Pengaruh Pemberian Timbal (PB) Terhadap Kadar Malondialdehyde (Mda) Plasma Mencit
Pengaruh Pemberian Timbal (PB) Terhadap Kadar Malondialdehyde (Mda) Plasma Mencit
TESIS
Oleh
T. HELVI MARDIANI
057008004/BM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi
Menyetujui,
Komisi Pembimbing:
Direktur,
Tanggal lulus:
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Anggota Komisi
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
ABSTRAK
Pb dijumpai tersebar di lingkungan kita. Manusia terpapar logam ini dari
berbagai sumber seperti udara, air, tanah dan makanan yang terkontaminasi. Terdapat
banyak penelitian menunjukkan bahwa Pb menyebabkan stres oksidatif dengan
meningkatkan pembentukan reactive oxygen species dan menurunkan sistem antioksidan. Peroksidasi lipid meningkat karena terganggunya keseimbangan oksidan dan
anti-oksidan, yang diukur dengan kadar malondialdehyde. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi Pb terhadap peroksidasi lipid.
Dua puluh empat mencit jantan dengan berat 30-40 g dibagi dalam enam
kelompok. Kelompok I sebagai kontrol, kelompok II sampai VI berturut-turut
mendapat Pb asetat dosis 5, 10, 20, 40 and 80 mg/kg berat badan. Setelah empat
minggu, dilakukan pengukuran kadar malondialdehyde plasma dan hitung jumlah
eritrosit.
Peningkatan kadar malondialdehyde pada kelompok II sampai VI bila
dibandingkan dengan kontrol, secara statistik tidak bermakna (p=0,6). Peningkatan
tersebut sejalan dengan peningkatan konsentrasi Pb yang diberikan, kecuali kelompok
VI. Hitung jumlah eritrosit menunjukkan penurunan jumlah eritrosit pada kelompok
II sampai VI bila dibandingkan dengan kontrol, tidak bermakna secara statistik
(p=0,1). Peningkatan kadar malondialdehyde plasma berkorelasi negatif dengan
jumlah eritrosit (p=0,04).
Pb menyebabkan gangguan fungsi fisiologis dan metabolisme melalui efek
stres oksidatif. Hal tersebut terlihat dari adanya kecendrungan peninggian kadar
malondialdehyde plasma yang diikuti dengan penurunan jumlah eritrosit oleh
peningkatan dosis Pb.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
ABSTRACT
Lead is widely found in our environment. Human are exposed to this metal
from numerous sources, including contaminated air, water, soil and food. There are
many studies that have shown that lead causes oxidative stress by inducing the
generation of reactive oxygen species and reducing the anti-oxidant defense system.
Lipid peroxidation increases because of impaired oxidant and anti-oxidant balance,
measured by malondialdehyde levels. The current study investigates the effect of lead
administration in various concentrations against lipid peroxidation.
Twenty four male mice, 30-40 g body weight were divided into six groups.
Group I served as control, group II to VI were given lead acetate at doses of 5, 10, 20,
40 and 80 mg/kg body weight respectively. After four weeks, plasma
malondialdehyde levels and the number of erythrocytes were measured.
An increase in plasma malondialdehyde levels observed in groups II to VI as
compared with control, was not statistically significant (p=0,6). The increased plasma
malondialdehyde levels in accordance to the increased concentration of lead
administered, with the exception of group VI. The decrease in erythrocyte count
observed in groups II to VI as compared with control, was not significant (p=0,1).
Increased plasma malondialdehyde levels were negatively correlated with erythrocyte
count (p=0,04).
Lead interferes with physiological and biochemical functions related to
oxidative stress. The trend to increased plasma malondialdehyde levels along with the
decreased erythrocyte count as the dose of lead increased supports this statement.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
karuniaNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Pengaruh
pemberian timbal (Pb) terhadap kadar malondialdehyde (MDA) plasma mencit.
Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dikerjakan Penulis dalam
rangka memenuhi persyaratan untuk meraih gelar Magister pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dengan
selesainya
tesis
ini,
perkenankanlah
Penulis
mengucapkan
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Komisi penguji, dr. Datten Bangun, MSc., SpFK dan Dr. Dwi Suryanto MSc,
yang telah bersedia dengan sabar membantu Penulis dalam menyempurnakan,
menguji dan menilai tesis ini. Tidak lupa terima kasih juga saya sampaikan kepada
semua dosen yang telah membimbing saya selama mengikuti program magister ini.
Persembahan terima kasih yang tulus, rasa hormat dan sembah sujud kepada
ayahanda dan ibunda tercinta (H. T. Amarullah Hafiz, SH dan almh. Hj. Saddiah),
yang telah membesarkan dengan susah payah dengan penuh kasih sayang dan dengan
jasa mereka inilah Penulis dapat menjalani pendidikan hingga pascasarjana ini.
Semoga Allah SWT mengampuni dan selalu merahmati ayahanda dan ibunda ini.
Kepada suamiku tercinta dr. Abdi Gunawan, Sp.B, anak-anakku tersayang
Amelia Utami dan Arya Adiyatma, tiada kata yang setara untuk mengutarakan terima
kasih atas cinta, kasih sayang, pengertian, pengorbanan, kesabaran dan dorongan
serta doa yang diberikan kepada penulis.
