Anda di halaman 1dari 2

Nama: Maria . M.S.

Kreey
Nim: 130221100114
Jurusan : Akuntansi C
Semester : 2

Hukum Menimbun dan monopoli dalam Islam


Menimbung atau dalam istilah syara adalah ihtikar, yakni tindakan menyimpan
harta, manfaat, atau jasa dan enggan menjual dan memberikannya kepada orang
lain, yang mengakibatkan melonjaknya harga secara drastis.
Ini disebabkan persediaan terbatas atau stok barang hilang sama sekali dari
pasar. Sedangkan masyarakat, negara, ataupun hewan memerlukan produk,
manfaat, atau jasa tersebut.
Ihtikar adalah membeli barang pada saat lapang lalu menimbunnya supaya
barang tersebut langka di pasaran dan harganya menjadi naik.
Kesimpulan ihtikar adalah :
1. Dilihat dari kebutuhan manusia kepada barang tersebut dengan tujuan
menaikkan harga terhadap kaum muslimin.
2. Penimbun barang yang berdosa adalah orang yang keluar masuk pasar
untuk memborong kebutuhan pokok kaum muslimin dengan cara monopoli
dan menimbunnya.
Yang tidak termasuk ihtikar adalah :
1. Menyimpan bahan pokok yang melimpah melebihi kebutuhan masyarakat.
Khususnya pada saat panen, untuk kemudian dijual kembali kepada
masyarakat.
2. Orang yang mendatangkan (impor) barang, lalu menjualnya dengan
menunggu harga naik.
Monopoli atau ihtikar artinya menimbun barang agar yang beredar di
masyarakat berkurang, lalu harganya naik. Yang menimbun memperoleh
keuntungan besar, sedang masyarakat dirugikan(1). Menurut Adimarwan
Monopoli secara harfiah berarti di pasar hanya ada satu penjual(2).

Berdasarkan hadist
Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan
atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu
kelompok pelaku usaha.

Anda mungkin juga menyukai