Anda di halaman 1dari 10

RMK KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN KE 1

Oleh :

Nama

: Ibratul Ulfa

Nim

: 1306305166

No Absen

Program Reguler
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2015

1. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke
dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbedabeda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya.
Beberapa definisi tentang kewirausahaan sebagai berikut :

Menurut Arif F. Hadipranata, Wirausaha adalah sosok pengambil risiko yang diperlukan
untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan financial ataupun non
uang.
Thomas W Zimmerer, Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian
untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang
dihadapi orang setiap hari.

Israel Kirzner (1979), Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses
mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu.

Raymond, (1995), Wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu
mewujudkanya untuk meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungan.

2. Pentingnya Kewirausahaan
Kewirausahaan itu sendiri berarti usaha dimana seseorang memiliki kemampuan berfikir
yang kreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Banyak orang baik
pengusaha maupun bukan pengusaha yang meraih kesuksesan berkat adanya kemampuan
berfikir yang inovatif dan kreatif. Biasanya kemampun berfikir yang inovatif dan kreatif itu akan
memunculkan ide-ide yang baru dan berbeda.
Proses kreatif dan inovatif hanya terdapat pada orang-orang yang berkepribadian kreatif dan
inovatif, yaitu mereka yang memiliki jiwa berwirausaha yang bercirikan; percaya diri, berani,
penuh keyakinan, optimis, disiplin dan bertanggungjawab. Dalam berwirausaha perlu dibutuhkan
jiwa dan semangat dalam pelaksanaannya. Meskipun terdapat orang yang memiliki daya berfikir
yang inovatif dan kreatif namun mereka tidak memiliki mental seorang wirausaha, maka potensi
yang dimilikinya akan sia-sia saja. Aktivitas berwirausaha tentu didalamnya terdapat rintangan,
tantangan, dan halangan yang harus dihadapi dengan mental dan jiwa wirausaha

Seorang wirausaha dituntut mampu mengoptimalisasi setiap keadaan sekitarnya menjadi


peluang dalam mencapai keuntungan. Dalam setiap tantangan pasti terdapat resiko didalamnya,
resiko tersebut berupa kemungkinan berhasil dan kemungkinan gagal. Oleh sebab itu, seorang
wirausaha harus berani mengambil resiko dan lebih menyukai tantangan. Ide kreatif dan inovasi
Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sumber Daya
Alam yang melimpah ruah di tanah air ini mampu dijadikan sebagai tempat yang ideal untuk
berwirausaha. Tidak dapat dipungkiri bahawa dimasa yang akan datang Indonesia akan mampu
meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya dengan melakukan kegiatan
wirausaha dalam berbagai sektor mikro maupun makro seiring dengan mulai meratanya
pendidikan di Indonesia dan akses-akses lainnya yang mendukung kesadaran masayarakat dalam
berwirausaha. Dalam mencapai itu semua terdapat beberapa hambatan yang masih menjadi
permasalahan yaitu banyak masyarakat yang awam tentang berwirausaha, mereka cenderung
tidak berani untuk membuka suatu usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Menurut pengamatan penulis, permasalahan tersebut secara bertahap akan dapat diselesaikan jika
pemerintah secara konsisten berusaha untuk memeratakan akses-akses masyarakata yang bersifat
layanan publik.
Indonesia masih menjadi negera berkembang ditandai dengan kondisi masyarakat yang
memiliki pendapatan perkapita rendah, kebanyakan penduduknya miskin, tekonologi banyak
yang belum menjamah ke pelosok-pelosok serta masih banyaknya pengangguran. Melihat situasi
itu sangatlah memprihatinkan. Pendapatan masyarakat yang rendah dan tingkat populasi yang
tinggi menjadi suatu permasalahan yang harus diatasi oleh pemerintah negara sekarang. Maka
dari itu, kewirausahaan sangat diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dengan adanya kewirausahaan masyarakat dapat mempunyai kemampuan untuk
menciptakan produk-produk baru yang berinovasi dan dapat menyampaikan ide dan kreasinya,
sehingga banyak pengangguran yang diserap karena bermunculannya lapangan pekerjaan yang
disediakan. Jika telah banyak pengangguran yang diserap, maka secara otomatis pendapatan
masyarakat akan meningkat pula. Selain dapat mengurangi pengangguran kewirausahaan juga
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tanah air.
Indonesia perlahan-lahan mulai berbenah diri dari berbagai sektor kehidupan. Kemunculan
usahawan-usahawan tanah air bisa menjadi titik awal pergerakan ekonomi Indonesia kearah yang
lebih baik. Pola pikir masyarkat tentang berwirausaha sedikit demi sedikit mulai tumbuh.
Lapangan pekerjaan yang muncul tentu akan menyerap tenaga kerja. Indonesia merupakan
negara yang populasi masyarakatnya tinggi. Kewirausahaan yang berada di sektor padat karyalah
yang dibutuhkan di Indonesia agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat dan dapat
mengurangi tingkat pengangguran serta mampu menaikkan tingkat pertumbuhan dan
kesejahteraan ekonomi di Indonesia.

3. Jenis-Jenis Wirausaha
Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961)
1. Innovating Entrepreneurship, Bereksperimentasi secara agresif,trampil mempraktekkan
transformasi- transformasi atraktif.
2. Imitative Entrepreneurship, Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating
Entrepreneur
3. Fabian Entrepreneurship, Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi
yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak
melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang
bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship, Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluangpeluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal
tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di banyak
Negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai
Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers
(pemburu rente). (Winardi, 1977).
4. Pergeseran Paradigma Dari Job Seekers Ke Job Creators
Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi bertujuan untuk membentuk manusia
secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan
sebagai wirausaha. Pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan
kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa secara bersama-sama
dalam komunitas pendidikan sehingga diharapkan akan menciptakan mindset sebagai seorang
pencipta kerja (job creator). Berikut ini adalah strategi mengubah paradigma dari Job Seeker
menjadi Job creator:

Keluarga Membangun Kultur berwirausaha


Kultur (budaya) berwirausaha suatu keluarga atau suku atau golongan bahkan
bangsa sangat berpengaruh terhadap kemunculan wirausaha-wirausaha baru yang
tangguh. Kultur berwirausaha tidak dapat ditanamkan dalam sekejap. Memerlukan waktu

cukup banyak untuk membangun kultur kewirausahaan

Setiap keluarga harus

menanamkan jiwa wirausaha sejak dini dalam diri anak-anak mereka.


Kultur beberapa suku di Indonesia memang mengagungkan profesi wirausaha
sehingga banyak wirausaha tangguh yang berasal dari suku tersebut. Namun secara
umum kultur masyarakat Indonesia masih mengagungkan profesi yang relatif tanpa
resiko misalnya menjadi pegawai negeri, bekerja di perusahaan besar. Pilihan lebih
banyak berada para kuadran kanan (Employee. Lihat. Robert Kiyosaki).

Penciptaan Iklim Usaha


Era krisis moneter yang melanda Indonesia awal tahun 1997 menyebabkan
banyak industri besar tumbang, usaha skala kecil sulit tumbuh. Hal ini membuat
pemerintah Indonesia kebingungan mengatasinya dikarenakan berkaitan dengan
timpangnya struktur usaha (industri) yang terlalu memihak pada industri besar.
Peran pemerintah ini juga bukan pada pemberian modal, tetapi lebih pada
membina kemampuan industri kecil dan membuat suatu kondisi yang mendorong
kemampuan industri kecil dalam mengakses modal, (Pardede, 2000). Atau dengan kata
lain, pemerintah harus membina kemampuan industri kecil dalam menghitung modal
optimum yang diperlukan, kemampuan menyusun suatu proposal pendanaan ke lembagalembaga pemberi modal, serta mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang lebih
memihak industri kecil dalam pemberian kredit.

