Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS P5005 Ab000 DENGAN 2 JAM PP


DI BPS NGADILA SOBIRIN
PAKIS, MALANG

Disusun Oleh :
DESI LAILATUL RAFNI
NIM. 0605.08

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYAGAMA HUSADA-MALANG
2008

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Istilah puerperium dipakai untuk menunjukkan masa, dimulai setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu, badan, tapi tidak
boleh lebih dari 38o C , bila terjadi peningkatan lebih dari 38o C berturut selama 2
hari kemungkinan terjadi infeksi
Uterus yang telah menyelesaikan tugasnya, akan menjadi keras karena
kontraksinya, sehingga terdapat penutupan pembuluh darah, kontraksi uterus yang
dikikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri disebut nyeri ikutan (after pain),
terutama pada multipra. Masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan
endometrium, sisa dari tempat implantasi plasenta yang diebut lochea.
2.

Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan, pada ibu
nifas,

dapat

memperluas,

memperbanyak

pengetahuan

dan

keterampilan mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan


kegawat daruratan obstetri.
1.2.2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian
Agar mahasiswa mampu menggerakkan diagnosa agar mahasiswa
mampu menyusun rencana tindakan
Agar mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan
yang telah diberikan.
Agar mahasiswa mampu memberikan konseling

3.

Metode Penulisan
1. Metode penulisan ini adalah studi kepustakaan dalam bentuk studi kasus
yaitu mencari gambaran yang lebih jelas dari proses kebidanan saat ini.
2. Teknik pengumpupulan data
a. Anamnese
pengambilan data dengan tnaya jawab langsung pada pasien.
b. Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
untuk mendapatkan data
c. Pengkajian catatan medik dengan kepustakaan
Mengkaji keadaan pasien dengan menggunakan catatan medik dan
kepustakaan yang berhubungan dengan kehamilan.

4.

Sistematika Penulisan
BAB I

: PENDAHULUAN

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


BAB III : TINJAUAN KASUS
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR MASA NIFAS
1. Definisi
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu
(Kapita Selektas Kedokteran Jilid I : 336)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil
(Sinopsis Obstetri Jilid I : 115)
Puerperium adalah masa setelah melahirkan bayi
(perawatan kebidanan Jilid 3 : 105)
Nifas (puerperium) periode waktu atau masa dimana organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil, masa ini membutuhkan wkatu
sekitar 6 minggu.
(Perawatan Maternitas Edisi 2 : 225)
Masa Nifas (puerperium) yaitu dimulainya setelah placenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(YBS-PS : 122)
Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lainnya 4 minggu
(Bagian dagin FK UNPAD, 1993, hal : 315)
Kala Puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan dalam keadaan
yang normal.
(Manuaba, 1998 : 190)
Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat-alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
(Sulaiman, 1983)

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas
ini sekitar 6-8 minggu
(Mochtar, Rustam, 1998)
2. Periode Nifas
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan ada komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
(Prawirohardjo, 2002 :237)
3. Fisiologi Nifas
Yang dimaksud fisiologi nifas adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat
karakteristik dalam masa nifas artinya memberi ciri masa nifas ini adalah
perubahan-perubahan yang dianggap normal dan harus terjadi untuk
memenuhi sebagian dari fungsi mas nifas, yaitu mengembalikan keadaan
seperti sebelum masa hamil. Perubahan-perubahan yang normal dan harus
terjadi adalah :
1. Adanya Infolusi
2. Adanya Lochea
3. Adanya Lactasi
1). Involusi
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat
kandungan atau uterus dan jalan kelahiran setelah bayi dilahirkan
mencapai keadaan seperti sebelum hamil.

