Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

(PENGEMBANGAN PENGALAMAN BELAJAR)


(Ringkasan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran)
Dosen Pengampu:
Alfin Mustikawan, M.Pd
Oleh:
Kelas P.IPS B/ Kelompok 9
Ahmad Syihabuddin Asrori

(13130050)

Deni Saputro

(13130063)

Achmad Kholid Fadlullah

(13130039)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

PENGEMBANGAN PENGALAMAN BELAJAR


Pengalaman belajar (learning experiences) adalah sejumlah aktivitas siswa
yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.1
Pengalaman belajar merupakan serangkaian proses dan peristiwa yang
dialami oleh setiap individu khususnya siswa dalam ruang lingkup tertentu
(ruangan kelas) sesuai dengan metode ataupun strategi pembelajaran yang
diberikan oleh masing-masing pendidik. Untuk merancang dan mengembangkan
pengalaman belajar siswa, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. sesuaikan dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai.
2. sesuaikan dengan jenis bahan atau materi pelajaran.
3. ketersediaan sumber belajar.
4. sesuaikan dengan karakteristik siswa.
Pengembangan pengalaman belajar menuntut guru untuk kreatif dan inovatif
sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan
karakteristik belajar siswa. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam
mengembangkan pengalaman belajar siswa di antaranya adalah:
1. memberikan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
2. menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
3. memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
4. memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukan.
5. memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dan memberikan bimbingan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
6. membantu siswa dalam menarik kesimpulan.
Menurut Gagne (1991) ada delapan tipe pengalaman belajar dari pengalaman
belajar yang sederhana sampai pada pengalaman belajar yang kompleks. Antara
lain:
a. Belajar signal.
b. Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan,
c. Pengalaman belajar membentuk rangkaian.
d. Belajar asosiasi verbal.
1 DR. Wina Sanjaya, 2009, Strategi Pembelajaran Berorienasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana

e.
f.
g.
h.

Belajar membedakan atau diskriminasi.


Belajar konsep.
Belajar aturan atau hokum.
Belajar problem solving

Gagne mengidentifikasi lima jenis hasil belajar sebagai berikut:


a. Belajar keterampilan intelektual.
b. Belajar informasi verbal.
c. Balajar mengatur kegiatan intelektual,
d. Belajar sikap.
e. Belajar keterampilan motorik.
Sedangkan Pengalaman menurut piaget berlangsung dalam diri setiap
individu melalui proses konstruksi pengetahuan. Oleh sebab itu teori belajar
piaget terkenal dengan teori konstruktivistik (pengetahuan melalui pengalaman).
Menurut Piaget dalam Nasution (2008: 7), kegiatan belajar terjadi sesuai
dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta
melalui proses asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.2
Tahapan Pengalaman Belajar
Adapun Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar, antara lain:
1. Tahap Prainstruksional
Tahap ini adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat ia memulai
proses belajar dan mengajar. Tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai
PBM. Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa
terhadap bahan yang telah diterimanya, dan menumbuhkan kondisi belajar dalam
hubungannya dengan pelajaran hari ini.3
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa seperti:
a. Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.
b. Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.
2 DR. Wina Sanjaya, 2009, Strategi Pembelajaran Berorienasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana.

3 DR. Wina Sanjaya, 2009, Strategi Pembelajaran Berorienasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana.

c. Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas atau siswa tertentu tentang


bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran
yang belum dikuasainya.
e. Mengulangi kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup
semua aspek yang telah dibahas sebelumnya.
Tujuan ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa
terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam
hubungannya dengan pelajaran hari itu.

2. Tahap Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti yakni tahapan
memberikan pengalaman belajar pada siswa. Tahap instruksional akan sangat
tergantung pada strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Secara umum dapat
didefinisikan beberapa kegiatan yaitu:
a. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
b. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi.
d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaliknya diberikan contoh-contoh
konkret.
e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap
pokok materi yang sangat diperlukan.
f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.4
3. Tahap Penilaian dan Tindak Lanjut
Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap
kedua (Instruksional).
Ketiga tahap ini, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak
terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu
dan kegiataan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh
siswa secara utuh.
Pengalaman langsung akan sangat bermanfaat karena siswa mengalami
sendiri sehingga kemungkinan kesalahan prsepsi akan dapat dihindari. Namun

4 Ibid.

demikian, kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan secara


langsung sehingga diperlukan alat atau media dalam proses pembelajaran.5
Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiaatan)
termasuk penggunaan dan pemanfaatan berbagai sumberdaya atau kekuatan dalam
pembelajaran.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajara merupakan suatu
pembelajara yang harus di kerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.6

Jenis jenis Strategi Pembelajaran


Menurut Rowntree strategi pembelajaran yang dapat di gunakan dalam belajar
mengajar yaitu:
1. Strategi exsposition, strategi ini yaitu bahan pelajaran di sajikan kepada siswa
dalam bentuk jadi dan siswa dan siswa di tuntut untuk menguasai bahan
tersebut.
2. Strategi pelajar individual, strategi ini yaitu siswa secara mandiri. Kecepatan,
kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat di tentukan oleh
individu siswa yang bersangkutan. Contoh: belajar melalui modul, atau
belajar bahasa melalui kaset audio.
3. Strategi belajar kelompok, strategi ini meliputi strategi yang dilakukan oleh
siswa dalam proses belajar melalui berkumpul antar siswa dalam jumblah
yang di tentukan oleh guru, baik di bagi secara random maupun pilihan.
Prinsip-Prinsip pengunaan strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar
Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang
harus diperhatikan dalam dalam menggunakan strategi pembelajaraan. Ini karena
dalam kita menggunakan strategi pembelajaraan, bahwa tak semua strategi
5 Ibid.
6 Ibid.

pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan
dalam pembelajaran.
Killen mengemukakan bahwa guru harus mampu memilih strategi yang
dianggap cocok dengan keadaan. Oleh sebab itu guru perlu memahami prinsipprinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut;
1. Berorientasi pada Tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama, segala
aktivitas guru dan siswa mestilah diupayakan untuk mencapai suatu tujuan.
2. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar
merupakan berbuat memperoleh pengalaman tertentusesuai dengan tujuan
yang di harapkan.
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha yang dilakukan untuk mengembangkan prilaku setiap
individu siswa, walaupun kerja kelompok namun pada dasarnya yang ingin
kita capai adalah perubahan prilaku setiap siswa.
4. Integritas
Mengajar merupakan sebuah usaha untuk mengembangkan kepribadian
siswa. Belajar bukan hanya untuk mengembangkan kemampuan kognitif saja,
akan tetapi juga meliputi aspek afektif dan juga apek psikomotorik.
Penggunaan Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Penggunaan metode pembelajaran ini dapat diartikan sebagai cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atu penjelaan langsung
kepada sekelompok siswa.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
mempraktekan dan mempertujukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnyaatau hanya sekedar tiruan.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
4. Metode Simulasi

Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman


belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,
prinsip, atau ketrampilan tertentu.7

7 http://www.setyonug.web.id/2011/01/pengembangan-pengalaman-belajar.html.

Daftar Rujukan
DR. Wina Sanjaya, 2009, Strategi Pembelajaran Berorienasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana.
http://www.setyonug.web.id/2011/01/pengembangan-pengalaman-belajar.html.

Anda mungkin juga menyukai