Anda di halaman 1dari 3

EXTRUSION TECTONICS

Escape tectonics atau escape tectonic adalah konsep tektonik yang


membicarakan terjadinya gerak lateral suatu blok geologi menjauhi
suatu wilayah benturan di benua dan bergerak menuju wilayah bebas
di samudra (Satyana, 2007). Teori ini dikembangkan oleh seorang
ilmuwan dari Prancis bernama Tapponier yang bersama kawankawannya melakukan studi tentang sesar-sesar mendatar besar di
China yang tidak jarang menimbulkan gempa-gempa besar. Beliau
menjelaskan bahwa sesar-sesar ini disebabkan oleh benturan atau
collision India ke Asia sekitar 50 atau 45 juta tahun yang lalu yang
menyebabkan sejumlah massa benua Asia bergeser keluar menuju
samudera melalui sesar-sesar mendatar besar yang terbentuk dan
pembukaan cekungan. Massa benua Asia yang mencuat ke tenggara
ini
Menurut Pak Awang Satyana pada publikasinya di PIT IAGI tahun 2006,
teori extrusion tectonic ini bisa menjelaskan proses pembentukan
Sundaland dan beberapa daerah di kepulauan Indonesia seperti di
pegunungan tengah dan kepala burung Papua, Pulau Sulawesi serta
Australia-Timor. Gambar 1 bisa sedikit memberikan gambaran

mengenai teori ini dan proses pembentukan Sundaland.


Gambar 1. Tumbukan India dan proses tectonic escape dari
Sundaland
Benturan antara India dan Asia seperti yang sudah kita ketahui,
menghasilkan daratan tertinggi di dunia yaitu pegunungan Himalaya.
Namun, menurut penelitian para ahli, pegunungan Himalaya ini
sebenarnya bisa menjulang hingga 12.000 m. Ke manakah 3000 m
sisanya? Mungkin sebagian telah tererosi, namun sebenarnya
pegunungan Himalaya masih bertambah tinggi 0,5 cm/tahun. Ke
manakah massa yang sangat besar ini dilarikan? Ternyata, energi yang

besar ini diakomodasi oleh escape tectonic yang menggeser Asia Timur
dan Sundaland masing-masing ke timur dan tenggara.
Dalam geologi, suatu gangguan gaya tak akan berhenti begitu saja.
Kalau ada aksi maka selalu akan ada reaksi. Kalau ada yang diangkat,
maka akan ada yang ditenggelamkan. Kalau ada yang dibenturkan
masuk, maka akan ada yang ditendang keluar. Tendangan keluar
adalah escape tectonics, atau extrusion tectonics. Cina dan Asia
Tenggara/Sundaland dikoyak-koyak dan dimodifikasi geologinya oleh
escape structures. Dan, sesar2 mendatar besar di Cina adalah escape
tectonics, sekaligus penebar malapetaka: Altyn Tagh Fault, Nan Shan
Fault, Karakorum Fault, Shansi graben (transtension) adalah wilayahwilayah sesar mendatar besar yang menjadi sarang pusat-pusat
gempa besar. Dan di Sundaland, banyak sekali sesar-sesar mendatar
besar yang juga tak jarang menjadi pusat-pusat gempa: Sesar
Sumatra, Red River Fault, Three-Pagoda, Mae Ping Fault dan
sebagainya. Escape structures yang lain adalah pembukaan cekungancekungan, baik hanya menipiskan kerak benua (Selat Makassar)
maupun memisahkan kerak benua sampai muncul kerak samuderanya
(Laut Andaman, Laut Jepang, Laut Cina Selatan).

Dengan cara extrusion/escape tectonics melalui sesar-sesar mendatar


besar dan pembukaan beberapa cekungan menjadi laut atau samudera
kecil, blok-blok kerak Bumi bergeser ratusan sampai lebih dari 1000 km
ke arah luar (ke arah sisi samudera yang bebas terbuka free oceanic
edge) menjauhi pusat benturan. Maka dengan cara inilah Sundaland
bergerak sekitar 750 km ke arah tenggara melalui sesar-sesar besar di
Indocina (Red River Fault, Three-Pagoda, Mae Ping Fault), Sesar
Sumatra, Sesar Lupar-Adang-Paternoster di Kalimantan dan Selat
Makassar, pembukaan Laut Cina Selatan, dan Laut Andaman.

Yang tidak diketahui oleh Tapponnier dkk. pada masa itu adalah terrane
tectonics, sebab terrane tectonics berkembang pada akhir 1980-an,
tetapi teori ini tidak melawan extrusion/ escape tectonics, justru
mengakomodasinya, yaitu bahwa sesar-sesar mendatar besar postcollision itu terjadi tidak di sembarang tempat di kontinen, tetapi di
batas-batas terranes yang berbenturan (dalam teori terrane tectonics:
kontinen itu dibangun oleh banyak terranes yang saling berbenturan),
atau di wilayah-wilayah suture, yaitu zona lemah. Jelas, bahwa sutures
ini terbuka kembali, direaktivasi, menjadi sesar-sesar besar
extrusion/escape tectonics. Di Sumatra maupun Kalimantan pun
begitu, Sesar Sumatra terjadi di suture benturan antara terrane Woyla

di tepi barat Sumatra dan terrane Mergui di badan utama Sumatra.


Sesar Lupar-Adang-Paternoster juga terjadi di ujung terrane Schawaner
dan Paternoster.

Anda mungkin juga menyukai