Involusi

Tinggi Fundus Uteri

Berat

Uterus

Bayi lahir

setinggu pusat

1000

gram

Uri lahir

2 jari dibawah pusat

750

gram

1 minggu

pertengahan pusat simpisis

500

gram

2 minggu

fundus teraba diatas simpisis 350

gram

6 minggu

bertambah kecil

50

gram

8 minggu

sebesar normal

30

gram

(Manuaba, 1998 :192)


a. Servic
Servic agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan
konstipasi lunak. Segera setelah melahirkan, tangan pemeriksa
masih dapat dimasukkan kedalam cavum uteri. Setelah 1 minggu
hanya dapat dimasukkan 1 jari.
b. Perubahan pada Endometrium
Pada hari pertama Endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin. Setelah 3 hari permukaan endometrium mulai teraba
akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi.
Sebagian besar endometrium terlepas.
Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa desidua basalis yang
memakan waktu 2-3 minggu.
c. Ligamen-ligamen
Ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang menegang sewaktu
kehamilan dan partus berangsur-angsur kembali seperti semula.
Legamentum Rofundum dapat mengendor sehingga pada hari ke-2
pasca persalinan harus dilakukan latihan senam.
Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu pasca
persalinan. Dinding vagina yang tegang akan kembali seperti
sebelumnya. Kira-kira setelah 3 minggu.
d. Luka jalan lahir
Luka jalan lahir seperti episiotomi yang telah di jahit, luka pada
vagina dan servic yang tidak luas akan sembuh primer.

2). Lochea
Lochea adalah suatu istilah berasal dari bahasa Yunani lochea yang
artinya kelahiran anak. Yang dimaksud dengan lochea adalah cairan
yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas.
Lochea dibagi dalam beberapa jenis
a. Lochea Rubra
-

Berlangsung 2 hari pasca persalinan

Berisi darah segar (warna merah dan hitam), sisa-sisa selaput


ketuban, sel-sel desidua, vernix casiosa, meconium

b. Lochea Sanguinolenta
-

Hari ke 5-7 pasca persalinan

Darah + lendir (berwarna merah kuning)

c. Lochea Serosa
-

Hari ke 7-14 pasca persalinan

Cairan agak kuning

d. Lochea Alba
- Setelah 2 minggu pasca persalinan
- Cairan darah putih
(Manuaba, 1998 : 192)
3). Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu
ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok bagi bayi. Makanan
yang terbaik bagi bayi, makanan yang bersifat alamiah, bagi tiap ibu
yang melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dari ia
sendiri. Bagi ibu yang menyusui akan terlalu dekat dengan anaknya, dan
bagi si anak akan lebih merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa
tentram, aman, hangat, akan kasih syang, ibunya. Untuk menghadapi
masa laktasi (menyusui) sejak dini kehamilan setelah terjadi perubahanperubahan pada kelenjar mammae yaitu :

Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelanjar alvedi dan jaringan lemak


bertambah

Keluar cairan susu jolong dan ductus lactiferous disebut colostrum


berwarna kuning / putih susu.

Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana venavena berdilatasi sehingga tampak jelas.

4. Pengawasan Masa Nifas


a. Keadaan Umum
1. Nadi
Umumnya berkisar antara 60-80 x/menit, awal gradikardi berarti
normal segera setelah partus bila terdapat tackikardi sedang badan
tidak terasa panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau
kelelahan, bila ada tackikardi disertai kenaikan suhu dapat
disebabkan oleh nifas.
2. Suhu
Sesudah partus dapat naik kurang 0,5o C dari keadaan normal, tidak
lebih dai 37,2o C, bila dari 38o C bahaya infeksi. Sesudah 12 jam
pertama melahirkan. Umumnya suhu badan akan kembali normal
3. Pernafasan
Sekitar 16-20 x/menit pada saat nifas. Hal ini di karenakan rahim
sudah kembali pulih dan tidak ada lagi pembesaran rahim yang
dapat menekan diafragma.
4. Tekanan Darah
Bata normal untuk sistol 130 mmHg masa nifas diulur setelah
plasenta

lahir.

