Anda di halaman 1dari 12

Konsep manusia menurut Freud perilaku manusia hasil interaksi dari tiga

subsistem; id, ego, dan superego.


Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis
manusiapusat instink (hawa nafsu). Ada dua instink dominant; 1. libido
instink reproduktif (instink kehidupan) yang menyediakan energi dasar untuk
kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif (segala yang bentuknya
mendatangkan; kasih ibu, pemujaan pada tuhan, dan cinta diri (narcissism)
kenikmatan, 2. thanatosinstink destruktif dan agresif (instink kematian). Jadi id
adalah tabiat hewani manusia.
Ego berfungsi menjembatani tuntunan id dengan realitas di dunia luar. Ego
adalah mediator antara hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistic.
Superego adalah hati nurani (conscience) yang merupakan internalisasi dari
norma-norma social dan cultural masyarakatnya.
Jadi manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id), psikologis
(ego), dan social (superego); atau unsure animal, rasional, dan moral.
Seorang filosof Barat yang pertama kali menelaah masyarakat secara sistematis adalah Plato (429347 S.M.). Plato menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya merupakan refleksi dari manusia
perorangan. Suatu masyarakat akan mengalami kegoncangan, sebagaimana halnya manusia
perorangan yang terganggu jiwanya yang terdiri dari tiga unsur yaitu nafsu, semangat, dan
intelegensia. Intelegensia merupakan unsur pengendali, sehingga suatu negara seyogyanya juga
merupakan refleksi dari ketiga unsur yang berimbang.

PENCIPTAAN MANUSIA:
dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dari segumpal daging itu
Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah,
Pencipta Yang Paling Baik (Q.S. Al-Muminun 12-14)

Sammy Joe, dalam akte kelahirannya tertulis Samijo, mengenakan kemejanya (buatan Italia),
celana jinsnya (buatan Meksiko), dan dasinya (buatan Singapura). Ia orang Jawa tulen (asal
Purwokerto) lulusan perguruan tinggi ternama di Bandung (yang banyak mahasiswa Sundanya)
dan Royal Melbourne Institute of Technology (Australia). Ia lalu menelepon seorang sejawat
kantornya (orang Filipina) dengan HP-nya (buatan Finlandia) untuk memastikan pukul berapa ia
akan menerima tamu asing (asal Afrika Selatan) di biro iklan tempat mereka bekerja
(perusahaan patungan dengan Amerika). Kemudian ia akan menjamunya makan siang di
sebuah restoran berbintang lima yang menyajikan masakan Indonesia dan juga masakan
internasional (Cina, Jepang, dan Eropa).
Sebenarnya Sammy Joe masih capek. Tadi malam ia baru tiba dari luar negeri (Perancis untuk
menyajikan sebuah proposal dan singgah di Arab Saudi untuk menunaikan umrah). Ia melirik ke
jam tangannya (buatan Swiss). Karena masih ada waktu, Sammy Joe menikmati sarapan
paginya (nasi goreng yang berasnya diimpor dari Thailand). Lalu ia menyeruput kopi (impor dari
Brasil) yang dicampuri krim (buatan New Zealand) dalam sebuah cangkir (buatan Rusia).
Setelah itu ia meninggalkan rumahnya (bergaya Mediterania) di sebuah kompleks perumahan
kelas-menengah yang multietnik di Jakarta (tetangga sebelah kirinya asal Kanada, sebelah
kanannya Makassar, dan seberang jalan keluarga Tionghoa).
Seraya mengenakan sepatunya (buatan Inggris), Sammy Joe berpesan kepada pembantunya
(orang Betawi asli), untuk memasak soto ayam (khas Bandung) kesukaannya dan kesukaan
istrinya (orang Minangkabau yang kini tengah menjenguk orangtuanya yang bekerja sebagai
diplomat di Maroko). Eksekutif kita juga meminta pembantunya untuk memasak gudeg (khas
Yogya, menggoreng dendeng sapi (yang tempo hari dibawakan teman lamanya asal Aceh), plus
kerupuk udang (buatan Cirebon). Lalu setelah mematikan pesawat TV-nya (buatan Jepang),
Samijo, eh Sammy Joe, memasukkan kalkulator kecilnya (buatan Korea) ke dalam tas kantornya
(buatan India), menyambar sajadah (buatan Turki) yang baru dibelinya di Mekkah, dan
mengendarai mobilnya (buatan Jerman), menuju kantornya. (dikutip dari Deddy Mulyana,
Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintasbudaya: ix-x: 2004)

Budaya jamak dari kata budi dan daya, berarti cinta, karsa, dan rasa.
Berasal dari bahasa Sansekerta budhayah jamak dari buddhi yang berarti budi atau
akal
Bahasa Inggris culture, cultuur bahasa Belanda.
Beberapa pengertian kebudayaan:
E.B. Taylor: budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
R. Linton: kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari. Dimana unsur pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
Koentjaraningrat: kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri
manusia dengan belajar.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi: kebudayaan adalah semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Herkovits: kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oelh
manusia.

