Em 3
Em 3
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KETIDAKPASTIAN, PROBABILITAS & NILAI HARAPAN
Istilah probabilitas digunakan untuk mengukur data secara kuantitatif berbagai
kemungkinan kejadian yang tidak pasti. Konsep probabilitas dibagi dua yaitu :
1 Probabilitas Obyektif yang merupakan suatu konsep yang didasarkan pada
frekuensi relatif dalam jangka panjang.
2 Probabilitas Subyektif dapat diterjemahkan dengan cara orang bertaruh,
misalkan taruhan sepak bola, dsb.
Variabel random merupakan variabel yang memiliki nilai yang tidak pasti, tetapi
mempunyai distribusi probabilitas yang diketahui, contohnya hasil dari
pertandingan sepak bola tsb merupakan variabel random, dll. Jika variabel
random X terdiri dari X1, X2, X3 ....... Xn dengan probabilitas p1, p2 ...... pn ( ingat p1,
p2 ...... pn = 1) kemudian nilai harapan (expected value) dari variabel random
dituliskan dengan E(X), maka persamaannya adalah sbb :
E(X) = p1.X1 + p2.X2 + ...... + pn.Xn
Ex :
probabilitas menghasilkan laba Rp. 400 Jt = 1/2
probabilitas menghasilkan laba Rp. 300 Jt = 1/4
probabilitas menghasilkan laba Rp. 500 Jt = 1/4
E (laba) = 1/2.(400) + 1/4.(300) + 1/4.(500)
= 200 + 75 + 125
= Rp. 400 Jt
Rumus persamaan rata-rata atau laba yang diharapkan dengan x, maka varian
V(X) dari variabel random X adalah :
V(X) = p1(x1 - x)2 + p2(x2 - x)2 + ........... + pn(xn - x)2
Simbol M atau m (nilai mean) & varian dengan 2, maka terdapat hasil akar dari
varian disebut simpangan baku atau simbol s2 (standard deviation) yang
digunakan untuk mengukur resiko.
Dalam analisis ketidak pastian tsb, dapat menggunakan nilai harapan & varian
dari laba, harga, biaya dsb. Biasanya perusahaan dapat menaikkan nilai laba
harapan hanya dengan melakukan investasi yang beresiko yang lebih tinggi,
yang berarti akan menaikkan varian dari labanya. Akan tetapi, investasi yang
beresiko lebih tinggi tidak selalu menaikkan nilai laba harapan dengan tingkat
yang sama dengan resikonya. Hal tsb dapat dilihat pada kurva laba tumbal
(opportunity profit) perusahaan.
I1
C
I2
I3
utilitas yang diharapkan sebesar U(800 ribu), tentu saja probabilitas = 1. Teori
utilitas harapan mengatakan bahwa seseorang akan berperilaku untuk
memaksimumkan utilitas yang diharapkannya. Oleh karena itu, dalam kasus ini
jika U(Rp 800) > U*, maka orang tsb tidak akan mengikuti taruhan. Ini
merupakan contoh kasus seorang yang risk averse. Jika U(Rp 800) & U* adalah
sama, orang tsb indeferen, maka orang tsb bersifat risk neutral. Apabila U(Rp 800)
< U*, & orang ybs masih mengikuti taruhan tsb, maka disebut risk lover.
Risk-Averse Individual
U(x)
Risk-Neutral Individual
U(x)
B
C
pendapatan (y)
Risk-Loving Individual
U(x)
yang risk averse, titik D lebih tinggi dari titik C. Bagi seorang risk neutral, kedua
titik tsb sama tingginya, & bagi seorang risk lover, titik B lebih tinggi dari titik C.
LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses pembuatan keputusan merupakan inti dari setiap masalah yang dihadapt
dalam dunia usaha. Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi
menjadi 6 bagian yaitu :
1 Pembatasan Masalah
Diarahkan pada usaha untuk menentukan dengan jelas batasan-batasan
keputusan apa yang akan dibuat, ini mencakup alternatif-alternatif apa yang
ada. Pada tahap ini biasanya ditanyakan : masalah apa yang dihadapi, siapa
yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang melatarbelakangi
pengambilan keputusan, & bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan
manajemen.
Keputusan-keputusan tidak dibuat dalam ruang "hampa udara", banyak
keputusan yang lahir sebagai bagian dari proses perencanaan, sementara
sebagian keputusan lainnya timbul karena adanya peluang atau masalah baru.
Oleh karena itu, pembatasan masalah merupakan suatu prasyarat untuk
permasalahan manajemen. Bagian utama dari pembatasan masalah ini adalah
pengidentifikasian latar belakang atau konteks : keputusan sektor swasta
atau pemerintah?. Pengidentifikasian konteks pengambilan keputusan ini &
siapa pengambil keputusannya merupakan suatu langkah besar menuju
pemahaman proses pemilihan keputusan.
2 Penentuan Tujuan
Tahap ini terdapat pertanyaan : apa tujuan pengambilan keputusan,
bagaimana seharusnya si pengambilan keputusan tsb menilai hasilnya
dibandingkan dengan tujuannya, bagaimana si pengambil keputusan tsb ingin
mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain. Dalam keputusan
memilih, kita harus tahu apa yang kita inginkan. Di sektor swasta, hampir
semua keputusan ditujukan untuk mendapatkan laba maksimum, selisih
antara TR & TC. Pada sektor pemerintah tujuannya lebih luas,
pertimbangannya biasanya berdasarkan analisis/kriteria manfaat-biaya.
Namun demikian, adanya resiko & ketidakpastian dalam dunia nyata
kadang-kadang menyulitkan seorang pengambil keputusan dalam memilih
alternatif keputusan. Fluktuasi ekonomi makro, adanya kebijakan baru dari
(decision trees), analisis manfaat-biaya, dsb. Pendekatan ini tidak saja penting,
untuk perhitungan keputusan yang optimal tetapi juga untuk mengetahui
mengapa keputusan tsb optimal.
6 Analisis Sensitivitas
Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan : bagaimana sifat dari masalah
yang menentukan pilihan tindakan yang optimal tsb, bagaimana pengaruh
perubahan keadaan-keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal yang
diambil; apakah pilihan tsb peka terhadap perubahan-perubahan variabel
ekonomi utama yang terabaikan oleh si pengambil keputusan tsb.
Dalam menyelesaikan suatu masalah, penting bagi kita untuk memahami &
mampu menjelaskan kepada orang lain mengapa kita memilih keputusan tsb.
Pilihan tsb tidak lahir begitu saja. Pilihan tsb tergantung pada tujuan yang
dipilih, cara perumusan masalah, metode & peramalan hasilnya. Oleh karena
itu, analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal
akan berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah.
Analisis sensitivitas ini mempunyai beberapa kegunaan yaitu :
a. memberikan faktor-faktor kunci dalam permasalahan yang mempengaruhi
keputusan
b. menulusuri perubahan-perubahan variabel yang tidak diyakini manajer tsb
c. menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan
keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi