pyrimidine5 nucleotidase. Defisiensi enzim ini
secara herediter ditandai dengan basophilic stippling pada eritrosit, hemolisis kronik,
dan akumulasi nukleotida pirimidin di intra eritrosit. Nukleotida pirimidin ini
berkompetensi dengan nukleotida adenin pada sisi aktif kinase pada glycolitic
pathway yang mengubah stabilitas membran sel darah merah. Defisiensi enzim yang
disebabkan oleh Pb dan penemuan klinis yang ditemukan sama dengan kelainan
herediter karena defisiensi enzim pyrimidine5nucleotidase, oleh karenanya
keracunan Pb yang berat dihubungkan dengan penyakit herediter ini.(Palar, 1994)
Penelitian tentang efek plumbum terhadap aktivitas enzim ALAD pada hewan
percobaan telah banyak dilakukan. Pemberian Pb selama 14 hari pada tikus albino
menyebabkan penurunan aktivitas enzim ALAD secara signifikan dibandingkan
dengan kontrol (Hasan and Seth, 1981). Penelitian pada rattus norvegicus dengan
pemberian 0,5 g/kg/BB/oral/hari/tikus selama 16 minggu mengakibatkan peningkatan
aktivitas enzim ALAD dan anemia (Hariono, 2008). Keracunan Pb dapat
menyebabkan terjadinya anemi akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak
adanya penurunan kadar zat besi dalam serum dan terjadi anemi ringan disertai
dengan sedikit peningkatan kadar Amino Levulinic Acid di urin (Sudarmaji et al.,
2006).
Untuk mengatasi permasalahan keracunan logam berat termasuk Pb dapat
dilakukan terapi dengan pemberian antioksidan yaitu untuk mengatasi radikal bebas
yang disebabkan oleh Pb. Salah satu antioksidan yang dapat diberikan adalah Vitamin

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

C yaitu merupakan antioksidan pemutus rantai (chain breaking antioksidans) akan


memutus rantai reaksi menjadi senyawa non radikal atau radikal yang lebih stabil.
Vitamin C senyawa alami yang dengan mengikat zat-zat radikal seperti superoksida
dismutase dan radikal hidroksil, juga bereaksi langsung dengan hidrogen peroksida,
oleh karena itu mencegah berbagai radikal bebas bersifat toksik yang menyebabkan
oksidasi (Gajawat

et al., 2006). Banyak penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa Vitamin C sangat bermanfaat dan pengobatan penyakit antara


lain: menurunkan tekanan darah dan kolesterol, mencegah terjadinya resiko
terjadinya serangan jantung, bekerja sebagai antioksidan, melindungi sistim immun
dalam melawan virus (Klenner, 1997)
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti menganggap perlu
melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian suplementasi viatamin C
terhadap enzim ALAD (Aminolevulinic Acid Dehydrogenase), Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling pada tikus yang terpapar dengan Pb.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah pemberian vitamin C secara oral dapat menghambat penurunan aktivitas
enzim ALAD (Amino Levulinic Acid Dehydrogenase), Kadar Hemoglobin dan
terjadinya Basophilic Stippling pada mencit yang dipaparkan plumbum.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

1.3. Kerangka Teori


Plumbum dapat merangsang aktivitas enzim delta aminolevulinic acid syntetase
(ALAS) dalam mitokondria, dan dapat menghambat aktivitas enzim ALAD dalam
sitoplasma(WHO, 1977).
Gangguan sintesis heme pada manusia ditunjukkan dengan peningkatan kadar
prekusor heme yang tidak normal dalam darah dan urin. Penghambatan enzim
ALAD dibuktikan dengan akumulasi ALA dan eritrosit protoporfirin dalam darah
dan urin. Terjadinya peningkatan ekskresi ALA dalam urin, menunjukkan bahwa
terjadi penurunan ALA, yang disebabkan oleh penghambatan aktivitas enzim
ALAD (WHO, 1977). Keracunan plumbum menyebabkan protobilinogen (PBG),
dan uroporfirin meningkat dalam darah. Besi non-heme seperti ferritin diakumulasi
dalam eritrosit (Scinicariello et al., 2007)
Pemberian antioksidan diharapkan dapat mengatasi radikal bebas yang
disebabkan oleh Pb. Salah satu antioksidan yang dapat diberikan adalah vitamin C
yaitu merupakan antioksidan pemutus rantai (chain breaking antioksidans) akan
memutus rantai reaksi menjadi senyawa non radikal atau radikal yang lebih stabil.
Vitamin C senyawa alami yang dengan mengikat zat-zat radikal seperti superoksida
dismutase dan radikal hidroksil, juga bereaksi langsung dengan hidrogen peroksida,
oleh karena itu mencegah berbagai radikal bebas bersifat toksik yang menyebabkan
oksidasi.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

KERANGKA TEORI
PEMBERIAN
PLUMBUM

Sistem Hemopoetik
Menghambat
Enzim Dalad

Anemia

Pemberian
Vitamin c
- Enzim Dalad
-Hemoglobin
-Bashopilic Stipling

Gambar 1. Bagan Kerangka Teori

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efek pemberian Vitamin C secara oral terhadap kadar enzim
ALAD (Amino Levulinic Acid Dehydrase), Kadar Hemoglobin dan Basophilic
Stippling akibat paparan plumbum.
1.4.2. Tujuan Khusus
a.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian Vitamin C dengan dosis

tertentu terhadap kadar enzim ALAD pada darah

yang dipaparkan dengan

Plumbum.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

b.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian Vitamin C terhadap kadar

hemoglobin dan basophilic stippling pada darah yang dipaparkan dengan Plumbum
1.5. Hipotesis
Pemberian suplemen Vitamin C secara oral dapat menghambat penurunan
aktivitas enzim ALAD, kadar hemoglobin dan terbentuknya basophilic stippling
pada darah yang dipaparkan Plumbum.
1.6. Manfaat Penelitian
a. Memberikan informasi tentang penggunaan vitamin c sebagai antioksidan
khususnya terhadap pengaruh plumbum
b. Informasi tambahan untuk dunia pendidikan khususnya bidang kesehatan
c. Dasar penyuluhan/konseling untuk mencegah timbulnya anemi kronis oleh
plumbum
d. Penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya tentang
pengaruh Pb pada manusia.
e. Pemeriksaan basophilic stippling dapat digunakan untuk membantu diagnosa
keracunan Pb.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Plumbum (Pb)
2.1.1. Sifat Fisika dan Kimia Plumbum
Plumbum biasa juga disebut timbal atau Timah Hitam dalam susunan berkala
merupakan logam berat yang terdapat secara alami dan tersebar kealam dalam jumlah
kecil melalui proses alami. Apabila timbal terhirup atau tertelan oleh manusia,
didalam tubuh akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali didalam ginjal,
dan disimpan dalam tulang dan gigi. Manusia menyerap timbal melalui udara, debu,
air dan makanan (Bartik, 1981)
Timbal (Pb) adalah logam berat, dengan nomor atom 82, berat atom 207,19 dan
berat jenis 11,34, bersifat lunak dan berwarna biru keabu-abuan dengan kilau logam
yang khas sesaat setelah dipotong. Kilaunya akan segera hilang sejalan dengan
pembentukan lapisan oksida pada permukaannya, mempunyai titik leleh 327,50C dan
titik didih 17400C. (Palar,1994)
Lebih dari 95 % timbal bersifat anorganik dan umumnya dalam bentuk garam
timbal anorganik, kurang larut dalam air, selebihnya dalam bentuk timbal organik.
Timbal organik ditemukan dalam bentuk senyawa tetraethyllead (TEL) dan
tetramethyllead (TML). Jenis senyawa ini hampir tidak larut dalam air, namun dapat
larut dengan pelarut organik, misalnya dalam lipid. (WHO,1997)

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

2.1.2. Keracunan Plumbum


Ukuran keracunan suatu zat ditemukan oleh kadar dan lamanya paparan.
Keracunan dibedakan menjadi keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan yang
disebabkan oleh Pb dalam tubuh mempengaruhi berbagai jaringan dan organ tubuh.
Organ-organ tubuh yang menjadi sasaran dari keracunan timbal adalah sistem
peredaran darah, sistem saraf, sistem urinaria, sistem reproduksi, sistem endokrin, dan
jantung.(WHO,1977)
Pada orang dewasa kadar Pb darah 10 g/dl, akan mempengaruhi perkembangan
sel darah, kadar Pb darah 40g/dl akan mempengaruhi beberapa fungsi dari
kemampuan darah untuk membentuk hemoglobin, gangguan system syaraf
menyebabkan kelelahan, irritability, kehilangan ingatan dan reaksi lambat. Pada
ginjal menyebabkan penyakit ginjal yang kronis dan gagal ginjal. Pada sistem
reproduksi mengakibatkan berkurangnya jumlah sperma dan meningkatnya jumlah
sperma yang abnormal. Jumlah yang sangat tinggi pada wanita akan mengakibatkan
keguguran. Tingginya level Pb didarah juga meningkatkan tekanan darah (Shannon,
1998).
2.1.3. Metabolisme Plumbum
Paparan Pb dapat berasal dari makanan, minuman, udara, lingkungan umum, dan
lingkungan kerja yang tercemar Pb. Paparan non okupasional biasanya melalui
tertelannya makanan dan minuman yang tercemar Pb. Paparan okupasional melalui
saluran pernapasan dan saluran pencernaan terutama oleh Pb karbonat dan Pb sulfat.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Masukan Pb 100 hingga 350 g/hari dan 20g diabsorbsi melalui inhalasi uap Pb
dan partikel dari udara lingkungan kota yang polutif. Timah hitam dan senyawanya
masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan saluran pencernaan,
sedangkan absorpsi melalui kulit sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Bahaya yang
ditimbulkan oleh Pb tergantung oleh ukuran partikelnya. Partikel yang lebih kecil dari
10 g dapat tertahan di paru-paru, sedangkan partikel yang lebih besar mengendap di
saluran nafas bagian atas (Ardyanto,2005)
Absorpsi Pb melalui saluran pernafasan dipengaruhi oleh tiga proses yaitu
deposisi, pembersihan mukosiliar, dan pembersihan alveolar. Deposisi terjadi di
nasofaring, saluran trakeobronkhial, dan alveolus. Deposisi tergantung pada ukuran
partikel Pb, volume pernafasan dan daya larut. Partikel yang lebih besar banyak di
deposit pada saluran pernafasan bagian atas dibanding partikel yang lebih kecil.
Pembersihan mukosiliar membawa partikel di saluran pernafasan bagian atas ke
nasofaring kemudian di telan. Rata-rata 10 30% Pb yang terinhalasi diabsorpsi
melalui paru-paru, dan sekitar 5-10% dari yang tertelan diabsorbsi melalui saluran
cerna (Palar,1994)
Fungsi pembersihan alveolar adalah membawa partikel ke ekskalator mukosiliar,
menembus lapisan jaringan paru kemudian menuju kelenjar limfe dan aliran darah.
Sebanyak 30-40% Pb yang di absorpsi melalui seluran pernapasan akan masuk ke
aliran darah. Masuknya Pb ke aliran darah tergantung pada ukuran partikel daya larut,
volume pernafasan dan variasi faal antar individu (Palar,1994)

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

2.1.4. Distribusi dan Penyimpanan Plumbum


Plumbum yang diabsorpsi diangkut oleh darah ke organ-organ tubuh sebanyak
95% Pb dalam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian Pb plasma dalam bentuk yang
dapat berdifusi ke jaringan lunak (sum-sum tulang, sistem saraf, ginjal, hati ) dan
kejaringan keras ( tulang, kuku, rambut, gigi ). Gigi dan tulang panjang mengandung
Pb yang lebih banyak dibandingkan tulang lainnya. Pada gusi dapat terlihat lead line
yaitu berupa pigmen yang berwarna abu-abu pada perbatasan antara gigi dan gusi.
Hal ini merupakan ciri khas dari keracunan Pb. Pada jaringan lunak sebagian Pb
disimpan dalam aorta, hati, ginjal, otak dan kulit (Ardyanto, 2005)
2.1.5. Ekskresi Plumbum
Ekskresi Pb melalui beberapa cara, yang terpenting adalah melalui ginjal dan
saluran cerna. Ekskresi Pb melalui urine sebanyak 75 80%, melalui feces 15% dan
lainnya melalui empedu, keringat, rambut, dan kuku. Ekskresi Pb melalui saluran
cerna dipengaruhi oleh saluran aktif dan pasif kelenjar saliva, pankreas dan kelenjar
lainnya di dinding usus, regenerasi sel epitel, dan ekskresi empedu. Sedangkan Proses
eksresi Pb melalui ginjal adalah melalui filtrasiglomerulus (Ardyanto,2005)
Kadar Pb dalam urine merupakan cerminan paparan baru sehingga pemeriksaan
Pb urine dipakai untuk paparan okupasional. Pada umumnya ekskresi Pb berjalan
sangat lambat. Waktu paruh Pb didalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan
lunak 40 hari sedangkan pada tulang 25 tahun. Ekskresi yang lambat ini
menyebabkan Pb mudah terakumulasi dalam tubuh, baik pada paparan okupasional
maupun non okupasional (Ardyanto,2005).

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

2.1.6. Pengaruh Plumbum pada Sistem Peredaran Darah


Kira-kira 90% Pb yang masuk kedalam sirkulasi darah menuju ke eritrosit, ada
juga yang ke albumin darah, -globulin dan protein lain. Plumbum mempengaruhi
sistem peredaran darah dengan berbagai cara:
a. Dengan memperlambat pematangan normal sel darah merah (eritrosit) dalam sumsum tulang, hal ini menyebabkan terjadinya anemia.
b. Mempengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah. Sel darah merah yang diberi
perlakuan dengan timbal, memperlihatkan peningkatan tekanan

osmosis dan

kelemahan pergerakan. Selain itu juga memperlihatkan penghambatan Na-K-ATP


ase yang meningkatkan kehilangan kalium, intraseluler. Pengaruh ini menjelaskan
bahwa kejadian anemia pada peristiwa keracunan plumbum disertai oleh
penyusutan waktu hidup sel darah merah.
c. Menghambat biosintesis hemoglobin dengan cara menghambat aktivitas enzim
ALAD dengan enzim ferroketalase (WHO, 1977)

Gambar 2. Efek Paparan Pb pada Haemopoitic Stem Cell (Mugahi et al., 2000).

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

2.1.7. Deteksi Plumbum dalam tubuh manusia


Untuk mengetahui seberapa besar kandungan plumbum yang diabsorbsi dapat
dilakukan dengan pemeriksaan kadar plumbum dalam darah juga dapat dilakukan
dengan: Pengujian kadar koproporfirin dalam urin, Pengujian kadar ALA dalam urin,
Pengujian kadar ALA dan aktivitas enzim ALAD dalam darah.
Pengujian kadar ALA dan aktivitas enzim ALAD dalam darah biasanya dipakai
untuk mengetahui kadar plumbum pada orang yang terpapar plumbum. Pengukuran
yang paling sensitif adalah pengukuran yang dilakukan terhadap penurunan aktivitas
enzim ALAD dalam darah (Habal, 2006)

2.2. Biosintesis Haemoglobin


Hemoglobin Terdapat dalam sel darah merah dan memberi warna pada darah.
Hemoglobin merupakan protein konjugasi globin dan haem (yaitu suatu kompleks
proporfirin dengan besi). Untuk mengetahui struktur heme dan cara pembentukannya
, maka terlebih dahulu harus diketahui tentang porfirin. Biosintesis porfirin berasal
dari derivate Koenzim A dari asam suksinat pada siklus krebs dalam mitokondria dan
asam amino glisin. Hasil reaksi kondensasi antara suksinil Ko-enzim A dan glisin
adalah asam alfa amino beta ketoadipat yang dengan cepat dikarboksilasi menjadi
asam

delta

aminolevulenat.

Sintesis

asam

delta-aminolevulenat

terjadi

di

mitokondria. Dalam sitoplasma 2 molekul delta-aminolevulenat dikatalisis oleh


enzim delta-aminolevulinik acid dehydratase membentuk 2 molekul air dan 1

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

molekul porfobilinogen. Masih dalam sitoplasma, 4 unit porfobilinogen mengalami


kondensasi membentuk polimer siklik yaitu uroporfobilinogen. Ada 2 isomer
uroporfobilinogen, yaitu isomer I dan isomer tipe III. Heme berasal dari isomer tipe
III. Uroporfibilinogen III diubah menjadi koproporfirinogen III. Reaksi ini dikalisis
oleh uroporfirinogen dekarboksilase. Kemudian koproporfirinogen III memasuki
mitokondria, selanjutnya diubah menjadi protoporfirinogen. Dari 15 kemungkinan
isomer hanya satu yang dibentuk, yaitu protoporfirinogen IX. Protoporfirinogen IX
dioksidasi oleh enzim protoporfirinogen oksidasi menghasilkan proforfirin IX.
Oksidasi ini menghasilkan ikatan rangkap terkonjugasi yang merupakan ciri porfirin.
Tahap ahir pembentukan heme adalah pemasukan ion ferro ke dalam proporfirin yang
dikatalisis oleh enzim ferrokhelatase (Murray et al., 2003) .
Heme yang telah terjadi kemudian mengadakan kombinasi dengan globin yaitu
suatu globular protein yang terdiri dari 4 rantai asam amino untuk membentuk
hemoglobin. Hemoglobin yang terbentuk merupakan molekul utama yang
bertanggung jawab bagi transpot oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Sekitar
97-98% dari oksigen diambil dari paru-paru ke jaringan dalam gabungan yang
reversibel dengan molekul hemoglobin (Mayes, 1995).

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Gambar 3 : Siklus Heme (King and S, 2004)


2.3. Radikas Bebas
Pb merupakan unsur yang dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas dan
menurunkan kemampuan antioksidan tubuh sehingga dapat menyebabkan kerusakan
organ, Suatu radikal bebas dapat dinyatakan sebagai spesies yang terdiri satu atau
lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas ini dapat bereaksi dengan
berbagai cara. Salah satunya adalah apabila dua radikal bertemu maka elektron yang
tidak berpasangan tadi akan bergabung membentuk ikatan kovalen (Halliwel, 1987).
Radikal bebas ditemukan baik melalui faktor eksogen maupun endogen serta
mempengaruhi kehidupan sel. Radikal terpenting dalam tubuh adalah radikal derivad
dari oksigen yang disebut kelompok oksigen reaktif (reactive oxygen species /ROS)
(Arief, 2006).
Radikal bebas diproduksi dalam sel yang secara umum melalui reaksi pemindahan
elektron, menggunakan mediator enzimatik atau non-enzimatik. Produksi radikal
bebas dalam sel dapat terjadi secara rutin maupun sebagai reaksi terhadap

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

rangsangan. Secara rutin adalah superokside yang dihasilkan melalui aktifasi fagosit
dan reaksi katalisa seperti ribonucleotida reductase. Sedang pembentukan melalui
rangsangan adalah kebocoran superoksida, hidrogen peroksida dan kelompok oksigen
reaktif (ROS) lainnya pada saat bertemunya bakteri dengan fagosit teraktifasi. Pada
keadaan normal sumber utama radikal bebas adalah kebocoran elektron yang terjadi
dari rantai transpot elektron, misalnya yang ada dalam mitokondria dan endoplasma
retikulum dan molekul oksigen yang menghasilkan superoksida (RetnoGitawati,
1995)
Apabila ada ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan maka
akan terjadi suatu keadaan yang disebut stres oksidatif. Stres oksidatif adalah suatu
keadaan dimana tingkat kelompok oksigen reaktif (ROS) yang toksik melebihi
pertahanan antioksidan endogen. Keadaan ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas
yang akan bereaksi dengan lemak, protein, dan asam nucleat seluler sehingga terjadi
kerusakan lokal dan disfungsi organ tertentu. (Arief, 2006)
2.4. Oksidan
Dalam pengertian ilmu kimia, oksidan adalah senyawa penerima elektron, yaitu
senyawa-senyawa yang dapat menarik elektron, sedangkan radikal bebas adalah atom
atau molekul (sekumpulan atom) yang memiliki elektron yang tak berpasangan (
unpaired electron ) (Suryohudoyo, 2003).
Beberapa oksidan kuat (ROS) bisa dihasilkan selama proses metabolieme dalam
sel darah maupun sebagian besar sel tubuh lainnya. Oksidan kuat ini adalah ion
superoksid O2 ), Hidrogen peroksida ( H2O2 ), radikal hidroksil (OH), radikal peroksil

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

(HOO) dan singlet oksigen (O2). Radikal yang terahir merupakan molekul yang
reaktif dan dapat bereaksi dengan protein, asam nukleat, lipid dan molekul lainnya
untuk mengubah strukturnya serta menimbulkan kerusakan jaringan.
Superoksida terbentuk karena adanya proses auto oksidasi Hb ( yang besarnya
3% auto oksidasi per hari ) menjadi methemoglobin. Superoksida secara spontan
mengalami dismutasi sehingga terbentuk H2O2 dan O2 , akan tetapi kecepatan reaksi
yang sama akan mengalami peningkatan yang luar biasa akibat kerja enzim
superoksid dismutase (SOD).Ion Fe2+ pada Hb rentan terhadap oksidasi oleh
oksidan.(ion superoksid ), dimana terbentuk metHb yang tidak mampu mengangkut
oksigen. Pada keadaan normal hanya dijumpai sedikit metHb didalam darah, karena
eritrosit memiliki sistem yang efektif untuk mereduksi kembali Fe3+ menjadi Fe2. Ion
superoksida terbentuk melalui beberapa cara, antara lain :
a.