Akhirnya, Penulis menyadari bahwa isi hasil penelitian ini masih perlu
mendapat koreksi dan masukan untuk kesempurnaanya. Oleh karena itu Penulis
berharap adanya kritik serta saran untuk penyempurnaan tulisan ini. Semoga
penelitian ini membawa manfaat untuk kita semua. Amin.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: T. Helvi Mardiani
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. Agama
: Islam
4. Status
: Menikah
5. Alamat
6. Telp/HP
: 061-4562617/08125651029
7. Pendidikan
SD Negeri III, Lubuk Pakam
: 1978-1984
: 1984-1987
: 1987-1990
: 1990-1994
: 1994-1996
: 1997-1998
: 1998-2000
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................
iv
ABSTRACT .....................................................................................
vi
viii
ix
xi
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................
xiv
xv
11
12
16
17
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
19
19
19
19
19
20
22
22
23
25
26
26
28
28
29
32
33
34
36
38
5.1 Kesimpulan
38
5.2 Saran ..
38
DAFTAR PUSTAKA .
40
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL
No
Judul
Halaman
21
24
29
32
33
33
35
36
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
No
Judul
Halaman
22
24
25
27
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
DAFTAR GRAFIK
No
Judul
Halaman
30
31
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul
Halaman
43
45
49
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
DAFTAR SINGKATAN
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
BAB I
PENDAHULUAN
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
kendaraan merupakan cara paling efektif mengurangi polusi logam ini (Tong et al,
2000).
Terdapat banyak data epidemiologi yang menunjukkan bahwa pemaparan Pb
pada masa tumbuh kembang anak menyebabkan gangguan nyata dari perkembangan
kognitifnya. Gejala neuro-psikologi tersebut dulu diperkirakan dapat hilang atau
berkurang bila pemaparan dihentikan, tetapi saat ini ada banyak data yang
menunjukkan bahwa efek tersebut sebahagian besar bersifat irreversible. Kadar Pb
dalam darah 10-20 g/dL menyebabkan gangguan pertumbuhan dan sistem syaraf
pusat, gangguan sintesis vitamin D dan heme. Kadar 20-40 g/dL menyebabkan
gangguan hantaran syaraf dan meningkatnya ALA (amino levulinic acid) dalam urin.
Kadar yang lebih tinggi dari 40 g/dL dapat menyebabkan anemia berat, gangguan
sistem syaraf pusat yang berat sampai menimbulkan kematian (Tong et al, 2000).
Sifat toksikologi Pb saat ini banyak diteliti terutama efek karsinogeniknya.
Telah diketahui bahwa Pb dapat menyebabkan stres oksidatif dengan meningkatkan
pembentukan radikal bebas dan menurunkan sistem antioksidan di jaringan. Stres
oksidatif ini dapat menyebabkan kerusakan molekul-molekul dalam sel. Molekul
lipid yang mengalami stres oksidatif akan mengalami auto-oksidasi atau yang lebih
dikenal dengan peroksidasi lipid. Protein yang mengalami oksidasi menjadi tidak
berfungsi dan DNA yang teroksidasi menjadi mutagen, karsinogen atau menyebabkan
kematian sel (Ercal et al, 2001).
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Sistem hematologi adalah sasaran penting dari toksisitas Pb. Efek Pb pada
sistem ini mengakibatkan menurunnya proses sintesis heme dan anemia. Sel darah
merah memiliki affinitas yang tinggi terhadap Pb. Setelah diresorbsi dari saluran
cerna, Pb masuk ke sirkulasi darah dan lebih dari 99% akan berikatan dengan
eritrosit. Pada eritrosit 80% Pb terdapat di sitoplasma sel dan 20% sisanya terdapat
pada membran (Zhao et al, 2004). Beberapa faktor seperti konsentrasi oksigen yang
tinggi, autooksidasi Hb dan kepekaan komponen membrannya terhadap peroksidasi
lipid menyebabkan eritrosit peka terhadap stres oksidatif oleh karena Pb (GurerOrhan et al, 2003).
Asam lemak tak jenuh pada membran sel adalah target dari peroksidasi lipid
yang mengakibatkan hilangnya fungsi organela sel. Lebih jauh, produk pemecahan
dari peroksida-peroksida lipid ini, seperti aldehid, bermigrasi jauh dari lokasi
pembentukannya dan menyebabkan kerusakan di tempat lain. Penelitian lain juga
menunjukkan bahwa Pb dapat memperkuat efek besi dalam menimbulkan peroksidasi
lipid in vitro, yang menyebabkan kematian sel (Gurer & Ercal, 2000). Ada banyak
data penelitian yang menunjukkan bahwa Pb merubah komposisi lipid membran yang
mengakibatkan perubahan integritas, permeabilitas dan fungsinya. Semua hal ini
berakibat pada meningkatnya kepekaan lipid membran terhadap peroksidasi lipid
(Patrick, 2006; Lim et al, 2005).
Reactive oxygen species (ROS) dapat bereaksi dan menyebabkan kerusakan
pada banyak molekul di dalam sel. Fosfolipid yang menjadi unsur utama dalam
membran plasma dan membran organela sel seringkali menjadi subjek dari
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid adalah suatu reaksi rantai radikal bebas yang
diawali dengan terbebasnya hidrogen dari suatu asam lemak tak jenuh ganda oleh
radikal bebas. Radikal lipid yang terbentuk akan bereaksi dengan oksigen membentuk
radikal peroksi-lipid dan lipid peroksida serta malondialdehyde (MDA) yang larut
dalam air dan dapat dideteksi dalam darah. Konsekuensi penting dari peroksidasi
lipid adalah meningkatnya permeabilitas membran dan menganggu distribusi ion-ion
yang mengakibatkan kerusakan fungsi sel dan organela (Devlin, 2002).