Perwujudan Kebudayaan:
J.J. Honigmann (The World of Man; 1959): ideas, activities, and artifact.
Koentjaraningrat:
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, dan peraturan.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
BUDAYA BERSIFAT OMNIPRESENT (BERADA DIMANA-MANA)

SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA


1. Sistem Pengetahuan
2. Nilai
3. Pandangan Hidup
4. Kepercayaan
5. Persepsi
6. Etos Kebudayaan
SIFAT-SIFAT BUDAYA
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu
dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban,
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang,
dan tindakan-tindakan yang diizinkan

SISTEM KEBUDAYAAN
Bronislaw Malinowski:
1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat-alat dan lembaga pendidikan.
4. Organisasi kekuatan
Melville J. Herkovits:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik

JENIS KEBUDAYAAN
1. Kebudayaan Material: antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda,
barang alat pengolahan alam, gedung, pabrik, jalan, rumah, dsb.
2. Kebudayaan non-material: merupakan hasil cipta, karsa, yang berwujud
kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dsb. Diantaranya: volkways (norma
kelaziman), mores (norma kesusilaan), norma hukum, mode (fashion).
MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Peran kebudayaan:
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan
lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.

PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN


Kebudayaan dan lingkungan:
1. Physical envronment: menunjuk pada lingkungan natural seperti; temperatur,
curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna.
2. Cultural social environment: meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses
sosialisasi seperti; norma-norma, adat-istiadat, dan nilai-nilai.
3. Environmental orientation and representation: mengacu pada persepsi dan
kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyakat mengenai
lingkungan
4. Environmental behavior and process: meliputi bagaimana masyarakat
menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
5. Out carries product: meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun
rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi
lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan iklim.

DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN (PROSES DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN)


Dinamika sosial (social dynamics) adalah menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan. Dinamika
sosial bisa berupa internalisasi (internalization), sosialisasi (socialization), enkulturasi (enculturation).
Evolusi kebudayaan (cultural evolution): bentuk-bentuk kebudayaan yang sederhana, hingga bentuk-bentuk yang makin
lama makin kompleks.
Difusi (diffusion) penyebaran kebudayaan secara geografi, terbawa oleh perpindahan bangsa-bangsa di muka bumi.
Akulturasi (acculturation): proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat.
Asimilasi (assimilation): proses social yang timbul bila ada: golongan-golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda, saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaankebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masingmasing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan modal, pengaturan baru
dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan
dibuatnya produk-produk baru (teknologi dan budaya).
Discovery: suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa suatu alat baru, suatu ide baru,
yang diciptakan oleh seorang individu, atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Pendorong penemuan baru: 1. kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan; 2. mutu dari keahlian
dalam suatu kebudayaan; 3. sistem perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat.
Internalisasi: proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar
menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidup.
Sosialisasi: bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses ini
seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interakasi dengan segala
macam individul sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan
sehari-hari.
Enkulturasi (pembudayaan): institutionalization: dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dlaam kebudayaannya.

HAL YANG TERPENTING DALAM PROSES PENGEMBANGAN


KEBUDAYAAN ADALAH ADANYA KONTROL ATAU KENDALI
TERHADAP PERILAKU REGULER (YANG TAMPAK) YANG
DITAMPILKAN OLEH PARA PENGANUT KEBUDAYAAN.
TIDAK JARANG PERILAKU YANG DITAMPILKAN SANGAT BERTOLAK
BELAKANG DENGAN BUDAYA YANG DIANUT DALAM KELOMPOK
SOSIALNYA.
KONTROL SOSIAL JADI SANGAT PERLU DALAM MASYARAKAT,
SEBAGAI
CAMBUKBAGI
KOMUNITAS
YANG
MENGANUTKEBUDAYAAN RESEBUT.

PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut
pandang antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.
3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
5. Sikap tradisionalisme yang berperasangka buruk terhadap hal-hal baru.
6. Sikap etnosentris.
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan seringkali
disalahgunakan oleh manusia.

Anda mungkin juga menyukai