Sebagai reaksi samping yang melibatkan Fe2+ , misalnya : pada proses


fosforilasi oksidatif, proses oksigenasi hemoglobin, proses hidroksilasi oleh
enzim monooksigenase ( sitokrom p 450 dan sitokrom b4 ), dan ion Fe2+

b.

Reaksi yang dikatalisis oleh NADPH / NADH oksidase yang terdapat dalam
mitokondria

c.

Reaksi yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase


Hidrogen peroksida terbentuk karena aktivitas-aktivitas enzim oksidase yang

terdapat pada retikulum endoplasmik dan peroksisom. Selain itu, hidrogen peroksida
merupakan oksidan yang kuat dan dapat mengoksidasi berbagai senyawa yang
terdapat didalam sel, misalnya glutation.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Pada eritrosit dan beberapa jaringan, enzim glutation peroksidase yang


mengandung silenium ( Se ) mengkatalisis H2O2, sehingga mencegah peroksidasi
lipid dan menghambat terjadinya oksidasi Hb menjadi metHb. Daya rusak hidrogen
peroksida bukan hanya karena senyawa tersebut merupakan oksidan yang kuat, tetapi
H2O2 juga dapat menghasilkan radikal hidroksil bila H2O2 bereaksi dengan logam
transisi seperti Fe 2+ dan Cu +.
Radikal hidroksil dapat juga terbentuk dari reaksi ion superoksida dan hidrogen
peroksida (reaksi Haber Weiss).
Reaksi ini memerlukan ion Fe3+ dan Cu 2+ dan diperkirakan melalui 2 tahap, yaiu:
Radikal peroksil terbentuk dari ion superoksida dengan asam. Radikal ini
sangat reaktif dan akan membentuk radikal baru serta H2O2
Singlet Oksigen, merupakan bentuk oksigen yang jauh lebih reaktif dibandingkan
oksigen biasa. Singlet oksigen ini terbentuk dari reaksi-reaksi yang dikatalis oleh
enzim-enzim tertentu.
2.5. Antioksidan
Senyawa antioksidan adalah senyawa-senyawa pemberi elektron, dalam arti yang
lebih luas adalah : senyawa-senyawa yang dapat meredam dampak negatif oksidan,
termasuk diantaranya enzim-enzim dan protein pengikat logam. Dalam meredam
dampak negatif oksidan diterapkan dua strategi :
a.

Mencegah terhimpunnya senyawa-senyawa oksidan secara berlebihan

b.

Mencegah reaksi rantai lebih lanjut

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Berdasarkan dua mekanisme pencegahan dampak negatif oksidan, antioksidan


dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a.

Antioksidan pencegah

b.

Antioksidan pemutus rantai


Eritrosit dilengkapi antioksidan berupa enzim seperti copper-zink-superoxide

dismutase (CuZn-SOD), glutation peroksidase (GSH-Px), katalase (Cat) dan glutation


reduktase (Suryohudoyo, 2000)
Sintesis antioksidan yang berupa enzim dalam eritrosit ini terjadi selama
erytropoesis, Sedangkan pada eritrosit dewasa, enzim-enzim ini tidak disintesis lagi,
hal ini berkaitan dengan hilangnya inti sel pada eritrosit dewasa sebagai peredam
dampak negatif ROS (Suryohudoyo, 2000)
2.6 Dampak Oksidan Terhadap Tubuh
2.6.1. Dampak negatif
Dampak negatif timbul karena senyawa ROS merupakan oksidan yang kuat dan
mempunyai reaktifitas yang dapat merusak komponen-komponen sel yang penting
untuk mempertahankan integritas dan kehidupan sel. Diantara senyawa ROS yang
lain, radikal hidroksil merupakan senyawa yang paling berbahaya karena
reaktifitasnya sangat tinggi. Radikal hidroksil dapat merusak tiga jenis senyawa yang
penting untuk mempertahankan integritas sel yaitu :
a. Terhadap membran sel
Komponen terpenting membran sel adalah fosfolipid, glicolipid dan kolesterol.
Dua komponen pertama mengandung asam lemak tak jenuh (asam linolet,linolenat

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

dan arakidonat) yang sangat rawan terhadap serangan-serangan radikal, terutama


radikal hidroksil. Radikal hidroksil dapat menimbulkan reaksi rantai yang dikenal
dengan nama peroksidasi lipid. Akibat dari rantai reaksi ini adalah terputusnya rantai
asam lemak menjadi berbagai senyawa yang bersifat toksik terhadap sel, antara lain
berbagai macam aldehida seperti, malondialdehida (MDA), 9-hidroksil-nonenal serta
bermacam-macam hidrokarbon seperti hidrokarbon etana (C2 H6) dan pentane
(C5H12).
Selain reaksi diatas dapat pula terjadi ikatan silang antara dua rantai asam lemak
atau antara asam lemak dan rantai peptida (protein) yang timbul karena reaksi dua
radikal. Semua ini menyebabkan kerusakan parah membran sel yang membahayakan
kehidupan sel (Suryohudoyo, 2000).
b. Terhadap protein
Oksidan dapat merusak protein karena dapat mengadakan reaksi dengan asamasam amino yang menyusun protein. Diantara asam-asam amino penyusun protein
yang paling rawan adalah sistein. Sistein mengandung gugus sulfhidril (SH) dan
justru gugus inilah yang paling peka terhadap serangan radikal bebas seperti radikal
hidroksil.
Pembentukan ikatan disulfida (S-S) menimbulkan, ikatan intra atau antar molekul
sehingga protein kehilangan fungsi biologisnya (misalnya enzim kehilangan
aktifitasnya ) (Suryohudoyo, 2000).

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

c. Terhadap DNA
Radikal bebas dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA yang antara
lain berupa : hidroksilasi basa timin dan sitosin, pembukaan inti purin dan pirimidin
serta terputusnya rantai fosfodiester DNA. Bila kerusakan tak terlalu parah, maka
masih bisa diperbaiki oleh sistem perbaikan DNA. Namun apabila kerusakan terlalu
parah, misalnya rantai DNA terputus diberbagai tempat, maka kerusakan tersebut tak
dapat diperbaiki dan replikasi sel terganggu. Susahnya, perbaikan DNA ini justru
menimbulkan mutasi, karena dalam memperbaiki DNA sistem perbaikan DNA
cendrung membuat kesalahan, dan apabila mutasi ini mengenai gen-gen tertentu,
maka mutasi tersebut dapat menimbulkan kanker (Suryohudoyo, 2000)
2.6.2. Dampak positif
Oksidan yang dihasilkan oleh sel-sel khusus yang disebut sel radang seperti
granulosit, monosit, dan makrofag mempunyai dampak positif dalam menghadapi
serangan mikroorganisme. Namun oksidan tersebut selain dapat menghancurkan
mikroorganisme, dapat pula merusak sel-sel jaringan tubuh sehingga apabila terjadi
keradangan hebat yang melibatkan banyak sel radang, kerusakan jaringan tak dapat
dihindarkan (Suryohudoyo,2000)

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

2.7. Vitamin C
2.7.1. Struktur vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air, banyak didapatkan dalam
buah-buahan segar dan sayur-sayuran terutama sitrus, berri dan dari famili kubis.
Ditemukan pertama kali oleh Sir Richard Hawkins pada abad 16 yang melaporkan
bahwa jeruk dan lemon adalah yang paling efektif dalam menyembuhkan pelautpelaut Inggris dari penyakit scorbut (LindeCM, 1992).
Vitamin C mempunyai 2 bentuk, yaitu asam askorbat (bentuk reduksi) dan asam
dehidroaskorbat ( bentuk Oksida ). Vitamin ini sangat tidak stabil pada pH netral atau
alkali, juga terhadap panas tetapi sangat stabil terhadap asam dan selama
penyimpanan sementara dalam keadaan dingin dan segar (Almatsier, 2003).
2.7.2. Fungsi Vitamin C
Pada level molekuler, askorbat dan dehidroaskorbat mempunyai sifat pereduksi
dan juga mempunyai sifat penting lainnya sebagai antioksidan yang mempengaruhi
redoks-potensial tubuh (sebagai sumber reducing equivalent di seluruh tubuh). Pada
proses hidroksilasi yang menggunakan molekul oksigen dan sering mempunyai
kofaktor Fe++ atau Cu++, vitamin C ikut berperan sebagai :
a.

Sumber elektron untuk mereduksi oksigen ( misalnya sebagai kosubstrat )

b.

Sebagai zat pelindung untuk memelihara status reduktasi besi (Fe) (Ema, 2006)

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Reaksi hidroksilasi tersebut misalnya pada :


a.

Reaksi pembentukan hidroksiprolin dan hidroksilisin dalam sintesis prokolagen


pada

b.

endoplasmik retikulum sel.

Sintesis karnitin dari lisin yang penting dalam proses pengangkutan asam-asam
lemak ke dalam mitokondria untuk mendapat proses oksidasi.

c.

