MAKALAH BIOMATERIAL IIbaruu
MAKALAH BIOMATERIAL IIbaruu
SIK-ART
09/8381
09/8385
09/8405
09/8411
Adya Indrapradana
09/8431
Rasda Diana
09/8435
09/8473
09/8477
Malida Magista
09/8509
Dian Fitriana H
09/8517
Annisa Nabila
09/8555
09/8571
I.
PENDAHULUAN
II.
PEMBAHASAN
16,6%
SiO2
29%
Fluride fluxes
CaF2
34,4%
AlF3
7,3%
NaF
3%
AlPO4
9,9%
b. Cairan
Larutan aquaeous dari asam polyacrylic 50%
(Soratur, 2002)
Semen ionomer kaca yang diaplikasikan pada ART juga memiliki banyak keuntungan
untuk jaringan gigi, antara lain biokompatibel terhadap jaringan gigi, mudah digunakan, dan
biayanya yang terjangkau. Pada awalnya semen ionomer kaca konvensional diterapkan pada
ART, tetapi seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, semen ionomer kaca high
viscosity fuji IX GC Corporation diindikasikan untuk menjadi bahan restorasi ART yang
merupakan bubuk yang bersifat basa berupa aluminofluorosilikat dan cairannnya yang
bersifat asam dan melarutkan bubuk, berupa asam poliakrilik dan asam polibasik.
Semen ionomer kaca tipe II tidak dianjurkan untuk restorasi klas II dikarenakan sifat
semen yang tidak mampu menahan tekanan oklusi pada gigi yang dapat menyebabkan
fraktur. Namun, karena karena sifat adhesivenya yang baik, semen ini dapat mencegah karies
sekunder dan memungkinkan proses remineralisasi pada gigi.
Manipulasi SIK
Hal yang perlu diperhatikan adalah ratio powder dan liquid. Langkah awalnya adalah
tempatkan sesendok powder di atas paper pad. Tuangkan cairan di atas paper pad tetapi
pada tempat yang berbeda. Posisi botol saat menuangkan adalah horizontal dengan tegak
lurus.
Lalu bagi powder kedalam beberapa bagian besarnya kira-kira 1,5 cm. Mulai aduk bagian
satu persatu kedalam cairan. Campurkan semuanya hingga semua powder tercampur.
Pencampuran memerlukan waktu 20-30 detik tergantung dari merek semen ionomer kaca
yang digunakan.
Apabila ingin mengulangi, gunakan cairan dan serbuk yang masih baru jangan mengambil
dari sisa pencampuran yang sebelumnya. Setiap merek semen ionomer kaca memiliki rasio
yang berbeda-beda tergantung pabrik. Maka bacalah petunjuknya sebelum memanipulasi.
(Frencken dkk, 1997)
Bekerja sendiri
Operator duduk pada posisi yang tepat di belakang pasien. Sebuah meja kecil untuk
meletakkan material dan instrument dapat diletakkan di belakang kepala pasien atau
di sebelah kanan operator yang dekat dengan tubuh pasien. Lebih baik lagi jika
Sumber cahaya
Sumber cahaya dapat berasal dari sinar matahari ataupun sinar lampu. Sinar lampu
lebih dapat diandalkan,karena lebih konstan dan terfokus.
Aspek yang sangat penting pada kesuksesan teknik ART adalah kontrol saliva di
sekeliling daerah yang sedang dikerjakan. Untuk menjaga kekeringan ini dapat
menggunakan cotton wool rolls yang efektif menyerap saliva dan menjaga dari
kelembapan.
Kecil. Diameternya sekitar 1 mm. Digunakan untuk kavitas berukuran kecil dan
e. Dental Hatchet. Digunakan untuk memperluas jalan masuk pada kavitas, membersihkan
sisa lapisan tipis enamel yang tersisa setelah karies pada dentine dibersihkan. Lebar alat ini
sekitar 1 mm.
f. Applier/Carver. Dengan kedua sisi, alat ini memiliki 2 fungsi. Ujung yang tumpul
digunakan untuk memasukkan semen ionomer kaca kedalam kavitas yang bersih, serta pit
dan fissure. Sementara ujung yang tajam digunakan untuk menghilangkan sisa material
restorasi.
g. Mixing-Pad dan Spatula. Alat-alat ini penting saat pencampuran semen ionomer kaca.
Ada dua tipe mixing-pad, yaitu glass-slab dan disposable paper pad. Spatula dapat terbuat
dari metal atau plastic. Spatula yang digunakan harus bengkok sehingga mempermudah saat
mencampur serbuk dan air dengan cepat dan tepat.
3. Prosedur SIK-ART
Perawatan gigi dimulai dengan meletakkan roll kapas di sekeliling gigi yang dirawat.
