Anda di halaman 1dari 15

KURIKULUM PEMBELAJARAN

Mengajar dan Belajar Dalam Implementasi Kurikulum

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
Munjiah (2223111228)
Nurmeida Urwani (2223110395)
Sri Mulyaningsih (2223110062)
Tanti Nurjayanti (2223110510)
Kelas: III A

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
2012

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Alhamdulillaahirabbilalaamiin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan
kepada Allah SWT, Dzat Yang Maha Agung, atas limpahan rahmat, karunia dan
hidayahnya sehingga penulis diberikan kemudahan dalam melalui salah satu
proses kehidupan ini.
Sebuah makalah yang termuat dalam tulisan yang serba memiliki
kekurangan ini melambangkan semangat yang tinggi untuk selalu berkeinginan
menciptakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan, serta sebagai salah satu tugas
dari mata kuliah Kurikulum Pendidikan.
Pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebagai penutup dan harapan, semoga makalah kami ini dapat berguna
bagi semua pihak yang membutuhkan, terutama bagi penulis bahwa segala
kesalahan di sepanjang tulisan ini mutlak spenuhnya berasal dari kealpaan penulis
dan semua kebenaran semata mata hanya milik Sang Maha Benar Allah S.W.T.

Serang, 07 November 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
D. Sistematika penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
B. Pengertian Mengajar
C. Pengertian implementasi kurikulum
D. Mengajar dan Belajar Dalam Implementasi Kurikulum KBK
E. Mengajar dan Belajar Dalam Implementasi Kurikulum KTSP
F. Mengajar dan Belajar Dalam Implementasi Kurikulum Berkarakter
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab berkaitan
dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan
macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Seiring dengan
perkembangan jaman dan tuntutan dari masyarakat, maka dunia pendidikan harus
melakukan inovasi dalam pendidikan. Inovasi pendidikan akan berjalan dan
mencapai sasarannya jika progam pendidikan tersebut dirancang dan di
implementasikan sesuai dengan kondisi dan tuntutan jaman.
Sebagai implikasi dari pentingnya inovasi pendidikan menuntut kesadaran
tentang peranan guru. Seabagai tenaga professional, guru merupakan pintu
gerbang inovasi sekaligus gerbang menuju pembangunan yang terintegrasi. Hal
ini dikarenakan pembangunan dapat terlaksana jika dimulai dari membangun
manusianya

terlebih

dahulu.

Tanpa

manusia

yang

cakap,

terampil,

berpengetahuan, cerdas, kreatif dan bertanggung jawab maka pembangunan yang


terintegrasi tidak akan dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, setiap guru
dan tenaga kependidikan lain harus memahami dan mengimplementasikan
kurikulum dalam kegiatan belajar dan mengajar dengan sebaik- baiknya.
B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Pengertian implementasi kurikulum
1. Apa pengertian mengajar dan belajar dalam implementasi kurikulum?
2. Bagaimana mengajar dan belajar dalam implementasi kurikulum KBK?
3. Bagaimana mengajar dan belajar dalam implementasi kurikulum KTSP?

4. Bagaimana mengajar dan belajar dalam implementasi kurikulum


berkarakter?

C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari makalah ini, baik penulis maupun pembaca, diharapkan
dapat mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengertian mengajar dan belajar dalam implementasi
kurikulum
2. Untuk mengetahui bagaimana mengajar dan belajar dalam implementasi
kurikulum KBK?
3. Untuk mengetahui bagaimana mengajar dan belajar dalam implementasi
kurikulum KTSP
4. Untuk mengetahui bagaimana mengajar dan belajar dalam implementasi
kurikulum berkarakter

5. Sistematika Penulisan
Adapun sistemetika dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, akan menguraikan hal hal mengenai kurikulum
pendidikan
BAB II Pembahasan, dalam bab ini akan diuraikan secara terperinci
mengenai pengertian pengertian mengajar, pengertian belajar, pengertian
implementasi kurikulum, mengajar dan belajar dalam implementasi kurikulum
KBK, mengajar dan belajar dalam implementasi kurikulum KTSP, mengajar dan
belajar dalam implementasi kurikulum berkarakter.
BAB III Simpulan, bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari pembahasan
serta rumusan masalah mengenai mengajar dan belajar dalam implementasi
kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN

KBK
KTSP
Berkarakter

Mengajar dan Belajar


Dalam Implementasi
Kurikulum

Pengertian belajarmengajar

Pengertian
implementasi

Implementasi

Kurikulum

A. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2003:13), belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999:9), belajar merupakan
hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.

B. Pengertian Mengajar
Nasution (1982:8) mengemukakan bahwa mengajar adalah segenap aktivitas
kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar.
Usman (1994:3) mengemukakan bahwa mengajar adalah membimbing siswa
dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar

merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan


anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar.

Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai (1)


menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada
generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan
kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5)
kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu
proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

C. Pengertian implementasi kurikulum


1. Pengertian implementasi
a. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah
pelaksanaan, penerapan: pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk
tentang hal yang disepakati dulu (Tim Penyusun 2005:427).
b. menurut Susilo (2007:174) implementasi merupakan suatu penerapan ide,
konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan
maupun nilai, dan sikap.
c. dalam Oxford Advance Learner Dictionary dikemukakan bahwa
implementasi adalah put something into effect (penerapan sesuatu yang
memberikan efek atau dampak).
d. Miller& Seller (1985) mendefinisikan kata implementasi dengan tiga
pendekatan, yaitu : Pertama, implementasi didefinisikan sebagai kegiatan.
Kedua, suatu usaha meningkatkan proses interaksi antara pengembang guru
dengan guru. Ketiga, implementasi merupakan sesuatu yang terpisah dari
komponen kurikulum.
2. Pengertian kurikulum

a. menurut Mc donal (1965) menyatakan bahwa kurikulum sebagai


rencana kegiatan untuk menuntun pengajaran.
b. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kurikulum adalah:
- perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.
-perangkat

mata

kuliah

mengenai

bidang

keahlian

khusus

(Timpenyusun 2005:617.
Jadi kurikulum adalah suatu rencana yang memberi pedoman atau
pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar
Berdasarkan definisi implementasi dan definisi kurikulum tersebut, maka
implementasi kurikulum didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide,
konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu
aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat
kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. (Susilo
2007:174-175). . Juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum
operasional dalam bentuk pembelajaran (Mulyasa 2006:246).

5.

Mengajar dan Belajar Dalam Implementasi Kurikulum KBK


Implementasi kurikuklum berbasis kompetensi dengan contextual teaching

and learning (CTL) mengarah pada upaya meningkatkan mutu pengajaran dan
pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah untuk mempersiapkan
para peserta didik menghadapi tantangan masa depan. Walaupun dalam
melaksanakan KBK ini terdapat banyak pekerjaan dan kegiatan akademik yang
harus dikerjakan oleh guru, siswa serta anggota masyarakat lainnya, tetapi yang
paling banyak terlibat adalah guru. Dalam hal ini gurulah yang paling banyak
mengambil keputusan dan menjadi pelaksana operasional program kegiatan
pendidikan sebagai pelaksana pendidikan yang langsung berhadapan dengan
peserta didik, maka guru menduduki posisi yang sangat strategis.
Dalam melaksanakan KBK guru dituntut harus profesional dan kreatif.
Guru harus mampu menterjemahkan KBK yaitu mewujudkan rencana dan tujuan
yang terkandung dalam KBK menjadi rencana dan tujuan yang nyata dalam

bentuk rencana pengajaran atau satuan pengajaran secara tertulis yang pada tahap
selanjutnya rencana dan tujuan tertulis ini akan ditransaksikan dengan peserta
didik di kelas. Karena itu, rencana dan tujuan harus dirumuskan secara cermat
dengan mengikuti rambu-ranmbu yang berlaku, misalnya : guru harus menyatakan
tujuan secara jelas dengan mencantumkan kompetensi yang harus dicapai anak
didik. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, antara lain seberapa banyak,
seberapa luas atau seberapa dalam kompetensi itu harus dicapai. Untuk pengajaran
bahasa misalnya, perlu secara jelas disebutkan kompetensi berbahasa dalam
bentuk keterampilan atau kecakapan berbahasa apa dan seberapa banyak untuk
jenjang program mana.
Demikian pula halnya dengan cara untuk mencapai kompetensi tersebut
juga harus direncanakan, dipilih serta dipersiapkan dengan baik agar kegiatan
pembelajaran menjadi bermakna, bermanfaat dan menarik bagi siswa. Disamping
itu, guru harus pula memilih berbagai variasi teknik belajar dan mengajar dan
menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi serta kebutuhan pembelajar.
Tak kalah pentingnya adalah pemilihan media untuk menujang kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Misalnya untuk pembelajaran keterampilan menyimak dan
berbicara apakah diperlukan alat audio atau tidak, apakah diperlukan media visual
atau tidak, atau mungkin langsung dihadapkan dengan benda-benda yang ada di
lingkungan peserta didik. Untuk keterampilan membaca dan menulis, sarana apa
saja yang dibutuhkan, apakah bahan-bahan otentik (authentic teaching material)
atau teacher-made material, atau mungkin juga siswa ikut mencari bahan-bahan
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Bahan-bahan ajar tersebut seyogianya bermanfaat dan bermakna bagi
siswa dalam arti dapat menambah pengetahuan baru berdasarkan pengatahuan
awal siswa (prior knowledge) melalui pengalaman-pengalaman belajar mereka
dan proses seperti ini dalam CTL disebut konstruktivisme (constructivism). Hal
yang perlu diperhatikan adalah guru dapat membawa siswa ke dalam situasi
belajar yang dapat menghubungkan apa saja yang diperoleh di sekolah atau kelas
dengan apa saja yang ada di kehidupan nyata mereka. Seringkali terjadi atau
timbul pertanyaan di benak siswa atas apa yang terjadi di sekelilingnya
(questioning), sehinga timbul keingintahuan (inqury) dengan tidak melupakan