Berdasar pada uraian di atas, perlu diteliti lebih lanjut apakah perbedaan
konsentrasi Pb yang masuk ke tubuh melalui saluran cerna dapat menimbulkan efek
stres oksidatif dengan tingkat yang berbeda jaringan.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
KERANGKA TEORI
Pb
Logam Menghambat enzym Akumulasi Merubah komposisi
transisi
Anti oksidan
ALA
Membran sel
ROS
Peroksidasi
Lipid
-MDA
-Eritrosit lisis
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
1.5 Hipotesis
1. Kadar MDA plasma mencit, meningkat oleh peningkatan konsentrasi senyawa
Pb yang diberikan.
2. Peroksidasi lipid menyebabkan menurunnya jumlah eritrosit oleh karena lisis.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
terinhalasi, karena dapat menyebabkan iritasi kulit, mata dan saluran napas, merusak
gusi, sistem saraf pusat, ginjal dan sistem reproduksi.
2.2 Toksisitas Pb
Mekanisme toksisitas Pb masih kontroversial, Pb dipercaya berinteraksi secara
kovalen dengan ion fosfat tertier pada asam-asam nukleat. Pb juga dilaporkan
menghambat sintesis DNA dan pertumbuhan sel in vitro (Domingrez et al, 2002
dalam El-Ashmawy et al, 2006). Penelitian in vitro lainnya menjelaskan bahwa Pb
asetat menginduksi pemecahan DNA utas tunggal dan ganda (Wozniak & Blasiak,
2003). In vivo, Pb menginduksi pemecahan DNA melalui perubahan sistem redoks
seluler dan penekanan pembentukan protein kinase c (PKC ), yang mengesankan
logam ini berperan sebagai penyebab tumor (Fracasso et al, 2002).
Telah pernah dilaporkan bahwa Pb membentuk senyawa merkaptida dengan
gugus tiol (-SH) sistein dan menurunkan kestabilan kompleks ini dengan asam amino
lain. Hal ini menjadi alasan dari perubahan komponen protein sel. Senyawa-senyawa
dengan gugus tiol bebas adalah pelindung sel terhadap kerusakan oleh radikal bebas,
sehingga bila gugus ini diikat oleh Pb, maka mekanisme perlindungan tersebut
menjadi tidak cukup tersedia di dalam sel. Glutation sebagai suatu tripeptida
(glutamat-sistein-glisin) pelindung dari radikal bebas, mereduksi peroksida-peroksida
dan mempertahankan gugus-gugus tiol protein dalam keadaan tereduksi, didapati
menurun pada darah dan hati dan menjadi salah satu penyebab toksisitas Pb di hati
(Gajawat et al, 2006).
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Mencit-mencit betina yang selama masa hamil dan menyusui diberi Pb,
melahirkan mencit-mencit neonatus dengan kadar IgE plasma meningkat bermakna
dan menjadi pertanda suatu atopi. Hal ini bila terjadi pada manusia, mungkin
menunjukkan peran toksikan lingkungan dalam prevalensi atopi dan asma pada anakanak (Snyder et al, 2000).
Pemberian senyawa Pb konsentrasi tinggi melalui makanan menyebabkan
kerusakan hati yang hebat, dengan melibatkan radikal-radikal bebas. Pemberian
dengan dosis rendah menimbulkan gangguan dalam proses biokimia normal sistem
hepatobilier dan Pb dapat mengalami presipitasi membentuk batu kandung empedu
(Sipos et al, 2003).
Ding Y et al (2000) menemukan bahwa terdapat bukti tak langsung bahwa
radikal hidroksil menjadi molekul yang paling merusak pada hewan yang dipapar Pb.
Peroksidasi lipid yang diukur sebagai malondialdehid (MDA) dan radikal hidroksil
yang diukur sebagai 2,3 asam dihidroksi benzoat (2,3 DHBA) pada sel endotel
pembuluh darah, meningkat secara bermakna setelah pemaparan Pb selama 48 jam.
Hal serupa juga terjadi pada hewan-hewan percobaan yang dipapar Pb.
Pada percobaan in vivo pada tikus, pemberian Pb(NO3)2, injeksi intra vena
menurunkan kadar glutation tereduksi (GSH) hepar, dan mungkin berhubungan
dengan terjadinya apoptosis hati. Pada percobaan in vitro, Pb(NO3)2 menunjukkan
efek nekrotik langsung dan bukan apoptotik pada hepar. Inkubasi sel hepar bersama
sel-sel kupffer yang dikultur dengan Pb(NO3)2 selama 24 jam, menyebabkan
apoptosis sel-sel hepar. Hal ini menunjukkan bahwa Pb(NO3)2 mempunyai efek
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
nekrosis langsung pada sel hepar dan bukan apoptotik, sekaligus menunjukkan
adanya peran sel kupffer dalam menginduksi apoptosis sel hati setelah pemberian
Pb(NO3)2, melalui stress oksidatif (Pagliara et al, 2003).