Hal tersebut akan menyerap saliva sehingga menjaga gigi tetap kering. Membersihkan plak
dari permukaan gigi akan membuat area karies menjadi lebih jelas. Jika kavitas di permukaan
terlalu kecil, lebarkan pintu masuknya, dengan memposisikan pisau dari dental hatchet pada
kavitas dan putar instrumen seperti memutar kunci pada gembok. Kemudian karies dapat
dibersihkan dengan excavator. Excavator kecil dapat digunakan untuk kavitas yang kecil,
sedangkan kavitas yang lebih besar dengan excavator yang besar pula. Soft caries juga
penting untuk diangkat semuanya sebelum membersihkan karies didekat pulpa. Mengangkat
karies lunak dari enamel-dentine junction mengakibatkan enamel tersebut tidak didukung
oleh dentin. Enamel terseubt dengan mudah dapat patah, sehingga patahkan enamel tersebut.
Sebelum melakukan prosedur selanjutnya, pastikan semua enamel tipis telah diangkat dan
tidak ada karies lagi pada pada enamel (Frencken dkk, 1997).
Prosedur untuk membersihkan kavitas
Untuk meningkatkan ikatan kimia dari semen ionomer kaca pada gigi, kavitas harus
sangat bersih. Pembersihan hanya dengan kapas basah tidak efektif, sehingga digunakan
larutan kimia. Yang mungkin untuk digunakan untuk membersihkan kavitas ialah kondisioner
dentin atau pembersih gigi, yang secara khusus digunakan untuk tujuan ini, atau cairan yang
disediakan pada semen ionomer itu sendiri (Frencken dkk, 1997).
Kondisioner dentin biasanya menggunakan 10% larutan asam poliakrilik. Dengan satu
tetes dari kondisioner digunakan untuk membersihkan seluruh kavitas dengan kapas selama
10-15 detik. Lalu bersihkan kavitas dan fisur paling tidak dua kali dengan kapas yang
dimasukkan pada air bersih terlebih dahulu (Frencken dkk, 2010).
Penggunaan cairan ionomer kaca dapat digunkana untuk membersihkan kavitas karena
mengandung asam yang sama dengan kondisioner dentin. Biasanya larutan tersebut terlalu
keras/ kuat sehingga perlu untuk mencairkannya terlebih dahulu, dengan memasukkan kapas
pada air lalu sisa air dikeluarkan dengan menyentuhkan pellet dengan kapas kering.
Kemudian masukkan pellet tersebut pada setetes cairan ionomer keramik pada slab/pad
(Hiremath,2007).
Apabila ada suatu kondisi dimana kavitas terkontaminasi dengan darah, hentikan terlebih
dahulu pendarahan dengan menekan pellet kapas pada luka. Setelah itu bersihkan kavitas
dengan pellet kapas yang dilanjutkan dengan meletakkan roll kapas pada kedua sisi gigi
untuk mencegah rekontaminasi (Hiremath,2007).
Pastikan gigi tetap dalam keadaan kering saat melakukan proses restoratif. Jika perlu
ganti roll kapas dengan yang baru. Pastikan semua alat dalam keadaan siap dipakai, lalu
campurkan ionomer kaca sesuai dengan prosedur yang ada. Masukkan campuran pada kavitas
dengan jumlah yang sedikit menggunakan ujung blunt pada carver, sehingga dapat mencegah
adanya gelembung udara. Tekan campuran material sampai ke dasar kavitas dan dibawah
enamel yang bergantung. Oleskan sedikit gel petroleum pada jari tengah yang menggunakan
sarung tangan dan tekan material restoratif pada kavitas, hal ini disebut teknik penekanan
menggunakan jari (the press-finger technique). Setelah beberapa detik angkat jari dari
kavitas. Waktu yang digunakan untuk mulai mencampur material hingga mengangkat jari dari
kavitas tidak boleh lebih dari satu menit. Kemudian bersihkan material yang berlebih dengan
excavator medium atau besar dengan cepat. Jangan ganggu material ketika periode
pengerasan dan jaga agar gigi tetap dalam keadaan kering. Setelah satu sampai dua menit
gunakan kertas artikulasi untuk mengetahui apakah tumpatan tidak terlalu tinggi. Tumpatan
yang terlalu tinggi dikurangi dengan menggunakan carver. Yang terakhir, lapisi restorasi ART
dengan lapisan baru dari gel petroleum dan ambil roll kapas pada mulut. Dengan demikian
proses restorasi telah selesai. Beritahu pasian egar tidak makan dalam satu jam ke depan
(Frencken dkk, 1997).
3
4
pada gigi.
Harganya yang lebih murah daripada instrumen elektrik.
Pembatasan rasa sakit, sehingga mengurangi kebutuhan anestesi hingga tingkat
sebagai bahan restorasi akhir dalam low-stress area dan harus dilindungi oleh resin komposit
atau amalgam di high-stress area. Semen Ionomer Kaca sering dikenal sebagai bahan
biomimetic, karena sifat mekaniknya sama dengan dentin. Ini bersama-sama dengan manfaat
penting dari pelekatan dan pelepasan fluoride memberikannya materi ideal dalam situasi
restorasi (Tyas, 2006).
