Anda di halaman 1dari 7

Definisi / Pengertian Korosi

Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang
bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan
diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S. Korosi dapat juga terjadi akibat suhu
tinggi. Korosi pada logam dapat juga dipandang sebagai proses pengembalian
logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya, korosi pada besi menjadi
besi oksida atau besi karbonat.
4Fe(s) + 3O2(g) + 2nH2O(l) 2Fe2O3.nH2O(s)
Fe(s) + CO2(g) + H2O(l) Fe2CO3(s) + H2(g)
Oleh karena korosi dapat mengubah struktur dan sifat-sifat logam maka korosi
cenderung merugikan. Diperkirakan sekitar 20% logam rusak akibat terkorosi
pada setiap tahunnya.
Logam yang terkorosi disebabkan karena logam tersebut mudah teroksidasi.
Menurut tabel potensial reduksi standar, selain logam emas umumnya logamlogam memiliki potensial reduksi standar lebih rendah dari oksigen.
Jika setengah reaksi reduksi logam dibalikkan (reaksi oksidasi logam)
digabungkan dengan setengah reaksi reduksi gas O2 maka akan dihasilkan nilai
potensial sel, Esel positif. Jadi, hampir semua logam dapat bereaksi dengan
gas O2 secara spontan.
Beberapa contoh logam yang dapat dioksidasi oleh oksigen ditunjukkan pada
persamaan reaksi berikut.
4Fe(s) + O2(g) + 2nH2O(l) 2Fe2O3.nH2O(s)
Zn(s) + O2(g) + 2H2O(l) Zn(OH)4(s)

Esel = 0,95 V
Esel = 0,60 V

2. Mekanisme / Proses Terjadinya Korosi pada Besi


Oleh karena besi merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka
pengendalian korosi menjadi sangat penting. Untuk dapat mengendalikan korosi
tentu harus memahami bagaimana mekanisme korosi pada besi. Korosi
tergolong proses elektrokimia, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses korosi pada besi.

Besi memiliki permukaan tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna,
juga akibat perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada
daerah tertentu lebih tinggi dari daerah lainnya. Pada daerah anodik (daerah
permukaan yang bersentuhan dengan air) terjadi pelarutan atom-atom besi
disertai pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang larut dalam air.

Fe(s) Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi, sebagaimana elektron mengalir
melalui rangkaian luar pada sel volta menuju daerah katodik hingga terjadi
reduksi gas oksigen dari udara:

O2(g) + 2H2O(g) + 2e 4OH(aq)


Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah katodik,
sebagaimana ion-ion melewati jembatan garam dalam sel volta dan bereaksi
dengan ion-ion OH membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2 yang terbentuk dioksidasi oleh
oksigen membentuk karat.
Fe2+(aq) + 4OH(aq) Fe(OH)2(s)
2Fe(OH)2(s) + O2(g) Fe2O3.nH2O(s)
Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme
pada Gambar 2) :

4Fe(s) + 3O2(g) + n H2O(l)

2Fe2O3.nH2O(s)
Karat

Akibat adanya migrasi ion dan elektron, karat sering terbentuk pada daerah
yang agak jauh dari permukaan besi yang terkorosi (lubang). Warna pada karat
beragam mulai dari warna kuning hingga cokelat merah bahkan sampai
berwarna hitam. Warna ini bergantung pada jumlah molekul H2O yang terikat
pada
karat.

Gambar 2. Mekanisme korosi pada besi.

Emas dengan potensial reduksi standar 1,5 V lebih besar dibandingkan potensial
reduksi standar gas O2 (1,23 V) sehingga emas tidak terkorosi di udara terbuka.
Di alam emas terdapat sebagai logam murni

Pengendalian / Cara Pencegahan Korosi

Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal mungkin.
Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan (coating),
proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi.
a. Metode Pelapisan (Coating)
Metode pelapisan adalah suatu upaya mengendalikan korosi dengan
menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya, dengan
pengecatan atau penyepuhan logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan
logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang

tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi
adalah pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi
yang tahan terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut.
Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng tidak
membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban
demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat
dari potensial setengah reaksi oksidasinya:
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Fe(s) Fe2+(g) + 2e

Eo = 0,44 V
Eo = 0,76 V

Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis
seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal
(tanpa seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan
korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah
kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang
mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak
terkorosi.
b. Proteksi Katodik
Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan
korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina,
dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan
dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif
dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah
menjadi oksida maka besi akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada
Gambar
3.

Gambar 3. Proses katodik dengan menggunakan logam Mg.

Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut.


Anode
Katode
Reaksi

:
:
:

2Mg(s) 2Mg2+(aq) + 4e
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH(aq)
2Mg(s) + O2(g) + 2H2O 2Mg(OH)2(s)

Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan
selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi
hidroksidanya.
c. Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif
dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor
korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu
inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.
1) Inhibitor anodik
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang
banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.
2) Inhibitor katodik

Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas
oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor
katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
3) Inhibitor campuran
Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di
katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial
berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor
jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.
4) Inhibitor teradsorpsi
Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi
permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis
yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah
merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7tetraazaadamantane.

Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air


Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi tidak dapat
terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi
(logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan
tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau
tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
- Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya
reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini
besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman
terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada
sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala
harus dikontrol dan diganti.

- Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi dicampur dengan
logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni). Pengen tahu cara yang lain, silahkan

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat
melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan
pada dua sifat tersebut.
1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan
udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya
melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin.
Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi
dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah tergolong
logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu
utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif
daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel
elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan
tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi
dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya
tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh
karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink
akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi
dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah
digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan
kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper
mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat
memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif
(berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi,
maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa
baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium
harus diganti.

Anda mungkin juga menyukai