2.3 Molekul Oksigen Reaktif
Ada banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa Pb adalah racun yang
menyebabkan berbagai gangguan tubuh seperti gangguan neurologis, hematologi,
gastrointestinal, reproduksi, sirkulasi dan imunologi. Aktivitas senyawa Pb dalam
tubuh seringkali dikaitkan dengan stres oksidatif, melalui pembentukan molekul
reactive oxygen species (Aykin-Burns et al, 2003; Ding Y et al, 2000; Ercal et al,
2001).
Oksigen dapat menerima elektron tunggal dan membentuk molekul tak stabil
yang dikenal dengan molekul reactive oxygen species. Beberapa contoh reactive
oxygen species antara lain radikal superoksid (O2-), radikal hidroksil (HO.) dan singlet
oksigen (O-). Pada organisme hidup, normalnya pembentukan reactive oxygen species
umumnya dijaga seminimal mungkin oleh mekanisme pertahanan antioksidan.
Beberapa kondisi tertentu dimana mekanisme antioksidan tertutupi atau menjadi tak
seimbang, akan menyebabkan beberapa kerusakan dalam jaringan, yang dikenal
secara kolektif sebagai stres oksidatif (Mc Kee, 2003).
Pembentukan ROS dapat berlangsung dalam rantai pernapasan di mitokondria
sel, ketika transfer elektron ke oksigen membentuk air. Sejumlah kecil radikal
oksigen yang terbentuk sebagai senyawa antara secara tak terelakkan dapat keluar
dari rantai pernapasan di mitokondria. Spesies oksigen toksis juga dapat terbentuk
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
dalam peroksisom dan sistem sitokrom P 450 yang ada pada retikulum endoplasmik
(Mc Kee, 2003).
Selain hal di atas pembentukan radikal oksigen berlangsung selama proses
inflamasi oleh infeksi bakteri. Sel-sel fagosit membentuk dan membebaskan radikal
oksigen toksis tersebut untuk membunuh bakteri yang masuk, proses yang dikenal
dengan respiratory burst. Namun pada infeksi yang berkepanjangan, fagosit cendrung
dapat mati dan membebaskan radikal toksik tersebut dan mempengaruhi sel di
sekitarnya. Hal-hal lain yang dapat mendorong pembentukan ROS adalah radiasi
kosmik, termakan bahan-bahan kimia dan obat seperti juga halnya inhalasi asap dari
udara (Devlin, 2002).
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
radikal bebas yang paling reaktif. ALA yang kemudian teroksidasi akan menjadi
asam
4,5-dioxovalerat,
suatu
senyawa
yang
berpotensi
genotoksik
dan
radikal HO
yang
sangat
reaktif.
Disamping
oksihemoglobin,
methemoglobin dan logam besi atau kompleks besi juga memicu oksidasi ALA
(Monteiro et al, 1986 dalam Gurer & Ercal, 2000).
2.4.4 Pb mempengaruhi pertahanan antioksidan sel
Beberapa penelitian melaporkan terjadinya perubahan pada enzim-enzim
antioksidan seperti superoksida dismutase (SOD), katalase, glutation peroksidase
(GPx) dan juga molekul antioksidan seperti glutation (GSH) pada pemaparan Pb. Pb
pada dosis rendah, meningkatkan kadar enzim-enzim anti-oksidan dalam darah
seperti SOD, katalase dan GPx tetapi pemaparan pada dosis lebih tinggi (lebih dari 40
g/dL darah) dan jangka waktu lama justru akan menekan enzim-enzim tersebut
(Kasperczyk et al, 2004). Pb dan logam lain seperti Hg dan Cd mempunyai affinitas
tinggi terhadap gugus sulfhidril (SH). Pb menghambat beberapa enzim dengan gugus
fungsional SH seperti delta aminolevulinic acid dehidrogenase (DALAD) dan
glucose 6-phosphat dehidrogenase (G6PD). G6PD adalah enzim yang bertanggung
jawab untuk menyediakan NADPH di luar mitokondria. Molekul pereduksi NADPH
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
ini penting dalam menjaga tersedianya GSH yang dibentuk kembali dari glutation
teroksidasi (GSSG) oleh enzim glutation reduktase (GR) (Devlin, 2002).
GSH mempunyai gugus SH yang berpotensi reduktif, menjadikan molekul ini
pelindung sel dari stres oksidatif. Peran GSH sebagai molekul anti-oksidan dapat
secara non-enzimatik atau enzimatik sebagai ko-faktor/ko-enzim dalam detoksifikasi
ROS. Pb yang berikatan dengan gugus SH dari GSH, menyebabkan kadar GSH
menurun dan mempengaruhi aktivitas antioksidannya.
Enzim GR menyokong sistem pertahanan antioksidan secara tak langsung.
Enzim ini memiliki disulfida pada tempat katalitiknya, yang merupakan target Pb.
Dengan demikian Pb yang terikat pada enzim ini menghambat aktivitasnya.
GPx, katalase dan SOD adalah metaloprotein yang mendetoksifikasi secara
enzimatik berbagai peroksida, H2O2 dan O2- . Enzim-enzim ini sangat tergantung
pada berbagai mikromineral untuk struktur molekulnya ataupun fungsi enzimatiknya,
sehingga potensial menjadi target dari efek Pb.
Pb diketahui sebagai antagonis selenium (Se), menurunkan pengambilan Se
oleh jaringan dan berakibat menurunkan aktivitas GPx yang memerlukan Se sebagai
ko-faktornya. Pb menurunkan absorbsi besi di saluran cerna dan menghambat
biosintesis heme, menyebabkan gagalnya pembentukan hemoglobin darah dan juga
menurunkan aktifitas katalase yang memerlukan heme sebagai gugus prostetiknya.