Pembenahan Dunia Pendidikan


Pola pikir para sarjana yang umumnya masih berorientasi untuk menjadi
karyawan harus diubah. Oleh Karena itu peran lembaga pendidikan sebagai pusat
inkubasi pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, perlu di tata kembali. Struktur
kurikulum kita yang cenderung menghasil lulusan yang siap pakai bukan lulusan yang
siap menghasilkan.

Optimalisasi Balai Pelatihan Kewirusahaan

Mengoptimalkan balai latihan kerja (BLK). Dengan pengoptimalan BLK maka,


kekurangan daya serap perguruan tinggi bisa diantisipasi. Disebutkannya, saat ini BLK
belum begitu termanfaatkan untuk mengatasi pengangguran. Begitu pula dengan BLKBLK, banyak yang belum berkembang dengan baik terutama dalam penyerapan para
lulusan untuk masuk ke dunia kerja. Saat ini, yang saya lihat belum ada perhatian
pemerintah untuk pembenahan kearah itu,

Peningkatan akses modal


Pemerintah melalui lembaga perbankan dan keuangan diminta membuka akses
modal bagi calon wirausaha, karena selama ini mereka masih kesulitan mendapatkannya
untuk meningkatkan taraf hidup.

Pendampingan calon wirausaha


Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah pendampingan yang dilakukan oleh
lembaga swadaya masyarakat, perbankan, konsultan, dan stakeholder lainnya sehingga
memberikan kemudahan serta pencerahan bagi para calon wirausaha. Seringkali
lemahnya pendampingan mengakibatkan modal usaha yang telah dibagikan kepada calon
wirausaha, tidak terpakai dengan baik. Para calon wirausaha lebih sering melakukan
konsumsi terhadap modal yang diberikan. Akibatnya, modal mereka terpakai habis
sedangkan usaha belum dapat berjalan dengan baik.

5. Proses Terciptanya Wirausaha


Beberapa teori yang berusaha menerangkan proses terbentuknya wirausaha diantaranya:

Teori Life Path Change

Tidak semua entrepreneur lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan
terencana dengan baik. Banyak entrepreneur lahir tidak mengikuti proses yang direncanakan. Hal
ini karena disebabkan beberapa hal:
a. Negative displacement

Seseorang bisa saja menjadi entrepreneur karena dia berada pada tempat yang tidak
kondusif. Misalnya saja karena tertekan, merasa terhina, mengalami kebosanan selama bekerja,
dipaksa ataupun terpaksa pindah dari daerah asal. Kondisi inilah yang membuat seseorang
terpaksa harus keluar dari kebiasaan rutin yang dia sendiri tidak merasa nyaman dengan kondisi
itu. Sementara di sisi lain upaya untuk menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarga harus
dipertahankan. Oleh karenanya menjadi entrepreneur dalam situasi seperti ini adalah pilihan
terbaik bagi dirinya.
b. Being between things
Ada orang yang merasa berada pada dua dunia yang berbeda (being between things).
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaraan, orang yang baru keluar dari penjara, sering kali
mereka merasa berada pada dua dunia yang berbeda. Apapun perasaannya, yang pasti mereka
tetap harus berjuang menjaga kelangsungan hidupnya. Dan biasanya beranjak darisinilah pilihan
harus dibuat. Pilihan menjadi entrepreneur muncul karena menjadi entrepreneur mereka dapat
bekerja dengan mengandalkan diri mereka sendiri.
c. Having positif pull
Seseorang dapat menjadi entrepreneur karena mendapat dukungan positif dari mitra
kerja, investor, pelanggan, maupun relasi lain. Dukungan positif ini akan memudahkan mereka
mengantisipasi peluang usaha. Slain itu dukungan positif juga akan menciptakan rasa aman dari
berbagai resiko yang akan dihadapi dikemudian hari.