Hidroksilasi tirosin dan mungkin pada pembentukan katekolamin dan serotonon


5-OH triptamin atau mungkin proses hidroksilasi hormon steroid, obat-obatan
aromatik dan karsinogen melalui sistem mikrosomal oksigenasi endoplasmik
retikulum hati (LindeCM, 1992).
Penelitian tentang pemberian vitamin c 500 mg dan 1000 mg dapat mengatasi

beberapa infeksi virus serta pemberian vitamin c 200 mg dan 500 mg dapat mengatasi
kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh berbagai logam berat. Penelitian yang
dilakukan oleh Dawson dkk telah membuktikan bahwa vitamin c dengan dosis 1000
mg secara signifikan dapat menurunkan kadar Pb darah pada perokok(Dawson et al.,
1999)
Pemberian 500 mg vitamin C dan 300 mg vitamin E pada perokok dapat
menurunkan aktivitas enzim antioksidan namun belum dapat mengurangi peroksidasi
lipid.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratorik
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sebanyak 34 ekor mencit jantan (Mus
musculus L) dibagi dalam 5 kelompok percobaan. Masing-masing kelompok terdiri
dari 7 ekor mencit. Adapun penentuan jumlah ulangan dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap adalah sebagai berikut :
t(r-1) 20

t : Jumlah Perlakuan
r : Jumlah Ulangan(Sugandi and Sugiharto, 1994)

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penyidikan dan Pengujian
Veteriner (BPPV) Medan, dalam waktu 12 minggu
3.3. Populasi Penelitian
Populasi adalah Mencit jantan Mus musculus L. Strain Balb c, berumur 6-8
minggu dengan berat badan 20-50 gram, yang diperoleh dari Badan Penyidikan dan
Pengujian Veteriner (BPPV) Medan.
3.4. Variabel Penelitian
3.4.1. Variabel Indipenden, yaitu Pb asetat dan Vitamin C
3.4.2 Variabel Dipenden, Enzim ALAD, Kadar Hemoglobin dan Basophilic
Stippling

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

3.4.3 Variabel kendali, yaitu jenis kelamin, umur, berat badan, kesehatan dan
lingkungan
3.5.Bahan
a. Sediaan Plumbum Aceticum (Lead acetate) dalam bentuk kristal (CH3COO)2Pb
3H2O made in Germany diencerkan dengan aquadest
b. L(+) Ascorbic Acid produk PT.Merck
c. Pellet produksi PT.Mabar Feed Medan
3.6. Alat
a. Peralatan untuk pemeriksaan aktivitas enzim ALAD (Spectro Fotometer
Genesis Tm20) yang terkalibrasi dengan baik
b. Peralatan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin (Spectro Fotometer Genesis
Tm

20) yang terkalibrasi dengan baik

c. Peralatan untuk pemeriksaan hapusan darah (Pewarnaan Menurut Giemsa)


d. Timbangan hewan
e. Termometer ruangan
f. Spuit 1ml merek Trumo
3.7. Pelaksanaan Penelitian
3.7.1 Pemeliharaan Hewan Coba
Hewan dipelihara dalam kandang yang diberi alas sekam dan anyaman kawat
sebagai penutup. Pemberian makan dan minum dilakukan setiap hari secara ad
libitum. Pakan yang diberikan berupa pellet. Selanjutnya secara acak mencit

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

dimasukkan kedalam tiap kandang terpisah, setiap kandang diberi tanda

sesuai

dengan perlakuan(Kusumawati)
3.7.2. Perlakuan Hewan Coba
a. Sampel dibagi menjadi lima kelompok masing-masing kelompok terdiri dari
tujuh ekor mencit, kecuali kelompok kontrol 6 ekor mencit
b. Kelompok 1 adalah kelompok kontrol yang diberi aquadest
c. Kelompok 2 adalah kelompok yang diberi perlakuan dengan timbal acetat
dosis 20 mg/kgBB secara intraperitoneal selama 2 hari (Gajawat et al., 2006)
d.

Kelompok 3 adalah kelompok yang diberi perlakuan Vitamin C dosis 200


mg/kgBB secara oral selama 7 hari. Satu jam setelah pemberian Vitamin C
pada hari ketujuh dilanjutkan dengan pemberian timbal acetat 20mg/kgBB
secara intraperitoneal selama 2 hari (Klenner, 1997)

e.

Kelompok 4 adalah kelompok yang diberi perlakuan Vitamin C dosis


500mg/kgBB secara oral selama 7 hari. Satu jam setelah pemberian Vitamin
C pada hari ketujuh dilanjutkan dengan pemberian timbal acetat 20mg/kgBB
secara intraperitoneal selama 2 hari

f.

Kelompok 5 adalah kelompok yang diberi perlakuan Vitamin C dosis


1000mg/kgBB secara oral selama 7 hari. Satu jam setelah pemberian Vitamin
C pada hari ketujuh dilanjutkan dengan pemberian timbal acetat dosis
20mg/kgBB secara intraperitoneal selama 2 hari

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

g. Dilakukan pemeriksaan kadar enzim ALAD, kadar hemoglobin,dan


basophilic stippling pada mencit pada tiap kelompok penelitian, setelah itu
mencit dibunuh secara dislokasi leher.
3.8. Prosedur Pemeriksaan
3.8.1. Pemeriksaam enzim ALAD
a. Pembuatan larutan pereaksi untuk pemeriksaan enzim ALAD
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pembuatan larutan pereaksi yaitu : timbangan analitik,
labu ukur 100ml, pH meter, baker glas 250ml, gelas ukur 500ml dan 100ml.
Bahan kimia yang digunakan adalah : Na2HPO412H2O, NaH2PO42H2O, ALA,
Trichloro asetat (TCA), HgCl2, Triton X 100, p-dimethylaminobenzaldehyd, asam
acetat glacial, asam perclorat, aquadest.
Cara kerja
a. Larutan triton X-100
0,5 ml troton x 100 dicampur denga 500ml aquadest
b. Larutan buffer natrium fosfat pH 6,2
Sebanyak 53,72 g Na2HPO412H2O ditimbang dilarutkan didalam 500 ml
aquadest (larutan A), NaH2PO42H2O 23,4 dilarutkan dalam 500 ml aquadest (larutan
B), selanjutnya 100ml larutan A dicampur dengan 168 ml larutan B, dilakukan
pengukuran pH dengan pH meter, jika pH menunjukkan lebih besar dari 6,4, maka
larutan ditambahkan asam fosfat sedikit demi sedikit hingga pH 6,4 sedang jika pH
lebih rendah dar 6,4 maka larutan ditambah dengan larutan Na2PO4

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

c. Larutan ALA 125mmol/L


Sebanyak 209,5 mg ALA dilarutkan hingga 100mL dan disimpan dalam 40C
d. Larutan Trichloro asetat(TCA) 60g/L yang mengandung HgCl2 60mmol /L
15g TCA dan 4g HgCl2 dilarutkan dengan aquadest hingga 250 mL aquadest
e. Larutan pereaksi Erlich
Timbang 2,0 g p-dimethylaminobenzaldehyd kemudian larutkan dalam 60 mL
asam acetat glacial, selanjutnya tambahkan 32 mL asam perclorat 70% sambil diaduk
tambahkan asam acetat hingga 100 mL (Wigfield & Farant,1981)
Prosedur penentuan aktivitas enzim ALAD dalam darah
Aktivitas enzim ALAD dilakukan sesuai metode (Wigfield&Farant, 1981),yaitu:
Pipet 20L sampel darah dengan mikropipet, dimasukkan kedalam tabung mikro
tambahkan 100 L larutan Triton X-100 campur selama 15 detik dan tempatkan
campuran dalan ice-bath selama 3 menit untuk menyempurnakan lisis. Kedalam
hemolisat ditambahkan 100 L buffer natrium fosfat pH 6,4 dan 100 L larutan
Aminolevulinic Acid kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu 370C. Untuk
blanko tambahkan 200 L campuran larutan TCA merkuri klorida, inkubasi semua
sampel selama 90 menit pada 37 0C. Untuk mengahiri inkubasi hentikan reaksi
dengan menambahkan 200 L campuran larutan TCA merkuri klorida, Sentrifugasi
pada kecepatan 1500 rpm selama 5 menit pada Eppendorf microcentrifuge. Setelah
disentifugasi pindahkan 400 L larutan supernatan ketabung lain dan tambahkan 400
L pereaksi Erlich. Selanjutnya untuk blanko ditambahkan 400 L pereaksi Erlich.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

400 L aquadest. Setelah 5 menit, absorbansi diukur pada panjang gelombang 555
nm (Wigfield and Farrant, 1981)
3.8.2. Penentuan Hematokrit
Digunakan untuk menentukan aktivitas enzim ALAD
a. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan adalah: pipet hematolrit, centrifuger
hematokrit, skala hematokrit, lilin(wax)
b. Cara Kerja
Sampel darah dimasukkan dimasukkan kedalam pipet hematokrit hingga
hampir penuh(2/3 dari panjang pipet), tutup salah satu ujung pipet dengan lilin
centrifuger selama 5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm, persentase hematokrit
dibaca dengan skala khusus.
3.8.3. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
Kadar

Hemoglobin

ditentukan

dengan

metode

Fotoelektrik

Cyanmethemoglobin (Gandasoebrata,1992)
a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan

: mikro pipet, spectrofotometer, tabung reaksi

Bahan yang digunakan : sampel darah dan reagen hemoglobin berupa kit dari
PT. Human
b. Cara Kerja
Isi pipet dengan 20L darah heparin, dimasukkan kedalam tabung yang telah
berisi 5 mL larutan drabkin, pipet dibilas beberapa kali dengan larutan drabkin

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

tersebut Diamkan kurang lebih selama 10 menit pada suhu kamar, kemudian diukur
serapannya

dengan

spektrofotometer

pada

panjang

gelombang

540

nm.