SOD adalah enzim yang memerlukan Cu dan Zn untuk aktifitasnya. Terdapat
korelasi yang tinggi antara penurunan SOD dengan penurunan kadar Cu darah pada
hewan. Selain itu juga didapatkan bahwa pada kadar Pb darah meninggi, tidak
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
terdapat efek pada SOD bila kadar Cu darah normal. Pengamatan ini mengesankan
adanya penghambatan oleh Pb terhadap aktifitas SOD secara tak langsung melalui
penurunan kadar Cu (Gurer & Ercal, 2000).
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Lipid membran sel mengandung asam-asam lemak tak jenuh yang hidrofob.
Tahap awal peristiwa peroksidasi pada asam-asam lemak tak jenuh ganda yang
terdapat pada membran disebut first chain initiation. Tahapan ini menunjukkan
serangan molekul-molekul yang reaktif terhadap atom hidrogen, sehingga terlepas
dari gugus metilen asam-asam lemak tak jenuh tersebut. Terdapatnya ikatan rangkap
pada asam lemak, melemahkan ikatan C-H pada atom carbon yang ada pada ikatan
rangkap dan menyebabkan atom H dapat dilepas dengan mudah. Asam-asam lemak
tanpa ikatan rangkap dan dengan 1 atau 2 ikatan rangkap akan lebih tahan terhadap
serangan oksidatif daripada asam-asam lemak tak jenuh ganda. Pengamatan Yiin dan
Lin (dalam Patrick, 2006) terhadap inkubasi asam linoleat, linolenat dan arachidonat
bersama Pb, menunjukkan peningkatan kadar MDA yang sebanding dengan jumlah
ikatan rangkap dari asam-asam lemak tersebut.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
peroksidasi lipid. Proses tersebut juga akan membentuk endoperoksida siklik yang
akan terurai menjadi malondialdehida.
Malondialdehyde (MDA) yang mempunyai berat molekul rendah ini adalah satu
dari beberapa molekul hasil penguraian endoperoksida lipid yang terbentuk selama
proses peroksidasi lipid. MDA menjadi alat ukur yang paling banyak digunakan
sebagai indikator peroksidasi lipid. Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan dasar
reaksi MDA dengan asam tiobarbiturat (TBA) yang membentuk senyawa berwarna
MDA-TBA2 dan mengabsorbsi sinar dengan panjang gelombang 532-534 nm.
Senyawa berwarna tersebut dapat diukur konsentrasinya berdasarkan absorbansi
warna yang terbentuk, dengan membandingkannya pada absorbansi warna larutan
standar yang telah diketahui konsentrasinya menggunakan spektrofotometer
(NWLSSTM Malondialdehyde Assay).
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Dimana:
n = besar sampel dalam kelompok perlakuan
t = banyaknya kelompok perlakuan (6 kelompok)
Banyak sampel yang dibutuhkan dalam kelompok:
{ (6 1) (n 1) } 15
5 (n 1) 15
5n 5 15
5n 20
n4
Besar sampel untuk 6 kelompok: 24
3.5 Rancangan Penelitian
Mencit dipelihara dalam kandang plastik dengan anyaman kawat sebagai
penutup. Kandang ditempatkan dalam ruangan yang memiliki ventilasi dan mendapat
cahaya matahari secara tak langsung. Kandang, tempat makan dan minum
dibersihkan sedikitnya tiga kali dalam seminggu. Sebelum perlakuan, mencit
diaklimatisasi selama seminggu. Pemberian makan dan minum dilakukan setiap hari
secara ad libitum. Pakan yang diberikan berupa pellet c-05, produksi PT. Charoen
Pokphan Medan dan aquades. Sampel yang terdiri dari 24 ekor mencit dibagi secara
acak dalam 6 kelompok masing-masing 4 ekor. Tiap kelompok diberi kode kelompok
I, II, III, IV, V dan VI.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
konsentrasi 2 ppm pada air minum selama 4 minggu dan penelitian El-Ashmawy dan
kawan-kawan yang memberi Pb asetat 0,5% pada mencit setiap hari selama 8 minggu
untuk menilai peroksidasi lipid pada hati mencit.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Cairan plasma darah yang telah terpisah dari bagian padat darah segera dipindahkan
ke tabung mikrosentrifuge kosong (NWLSSTM Malondialdehyde Assay).
3.6.2 Pengukuran Kadar MDA Plasma
Pengukuran kadar MDA plasma dilakukan menurut metode yang digunakan
Rao dan kawan-kawan dalam Hsieh dan kawan-kawan dan metode NWLSSTM
Malondialdehyde Assay yang telah dimodifikasi. Alat dan bahan yang diperlukan:
pipet 10, 200 L, pipet tip, stir bar, tabung mikrosentrifugasi polipropilena, semimikro
kuvet,
spektrofotometer,
vorteks,
magnetic
stirrer,
water
bath,
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Konsentrasi MDA
Volume MDA
Volume
Standar (M)
125 M (l)
aquabides (l)
8
50
400
600
7
25
200
800
6
10
80
920
5
5
40
960
4
2,5
20
980
3
1,25
10
990
2
0,625
5
995
1
0
0
1000
__________________________________________________________________
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
blood). Pipet eritrosit diisi dengan darah sampai 0,5, kemudian sambil menahan darah
pada ujung pipet isikan dengan larutan Hayem sampai garis 101. Ujung pipet
diletakkan pada posisi horizontal agar cairan tidak keluar dan kedua ujung pipet
ditekan, kemudian digoyang-goyang selama 3-5 menit. Sebanyak 3 tetes cairan
dibuang dan dengan posisi 300 masukkan cairan ke dalam kamar hitung yang telah
ditutup dengan kaca penutup. Setelah 2 menit, eritrosit dihitung di bawah mikroskop
dengan pembesaran 40 kali.
