Extrusion Tectonics
Extrusion Tectonics
besar ini diakomodasi oleh escape tectonic yang menggeser Asia Timur
dan Sundaland masing-masing ke timur dan tenggara.
Dalam geologi, suatu gangguan gaya tak akan berhenti begitu saja.
Kalau ada aksi maka selalu akan ada reaksi. Kalau ada yang diangkat,
maka akan ada yang ditenggelamkan. Kalau ada yang dibenturkan
masuk, maka akan ada yang ditendang keluar. Tendangan keluar
adalah escape tectonics, atau extrusion tectonics. Cina dan Asia
Tenggara/Sundaland dikoyak-koyak dan dimodifikasi geologinya oleh
escape structures. Dan, sesar2 mendatar besar di Cina adalah escape
tectonics, sekaligus penebar malapetaka: Altyn Tagh Fault, Nan Shan
Fault, Karakorum Fault, Shansi graben (transtension) adalah wilayahwilayah sesar mendatar besar yang menjadi sarang pusat-pusat
gempa besar. Dan di Sundaland, banyak sekali sesar-sesar mendatar
besar yang juga tak jarang menjadi pusat-pusat gempa: Sesar
Sumatra, Red River Fault, Three-Pagoda, Mae Ping Fault dan
sebagainya. Escape structures yang lain adalah pembukaan cekungancekungan, baik hanya menipiskan kerak benua (Selat Makassar)
maupun memisahkan kerak benua sampai muncul kerak samuderanya
(Laut Andaman, Laut Jepang, Laut Cina Selatan).
Yang tidak diketahui oleh Tapponnier dkk. pada masa itu adalah terrane
tectonics, sebab terrane tectonics berkembang pada akhir 1980-an,
tetapi teori ini tidak melawan extrusion/ escape tectonics, justru
mengakomodasinya, yaitu bahwa sesar-sesar mendatar besar postcollision itu terjadi tidak di sembarang tempat di kontinen, tetapi di
batas-batas terranes yang berbenturan (dalam teori terrane tectonics:
kontinen itu dibangun oleh banyak terranes yang saling berbenturan),
atau di wilayah-wilayah suture, yaitu zona lemah. Jelas, bahwa sutures
ini terbuka kembali, direaktivasi, menjadi sesar-sesar besar
extrusion/escape tectonics. Di Sumatra maupun Kalimantan pun
begitu, Sesar Sumatra terjadi di suture benturan antara terrane Woyla