(SoebrataGanda, 1992)
3.8.5 Pemeriksaan Hapusan Darah
Pemeriksaan hapusan darah dilakukan dengan metode Giemsa (Gandasoebrata ,1992)
a. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan : Objec glass, kaca pendorong(untuk membuat hapusan
darah)
Bahan yang digunakan : Sampel darah dan reagen Giemsa dari PT.Merck, aquadest
serta metanol.
b. Cara Kerja
Letakkan satu tetes kecil darah, pada 2-3 mm dari ujung kaca objek. Letakkan
kaca penghapus dengan sudut 30-450 terhadap kaca objek didepan tetesan darah.
Tarik kaca pengahapus kebelakang huingga menyentuh tetesan darah, tunggu hingga
darah menyebar pada sudut tersebut. Dengan gerakan yang cepat dorong kaca
penghapus hingga terbentuk hapusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek.
Biarkan hapusan darah mengering diudara lalu warnai dengan pewarnaan Giemsa
(SoebrataGanda, 1992)
Cara Pemeriksaan Hapusan Darah
Preparat diobservasi di bawah mikroskop dg pembesaran okuler 10 kali &
objektif 100 kali, mempergunakan minyak emersidicari & dihitung gambaran

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

basophilik stipling yang tampak secara zig zag per lapangan pandang dalam 1000
eritrosit.
3.9. Analisa Data
Data yang diperoleh akan ditentukan distribusinya dengan menggunakan uji
normalitas dari Kolmogorov-Smirnov dan Shapito Wilk. Apabila data berdistribusi
normal maka akan dilakukan uji statistik parametrik, yaitu dengan uji Anova satu
arah dan bila terdapat perbedaan mean akan dilanjutkan dengan metoda LSD.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengaruh perlakuan terhadap aktivitas enzim ALAD


Pengaruh pemberian Pb terhadap aktivitas enzim ALAD dan pengaruh pemberian
Pb dengan vitamin c 200mg/kgBB, vitamin c 500mg/kgBB dan 1000mg/kgBB dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.

Data penelitian Enzim ALAD pada kelompok kontrol dan


berbagai kelompok perlakuan (n = 32)

Aktivitas enzim ALAD (U/L)


Kontrol Pemberi P1
P2
P3
an Pb
1
1,2642
0,1979
0,7685
1,1905
1,1164
2
2,1880
0,7431
0,8650
1,3571
1,2924
3
1,1760
0,2854
0,4193
1,3096
1,7305
4
1,7672
0,8478
1,6501
1,2509
1,1320
5
3,0997
0,8413
0,437
0,2352
0,6795
6
1,0940
0,5271
0,7471
0,1730
1,1651
7
0,6876
1,5167
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh perlakuan terhadapaktivitas enzim
No

ALAD dilakukan uji ANOVA

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Tabel 2. Distribusi rata-rata Aktivitas Enzin ALAD terhadap kelompok


kontrol dan berbagai kelompok perlakuan (n=32)
No Variabel

Mean SD
(u/L)

95% CI

P.Value

1,76
0,59
0,91
1,04
1,19

0,95-2,58
0,35-0,83
0,46-1,37
0,31-1,76
0,84-1.55

0,010

Aktvitas enzim ALAD


1
2
3
4
5

Kontrol
Perlakuan Pb
P1
P2
P3

0,78
0,26
0,49
0,69
0,34

Berdasarkan hasil perhitungan uji anova untuk rata-rata enzim ALAD pada
kontrol

yaitu mencit yang tanpa perlakuan adalah 1,76u/L, dengan standar deviasi

0,78. Pada mencit yang diberikan hanya Pb secara intraperitoneal selama 2 hari
didapatkan enzim ALAD 0,59u/L dengan standar deviasi 0,26. Pada mencit yang
diberikan Vitamin C 200mg/kg BB secara oral selama 1 minggu dan kemudian
diberikan Pb secara intraperitonial selama 2 hari ternyata didapatkan enzim ALAD
0,91/L dengan standar deviasi 0,49. Sedangkan mencit yang diberikan Vitamin C
500mg/kg BB secara oral selama 1 minggu dan kemudian diberikan Pb secara
intraperitonial selama 2 hari ternyata enzim, ALAD 1,04/L dengan standar deviasi
0,69. Sedangkan mencit yang diberikan Vitamin C 1000mg/kg BB secara oral selama
1 minggu dan kemudian diberikan Pb secara intraperitonial selama 2 hari ternyata
didapatkan enzim ALAD 1,19 /Ldengan standar deviasi 0,34.
Dari rangkaian penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh hasil uji statistik nilai
p = 0,010. Berarti pada alpha 5% ( 0,05) maka H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan aktivitas enzim ALAD pada 5 kelompok

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

perlakuan. Karena nilai rata-rata Aktivitas enzim ALAD berbeda nyata pada 5
kelompok maka analisis dilanjutkan ke uji LSD, untuk mengetahui kelompok mana
yang berbeda secara signifikan yang hasilya seperi tabel dibawa ini :
Hasil uji LSD Aktivitas enzim ALAD pada kelompok perlakuan
(n=32)
Variabel
P Value
Aktv Enzim DALAD
Kontrol - Perlakuan Pb
0,001
Kontrol Vit C 200mg/kgBB +Perlakuan Pb
0,008
Kontrol Vit C 500mg/kgBB +Perlakuan Pb
0,027
Kontrol Vit C 1000m/kgBBg +Perlakuan Pb
0,077
Tabel 3

Berdasarkan analisis uji LSD didapatkan kelompok yang terdapat perbedaan


signifikan adalah antar kelompok kontrol (mencit tanpa perlakuan)

dan mencit

dengan perlakuan Pb didapatkan p = 0,001, maka H0 ditolak, berarti dapat


disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata nilai aktivitas enzim
ALAD pada kedua kelompok perlakuan tersebut. Sementara itu antara kelompok
kontrol dengan mencit yang diberikan vitamin C 200mg/kgBB ( secara oral selama 1
minggu) dan diberikan perlakuan Pb (secara intraperitoneal selama 2 hari), dari hasil
uji statistik didapatkan p= 0,008 maka H0 ditolak, oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata aktivitas enzim ALAD
pada kedua kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol dengan kelompok mencit
diberikan vitamin C 500mg/kgBB ( secara oral selama 1 minggu) dan diberikan
perlakuan Pb (secara intraperitoneal selama 2 hari), dari hasil uji statistik LSD
didapatkan p = 0,027, maka H0 ditolak. Berarti dapat disimpulkan terdapat perbedaan

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

yang signifikan nilai rata-rata aktivitas enzim ALAD pada dua kelompok tersebut.
Selanjutnya pada kelompok kontrol dengan kelompok mencit yang diberikan vitamin
C 1000 mg/kg BB (secara oral selama 1 minggu) dan pemberian Pb (secara
intraperitoneal selama 2hari), didapatkan hasil uji statistik nilai p = 0.077, maka H0
diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai
aktivitas enzim ALAD pada kedua kelompok perlakuan.

Aktivitas DALAD (U/l)

2.5
2

1.76

1.5
0.91

1.04

1.19

0.59
0.5
0
KN

KP

C200

C500

C1000

Perlakuan

Gambar 4. Perbandingan Aktivitas enzim ALAD pada Seluruh Kelompok


Percobaan
Keterangan:
KN
KP
C200
C500
C1000

: Kelompok yang hanya diberi aquadest


: Kelompok yang diberikan Pb asetat dosis 20 mg/kgBB secara intraperitoneal
: Kelompok yang diberikan vitamin C 200 mg/kgBB/hari selama tujuh hari sebelum
diberikan Pb asetat 20 mg/kgBB secara intraperitoneal
: Kelompok yang diberikan vitamin C 500 mg/kgBB/hari selama tujuh hari sebelum
diberikan Pb asetat 20 mg/kgBB secara intraperitoneal
: Kelompok yang diberikan vitamin C 1000 mg/kgBB/hari selama tujuh hari
sebelum diberikan Pb asetat 20 mg/kgBB secara intraperitoneal

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Gambar tersebut menunjukkan adanya penurunan aktivitas enzim ALAD pada


kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Keadaan tersebut sesuai dengan teori
yang dikemukakan dalam WHO(1989), bahwa kadar Pb dalam darah yang mencapai
0,1 g/ml dapat menurunkan aktivitas enzim ALAD. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayes(1985), Enzim -ALAD adalah enzim
yang mengandung Zn dan peka terhadap penghambatan oleh Pb. Selain itu Pb juga
memberikan dampak negatip bagi proses eritropoesis maupun pematangan eritrosit.
Pb yang berikatan dengan eritrosit menyebabkan defisiensi enzim G-6-PD, Defisiensi
G-6-PD pada metabolisme glukosa (melalui jalur Heksosa Mono fosfat / HMP) untuk
energi eritrosit dapat menyebabkan kegagalan regenerasi trifosfopiridin nucleotida
(TPNH) yang mengakibatkan gagalnya reduksi GSSG (glutation tereduksi) menjadi
GSH (Glutation) karena tidak terbentuk reduktor NADPH. GSH berperan dalam
melenyapkan oksidator kuat pada eritrosit dan melindungi gugus Sulf hidril eritrosit,
Sehingga blokir terhadap enzim G-6PD menyebabkan eritrosit mudah teroksidasi dan
lisis. Oksidasi eritrosit menyebabkan terbentuknya methemoglobin dalam jumlah
yang banyak dan mengendap disisi membran eritrosit, sehingga kelenturannya
berkurang dan mudah tereduksi oleh fagosit (Sadikin, 2001). Dalam penelitian ini,
setelah dilakukan uji statistik ternyata hanya penurunan enzim ALAD yang
menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan, sedangkan peningkatan kadar Hb menunjukkan tidak berbeda nyata. Hal
ini dikarenakan bahwa biosintesis enzim ALAD sangat rentan terhadap peningkatan
kadar kadar Pb dibandingkan dengan biosintesis Hb. Hal ini juga ditegaskan oleh Lu

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

(1995) yang menyatakan bahwa enzim yang terlibat dalam sintesis hemoglobin
terutama enzim ALAD paling rentan terhadap keracunan Pb.
Penurunan enzim tersebut adalah dikarenakan : Toksisitas Pb disebabkan adanya
interaksi antara Pb dengan senyawa ligand yang ada didalam tubuh misalnya gugus
enzim SH dari ALAD (yang mengakibatkan penumpukan ALA) dan hem
sintetase (mengakibatkan penumpukan protoporfirin) sehingga terjadi hambatan
sintesis hemoglobin. Pb juga dapat menghambat enzim ferokelatase yang
menyebabkan ion fe tidak dapat berikatan dengan cincin proporpirin, oleh karena
terjadi kompetisi antara Pb dengan Fe akibat dari hal tersebut diatas maka Pb dapat
mengakibatkan penurunan enzim ALAD (Ganiswara et al., 1995). Keadaan ini
sesuai dengan penelitian (Sugiharto and W, 2004) yang menyebutkan bahwa
pemberian larutan Pb nitrat [(PbNO3)2] dengan dosis 12 ppm dan 50 ppm selama 30
hari secara oral pada tikus putih memberikan hasil terjadinya penurunan enzim
ALAD dan kadar Hb.
Selain itu, pada penelitian ini ditemukan bahwa kelompok mencit yang diberikan
vitamin C 1000mg/kg BB + Pb dapat menaikkan nilai aktivitas enzim ALAD. Hal
ini dibuktikan dari hasil uji anova bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
antara kelompok (vitamin C 1000mg/kgBB +Pb) dengan kelompok kontrol, yang
berarti nilai rata-rata aktivitas enzim ALAD pada kelompok kontrol dengan
perlakuan tidak jauh berbeda. Hal ini dapat diyakini, bahwa dengan pemberian
vitamin C 1000 mg/kgBB dapat menaikkan nilai aktivitas enzim ALAD, yang
sebelumnya diberikan Pb, akan tetapi pemberian vitamin C 200mg/kgBB dan vitamin