Jumlah eritrosit dihitung dengan cara, bidang yang dihitung adalah 5 bidang
kecil E1+E2+E3+E4+E5. Dengan pengenceran eritrosit 200 kali, dan tinggi kamar
hitung 1/10 mm, seluruh permukaan kamar hitung adalah 1/5 mm, maka faktor
perkaliannya adalah 5 * 10 * 200 = 10000 / mm3. Jumlah eritrosit adalah: (E1 + E2 +
E3 + E4 + E5 ) * 10000 / mm3 (Aman et al, 2007).
3.7 Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pb asetat dalam konsentrasi 0%,
0,05%, 0,1%, 0,2%, 0,4%, dan 0,8%. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
konsentrasi MDA plasma dan jumlah eritrosit.
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan program komputer SPSS 11. Dicari
apakah terdapat perbedaan kadar MDA dan jumlah eritrosit antara kelompok
perlakuan, menggunakan uji Analisis Varian (Anova) satu arah atau uji Kruskal
Wallis. Jika terdapat perbedaan yang bermakna maka dilanjutkan dengan uji Tukey
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
pada tingkat kemaknaan p < 0,05. Hubungan antara kadar MDA dan jumlah eritrosit
dianalisis dengan korelasi Pearson.
KERANGKA KERJA
24 mencit
30-40gr
I(Pb0
mg/kg)
II(Pb5
mg/kg)
III(Pb10
mg/kg)
IV(Pb20
mg/kg)
V(Pb40
mg/kg)
VI(Pb80
mg/kg)
Setelah 4 minggu:
-Kadar MDA plasma
-Jumlah eritrosit
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Plumbum telah diketahui sebagai bahan toksik dalam hampir semua bentuk
kimianya. Zat ini masuk ke dalam tubuh dengan cara terinhalasi, termakan dan
terminum. Tingkat pemaparan ringan, sedang dan tinggi baik di lingkungan umum
ataupun di tempat kerja, akan menimbulkan gangguan dalam fungsi fisiologis dan
metabolisme tubuh.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek pemberian beberapa konsentrasi
Pb terhadap terjadinya peroksidasi lipid yang diukur sebagai kadar MDA plasma dan
akibatnya
terhadap
kerusakan
atau
lisisnya
eritrosit.
Beberapa
penelitian
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
diperoleh berupa kadar MDA plasma dan jumlah eritrosit, yang didapatkan satu hari
setelah perlakuan selesai, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kadar MDA Plasma dan Jumlah Eritrosit Hewan Uji
Kelompok
Hewan Uji
Kadar MDA (M)
Jumlah Eritrosit(*10 6)
I
1
38,60
2,30
I
2
17,37
2,51
I
3
16,78
2,40
I
4
38,01
2,32
II
5
27,10
1,38
II
6
38,21
1,26
II
7
39,96
2,53
II
8
30,42
2,01
III
9
39,96
1,60
III
10
36,06
2,24
III
11
32,36
2,00
III
12
38,79
2,63
IV
13
40,74
1,93
IV
14
38,40
2,60
IV
15
57,68
2,09
IV
16
27,49
2,21
V
17
75,01
1,47
V
18
22,43
2,56
V
19
33,14
1,36
V
20
55,54
1,68
VI
21
39,57
1,40
VI
22
34,51
1,85
VI
23
31,97
1,96
VI
24
52,42
0,69
_______________________________________________________________
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
kelompok VI (mendapat Pb 0,8%). Nilai tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah
ini.
46.53
50
40
30
33.92
36.79
41.08
39.62
27.69
[MDA]
20
10
0
I
II
III
IV
VI
Kelompok
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
2.5
2.38
2.2
2.11
2
Jumlah Eritrosit
(juta)
1.79
1.76
1.47
1.5
1
0.5
0
I
II
III
IV
VI
Kelompok
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Dari enam kelompok hewan uji, rerata jumlah eritrosit yang terkecil terdapat pada
kelompok VI, kelompok yang mendapat Pb dengan konsentrasi paling besar.
Nilai rerata jumlah eritrosit pada kelompok mencit yang mendapat Pb 0,05%
lebih rendah dari kelompok yang mendapat Pb 0,1% dan 0,2%, hal ini dimungkinkan
oleh karena adanya variasi individu atau oleh karena bias pengambilan darah sampel.
Jika nilai ekstrim rendah yang diperoleh pada pengumpulan data dari kelompok
0,05% dikeluarkan, maka rerata jumlah eritrosit pada kelompok 0,05% tersebut akan
meningkat di atas kelompok mencit yang mendapat Pb 0,1% dan 0,2%.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa semua data MDA plasma
berdistribusi normal, kecuali untuk kelompok I.