Teori Goal Direct Behavior

Teori ini menggambarkan bahwa seseorang menjadi entrepreneur untuk mencapai tujuan
tertentu. Tujuannya tidak lain adalah memperbaiki kelangsungan hidup dirinya dan keluarganya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, seseorang termotivasi dan mengarahkan tingkah lakunya secara
persisten untuk mencapai tujuan. Diawali dengan adanya dorongan need, kemudian goal direct
behavior, hingga tercapainya tujuan. Dorongan need (kebutuhan) muncul dari berbagai macam
mulai dari kebutuhan dasar sampai kepada kebutuhan untuk berprestasi. Bisa juga dorongan need
ini muncul dari adanya defisit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang
bersangkutan (entrepreneur).

Teori Pengambilan Keputusan

Sebelum mengambil keputusan terjun ke dalam dunia wirausaha, seseorang terlebih


dahulu melakukan pertimbangan-pertimbangan. Pengambilan keputusan tersebut tidaklah selalu
mudah, bahkan dapat menimbulkan konflik dengan dirinya sendiri bahkan dengan orang lain.
Pengambilan keputusan adalah suatu proses berfikir dan bertindak yang bermuara pada
pemilihan perilaku tertentu sesuai dengan keputusan yang diambil. Jika seseorang mengambil
keputusan menjadi wirausaha maka dia akan menyelaraskan tindakan dengan hasil
keputusannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan:


a. Faktor yang berasal dari situasi lingkungan keputusan itu sendiri (decision environment).
Jika seseorang cukup mengenal keadaan sekarang (initial state), tujuan-tujuan yang akan
datang yang akan dicapai (desire state) dan transformasi yang dibutuhkan untuk mencapai
keadaan yang diinginkan, maka seseorang tersebut dihadapkan kepada lingkungan keputusan
yang berstruktur baik (well structured). Tetapi jika seseorang tidak mempunyai pemahaman
konprehensif, maka dia dihadapkan kepada lingkungan keputusan berstruktur buruk (ill
structured).
b. Faktor yang berasal dari dalam diri pengambil keputusan.
Ada empat atribut psiokologis yang mempengaruhi strategi-strategi keputusan:

Kemampuan perseptual

Kemampuan informasi

Kecenderungan untuk mengambil resiko

Tingkat aspirasi.

Teori Outcome Expectacy

Outcome expectacy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konsekuensi yang
diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu. Dari pengertian di atas Outcome
expectacy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yang akan diperoleh jika
ia melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan.

Jenis Outcome Expectacy

a. Insentif Primer
Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti makan,
minum, dan kontak fisik lainnya.
b. Insentif Sensoris
Beberapa kegiatan manusia ditujukan untuk memperolah umpan balik sensoris yang
terdapat di lingkungannya.
c. Insentif Sosial

Manusia melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari


lingkungan sosialnya. Penerimaan atau penolakan dari sebuah lingkungan sosial akan lebih
berfungsi secara efektif sebagai imbalan atau hukuman dari pada reaksi yang berasal dari satu
individu.
d. Insentif yang berupa token ekonomi
Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi
seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjangan dan lainnya.
e. Insentif status dan pengaruh
Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan status
kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosialnya memberikan
kesmpatan kepadanya untuk mengontrol perilaku orang lain baik melalui simbol atau secara
nyata.
f. Insentif standar internal
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari pekerjaannya.
Insentif bukan berasal dari luar diri, tetapi berasal dari dalam diri seseorang. Reaksi diri yang
berupa rasa puas dan senang merupakan salah satu bentuk imbalan internal yang ingin diperoleh
seseorang dari pekerjaannya.

DAFTAR PUSTAKA

http://wirausahasmk.blogspot.com/2011/02/jenis-jenis-wirausaha.html
http://lifeskill.staff.ub.ac.id/2013/10/01/pengertian-dan-definisi-wirausaha-menurut-paraahli-2/
http://www.ambon.go.id/dinas-koperasi-dan-ukm-gelar-diklat-kewirausahaan/

Anda mungkin juga menyukai