Mangilang
Proses pengolahan sederhana/Tradisional ( mangilang )
Tebu yang suhah dipanen kemudian diperas dengaan mengunakan alat/mesin.Sekarang kita
bahas tentang cara pengolahan dengan alat menggunakan Mekanisme Tradisional yang bisa
disebut dengan KILANGAN.
kan ke wadah (ember besar) yang di benam dalam tanah. Jangan terlalu dalam,cukup sampai
mulut wadah tersebut sejajar dengan permukaan tanah/lebih rengah dari kilangan. Setelah
semuanya selesai kita tinggal melakukan penggilingan. Proses selanjutnya adalah memasak
Air tebu yang telah di peras.
Memasak Air Tebu
Sebelum kita membahas proses pemasakan Air Tebu, ada baiknya jika kita mengenal dulu
alat-alat yang akan dipakai dalam prosesnya, yaitu
dengan usia pondok itu sendiri. Fungsinya untuk mencetak adonan air tebu yang telah
dimasak menjadi gula. Sayak juga berfungsi sebagai media untuk mendinginkan gula tebu
sebelum proses pengepakan.
* Sendok Besar ( Sanduak ), berbentuk sendok dengan ukuran besar dengan gagang dari
bambu dan tempurung kelapa besar yang dilubangi terletak diujung gagang. Fungsinya
sebagai pengaduk air tebu yang dimasak di kedua kuali besar. sementara untuk kuali kecil
digunakan sebuah sanduak yang ber ukuran lebih kecil, dan pada ujung sanduak ini
tempurung kelapa yang dipasang berukuran kecil namun sedikit melebar.
*Daun Tebu, ini sedikit aneh jika penulis memasukan daun tebu sebagai salah satu alat dalm
proses pemasakan, namun memang dalam pelaksanannya, daun tebu juga difungsikan sebagai
pembuang busa yang keluar disaat air tebu mendidih. Cara penggunaan daun tebu tersebut
cukup unik, pertama daun tebu dilengkungkan dan salah satu sisi daun di gesekkan dan
ditarik diatas permukaan air tebu, selanjutnya busa yang telah terkumpul di daun tebu ditarik
keluar dan dibuang ke wadah khusus.
*Gentong ( Tabuang ), terbuat dari bambu seukuran tiga ruas ( sekitar 1,5 m ) dan setiap
ruasnya telah dibolongi. Berfungsi untuk menampung busa yang dibuang saat air tebu
mendidih.
Setelah kita mengenal alat2 yang akan dipakai dalam proses pemasakan air tebu, selanjutnya
kita masuk ke prosesnya itu sendiri.
Sebenarnya disaat tebu masih diperas di Kilangan, api tungku sudah dinyalakan agar disaat
air perasan tebu dimasukan ke kancah api sudah cukup besar. Air tebu yang telah dimasukan
ke kancah akan dimasak kurang lebih 1 jam atau hingga mendidih, dalam proses mendidih
itulah kita harus membuang busa seperti yang telah dibahas diatas. Selama proses memasak
ini air tebu harus selalu diaduk menggunakan Sanduak dengan tujuan agar disaat mendidih
air tebu tidak tumpah. Barulah selanjutnya air tebu mendidih dan telah bersih tersebut
dipindahkan ke kancah ke dua dengan menggunakan Sanduak., dan kancah yang telah kosong
didisi kembali dengan air tebu.
Di kancah ke dua ini air tebu akan dimasak hingga mengental dan berwarna kemerahan,
disini pengadukan benar 2 tidak boleh dihentikan karena air tebu akan mengental dengan
tidak merata jika tidak diaduk secara terus menerus. Untuk dapat dipindahkan ke kuali pra
pencetakan, maka kadar air di adonan gula tebu tersisa kurang lebih 5 10 %.
Dalam keadaan adonan gula tebu yang belum kental sepenuhnya ( kadar air 5-10%) adonan
dipindahkan ke kancah terakhir. Dikancah ini diberikan pengapian kecil yang bertujuan untuk
menjaga agar adonan tidak mengeras.Proses pencetakan akan dapat dilakukan disaat kadar air
di adonan berkisar sekitar 2-3 %.
Pencetakan adonan gula tebu diawali dengan mengambil adonan menggunakan sanduak kecil
dan dimasukan ke sayak yang sebelumnya telah dibasahkan, hal ini bertujuan agar disaat gula
tebu keras mudah dilepaskan dari cetakannya. Proses pencetakan merupakan proses terakhir
dari proses pembuatan gula tebu. Dan selanjutnya gula tebu yang telah keras dikeluarkan dari
sayak dan biasanya akan di packing menggunakan kardus atau karung.
Biasanya Gula tebu atau yang lebih familiar di masyarakat Pandai Sikek disebut dengan
SAKA akan dipacking dengan dua buah saka yang ditempel pd sisi datarnya, sehingga akan
membentuk piring terbang.
Proses packing gula tebu agak sedikit unik, karena di setiap lapisan susunan gula tebu harus
selalu di batasi dengan Karisiak ( daun pisang kering ), hal ini bertujuan supaya gula tebu
tidak lengket satu sama lain.
Barulah gula tebu siap untuk dipasarkan, yang biasanya akan dibawa kepasar 2 tradisional
disekitar Pandai Sikek seperti Pasar Koto Baru, Pasar Panyalayan dan Pasar Padang Panjang.
Dari pasar2 tersebut lah para agen 2 akan mendistribusikan gula tebu ke luar daerah.
http://psikek.wordpress.com/ekonomi/pengolahan-tebu/