Tabel 5. Uji Normalitas Data Jumlah Eritrosit
Data Jumlah Eritrosit
I
II
III
IV
V
VI
N
4
4
4
4
4
4
Rerata
2.38
1.79
2.11
2.20
1.76
1.47
Shapiro-Wilk
.911
.915
1.000
.943
.830
.900
Sig.
.488
.507
1.000
.670
.168
.432
Semua data jumlah eritrosit, berdasarkan uji normalitas di atas adalah berdistribusi
normal.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
korelasi Product Moment Pearson. Uji statistik tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 8. Uji Korelasi Kadar MDA dan Jumlah Eritrosit
MDA
1
MDA
Eritrosit
- .415
.044
24
1
Korelasi Pearson
Sig. (2 tailed)
N
24
Eritrosit
Korelasi Pearson
- .415
Sig. (2 tailed)
.044
N
24
24
__________________________________________________________________
Uji statistik antara kadar MDA dan jumlah eritrosit dalam penelitian ini
menunjukkan adanya korelasi negatif (r = -.415) dan korelasi tersebut bermakna (p =
0,044). Hal ini menunjukkan bahwa peroksidasi lipid yang berlangsung dalam darah
mencit menyebabkan terjadinya lisis eritrosit atau hemolisis yang menyebabkan pula
penurunan jumlah eritrosit. Peroksidasi pada fosfolipid
membran eritrosit
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Plumbum yang masuk ke dalam tubuh, menimbulkan gangguan fungsi fisiologis
dan metabolisme melalui efek stres oksidatif, yang terlihat dari meningginya
parameter peroksidasi lipid jaringan.
2. Pemberian Pb dengan rentang konsentrasi terendah (0,05%) ternyata sudah dapat
meningkatkan peroksidasi lipid yang diukur dengan kadar MDA plasma.
3. Keracunan Pb menyebabkan menurunnya jumlah sel darah merah (eritrosit).
4. Penurunan jumlah eritrosit oleh keracunan Pb berhubungan dengan meningkatnya
peroksidasi lipid dalam darah.
5.2 Saran
1. Perbedaan data hasil pengukuran dalam penelitian ini secara statistik tidak
bermakna, hal ini dimungkinkan oleh karena jumlah sampel yang kecil, untuk itu
perlu dilakukan penelitian yang sama dengan jumlah sampel lebih besar.
2. Perlu diteliti lebih jauh parameter lain dari stres oksidatif seperti kadar atau
aktivitas molekul-molekul pro-oksidan dan anti-oksidan pada keracunan Pb, untuk
mengetahui molekul apa saja yang dipengaruhi Pb sehingga menimbulkan ketidak
seimbangan pro-oksidan dan anti-oksidan yang berefek pada meningkatnya
peroksidasi lipid.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
3. Perlu diteliti lebih lanjut efek Pb yang masuk ke tubuh melalui inhalasi (saluran
nafas) dibandingkan melalui saluran cerna, mengingat inhalasi adalah jalan masuk
utama.
4. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi Pb
terhadap kadar MDA plasma, dalam jangka waktu yang sama, perlu diteliti lebih
lanjut pengaruh tersebut berdasar perbedaan waktu / lama pemaparan.
5. Perlu diteliti lebih jauh pato-mekanisme lain dari efek merusak Pb selain stres
oksidatif.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Aman, A.K., Ganie, R.A., Kar, A.S., Siregar, Y., Lubis, B., Arifin, Z., et al. 2007.
Buku rancangan pengajaran: Hematologic & immunologic system. Medical
Education Unit, Fak. Kedokteran. USU.
Aykin-Burns, N., Laegeler, A., Kellogg, G., Ercal, N. 2003. Oxidative effects of lead
in young and adult fisher 344 rats. Arch. Environ. Contam. Toxicol. 44: 417420.
Devlin, M.T. 2002. Bioenergetics and oxidative metabolism In: Biochemistry with
clinical correlations. 5th ed. Wiley-liss, Canada. 590-592.
Ding, Y., Gonick, H.C., Vaziri, N.D. 2000. Lead promotes hydroxyl radical
generation and lipid peroxidation in cultured aortic endothelial cells. Am J
Hypertens. 13: 552-555.
El-Ashmawy, I.M., Ashry, K.M., El-Nahas, A.F., Salama, O.M. 2006. Protection by
turmeric and myrrh against liver oxidative damage and genotoxicity induced
by lead acetate in mice. Basic & Clinical Pharmacology & Toxicology. 98:3237.
Ercal, N., Gurer, H., Aykin-Burns, N. 2001. Toxic metals and oxidative stress. Part 1.
Mechanisms involved in metal induced oxidative damage. Curr Top Med
Chem. 1:529-539
Federer, W.Y. 1963. Experimental design theory and application. New York, Mac
Millan. 544.
Fracasso, M.E., Perbellini, L., Solda, S., Talamini, G., Franceschetti, P. 2002. Lead
induced DNA strand breaks in lymphocytes of exposed workers: role of ROS
and protein kinase C. Mutation Research. 515: 159-169.
Gajawat, S., Sancheti, G., Goyal, P.K. 2006. Protection against lead-induced hepatic
lesions in swiss albino mice by ascorbic acid. Pharmacologyonline. 1: 140149
Gurer, H., Ercal, N. 2000. Can antioxidants be beneficial in the treatment of lead
poisoning? Free Radic Biol Med. 29 (10): 927-945.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Snyder, J.E., Filipov, N.M., Parsons, P.J., Lawrence, D.A. 2000. The efficiency of
maternal transfer of lead and its influence on plasma IgE and splenic
cellularity of mice. Toxicological Sciences. 57: 87-94.