Hasilnya

dibandingkan

dengan

pengukuran

sebelumnya.
b. Keadaan Uterus
Pengawasan terhadap tingginya fundus uteri pada hari-hari pertama
setelah melahirkan terutama ditujukan apakah ada perdarahan. Bila ada,
fundus uteri akan lebih tinggi karena adanya gumpalan darah. Selain itu
fundus uteri juga akan lebih naik, bila ada kandung kemih yang penuh.

Untuk selanjutnya pengawasan tingginya fundus uteri juga untuk


mengetahui proses involusi apakah normal atau tidak. Kontraksi uterus
perlu diawasi terutama setelah melahirkan sangat mungkin terjadi
perdarahan. Bila terjadi perdarahan yang berasal dari dalam uterus maka
kontraksi uterus menjadi lemah.
c. Perdarahan
Perdarahan ini dilakukan setelah placenta dilahirkan dan pada hari
pertama setelah melahirkan. Pengeluaran darah perlu diukur untuk
mengetahui berapa banyak darah yang keluar. Pengawasan dilakukan
dengan mengawasi keadaan pembalut penderita. Biasanya ibu akan
merasakan bila darah keluar lebih banyak.
d. Keadaan Lochea
Pengawasan terhadap keadaan lochea dilakukan setiap mengganti
pembalut penderita pada waktu penderita buang air kemih atau buang air
besar. Pada perawatan vulva yang khusus ataupada waktu penderita
merasa pembalutnya kotor. Yang perlu diperhatikan pada pengawasan
lochea ini adalah : warna, banyak dan baunya. Dalam keadaan normal
warna ini akan berubah secara gradual dari merah menjadi merah muda,
kuning atau kehijauan.
e. Keadaan Perineum
Pengawasan perineum dilakukan waktu perawatan vulva yaitu setiap
kali penderita buang air kemih atau pada waktu khusus diadakan
perawatan vulva yang diperhatikan ialah bagaimana keadaan jahitannya,
keadaan luka bekas jahitan apakah perineum membengkak atau ada
infeksi.
f. Keadaan Miksi dan Defeaksi
Keadaan Miksi
Setelah ibu melahirkan terutama bagi yang pertama kali melahirkan
akan terasa pedih bila buang air kemih. Ini kemungkinan disebabkan
oleh iritasi pada uretra sebagai akibat persalinan, sehingga penderita
takut buang air kemih. Bila kandung kemih penuh harus diusahakan

agar penderita dapat buang air kemih. Sehingga tidak perlu penyadapan
bagaimana kecilnya akan membawa bahaya infeksi.
Keadaan Defekasi
Kebanyakan penderita mengalami obstipasi setelah melahirkan anak.
Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan
menadapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong. Selain itu
mempengaruhi peristaltic usus. Pengeluaran cairan yang lebih banyak
pada waktu persalinan mempengaruhi pula terjadinya konstipasi,
biasanya bila penderita tidak buang air besar sampai 2 hari setelah
persalinan. Di tolong dengan pemberian huknah, glyserin spuit, atau
diberikan obat-obatan laxan.
g. Keadaan buah dada
Keadaan buah dada diawasi setiap ibu akan menyusui anaknya, dan
pada waktu mengadakan perawatan buah dada secara khusus. Seperti
dalam perawatan buah dada dikemukakan yang perlu diperhatikan ialah
keadaan puting susu, pembengkakan buah dada, dan pengeluaran air
susu ibu. Bila ada kelainan diadakan perawatan seperti yang
dikemukakan dalam hal perawatan buah dada.
h. Istirahat
Setekah melahirkan ibu diusahakan agar dapat berstirahat untuk
memulihkan kembali keadaannya setelah banyak mengeluarkan tenaga
dan kesakitan waktu melahirkan, posisi tidur ibu waktu istirahat setelah
melahirkan.
i.

Makanan
Mengingat pentingnya makanan guna memulihkan kesehatan dan
pembentukan air susu ibu, maka perlu pengawasan apakah ibu
memperoleh makanan dengan kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan.

j.