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

C 500mg/kgBB tidak dapat menaikkan nilai aktivitas enzim ALAD, walaupun nilai
rata-rata antara kelompok yang diberikan Pb saja, vitamin C 200mg/kgBB + Pb,
vitamin C 500 mg/kg BB + Pb didapatkan ada kenaikan aktivitas enzim ALAD,
namun kenaikan tersebut masih di bawah nilai kelompok kontrol, dan hal ini
dibuktikan hasil uji statistik tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok
tersebut secara bermakna yang artinya dalam penelitian ini terjadi peningkatan
aktivitas enzim ALAD dengan pemberian vitamin C 1000mg/kgBB tetapi tidak
dapat memperbaiki hingga sama seperti kontrol.Dalam penelitian ini vitamin C
1000mg/kgBB dapat berperan sebagai zat antioksidan dan detoksikasi dengan cara
meningkatkan aktivitas enzim gluthatione S-transferase (GST) serta kelompok enzim
gluthatione yang lain (GS-x) yang berperan dalam melenyapkan oksidator kuat
(dalam hal ini ion Pb) pada eritrosit dan melindungi gugus enzim-SH eritrosit.

4.2. Pengaruh perlakuan terhadap kadar hemoglobin


Pengaruh pemberian Pb dengan vitamin c 200mg/kgBB, vitamin c 500mg/kgBB dan
1000mg/kgBB dapat dilihat pada tabel berikut ini

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Tabel 4. Data penelitian kadar Hemoglobin pada kelompok kontrol dan


berbagai kelompok perlakuan (n = 32)
No
1
2
3
4
5
6
7

Kadar Hb (gr/dl)
Kontrol
13,2
11,8
12,2
12,2
9,6
12,3

PemberianPb
14,6
7,93
11,38
12,53
15,67
11,30
11,03

P1

P2

P3

15,77
15,83
12,20
12,04
7,26
8,54
14,47

12,77
14,34
11,64
11,19
12,91
14,54

10,41
17,15
13,52
15,87
13,17
13,84

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh perlakuan terhadap kadar Hemoglobin


dilakukan uji ANOVA
Tabel 5. Distribusi rata-rata kadar Hemoglobin pada kelompok kontrol dan
berbagai kelompok perlakuan (n = 32)
No Variabel

1
2
3
4
5

Kadar Hb
Kontrol
Perlakuan Pb
P1
P2
P3

Mean
(gr/dl)

SD

95% Confidece P.Value


Interval

11,88
12,11
12,30
12,89
13,99

1,21
2,61
3,39
1,36
2,33

10,61-13,15
9,70-14,53
9,17-15,43
11,47-14,33
11,54-16,44

0,554

Berdasarkan hasil perhitungan uji anova untuk rata-rata kadar Hb pada kontrol yaitu
mencit yang tanpa perlakuan adalah 11,88 gr/dl, dengan standar deviasi 1,21. Pada
mencit yang hanya diberikan Pb secara intraperitonial selama 2 hari didapatkan kadar
Hb 12,11 gr/dl dengan standar deviasi 2,61. Sedangkan mencit yang diberikan
Vitamin C 200mg/kgBB (P1) secara oral selama 1 minggu dan kemudian diberikan
Pb secara intraperitonial selama 2 hari ternyata didapatkan kadar Hb 12,30gr/dl

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

dengan standar deviasi 3,39. Sedangkan mencit yang diberikan vitamin C 500mg/kg
BB(P2) secara

oral selama 1 minggu dan kemudian diberikan Pb secara

intraperitoneal selama 2 hari ternyata didapatkan kadar Hb 12,89gr/dl dengan standar


deviasi 1,36. Sedangkan mencit yang diberikan vitamin C 1000mg/kg BB (P3)
secara oral selama 1 minggu dan kemudian diberikan Pb secara intraperitonial selama
2 hari ternyata didapatkan kadar Hb 13,99gr/dl dengan standar deviasi 2,33.
Dari rangkaian penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh hasil uji statistik nilai
p = 0,554. Berarti pada alpha 5% ( 0,05) maka H0 diterima, sehingga

dapat

disimpulkan tidak ada perbedaan kadar Hb diantara 5 kelompok perlakuan, oleh


karena itu tidak dilanjutkan ke uji LSD.
16

13.99

Kadar Hb (gr/dl)

14
11.88

12.11

12.3

KN

KP

C200

12.89

12
10
8
6
4
2
0
C500

C1000

Perlakuan

Gambar 5. Perbandingan kadar hemoglobin kontrol dan perlakuan

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Keterangan:
KN
KP
C200
C500
C1000

: Kelompok yang hanya diberi aquadest


: Kelompok yang diberikan Pb asetat dosis 20 mg/kgBB secara intraperitoneal
: Kelompok yang diberikan vitamin C 200 mg/kgBB/hari selama tujuh hari sebelum
diberikan Pb asetat 20 mg/kgBB secara intraperitoneal
: Kelompok yang diberikan vitamin C 500 mg/kgBB/hari selama tujuh hari sebelum
diberikan Pb asetat 20 mg/kgBB secara intraperitoneal
: Kelompok yang diberikan vitamin C 1000 mg/kgBB/hari selama tujuh hari
sebelum diberikan Pb asetat 20 mg/kgBB secara intraperitoneal

Gambar tersebut menunjukkan peningkatan kadar Hemoglobin antara


kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan, Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
mengemukakan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa
tingginya kadar Pb dalam tubuh dapat mengakibatkan terganggunya sistem
metabolisme tubuh. Salah satu jalur matabolisme yang sangat rentan terhadap Pb
adalah sistem hemopoetik, sebab hampir 90 % Pb terikat eritrosit. (WHO, 1977)
Gambaran anemia adalah karakteristik untuk penderita keracunan Pb kronis. Ini
adalah akibat menurunnya masa hidup (lifesfan) eritrosit disebabkan interfensi logam
Pb dalam sintesis haem. Pb menghambat enzim -aminolevulinic acid dehydratase
dan ferrochelatase dalam eritrosit, akibatnya terjadi anemia (Hariono, 2008).
Pb dalam darah pada kadar tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada
manusia, karena Pb berpengaruh terhadap biosintesis heme pada beberapa tahap
reaksi enzimatis. Pb berkemampuan berikatan dalam gugusSH dalam molekul
protein dan menyebabkan hambatan pada aktivitas kerja sistem enzim. Pb
mengganggu sintesis Hb dengan menghambat konversi delta aminolevulinic asid
menjadi forfobilinogen dan juga menghambat korporasi dari Fe kedalam proforfirin
IX untuk membentuk Hb dengan menghambat enzim delta aminolevulinic asid

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

dehydratase dan ferokelatase (Jeffe.1991). Menurut Darmono (1995) pemberian Pb


dosis tinggi dapat menyebabkan penurunan ion Fe dan mengakibatkan gejala anemia
sebab terdapat penurunan daya absorbsi ion Fe dari sel epitel usus, sehingga terjadi
kompetisi antara Pb dan Fe pada protein carier logam (terutama protein ferritin).
Kadar ferritin yang rendah merupakan indikator spesifik defisiensi Fe baik untuk
terjadi anemi atau tidak. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan nilai hematokrit dan
mean corpuscular, serta kadar Hb.
Dalam penelitian ini didapatkan kadar Hb pada kelompok perlakuan (dengan
pemberian Pb) terjadi peningkatan dibanding dengan kelompok kontrol (tanpa
pemberian Pb)(tabel 3). Tetapi dari hasil analisis statistik peningkatan kadar Hb
tersebut tidak significan (bermakana) yang artinya hampir sama nilai kadar Hb pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, hal ini diduga karena keracunan Pb
bersifat kronis yang terjadi secara perlahan lahan dan berlangsung dalam jangka
waktu yang lama (Palar, 1994) juga oleh Koeman, 1987 menyatakan bahwa ukuran
keracunan suatu zat ditentukan oleh kadar dan lamanya pemaparan. Keracunan
dibedakan menjadi keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan akut yaitu
keracunan yang terjadi sebagai akibat pemaparan yang terjadi dalam waktu relapif
pendek (dapat terjadi dalam waktu 2-3 jam), dengan kadar yang relatif besar.
Keracunan akut yang disebabkan oleh Pb biasanya terjadi akibat kecelakaan misalnya
: peledakan atau kebocoran yang tiba-tiba dari uap logam Pb, kerusakan sistem
ventilasi

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

didalam ruangan. Keracunan yang kronis yaitu keracunan yang terjadi karena
absorbsi Pb dalam jumlah kecil, tetapi terjadi dalam jangka waktu yang lama dan
terakumulasi didalam tubuh. Durasi waktu dari permulaan terkontaminasi sampai
terjadi gejala atau tanda-tanda keraacunan mungkin dalam beberapa bulan bahkan
sampai beberapa tahun(Ariens, 1978)

4.3. Pengaruh perlakuan terhadap jumlah Basophilic Stippling


Pengaruh pemberian Pb terhadap jumlah Basophilic Stippling

dan pengaruh

pemberian Pb dengan vitamin C 200mg/kgBB, vitamin C 500mg/kgBB dan


1000mg/kgBB dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6. Distribusi basophilic stippling pada kelompok perlakuan (n = 32)
No
1
2
3
4
5
6
7