untuk melakukan refleksi (reflection) atas apa yang telah dikerjakan. Proses
pembelajaran yang mencerminkan CTL, baik guru atau siswa atau bahkan nara
sumber lain dapat menjadi model (modeling) yang dapat ditiru. Guru juga harus
memfasilitasi dan mendorong para siswa untuk dapat saling membantu dan
berbagi pengalaman dalam kelompok masyarakat belajar (learning community),
dan dengan cara demikian akan terjadi hasil pembelajaran yang diperoleh berkat
kerjasama antar teman, antar kelompok, antar mereka yang tahu ke mereka yang
belum tahu. Dalam CTL kemajuan belajar dinilai dari proses. Karena itu penilaian
yang sebenarnya (authentic assessment) merupakan proses pengumpulan berbagai
data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Dalam
hal ini, guru perlu mengetahui gambaran perkembangan belajar siswa agar dia
dapat memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa pendekatan CTL memiliki
tujuh komponen utama, yaitu: konstruktivisme (consturctivism), menemukan
(inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic
assessment). Sebuah kelas diwarnai CTL apabila ketujuh komponen tersebut
diterapkan dalam pembelajaran. Secara garis besar penerapan CTL dalam
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah sebagai berikut :
(1) Guru harus menanamkan pemikiran kepada peserta didik bahwa belajar akan
lebih bermakna dengan bekerja sendiri, menemukan sendiri serta
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru.
(2) Guru harus mendorong peserta didik agar sedapat mungkin mereka
melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik.
(3) Guru harus mengembangkan sifat atau rasa ingin tahu peserta didik dengan
bertanya.
(4) Guru harus menciptakan masyarakat belajar dengan membentuk kelompokkelompok.
(5) Guru harus menghadirkan model untuk digunakan sebagai contoh
pembelajaran.

(6) Guru harus mendorong peserta didik agar melakukan refleksi setiap akhir
pembelajaran.
(7)

Guru melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara untuk


mengetahui apakah peserta didik memang belajar.
Peran guru dalam pembelajaran pada konteks KBK, menurut Sanjaya

(2005), adalah sebagai:


(1) fasilitator;
(2) manajer;
(3) demonstrator;
(4) administrator;
(5) motivator;
(6) organisator; dan
(7) evaluator.
Sebagai

fasilitator

melaksanakan

proses

guru

berperan

pembelajaran,

untuk
terutama

memudahkan
dalam

siswa

kaitannya

dalam
dengan

penggunaan media dan sumber belajar. Sebagai manajer pembelajaran guru


berperan dalam menciptakan suasana / iklim belajar yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara nyaman, melalui pengelolaan kelas yang baik. Peran sebagai
demonstrator dapat ditunjukkan dengan penampilan guru yang menjadi acuan
bagi siswa. Sebagai administrator guru memungsikan penggunaan dokumentasi
dan data siswa untuk keperluan pembinaan dan bimbingan. Sebagai organisator
peran yang diharapkan pada guru dalam mengorganisasi siswa, baik secara
kelompok maupun individual, sehingga tetap terjaga keharmonisan diantara siswa.
Guru sebagai evaluator harus memilik kemampuan untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran pada masing-masing siswa dan kelompok siswa, serta
mampu menggunakannya sebagai alat untuk penentuan tindak lanjut.

6. Mengajar dan Belajar Dalam Implementasi Kurikulum KTSP

Implementasi KTSP adalah bagaimana menyampaikan pesan-pesan kurikulum


kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan
karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam implementasi
KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik,
agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi
perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakkan dalam standar isi (SI) dan
Standar kompetensi lulusan (SKL).
Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sebagai
berikut ;
1. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu
kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.
2. Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi,
seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyedian buku
kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan
kurikulum dilapangan.
3. Karakteristik
keterampilan,

pengguna
nilai,

dan

kurikulum,
sikap

yang

guru

meliputi

terhadap

pengetahuan,

kurikulum,

serta

kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran


(dalam Mulyasa, 2009:179-180).
Implementasi KTSP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran yakni
bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (SK-KD) dapat dicerna oleh
peserta didik secara tepat dan optimal. Guru harus berupaya agar peserta didik
dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai dengan apa yang digariskan dalam
kurikulum (SK-KD), sebagaimana dijabarkan

dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Dalam hal ini akan terjadi interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik. Dalam hal ini tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku tersebut. Pada
umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yakni pembukaan,
pembentukan kompetensi dan penutup.

7. Mengajar dan Belajar Dalam Implementasi Kurikulum Berkarakter

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai