Disusun Oleh:
Widha Widyaningrum
Dewi Lestari
Hafid Ilham M.
Lukman Satrio P.
M. Mabrur M.
Arief Mustofa
Afrianti P.
Agustinho M.
Hamzah
2012
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan HidayahNya yang telah diberikan kepada kelompok sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
dengan judul MACAM-MACAM CAIRAN ASAM AMINO.
Tugas ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan serta arahan baik secara moriil maupun materiil. Untuk itu
kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Bu Zuanta Pengestuti, S.Si, Apt selaku dosen pengampuh Mata kuliah Sistem
Pencernaan 2.
2. Seluruh teman-teman dari semester IV prodi S1-Keperawatan Stikes Husada
Jombang.
Dari pembuatan tugas ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
dengan hal tersebut sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyusunan
makalah selanjutnya yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..
Kata Pengantar .
ii
Daftar Isi ..
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan ..
BAB II PEMBAHASAN .
a) Aminoleban ..
b) Kidmin
c) Aminofluid .
15
A. Kesimpulan
15
B. Saran ..
16
DAFTAR PUSTAKA .
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia.
Kebutuhan cairan dan erektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia
seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa.
Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang
relatif luas dan persentase air tubuh lebih tinggi di bandingkan dengan orang dewasa.
Kebutuhan cairan sangat di butuhkan tubuh dalam mengangkut zat makanan kedalam
sel,sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan nonelektrolit,memelihara suhu tubuh,
mempermudah eliminasi, dan membantu pencernaan. di samping kebutuhan cairan
elektrolit (natrium, kalium, kalsium,klorida,dan posfat) sangat penting untuk menjaga
keseimbangan asam basa, konduksi saraf, kontraksi mukular dan osmolalitas.
Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi sistem
organ tubuh terutama gonjal. Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam
keadaan seimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan. Prosedur
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat di
lakukan melalui pemberian cairan per oral atau intra vena.
Pemasangan infus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
dengan cara memasukkan cairan melalui intra vena (pembuluh balik) melalui transkutan
dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di
sambungkan.
Dan yang di maksud dengan pemberian cairan intravena adalah memasukan cairan
atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu
dengan menggunakan infus set (potter,2005). Tindakan infus biasa diberikan pada klien
dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai program
pengobatan, serta klien yang sistem pencernaannya terganggu, serta untuk menggantikan
kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asam amino?
2. Sebutkan macam-macam cairan asam amino yang diberikan secara IV?
3. Jelaskan indikasi, kontraindikasi, perhatian, dosis, dan efek samping dari masingmasing cairan tersebut?
C. Tujuan Penulisan.
Untuk memberikan informasi serta menjelaskan tentang macam-macam cairan asam
amino beserta informasi indikasi, kontraindikasi, perhatian, dosis, dan efek samping dari
masing-masing cairan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. INFUS PROTEIN
Protein merupakan makromolekul yang pada hidrolisa hanya menghasilkan asam
amino. Sel hidup menghasilkan berbagai macam makromolekul (protein, asam nukleat
dan polisakarida) yang berfungsi sebagai komponen struktural, biokatalisator, hormon,
reseptor dan sebagai tempat penyimpanan informasi genetik. Makromolekul ini
merupakan biopolimer yang dibentuk dari unit monomer atau bahan pembangun.
Asam amino dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Asam amino essensial yaitu asam amino yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak
dapat disintesis dalam tubuh sehingga harus diperoleh dari luar. Contoh : Arginin,
histidin, isoleusin, lisin, metionin, fenil alanin, treonin, triptofan, dan valin.
2. Asam amino non essensial yaitu asam amino yang dapat disintesa didalam tubuh.
Contoh: Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamate, glutamin,
glisin, prolin, hidroksiprolin, serin, dan tirosin
Arginin mempunyai fungsi yang sama seperti asam amino, yaitu meningkatkan
stimulan hormon pertumbuhan, prolaktin, dan glukosa darah. Arginin dapat menambah
konsentrasi glukosa darah. Efek ini dapat langsung berpengaruh dari hati menjadi asam
amino yang berkualitas.
Dosis asam amino dianjurkan 1,5-2 g/kgBB/hari diberikan setelah kebutuhan kalori
dicukupi dengan karbohidrat (KH). Untuk orang Indonesia dibatasi 1g/kgBB/hari,untuk
NPE protein tak boleh lebih dari 1 gram /kgBB/hari. Dengan catatan setiap pemberian 1
gram nitrogen harus diberikan minimal 200 kcal (perbandingan nitrogen : KH = 1: 200)
Untuk mencegah pemakaian protein sebagai sumber energi, (glukoneogenesis),
perbandingan ini disebut C/N Ratio dalam keadaan normal C/N Ratio adalah 150 250,
dalam kondisi stress diperlukan nitrogen lebih banyak C/N Ratio 80-125 dengan catatan 1
gram nitrogen setara dengan 6,25 g asam amino atau protein.
Protein 50 gram per hari memerlukan 1200 kcal atau 300 gram glukose. Ingat
walaupun 1 gram asam amino dapat memberi 4 kalori tetapi kalori dari asam amino tak
boleh diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan kalori dimana asam amino diharapkan
untuk regenerasi cell, sintese protein dan enzim vital.Sekali lagi jangan memberi asam
amino bila kebutuhan kalori belum dicukupi.
Dalam memilih komposisi asam amino untuk formula perenteral harus diperhatikan:
Penderita tanpa kelainan ginjal dan hepar berikan yang berisi asam amino essensial
dan non essensial yang seimbang. Penderita dengan kelainan fungsi hepar berikan
banyak asam amino rantai bercabang (isoleucine, leucine, valine) dimana terjadi
penurunan asam amino rantai bercabang (BCAA)
rendah methionine,
kelainan
ginjal
berikan
asam
amino
essensial
tanpa
mengandung
kalori
dari
KH
glukose,dextrose,sorbitol
atau
xylitol)
dari
Untuk
pemberian
nutrisi
1 gram KH memberikan
perinfus
haruslah
didasarkan
pada
perhitungan
4 kalori
1 gram protein
4 kalori
1 gram lemak
9 kalori
1 gram alkohol
7 kalori.
AMINOLEBAN INJECTION
Terapi Utama secara cepat dan persisten untuk Memperbaiki semua derajat ensefalopati
hepatic.
Komposisi :
Setiap 1000 mL Aminoleban Infus, mengandung :
Asam Amino : 7,99 %
Asam Amino Rantai Cabang : 35,5 %
Arginin : 7,3 g
Rasio Fischer : 37,05
Rasio E/N : 1,09
Total Nitrogen : 12,2 g/L
Kontra Indikasi :
Pasien dengan gangguan ginjal berat (jumlah cairan yang cenderung
berlebih dan kondisi pasien bisa memburuk. Urea dan metabolit asam amino
lain bisa bertahan, yang mana bisa memperburuk kondisi klinis pasien).
Pasien dengan metabolisme asam amino yang abnormal (karena asam
amino yang diberikan tidak dimetabolisme dengan adekuat, kondisi klinis
pasien bisa menjadi buruk).
Perhatian :
Hati-hati diberikan pada : Pasien dengan asidosis berat, pasien dengan gagal
jantung kongestif.
Penggunaan untuk Anak : Belum ada pengalaman pemberian Aminoleban
Infus pada anak-anak.
Efek Samping :
Kemerahan pada kulit atau reaksi hipersensitif yang lain jarang dilaporkan dan
b) KIDMIN
KIDMIN
KIDMIN adalah larutan infus asam amino 7.2%, yang mengandung sejumlah
besar BCAA (Asam amino rantai cabang) yaitu leucine, isoleucine dan valine yang
dapat menghambat pemecahan protein otot dan meningkatkan sintesa protein otot.
Kidmin juga mengandung beberapa asam amino nonesensial kecuali glisin, untuk
memenuhi Kebutuhan yang meningkat pada gangguan ginjal. Rasio asam amino
esensial dan nonesensial adalah 2,6 dan pada tiap 100 ml larutan mengandung
1gram nitrogen sehingga memudahkan dalam menghitung nitrogen pada pemberian
tiap dosisnya.
Komposisi per 1000 ml :
Total asam amino : 72.05 g
Asam amino esensial (E): 52.05 g
Asam amino non esensial (N) : 20 g
Rasio E / N : 2.6
Asam amino rantai cabang (BCAA) : 45.8 % (w/w)
Total nitrogen : 10 g Na+ : 2 mEq
Acetate : 46 mEq
Indikasi :
KIDMIN diindikasikan untuk memberikan asam amino pada pasien gangguan
ginjal baik akut maupun kronik yang mengalami Hipoproteinemia, malnutrisi, dan
sebelum dansesudah operasi.
Dosis dan pemberian :
c) AMINOFLUID 1000ML
Komposisi:
Per Liter Glucse 75 gram, total free aminoacids 30 gram, total nitrogen 4.7 gram,
essential/non-essentialamino acids 1.44 gram, branched-chain amino acids 30%
w/w. Energi : 420 kkal.
Indikasi
Suplai asam amino, elektrolit dan air sebelum dan sesudah operasi, pada individu
dengan hipoproteinemia atau manutrisi ringan karena kuragnya asupan oral.
Kontra indikasi:
Koma hepatik atau resiko koma hepatik, gangguan ginjal berat atau azotemia, gagal
jantung kongestif, asidosis berat, metabolisme elektrolit yang abnormal,
iperkalemia, hiperfosfatemia, hipermagnesemia, hiperkalsemia, penurunan jumlah
pengeluaran urin meabolisme asam amino abnormal.
Perhatian:
Gangguan hati dan ginjal, disfungsi Kardio Vaskular, asidosis, Diabetes MEllitus.
Hamil dan laktasi.
Lanjut usia dan anak-anak.
Efek samping
Raum kulit, nyeri dada, palpiasi edema serebral, pulmoner dan perifer,
hiperkalemia, asidosis, intoksikasi air, nyeri vaskuler, flebitis, menggigil, demam,
rasa hangat, da sakit kepala.
Kemasan
Larutan 1000 mL x 1
Dosis
dewasa :
Dosis Lazim : 500 mL secara infus melalui vena perifer. Maksimal 2500 mL per
hari.
Kecepatan infus 500 mL per 120 menit, diberikan secara lambat pada pasien usia
lanjut dan yang mengalami sakit kritis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh
manusia. Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan
seimbang maka pemasukan harus cukup sesuai dengan kebutuhan. Prosedur
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam pelayanan keperawatan dapat di
lakukan melalui pemberian cairan per oral atau intra vena.
Dan yang di maksud dengan pemberian cairan intravena adalah memasukan
cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu
tertentu dengan menggunakan infus set (potter,2005). Tindakan infus biasa diberikan
pada klien dengan dehidrasi, sebelum transfusi darah,pra dan pasca bedah sesuai
program pengobatan, serta klien yang sistem pencernaannya terganggu, serta untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Dosis asam amino dianjurkan 1,5-2 g/kgBB/hari diberikan setelah kebutuhan
kalori dicukupi dengan karbohidrat (KH). Untuk orang Indonesia dibatasi
1g/kgBB/hari,untuk NPE protein tak boleh lebih dari 1 gram /kgBB/hari. Dengan
catatan setiap pemberian 1 gram nitrogen harus diberikan minimal 200 kcal
(perbandingan nitrogen : KH = 1: 200) Untuk mencegah pemakaian protein sebagai
sumber energi, (glukoneogenesis),
Aminoleban injection adalah terapi utama secara cepat dan persisten untuk
memperbaiki semua derajat ensefalopati hepatic. KIDMIN adalah larutan infus asam
amino 7.2%, yang mengandung sejumlah besar BCAA (Asam amino rantai cabang)
yaitu leucine, isoleucine dan valine yang dapat menghambat pemecahan protein otot
dan meningkatkan sintesa protein otot. Kidmin juga mengandung beberapa asam
amino nonesensial kecuali glisin, untuk memenuhi Kebutuhan yang meningkat pada
gangguan ginjal. Aminofluid di indikasikan kepada memberikan suplai asam amino,
elektrolit dan air sebelum dan sesudah operasi, pada individu dengan hipoproteinemia
atau manutrisi ringan karena kuragnya asupan oral.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan, kita harus lebih hati-hati dalam memberikan terapi
cairan kepada pasien. Kita harus memberikan terapi cairan sesuai dengan kondisi
pasiean dengan cara melihat kebutuhan pasien tersebut,
DAFTAR PUSTAKA
http://apotik.medicastore.com/index.php?
mod=obat&id=11615&name=AMINOFLUID+1000+ML diakses pada tanggal 25
November 2012
http://indoanesthesia.wordpress.com/2012/07/04/terapi-cairan-dan-nutrisi/ diakses
pada tanggal 25 November 2012