Syok adalah kondisi yang disebabkan oleh perfusi jaringan yang tidak memadai. Hal ini
biasanya berhubungan dengan penurunan tekanan darah arteri dan, jika tidak diobati, dapat
dengan cepat menyebabkan kegagalan sistem multiorgan.
Syok memiliki banyak penyebab, termasuk :
-
perdarahan;
kehilangan cairan akibat diare atau luka bakar
ketidakseimbangan cairan internal dari sepsis atau anafilaksis;
gangguan pada saraf otonom sebagai akibat dari obat atau kerusakan tulang belakang;
dan curah jantung tidak memadai karena infark miokard, aritmia, cacat mekanis, atau
Pengobatan Syok
Manajemen farmakologis shock memiliki tiga tujuan umum:
(1) Penyempitan pembuluh kapasitansi untuk mengurangi penyatuan vena,
(2) Pelebaran pembuluh resistensi untuk meningkatkan perfusi organ vital, dan
(3) Peningkatan kontraktilitas miokard untuk meningkatkan curah jantung.
1. Adrenergik Agonis
Adrenergik merupakan obat yang merangsang sistem saraf simpatik (juga disebut sistem
saraf adrenergik). Senyawa ini juga disebut obat simpatomimetik. Sistem saraf simpatis
merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang berasal dari daerah toraks (dada) dan
lumbar (punggung bawah) dari sumsum tulang belakang dan mengatur reaksi spontan
terhadap stres.
Obat adrenergik memiliki banyak kegunaan diantaranya untuk meningkatkan output
jantung, meningkatkan tekanan darah, dan untuk meningkatkan aliran air seni sebagai
bagian dari pengobatan syok. Adrenergics juga digunakan sebagai stimulan jantung. Obat
ini dapat diberikan kepada pasien untuk membalikkan penurunan tekanan darah yang
kadang-kadang disebabkan oleh anestesi umum. Mereka dapat digunakan untuk
menghentikan pendarahan dengan menyebabkan pembuluh darah mengerut, dan untuk
menjaga anestesi lokal di area kecil tubuh dengan menutup pembuluh darah di dekatnya
yang lain akan menyebarkan bius ke bagian lain dari tubuh.
Albuterol (Alupent, Ventolin, yang lain): diberikan melalui mulut atau sebagai
semprot hidung untuk meningkatkan pernapasan.
a. Dopamin
Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10 mcg/kg/menit, berefek serupa dengan
norepinefrin. Dopamin adalah sautu agen simphatomimetik yang sering dipakai untuk
mengobati hipotensi dalam keadaan syok yang bukan disebabkan oleh hipovolemia (syok
hipovolemik). Dopamin bisa juga dipakai untuk meningkatkan denyut jantung.
Mekanisme kerja dopamin bergantung pada dosisnya:
meningkat.
Dopamin dosis sedang (5-10 mcg/KgBB/mnt) merangsang adrenoreseptor beta
dijantung sehingga meningkatkan kontraktilitas miokard dan laju jantung, efek
inotropik dopamin relatif lebih besar dibandingkan efek kronotropiknya. Dengan
demikian obat ini menyebabkan kebutuhan O2 miokard yang sedikit meningkatkan
Efek
samping yang timbul adalah over aktivasi saraf simpatis seperti nausea, takikardia, sakit
kepala dan muntah. denyut ektopik, , sakit karena angina, palpitasi, hipotensi, vasokonstriksi,
sakit kepala, mual, muntah, dispnea.
b. Norepinefrin
Noreponefrin adalah suatu katekolamin dengan kerja vasokonstriksi yang sangat kuat. Efektif
jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan tekanan darah. Obat ini dipakai pada keadaan
syok, sering dipakai sebagai obat terakhir, pada saat obat-obat seperti dopamin dan
dobutamin gagal menghasilkan tekanan darah yang adekuat.
Pada pemberian subkutan, diserap tidak sempurna jadi sebaiknya diberikan per infus. Obat ini
merupakan obat yang terbaik karena pengaruh vasokonstriksi perifernya lebih besar dari
pengaruh terhadap jantung (palpitasi). Pemberian obat ini dihentikan bila tekanan
darah sudah normal kembali. Awasi pemberian obat ini pada wanita hamil, karena dapat
menimbulkan kontraksi otot-otot uterus.
Dosis:
Dosis : 4 mg/4cc dalam 1000 cc dextrose 5% (per infus)
Sumber: Yagiela, Dowd, Neidle Pharmacology and therapeutics for dentistry, 6th ed.
Elsevier Mosby
Farmakokinetik
Pada pemberian oral, epinefrin tidak mencapai dosis terapi karena sebagian besar
dirusak oleh enzim COMT dan MAO yang banyak terdapat pada dinding usus dan
hati. Pada penyuntikan SK, absorbsi lambat karena vasokontriksi local, dapat
dipercepat dengan memijat tempat suntikan. Absorbsi yang lebih cepat terjadi dengan
penyuntikan IM. Pada pemberian local secara inhalasi, efeknya terbatas terutama pada
saluran napas, tetapi efek sistemik dapat terjadi, terutama bila digunakan dosis besar.
d. Dobutamin
Berguna jika tekanan darah rendah yang diakibatkan oleh menurunnya cardiac output.
Dobutamin dapat menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi perifer.Dobutamin
merupakan indikasi pada keadaan syok apabila ingin didapatkan perbaikan curah jantung dan
kemampuan kerja jantung secara menyeluruh.
Dosis: 2-20 mg/kg/menit per infus. Konsentrasi dobutamin yang sering dipakai adalah 1000 mg
dicampur dalam 250 ml dekstrosa 5% dalam air
medik yang paling sering dijumpai di tempat praktek dokter gigi, di mana penderita
mengalami penurunan atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba dan bersifat sementara
akibat tidak adekuatnya cerebral blood flow. Hal ini disebabkan karena terjadinya
vasodilatasi dan bradikardi secara mendadak sehingga menimbulkan hipotensi.
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC.
(A = air way) Jalan nafas harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal.
(B = breathing) Pernafasan harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi buatan
dan pemberian oksigen 100%.
(C = circulation) Defisit volume peredaran darah pada syok hipovolemik sejati atau
hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan
pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk
mempertahankan fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi
perifer.
Referensi:
Yagiela, Dowd, Neidle Pharmacology and therapeutics for dentistry, 6th ed. Elsevier
Mosby
Dewi F, Sri Angky, Azalia A. Farmakologi kedokteran gigi. Badan penerbit
FKUI.2012
Joyce L, I Evelyn R. Hayes: Pharmacology. A nursing process approach,- Jakarta :
EGC, 1996.