Laktasi
Sejak dari kehamilan setelah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar
mammae :
-

Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelanjar alveoli dan jaringan


lemak bertambah

Keluar cairan susu jolong dari duktus lactiverus di sebut colustrum


berwarna kuning-putih susu.

Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana venavena berdilatasi sehingga tampak jelas.

Selama persalinan pengaruh sehingga tampak jelas. Progesteron


hilang, maka timbul pengaruh LH atau prolaktin yang akan
merangsang ASI. Disamping itu pengaruh oxytosin menyebabkan
mioepitel kelenjar susu berkontraksi, sehingga ASI keluar. Produksi
akan banyak sesudah 2-3 hari post partum. ASI adalah untuk anak
ibu. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (rooming in)
atau pada tempat yang terpisah. Keuntungan rooming in :

Mueh menyusui

Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi

Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya.

k. Keluhan Penderita
Keluhan penderita setelah melahirkan perlu mendapat perhatian agar
kelainan-kelainan yang menimbulkan gejala-gejala keluhan tersebut
dapat lekas diawasi. Keluhan-keluhan penderita harus mendapat
pertolongan secepat mungkin, sebaiknya keluhan penderita disampaikan
pada dokter agar mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang cepat.
5. Masalah, Komplikasi
a. Puting susu lecet
b. Payudara bengkak.
c. Mastitis
d. Abses payudara
e. Perdarahan Nifas sekunder
f.Infeksi payudara
g. Oedem tungkai
(manuaba, 1998 : 190)

6. Adaptasi Psikologi Masa Nifas.


Taking in (ketergantungan)
-

Timbul pada hari I dan II masa nifas

Membutuhkan perlindungan dan pelayanan

Tergantung, perlu istirahat dan nutrisi

Pasif

Fokus pada diri sendiri

Membicarakan pengalaman melahirkan berulang-ulang

Persepsi

menyempit,

kadang

konsentrasi

menurun

sehingga

kemampuan menerima informasi juga berkurang.


Taking hold (ketergantungan ketidak tergantungan)
-

Timbul pada hari ke-3 sampai dengan 4 dan 5 masa nifas

Ibu siap menerima peran baru dan belajar semua hal-hal baru

Butuh sistem pendukung

Mekanisme pertahanan diri penting

Merupakan waktu terbaik untuk memberikan health education /


penyuluhan

Letting Go (ketidak tergantungan)


-

Terjadi pada minggu ke 5-8 masa nifas

Keluarga tidak menyesuaikan diri dengan peran baru dan anggota


baru.

Tubuh telah mulai sembuh

Mampu menerima tanggung jawab dan mandiri.

BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1

Pengkajian Data
Tempat

: BPS ngadila sobirin

Hari Tgl

: Selasa, 22 juli 2008

Jam

: 05.40 WIB

Oleh

: Desi lailatul rafni

3.1.1

Data Subyektif.
1. Biodata
Nama Ibu

: Ny P.

Nama suami

: Tn S .

Umur

: 39 tahun.

Umur

: 37 tahun.

Pekerjaan

: IRT.

Pekerjaan

: Buruh tani.

Pendidikan

: SD

Pendidikan : SD
Agama

: Islam.

Alamat

: meduran

Agama
Alamat

: Islam
: meduran

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya jam 03.40 WIB hari selasa
tanggal 22 juli 2008, mengeluh sedikit nyeri pada luka jahitan
3. Riwayat haid.
Menarche : 12 tahun
Lama haid : 7 hari
Siklus haid : teratur, 28 hari.
Banyaknya : ganti pembalut 2-3 pada hari ke 1-4, ganti pembalut 1-2
pada hari berikutnya.
4. Riwayat Perkawinan.
Menikah

: 1 kali.

Lamanya

: 11tahun.

Umur nikah : 23 tahun.

5. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit kronis, menular,
menurun, seperti TBC, DM, jantung, anemia, infeksi lain khususnya
saluran reproduksi, cacat bawaan atau di dapat, kecelakaan, dll.
6. Riwayat kesehatan yang lalu.
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit kronis, menular,
menurun, seperti TBC, DM, jantung, anemia, infeksi lain khususnya
saluran reproduksi, cacat bawaan atau di dapat, kecelakaan, serta ibu
tidak pernah operasi
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
kronis, menular, menurun seperti DM, jantung, malaria, PMS, dll.
8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N

Kehamilan

Persalinan

Anak

Nif

KB

as
UK

Peny.

Jenis

Pnlg

Peny.

Sex

BB

H/M

Pen

ASI

metode

y
I

9bl

Sp

Bidan

Laki2

3100gr

H/20th

9bl

Sp

Dukun

Perempuan

2900gr

H/15th

9bl

Sp

Dukun

Laki2

3100gr

H/7th

9bl

sp

dukun

Laki2

2900g

H/5th

hamil

ini

9. Riwayat Kehamilan, Persalinan


A. Kehamilan
Trimester I

: ANC 2 kali dibidan, keluhan mual muntah, TX :


plano test (+),

B6, B1, kalk, mendapat tablet

penambah darah
Trimester II : ANC 2 kali, di bidan, tidak ada keluhan, Fe, Vitamin,
kalk.
Trimester III : ANC 1 minggu sekali, dibidan, keluhan sering
kencing. Tx : Fe, Vit, kalk.

PIL

B. Persalinan
Ibu melahirkan anak ke 5 tanggal 22 juli 2008 jam 03.40 WIB
persalinan normal, hidup, BB 3600 gr, PB 46 cm jenis kelamin
perempuan placenta lahir lengkap.
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama tidak memakai KB
dan setelah melahirkan anak ke kedua menggunakan KB pil sampai
melahirkan anak ke 5
11. Pola kebiasaan sehari-hari.
Pola Nutrisi.
Selama hamil : makan 3 kali sehari, dengan posrsi satu piring nasi,
lauk tempe, 1 mangkuk sayur, minum air putih 3-4 gelas sehari.
Setelahmelahirkan : minum teh 1 gelas.
Pola eliminasi.
Selama hamil : BAK 3-4 x sehari, kuning jernih.
BAB 1 kali sehari lunak.
Setelah melahirkan : BAK segera setelah melahirkan 1 kali BAB (-).
Pola istirahat.
Selama hamil : tidur siabng 2 jam tidur malam 6 jam.
Setelah melahirkan : selama 2 jam ibu tidak tidur.
Pola Personal Higiene.
Selama hamil: mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3x perhari, ganti
pakaian dan celana 2 kali perhari atau kalau ibu sudah merasa kotor.
Setelah melahirkan : ibu ganti pakaian dan celana dalam serta
memakai 1 pembalut.
Pola aktivitas sehari-hari,.
Selama hamil : ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
bersih-bersih, memasak mencuci.
Setelah melahirkan : ibu hanya berbaring tempat tidur.
Ibu sudah melakukan mobilisasi yaitu dengan miring kanan dan kiri
dan duduk ditempat tidur.

Pola Rekreasi.
Selama hamil: Ibu main kerumah tetangga.
Setelah melahirkan ibu hanya didalam ruangan saja.
Pola kebiasaan lain.
Selama hamil dan setelah melahirkan ibu tidak minum-minuman
keras, merokok, minum jamu-jamuan.
Pola seksual.

Selama hamil : 1 kali dalam 2 minggu.


Setelah melahirkan: rencana ibu melakukan hubungan jika ibu sudah
merasa baikan atau keadaannya kembali seperti sebelum hamil.
12.

Sosial Budaya.

Hubungan ibu dan keluarga


baik, sekeluarga sangat senang dengan kehadiran bayinya.

Biasanya dalam keluarga


ibu mengadakan selamatan setelah melahirkan sebagai rasa
syukur.

14.

Kebiasaan Spiritual.
Ibu menganut agama Islam , setiap hari sholat 5 waktu dan mengaji

3.1.2

Data Obyektif.
1. Pemeriksaan Umum.
Keadaan Umum : baik.
Kesadaran

: compos mentis.

Tekanan darah

: 120/80 mmHg.

Nadi

: 84x/menit.

Pernafasan

: 24x/menit.

Suhu

: 360 C

2. Pemeriksaan Khusus.
a. Inspeksi.
Kepala

: bersih, rambut tidak rontok, tidak berketombe.

Muka

: tidak oedema, tidak timbul jerawat, timbul flekflek hitam.

Mata

: konjungtiva tidak pucat, sklera tidak icterus,


simetris.

Hidung

: tidak ada pernafasan cuping hidung, polip dan


sekret, simetris.

Telinga

: simetris,

tidak

ada

serumen,

pendengaran

normal.
Mulut

: bibir tidak kering, tidak pucat, gigi tidak lubang,


tidan ada caries gigi.

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada


bendungan jugularis, simetris.

Dada

: simetris, putring susu menonjol, tidak ada


pembesaran abnormal, ASI kolustrom (-).

Perut

: tidak ada strie albican, tidak terdapat benjolan,


pembesaran perut sedsuai dengan masa nifas,
tidak ada bekas oprasi.

Genetalia

: bersih, tidak ada condiloma, tidak oedema, tidak


varises, terdapat luka jahitan perineum lochea
rubra, tidak berbau .

Ekstremitas : simetris, tidak ada oedema maupun varises baik


apa ektremitas atas maupun bawah.
b. Palpasi
Leher

: tidak

ada

pembesaran

kelenjar

thyroid

dan

bendungan vena jugularis.


Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,
ASI kolastrum (-).
Perut

: TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, tidak


ada nyeri tekan , kandung kencing kosong.

Ektremitas :Tidak oedema, tidak varises baik pada ekstremitas


atas maupun bawah.
c. Auskultasi
Dada : HR : 88 kali/menit
Perut : bising usus (+) 4-5 Kali/menit.

d. Perkusi
Reflek patella (+) /(+).
3. Theraphy
- Amoxylin 500 mg 3x 1
- Asamefenamat 500 mg 3x1
- Etabion

1x1

- Yodiol

1 butir

- Vitamin A 2 butir
- Parasetamol 1 tablet
3.2

Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Diagnosa : P5005 Ab000 dengan 2 jam post partum .
DS

: Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke 5 pada jam 20.25 WIB


hari selasa tanggal22 juli 2008 dengan keluhan nyeri luka
jahitan.

DO

:Keadaan Umum

: baik.

Kesadaran

: compos mentis.

Tekanan darah

: 120/80 mmHg.

Nadi

: 84x/menit.

Pernafasan

: 24x/menit.

Suhu

: 360 C

Payudara

: tedang, puting susu menonjol, dan tampak


bersih, kolostrum +

TFU

: 2 jari bawah pusat.

Kontraksi utrus

: baik/keras.

Lochea

: rubra.

Perdarahan

: kurang lebih 50 CC.

Terdapat luka jahitan perineum oedema(-).


Genetalia

: lochea rubra, tidak berbau

3.3

Identifikasi Masalah Potensial


Potensial terjadinya : .
Infeksi periperium.
Konstipasi.
Perdarahan post partum primer

3.4

Identifikasi Kebutuhan Segera.