Semen ionomer Kaca (SIK) merupakan material restorasi yang terdiri dari bubuk kaca dan
cairan asam polialkenoat. Termasuk dalam klasifikasi keramik dengan kandungan SiO 2 pada
partikel kacanya, biokompatibel dan melepas ion-ion merupakan properti SIK yang dapat
berpotensi sebagai material yang bioaktif. Biokompatibilitas SIK mengindikasikan bahwa
material
ini
dapat
diterima
oleh
tubuh
tanpa
adanya
penyimpangan
biologis.
Biokompatibilitas SIK dianggap cukup baik karena asam poliakrilik bersifat lemah dan tidak
mampu berdifusi kedalam dentin karena berat molekunya besar. SIK dapat ditoleransi dengan
baik oleh jaringan periapikal
Beberapa alasan sebagai pertimbangan penggunaan SIK dibanding semen yang lain :
-
SIK memberikan estetik yang baik, terutama sebagai restorasi pada gigi anterior.
SIK memiliki solubility (kelarutan) lebih rendah dari silikat. Berdasarkan tes terhadap
kavitas mulut SIK memiliki resistensi tinggi terhadap degrades dibandingkan dengan
semen lainnya.
SIK berikatan kimia dengan enamel dan dentin, sehingga dapat digunakan khusus
sebagai bahan restorasi cavitas kelas III dan kelas V dan juga untuk restorasi daerah
gingival.
3. Karena teknik ini merupakan prosedur yang tidak berbahaya, maka sangat potensial
digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa yang mengalami ketakutan terhadap
perawatan gigi.
4. Teknik ini juga memberikan opsi penyembuhan pada kelompok yang memerlukan
perhatian khusus dalam masyarakat, seperti orang-orang dengan kekurangan mental
ataupun fisik, dan juga orang-orang dengan usia lanjut.
(Rao, 2008)
Kekurangan semen ionomer kaca-ART
1. ART hanya diterapkan pada kavitas yang mencapai dentin dan tanpa kelainan jaringan
pulpa.
2. Kerugiannya tingkat keausannya tinggi dan kekuatannya kurang
III.
KESIMPULAN
SIK-ART merupakan suatu teknik merawat karies gigi dengan mengambil jaringan
gigi yang terdemineralisasi saja serta mengarah kepada pemeliharaan struktur gigi yang sehat
sebanyak mungkin. Teknik ini merupakan teknik inovatif, karena cara kerjanya dalam
merestorasi suatu tumpatan dapat dilakukan dengan tanpa anastesi dan pengeboran.
Pelaksanaan SIK-ART dilakukan pada daerah yang dalam keadaan tanpa adanya listrik, pada
Negara yang sedang berkembang, dan pada masyarakat yang tidak dapat menjangkau
mahalnya perawatan gigi.
Dalam pengaplikasiannya, SIK-ART mempunyai trik-trik khusus agar dokter dan
pasien terasa nyaman ketika melakukan perawatannya, seperti posisi dokter dan pasien yang
tepat, pencahayaan yang cukup dan jelas, serta material yang tepat untuk restorasi gigi pasien.
Ketika dalam proses merestorasi, prosedur yang dilaksanakan pun juga perlu dipahami
dengan cermat, dari proses membuka/ membersihkan karies, mengsterilisasi lubang kavitas,
hingga melakukan restorasi gigi dengan material yang telah dipersiapkan.
Pemakaian hand instruments dan semen ionomer kaca sebagai peralatan dan material
utama menyebabkan teknik SIK-ART mudah untuk diaplikasikan. Hand instrument
mempunyai keuntungan dapat dilakukan dimana pun tanpa menggunakan peralatan
kedokteran gigi elektrik. Sedangkan meterial SIK digunakan karena kekuatann dan
keawetannya yang sama atau bahkan lebih dari ketahanan amalgam.
Pada dasarnya penggunaan SIK ART dalam dunia kedokteran gigi sangat membantu.
Penggunaan SIK ART baik pada perawatan gigi yang rusak akibat karies maupun penyakitpenyakit yang lain. Teknik ini juga aman apabila digunakan pada anak-anak. Intinya, SIK
ART dapat menjadi alternatif baru bagi dunia kedokteran gigi.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Frencken, J.E. et al. 2006. Survival of ART and Amalgam Restorations in Permanent
Teeth of Children after 6.3 years. Radboud: J Dent Res 85(7):622-626.
Hiremath, S.S. 2007. Textbook of Preventive Community Dentistry. Elsevier. India.
Lo,Y et al. 2006. ART and Conventional Root Restorations in Elders after 12
Months. Hong Kong: J Dent Res 85(10):929-932.
Lopez, N., Rafalin, S.S., and Berthold, Peter. 2005. Atraumatic Restorative
Treatment for Prevention and Treatment of Caries in an Underserved Community.
American Journal of Public Health vol. 95 no. 8.
Rao, Arathi.2008.Principles and Practice of Pedodontics 2 nd Edition. Jaypee
Brothers Medical Publishers Ltd: New Delhi.
Soratur. 2002. Essentals of Dental Materials. Jaypee Brothers Medical Publishers
Ltd: New Delhi.
Tyas, Martin J. 2008. Journal of Minimum Intervention in Dentistry Clinical
Permormance of Glass-Ionomer Cements. J Minim Interv Dent Australia 14: 10-13.