Kontrol
0
0
0
0
0
0

Pb
3
2
3
2
3
3
3

P1
3
2
1
2
1
1
1

Perlakuan
P2
1
0
0
1
1
1

P3
1
1
0
1
0
0

Karena dari uji normalitas data Basophilic Stippling tidak berdistribusi normal, maka
tidak dapat dilakukan dengan uji anova, oleh karena itu dilanjutkan dengan uji
statistik non parametrik yaitu Kruskal Wallis Test dengan hasil sebagai berikut :

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Tabel 7. Hasil Kruskal Walis Basophilic Stpipling pada kelompok perlakuan


(n=32)
Variabel

Mean

SD

Kruskal
Wallis

P value

Basophilic Stipling
Perlakuan

2,97

1,40

24.274

0.000

Berdasarkan data di atas didapatkan nilai rata-rata basophilic stipling


kelompok perlakuan adalah 2.97 dengan standar deviasi 1.40. Dari hasil perhitungan
Kurskal Wallis H didapat nilai 24.274, sedang harga X2

tabel

dengan tingkat

kepercayaan () 0.05 dengan dk = 4, dapat harga = 9.488. Karena X2

hitung

24.274 >

X2tabel 9.488, maka H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang significan nilai Basophilic stippling pada kelima kelompok
perlakuan.
Hasil analisis statistik penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan nilai ratarata yang bermakna antara kelompok kontrol dengan perlakuan, akan tetapi pada uji
Kruskal Wallis ini tidak diketahui kelompok mana yang memiliki perbedaan tersebut
secara signifikan, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk menentukan
kelompok mana yang berbeda.
Tabel 8. Hasil uji Mann-Whitney Basophilic Stippling pada kelompok perlakuan
(n=32)
Variabel
P Value
Basophilic Stippling
KN - KP
0,001
KN C200
0,001
KN C500
0,019
KN C1000
0,056

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Jumlah Basophilic Stippling

3.5
3

2.71

2.5
2

1.57

1.5
1
0.5

0.66

0.5

0
-0.5

KN

KP

C200

C500

C1000

-1
Perlakuan

Gambar 6. Jumlah Basophilic Stippling Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan


Keterangan:
KN
KP
C200
C500
C1000

: Kelompok yang hanya diberi aquadest


: Kelompok yang diberikan Pb asetat dosis 20 mg/kgBB secara intraperitoneal
: Kelompok yang diberikan vitamin C 200 mg/kgBB/hari selama tujuh hari sebelum
diberikan Pb asetat 20 mg/kgBB secara intraperitoneal
: Kelompok yang diberikan vitamin C 500 mg/kgBB/hari selama tujuh hari sebelum
diberikan Pb asetat 20 mg/kgBB secara intraperitoneal
: Kelompok yang diberikan vitamin C 1000 mg/kgBB/hari selama tujuh hari
sebelum diberikan Pb asetat 20 mg/kgBB secara intraperitoneal

Pada uji Mann-Whitney didapatkan kelompok yang terdapat perbedaan signifikan


adalah antar kelompok kontrol (mencit tanpa perlakuan)

dan mencit dengan

perlakuan Pb didapatkan p = 0,001, maka H0 ditolak, berarti dapat disimpulkan


bahwa terdapat perbedaan yang significan jumlah rata-rata basophilic stipling pada
kedua kelompok perlakuan tersebut. Sementara itu antara kelompok kontrol dengan
mencit yang diberikan vitamin C 200mg/kgBB ( secara oral selama 1 minggu) dan
diberikan perlakuan Pb (secara intraperitoneal selama 2 hari), dari hasil uji statistik
didapatkan p = 0,001 maka H0 ditolak, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

terdapat perbedaan yang signifikan jumlah rata-rata basophilic stipling pada kedua
kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol dengan kelompok mencit diberikan
vitamin C 500mg/kgBB ( secara oral selama 1 minggu) dan diberikan perlakuan Pb
(secara intraperitoneal selama 2 hari), dari hasil uji statistik Mann -Whytney
didapatkan p = 0,019, maka H0 ditolak. Berarti dapat disimpulkan terdapat perbedaan
yang signifikan jumlah rata-rata basophilic stipling pada dua kelompok tersebut.
Selanjutnya pada kelompok kontrol dengan kelompok mencit yang diberikan vitamin
C 1000 mg/kg BB (secara oral selama 1 minggu) dan pemberian Pb (secara
intraperitoneal selama 2 hari), didapatkan hasil uji statistik nilai p = 0.056, maka H0
diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah rata-rata
basophilic stipling pada kedua kelompok perlakuan Pb dengan vitamin C
1000mg/kgBB dengan kelompok kontrol. Dengan demikian pada penelitian ini dapat
diketahui bahwa pemberian vitamin C 1000mg/kgBB dapat menurunkan jumlah
basophilic stippling di dalam darah mencit yang diberikan Pb.
Pada eritrosit yang matang, Pb menyebabkan defisiensi enzim G-6PD dan
penghambatan enzim pirimidin-5-nukleotidase, sehingga terjadi akumulasi degradasi
RNA serta ribosom eritrosit yang ditandai dengan ditemukannya Basophilic Stipling
(terdapatnya bintik biru atau bintik-bintik basophilic pada eritrosit), Hal ini
menyebabkan turunnya masa hidup eritrosit dan meningkatkan kerapuhan membran
eritrosit, sehingga terjadi penurunan jumlah eritrosit (Ganiswara, et al 1995) pada
penelitian ini ditemukan pada kelompok mencit yang diberi perlakuan Pb acetat 20
mg/kg BB secara intraperitoneal selama 2 hari. Keadaan ini sesuai dengan penelitian

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Kurniawati (1996) menyebutkan bahwa pemberian larutan timbal dapat menyebabkan


kerusakan eritrosit (Kurniawati, 1996). Hal ini juga didukung oleh penelitian
(Wahyuni, 2000) yang menyatakan pemberian larutan timbal dapat menurunkan nilai
volume padat eritrosit (PCV/packed cell volume).
Selain itu, Pb juga memberikan dampak negatif bagi proses eritropoesis maupun
pematangan eritrosit. Pb yang berikatan dengan eritrosit menyebabkan eritrosit
menjadi rapuh (terjadi kerusakan membran sel), mengurangi eritropoesis, mengurangi
masa hidup eritrosit matang, dan menyebabkan terjadinya anemia hemolitik (Lu,
1995).
Menurut Heryando Palar (1994), keracunan yang disebabkan plumbum adalah
anemia yang kronis. Keracunan yang kronis ini terjadi secara perlahan-lahan dan
berlangsung dalam jangka waktu lama. Anemi hemolitik yang terjadi karena
keracunan Pb disebabkan oleh karena destruksi eritrosit dan singkatnya masa hidup
eritrosit. Patogenesis terjadinya hemolisis pada keracunan Pb diperkirakan
berhubungan dengan inhibisi pada pyrimidine-5nucleotidase. Defisiensi enzim ini
secara herediter ditandai dengan ditemukannya basophilic Stipling pada eritrosit. Hal
.ini terlihat pada kelompok dengan pemberian Pb terlihat hasil yang berbeda secara
significan dibanding dengan kelompok kontrol. Terlihat pada tabel 6.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
diuraikan, penulis berkesimpulan bahwa :
1. Pada rentang dosis perlakuan, Pb tidak mematikan terhadap hewan coba.
2. Terdapat penurunan aktivitas enzim ALAD pada mencit yang diberi Pb
3. Pemberian Vitamin C 1000 mg/kgBB/oral selama 1 minggu dapat meningkatkan
aktivitas enzim ALAD
4. Terjadi peningkatan

kadar Hb antara kelompok kontrol dengan kelompok

perlakuan namun tidak significan.


5

Terdapat basophilic stippling pada kelompok mencit yang diberi Pb

Terjadi penurunan jumlah basophilic stipling pada mencit yang diberikan vitamin
C 1000mg/kgBB/oral/hari.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

5.2 Saran
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pemeriksan hematologi lainnya.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan uji lebih
banyak sehingga hasil yang didapatkan lebih sempurna.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis Vitamin c
yang lebih tinggi lagi atau lamanya waktu pemberian

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

DAFTAR PUSTAKA

ALMATSIER (2003) Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta.


ARDYANTO, D. (2005) Deteksi Pencemaran Timah Hitam(Pb) Dalam Darah
Masyarakat Yang Terpajan Timbal(Pb). J Kes Ling, 2.
ARIEF, R. (2006) Radikal Bebas, Surabaya.
ARIENS, E. J. (1978) Toksokologi Umum.
BARTIK, M. (1981) Veterinary Toksicology. Elsevier Scientific Publishing
Company.
CHILD, J. A. (1990) Hematologi Klinik, Jakarta.
DARMONO (2005) Toksikologi Logam Berat, Surabaya.
DAWSON, E. B., EVANS, D. R., HARRIS, W. A., CTETER, M. & MCGANITY,
W. J. (1999) The Effect of Ascorbit Acid Suplementation on the Blood Lead
Levels of Smokers. Journal of the American College of Nutrition, 18, 166-70.
EMA, A. R. (2006) Pengaruh Suplementasi vitamin C dan E Terhadap Profil Lipid
Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik Kardiologi Ruamah Sakit
Umum Dokter Slamet Garut. J Sains Kesehatan, 2.
GAJAWAT , S., SANCHETI, G. & K, G. P. (2006) Protection Against Lead Induced
Hepatic Lesion in Swiss Albino Mice by Ascorbic Acid.
Pharmacologyonline, 1, 140-9.
GANISWARA, S., SEIIABUDU, R., SYAMSUDIN, U. & BUSTAM, Z. (1995)
Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Indonesia Jakarta.
GOLDSTEIN, B. D. & KIPEN, H. M. (1994) Hematologic Disolder In Levy and
Wegmen. Occupational Health Recognizing and Preventing Work-Realted
Deseases 3 rd.
HABAL, M. R. (2006) Toxicity, Lead. American college, 1-10.
HALLIWEL, B. (1987) Oxidans and Human Disease :Some New Consepts. FASEB
J, 1, 358-364.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