-

3.5

Intervensi
Hari Tgl

: Selasa, 22 juli 2008

Jam

: 05.40 WIB

Dx

:. P5005 Ab000 dengan 2 jam post partum

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan post partum berjalan normal


tanpa ada komplikasi.
Kriteria hasil :
-

TFU 2 jari dibawah pusat

Uterus keras
- Kontraksi baik
- Kandung kemih kosong
- TFU turun 1 jari perhari.
- Lochea rubra tidak berbau.
- TTV dalam batas normal.
- Perdarahan tidak > 360-500/menit

Intervensi.
1. Ajarkan ibu untuk masase fundus agar kontraksi baik.
R/ Dengan mengajukan masase fundus uteri yang benar diharapkan terjadi
foso kontraksi pada pembuluh darah sehingga mencegah terjadinya
perdarahan.
2. Anjurkan untuk mobilisasi dini
R/ agar tidak terjadi tromboplebitis dan aspek penting fungsi fisiologis,
untuk kemandirian ibu

3. Ajarkan ibu untuk senam nifas.


R/ Dengan senam nifas akan dapat mengencangkan kembali otot-otot yang
telah kendor setelah hamil
4. Observasi TTV, Lochea dan perdarahan.
R/ Sebagai parameter deteksi dini adanya infeksi dan komplikasi
5. jelaskan fisiologis nifas
R/ agar ibu mengerti dan lebih kooperatif
6. Ajarkan ibu merawat payudara.
R/ Dengan perawatan payudara yang baik diharapkan tidak terjadi infeksi,
bendungan ASI dan dapat memperpancar produksi ASI.
7. Anjurkan ibu untuk sering-sering menyusui.
R/ Dengan sering menyusui isapan bayi akan merangsang pengeluaran
oksitosi untuk mempercepat proses involusi uteri.
8. Observasi tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus.
R/ Tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus dapat memantau proses
infolusi.
9. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan distraksi
R/ untuk mengurangi rasa nyeri pada daerah jahitan
10. kaji kandung kemih
R/ kandung kemih yang penuh mengubah posisi uterus dan mengganggu
kontraksi uterus
3.6
.

Implementasi.
Hari Tgl

: Selasa, 22 juli 2008

Jam

: 05.40 WIB

Dx

:. P5005 Ab000 dengan 2 jam post partum

1. mengajarkan ibu untuk masase fundus agar kontraksi baik.


2. mengnjurkan untuk mobilisasi dini
3. mengajarkan ibu untuk senam nifas.
4. mengObservasi TTV, Lochea dan perdarahan.
5. menjelaskan fisiologis nifas
6. mengajarkan ibu merawat payudara

7. menganjurkan ibu untuk sering-sering menyusui.


8. mengObservasi tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus.
9. mengajarkan ibu teknik relaksasi dan distraksi
10.mengkaji kandung kemih
3.7
.

Evaluasi
Hari Tgl

: Selasa, 22 juli 2008

Jam

: 05.40 WIB

Dx

:. P5005 Ab000 dengan 2 jam post partum

S : Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke 5 pada jam 20.25 WIB hari
selasa tanggal 22 juli 2008 dengan keluhan agak nyeri luka jahitan.
O: - Keadaan umum
- Kesadaran

: baik.
: composmentis.

- Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg.
Nadi

: 84x/menit.

Respirasi

: 24x/menit.

Suhu

: 360 C.

- TFU

: 2 jari bawah pusat.

- Kontraksi uterus baik.


- Loche rubra .
- Perdarahan kurang lebih 50 cc.
A : Ny P" P5005 Ab000 dengan post partum fisiologis hari pertama
P : - Lanjutkan intervensi.
- berikan KIE nutrisi dan personal hygien
- Pantau TTV, TFU, kontraksi uterus, dan kandung kemih, lochea
jumlah perdarahan.
- Ibu dipulangkan
- Anjurkan ibu untuk kontrol 2 minggu lagi atau ada keluhan
- Anjurkan segera kontrol jika ada tanda-tanda bahaya, perdarahan
keadaan tali pusat jelek, garing adanya infeksi tali pusat.