Tong, S., Von-schimding, Y.E., Prapamontol, T. 2000. Environmental lead exposure:
a public health problem of global dimensions. Bull WHO 78: 1068-1077.
WHO-World Health Organization. 1977. Lead. Environmental health criteria no. 3,
Geneva, WHO.
Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Wozniak, K., Blasiak, J. 2003. In vitro genotoxicity of lead acetate: induction of
single and double DNA strand breaks and DNA-protein cross-links.
Mutat.Res. 535: 127-139.
Zhao, Z., Li, R., Sun, L., Li, Z., Yang, R. 2004. Effect of lead exposure on the
immune function of lymphocytes and erythrocytes in preschool children. J.
Zhejiang Univ SCI. 5 (8): 1001-1004.
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Lampiran 1
Data kadar MDA, Senin, 10 september 2007
NO
CONC
1
75,018
2
22,435
3
33,147
4
55,543
5
39,573
6
34,510
7
31,978
8
52,427
9
39,963
Ket: no 1 s/d 4 kelompok 0,4%; no 5 s/d 8 kelompok 0,8%; no 9 kelompok 0,1%.
Data kadar MDA, Rabu, 12 September 2007
NO
CONC
1
40,742
2
38,405
3
57,685
4
36,068
5
32,368
Ket: no 1 s/d 3 kelompok 0,2%; no 4 s/d 5 kelompok 0,1%.
Data kadar MDA, Selasa, 18 September 2007
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
CONC
38,794
27,499
38,600
17,372
16,787
38,015
27,109
38,210
39,963
30,420
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Lampiran 2
Tests of Normality
a
kelompok perlakuan
Pbk
Pb0,05
Pb0,1
Pb0,2
Pb0,4
Pb0,8
konsentrasi
MDA(mikroMolar)
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
.300
4
.257
4
.223
4
.261
4
.216
4
.252
4
.
.
.
.
.
.
Statistic
.753
.904
.942
.956
.962
.893
Shapiro-Wilk
df
4
4
4
4
4
4
Sig.
.041
.449
.668
.751
.789
.396
Descriptives
konsentrasi MDA(mikroMolar)
N
Pbk
Pb0,05
Pb0,1
Pb0,2
Pb0,4
Pb0,8
Total
4
4
4
4
4
4
24
Mean
27.6935
33.9255
36.7982
41.0828
46.5358
39.6220
37.6096
Std. Deviation
12.26064
6.15255
3.37437
12.48251
23.46965
9.10190
12.85459
Std. Error
6.13032
3.07627
1.68718
6.24126
11.73483
4.55095
2.62393
Minimum
16.79
27.11
32.37
27.50
22.44
31.98
16.79
Maximum
38.60
39.96
39.96
57.69
75.02
52.43
75.02
df1
df2
5
18
Sig.
.010
Ranks
konsentrasi
MDA(mikroMolar)
kelompok perlakuan
Pbk
Pb0,05
Pb0,1
Pb0,2
Pb0,4
Pb0,8
Total
N
4
4
4
4
4
4
24
Mean Rank
7.50
10.38
13.38
15.50
14.50
13.75
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Test Statisticsa,b
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
MDA
3.589
5
.610
Means plot
50
40
30
20
Pbk
Pb0,05
Pb0,1
Pb0,2
Pb0,4
Pb0,8
kelompok perlakuan
Analisis eritrosit
Tests of Normality
a
jml erit(juta)
kelompok perlakuan
Pbk
Pb0,05
Pb0,1
Pb0,2
Pb0,4
Pb0,8
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
.244
4
.259
4
.143
4
.247
4
.314
4
.242
4
.
.
.
.
.
.
Statistic
.911
.915
1.000
.943
.830
.900
Shapiro-Wilk
df
4
4
4
4
4
4
Sig.
.488
.507
1.000
.670
.168
.432
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Descriptives
jml erit(juta)
N
Pbk
Pb0,05
Pb0,1
Pb0,2
Pb0,4
Pb0,8
Total
Mean
2.3825
1.7950
2.1175
2.2075
1.7675
1.4750
1.9575
4
4
4
4
4
4
24
Std. Deviation
.09535
.59017
.43177
.28570
.54476
.57669
.51162
Std. Error
.04768
.29508
.21588
.14285
.27238
.28834
.10443
Minimum
2.30
1.26
1.60
1.93
1.36
.69
.69
Maximum
2.51
2.53
2.63
2.60
2.56
1.96
2.63
df1
df2
5
Sig.
.152
18
ANOVA
ERIT
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
2.26E+12
3.76E+12
6.02E+12
df
5
18
23
Mean Square
4.512E+11
2.091E+11
F
2.158
Sig.
.105
Means Plots
2.6
2.4
2.2
2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
Pbk
Pb0,05
Pb0,1
Pb0,2
Pb0,4
Pb0,8
kelompok perlakuan
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
Korelasi
Correlations
MDA
MDA
ERIT
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
1
.
24
-.415*
.044
24
ERIT
-.415*
.044
24
1
.
24
Lampiran 3
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008
T.Helvi Mardiani : Pengaruh Pemberian Timbal (Pb) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Dan Jumlah Eritrosit Mencit,
2008.
USU Repository 2008