HARIONO, B. (2008) Polusi Logam Berat Plumbum di Lingkungan Perubahan


Patologik dan Pemantauannya. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
HASAN, M. Z. & SETH, T. D. (1981) Effect of Lead and Zinc Administration of
Liver,Kidney and Brain Levels of Copper, Lead,Manganes and Zinc on
Erithrocyte ALA-D Activity In Rats. Toxicology, 353-58.
KING, M. & S, M. (2004) Heme and Porphyrin Metabolism. University of Brescia.
KLENNER, F. (1997) Significance of High Daily Intake of Ascorbic Acid in
Preventive Medicine Medicine, 1
.
KURNIAWATI, H. (1996) Pengaruh pemberian Larutan Timbel Anorganik Per Oral
Terhadap Inklusi Eritrosit Pada Mencit. FMIPA. Surabaya
.
KUSUMAWATI, S. U. D. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Gajah Mada University
Press. Surabaya.
LINDECM (1992) Nutritional Biochemistry and Metabolism. Elsevier Scientific
Publishing Company, 167-177.
LU, F. (1995) Toksikologi Dasar. UI Press Jakarta.
MAYES (1995) Harper's Review of Biochemistry. Lange Medical Publication, 370376.
MUGAHI, NM, H. & Z, H. (2000) Effect of Chronic Lead Acetate Intoxication on
Blood Indices of Male Adul Rats. Medical Science.
MURRAY, K., KD.GRENNER, MAYES, A. & WV.RODWEL (2003) Biokimia
Harper, Jakarta.
PALAR, H. (1994) Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Jakarta.
RETNOGITAWATI (1995) Radikal Bebas-Sifat dan Peran dalam
Kerusakan/Kematian Sel. Cermin Dunia Kedokteran.
SADIKIN, M. (2001) Biokimia Darah, Jakarta.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

SCINICARIELLO, FRANCO, MURRAY, EDWARD, H., MOFFETT, B, D.,


ABADIN, G, H., SEXTON, J, M., FOWLER & A, B. (2007) Lead and deltaaminolevulinic acid dehydratase polymorphism. Environmental Health
Perspectives.
SHANNON, M. W. (1998) Clinical Managemen of Poisoning and Drug Overdose.
Sponsorhip of the United Nation Enviroment Program and The World Health,
3 rd, 767-784.
SOEBRATAGANDA, R. (1992) Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat
Jakarta.
SUDARMAJI, J, M. & IP, C. (2006) Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan. J Kes Ling, 2.
SUGANDI, E. & SUGIHARTO (1994) Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi,
Jakarta.
SUGIHARTO & W, D. (2004) Uji Toksisitas antara Timbal dan Kadmium pada
pemeriksaan Kadar Hb,Jumlah Eritrosit dan nilai PCV Tikus Putih. Unair
Surabaya.
SURYOHUDOYO, P. (2003) Kapita Selecta:Ilmu Kedokteran Molekuler, Surabaya.
TMARTIANA (2007) Use of Hematological and Immunological Biomarker As
indicator of Pb Intoxication. Folia Medica Indonesia, 43, 148-152.
WAHYUNI, A. (2000) Pengaruh Pemberian Ekstrak Akar Ginseng Terhadap
Volume padat eritrosit dan Kadar Timbal Darah Tikus Putih Yang Diberi
Perlakuan Larutan Timbal. Unair Erlangga.
WHO (1977) Lead Enviromenmental Health. Published Under The Joint
Organization Ganeva, 3.
WIGFIELD, D. & FARRANT, J. (1981) Assay of Delta Amino Levulenate
Dehydratase in 10uL of Blood. Clin Chem, 127, 100-103.

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

HASIL PENGOLAHAN PENELITIAN SECARA STATISTIK


Descriptives
N

KADA
RHB

AKTE
NZIM

Kontrol
Blank
Kontrol Pb
P1
P2
P3
Total
Kontrol
Blank
Kontrol Pb
P1
P2
P3
Total

Mean

Std.
Deviation

Std.
Error

95% Confidence Interval


for Mean
Lower
Upper Bound
Bound

11.8833

1.21065

.49424

10.6128

13.1538

7
7
6
6
32

12.1143
12.3014
12.8983
13.9933
12.6113

2.60769
3.38692
1.36322
2.33461
2.34889

9.7026
9.1690
11.4677
11.5433
11.7644

14.5260
15.4338
14.3289
16.4434
13.4581

1.764854

.7756539

.950855

2.578853

.590042

.2623909

.347371

.832713

.914825

.4879860

.463513

1.366137

1.038467

.6877962

.316669

1.760265

1.193927

.3369777

.840290

1.547563

32

1.078674

.6364436

.98561
1.28014
.55653
.95310
.41523
.316659
4
.099174
4
.184441
4
.280791
6
.137570
6
.112508
4

.849211

1.308136

Mean
Square

ANOVA
Sum of
Square
s
KADA
RHB

AKTE
NZIM

Between
Groups

(Combined)
Linear
Unweighte
Term
d
Weighted
Deviation
Within Groups
Total
Between
(Combined)
Groups
Linear
Unweighte
Term
d
Weighted
Deviation
Within Groups
Total

df

Sig.

17.535
15.242

4
1

4.384
15.242

.771
2.681

.554
.113

15.279
2.256
153.500
171.035

1
3
27
31

15.279
.752
5.685

2.688
.132

.113
.940

4.774
.293

4
1

1.193
.293

4.140
1.015

.010
.323

.221
4.553
7.783
12.557

1
3
27
31

.221
1.518
.288

.767
5.264

.389
.005

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Multiple Comparisons

Dependent
Variable
KADARHB

(I)
PERLAKUA
Kontrol Blank

Kontrol Pb

Mean
Differenc
e (I-J)
-.2310
-.4181

Std.
Error
1.32654
1.32654

Sig.
.863
.755

Lower
Bound
-2.9528
-3.1399

Upper
Bound
2.4909
2.3037

P2

-1.0150

1.37661

.467

-3.8396

1.8096

P3

-2.1100

1.37661

.137

-4.9346

.7146

(J)
PERLAKUA
Kontrol Pb
P1

Kontrol Blank

.2310

1.32654

.863

-2.4909

2.9528

-.1871
-.7840
-1.8790

1.27450
1.32654
1.32654

.884
.559
.168

-2.8022
-3.5059
-4.6009

2.4279
1.9378
.8428

Kontrol Blank

.4181

1.32654

.755

-2.3037

3.1399

Kontrol Pb

.1871

1.27450

.884

-2.4279

2.8022

P2

-.5969

1.32654

.656

-3.3187

2.1249

P3

-1.6919
1.0150
.7840

1.32654
1.37661
1.32654

.213
.467
.559

-4.4137
-1.8096
-1.9378

1.0299
3.8396
3.5059

P1

.5969

1.32654

.656

-2.1249

3.3187

P3

-1.0950

1.37661

.433

-3.9196

1.7296

2.1100

1.37661

.137

-.7146

4.9346

1.8790
1.6919
1.0950
1.174813
(*)
.850029(
*)
.726388(
*)

1.32654
1.32654
1.37661
.298705
4
.298705
4
.309981
3
.309981
3

.168
.213
.433

-.8428
-1.0299
-1.7296

4.6009
4.4137
3.9196

.001

.561920

1.787705

.008

.237136

1.462922

.027

.090359

1.362417

.077

-.065102

1.206956

.001

-1.787705

-.561920

.268

-.913632

.264065

.145

-1.061318

.164468

.053

-1.216778

.009008

.008

-1.462922

-.237136

P1
P2
P3
P1

P2

P3

Kontrol Blank
Kontrol Pb

Kontrol Blank
Kontrol Pb
P1
P2

AKTENZIM

Kontrol Blank

Kontrol Pb
P1
P2
P3

Kontrol Pb

Kontrol Blank

P1
P2
P3
P1

95% Confidence
Interval

.570927
1.174813
(*)
-.324783
-.448425
-.603885

.298705
4
.286986
9
.298705
4
.298705
4

Kontrol Blank
-

.298705

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

*)
Kontrol Pb

.324783

P2

-.123642

P3
P2

-.279102

Kontrol Blank

Kontrol Pb

.448425

P1

.123642

P3
P3

.726388(
*)

-.155460

Kontrol Blank
Kontrol Pb

-.570927
.603885

P1

.279102
.155460

P2

.286986
9
.298705
4
.298705
4
.309981
3
.298705
4
.298705
4
.309981
3
.309981
3
.298705
4
.298705
4
.309981
3

.268

-.264065

.913632

.682

-.736535

.489251

.358

-.891995

.333791

.027

-1.362417

-.090359

.145

-.164468

1.061318

.682

-.489251

.736535

.620

-.791489

.480569

.077

-1.206956

.065102

.053

-.009008

1.216778

.358

-.333791

.891995

.620

-.480569

.791489

Kruskal-Wallis Tes

BPHILIC

Mean
Rank
6.00

Kontrol Pb

28.07

df

P1

20.93

Asymp. Sig.

P2

13.33

P3

11.50

PERLAKUA
Kontrol Blank

Total

Chi-Square

BPHILIC
24.274
4
.000

32

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Median Test
PERLAKUA
Kontrol Blank
BPHIL
IC

> Median
<= Median

Kontrol Pb

P1

P2

P3

BPHILIC
N

32

Median

1.00

Chi-Square

24.021(a)

df

Asymp. Sig.

.000

Mann-Whitney Test
Ranks
BPHILIC

PERLAKUA
Kontrol Blank
P3
Total

N
6
6
12

Mean Rank
5.00
8.00

Sum of Ranks
30.00
48.00

Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]

BPHILIC
9.000
30.000
-1.915
.056
.180

a. Not corrected for ties.


b. Grouping Variable: PERLAKUA

Mann-Whitney Test

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Ranks
BPHILIC

PERLAKUA
Kontrol Blank
P2
Total

N
6
6
12

Mean Rank
4.50
8.50

Sum of Ranks
27.00
51.00

Mean Rank
3.50
10.00

Sum of Ranks
21.00
70.00

Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]

BPHILIC
6.000
27.000
-2.345
.019
.065

a. Not corrected for ties.


b. Grouping Variable: PERLAKUA

Mann-Whitney Test
Ranks
BPHILIC

PERLAKUA
Kontrol Blank
P1
Total

N
6
7
13

Test Statisticsb
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]

BPHILIC
.000
21.000
-3.210
.001
.001

a. Not corrected for ties.


b. Grouping Variable: PERLAKUA

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Nelma: Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Ktivitas Enzim Delta Aminolevulinic Acid Dehydratase (o-ALAD, Kadar Hemoglobin
Dan Basophilic Stippling Pada Mencit Yang Dipapar Plumbum, 2008.
USU e-Repository 2008

Anda mungkin juga menyukai