BAB 4
PEMBAHASAN.
Pembahasan merupakan bagian dari study kasus yang membahas
kesenjangan dan persamaan yang telah ditemukan antara tinjauan kasus dan
tinjauan teori. Untuk memudahkan dalam penyusunan, dalam bab pembahasan
maka penulis mengelompokkan permasalahan sesuai dengan langkah-langkah
menejemen kebidanan ( manajemen Farney) yang meliputi pengkajian data,
identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi masalah potensial, identifikasi
kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Adapun kesenjangan dan kesamanaan yang ditemukan oleh penulis selama
melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny P P50005 Ab000 dengan 2 jam post
partum adalah :
1. Pengkajian data.
Pada pengkajian data baik pada tinjauan teori maupun pada tinjauan kasus
tidak ditemukan kesenjangan saat melakukan pengkajian data penulis tidak
mengalami hambatan karena klien dapat diajak kerja sama sehingga
wawancara dapat berjalan baik dan lancar dengan mendapatkan informasi
yang dibutuhkan.
2. Identifikasi Diagnosa dan masalah.
Menurut tinjauan teori ditemukan diagnosa NyP dengan 2 jam post partum
sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus masalah
pada tinjauan kasus sama seperti tinjauan teori.
3. Antisipasi masalah potensial.
Tidak ada masalah potensial pada tinjauan kadus atau tinjauan teori karena
pada kasus ini kehamilan ibu normal dan tidak terjadi gangguan yang
patologis.
4. Identifikasi kebutuhan segera.
Pada tinjauan teori maupun tinajauan kasus tidak ada tindakan segera yang
harus dilakukan petugas, sehingga tidak terjadi kesenjangan.

5. Intervensi.
Seluruh rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada tinjauan kasus telah
tercantum dalam penanganan pada tinjauan teori sehingga tidak terjadi
kesenjangan.
6. Implementasi.
Tahap pelaksanaan pada tinjauan teori tidak dijelaskan namun pada tinjauan
kasus penulis menguraikan sebagai pelaksanaan dari rencana tindakan dan
dokumentasi penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
7. Evaluasi.
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan berdasarkan
tujuan dari kriteria hasil yang ditetapkan dalam bentuk SOAP; hal ini sesuai
dengasn landasan teori dalam manajemen farney yang terbaru (sumber :
Pelatihan Manajemen Kebidanan Depkes RI Tahun 2006).

BAB 5
PENUTUP.

5.1 Kesimpulan.
Perperium (masa nifas) adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya
alat kandungan pada keadaanyang normal, berlangsung 6 minggu atau 42
hari dijumpai dua kejadian penting pada perperium yaitu involusi uteri dan
proses llaktasi. Dalam perperium ini NY P mendapatkan penanganan yan
tidak jauh beda dari buku panduan yang kami buat dalam makalah ini antara
kenyataan dan teori memang sama sehingga kami dapat mengambil
pelajaran pengetahuan dan pengalaman yang berharga yang belum kita
dapat sebelumnya.
5.2 Saran
Tenaga Kesehatan.
-

Dalam memberikan pelayanan seorang petugas kesehatan harus


memperhatikan seara teliti keadaan fisik sehingga setelah diberikan
tindakan tidak timbul komplikasi.

Dalam melakukan tindakan harus memperhatikan prinsip sterilisasi

Masyarakat
Mengharapkan pada para aktifis masyarakat desa untuk aktif
mengadakan program-program kesehatan terutama pada ibu dan bayi.
Mahasiswa Kebidanan
Mengharapkan kepada seluruh mahasiswa untuk lebih memperdalam
ilmu pengetahuan khusunya ilmu tentang kebidanan, dan mampu
memberikan asuhan kebidanan pada setiap ibu hamil sesuai teori dalam
praktek lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC, Jakarta
Saifudin, Abdut bari, 2002, Buku Panduan Praktis Kesehtan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP SP
Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternatal dan Neonatal.
Jakarta : YBP-SP
Ibrahim, Cristina, 1996. Perawatan Kebidanan. Jakarta ; Bharata

Anda mungkin juga menyukai