Pertemuan 2 3
Pertemuan 2 3
PENCIPTAAN MANUSIA:
dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dari segumpal daging itu
Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah,
Pencipta Yang Paling Baik (Q.S. Al-Muminun 12-14)
Sammy Joe, dalam akte kelahirannya tertulis Samijo, mengenakan kemejanya (buatan Italia),
celana jinsnya (buatan Meksiko), dan dasinya (buatan Singapura). Ia orang Jawa tulen (asal
Purwokerto) lulusan perguruan tinggi ternama di Bandung (yang banyak mahasiswa Sundanya)
dan Royal Melbourne Institute of Technology (Australia). Ia lalu menelepon seorang sejawat
kantornya (orang Filipina) dengan HP-nya (buatan Finlandia) untuk memastikan pukul berapa ia
akan menerima tamu asing (asal Afrika Selatan) di biro iklan tempat mereka bekerja
(perusahaan patungan dengan Amerika). Kemudian ia akan menjamunya makan siang di
sebuah restoran berbintang lima yang menyajikan masakan Indonesia dan juga masakan
internasional (Cina, Jepang, dan Eropa).
Sebenarnya Sammy Joe masih capek. Tadi malam ia baru tiba dari luar negeri (Perancis untuk
menyajikan sebuah proposal dan singgah di Arab Saudi untuk menunaikan umrah). Ia melirik ke
jam tangannya (buatan Swiss). Karena masih ada waktu, Sammy Joe menikmati sarapan
paginya (nasi goreng yang berasnya diimpor dari Thailand). Lalu ia menyeruput kopi (impor dari
Brasil) yang dicampuri krim (buatan New Zealand) dalam sebuah cangkir (buatan Rusia).
Setelah itu ia meninggalkan rumahnya (bergaya Mediterania) di sebuah kompleks perumahan
kelas-menengah yang multietnik di Jakarta (tetangga sebelah kirinya asal Kanada, sebelah
kanannya Makassar, dan seberang jalan keluarga Tionghoa).
Seraya mengenakan sepatunya (buatan Inggris), Sammy Joe berpesan kepada pembantunya
(orang Betawi asli), untuk memasak soto ayam (khas Bandung) kesukaannya dan kesukaan
istrinya (orang Minangkabau yang kini tengah menjenguk orangtuanya yang bekerja sebagai
diplomat di Maroko). Eksekutif kita juga meminta pembantunya untuk memasak gudeg (khas
Yogya, menggoreng dendeng sapi (yang tempo hari dibawakan teman lamanya asal Aceh), plus
kerupuk udang (buatan Cirebon). Lalu setelah mematikan pesawat TV-nya (buatan Jepang),
Samijo, eh Sammy Joe, memasukkan kalkulator kecilnya (buatan Korea) ke dalam tas kantornya
(buatan India), menyambar sajadah (buatan Turki) yang baru dibelinya di Mekkah, dan
mengendarai mobilnya (buatan Jerman), menuju kantornya. (dikutip dari Deddy Mulyana,
Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintasbudaya: ix-x: 2004)
Budaya jamak dari kata budi dan daya, berarti cinta, karsa, dan rasa.
Berasal dari bahasa Sansekerta budhayah jamak dari buddhi yang berarti budi atau
akal
Bahasa Inggris culture, cultuur bahasa Belanda.
Beberapa pengertian kebudayaan:
E.B. Taylor: budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
R. Linton: kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari. Dimana unsur pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
Koentjaraningrat: kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri
manusia dengan belajar.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi: kebudayaan adalah semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Herkovits: kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oelh
manusia.
Perwujudan Kebudayaan:
J.J. Honigmann (The World of Man; 1959): ideas, activities, and artifact.
Koentjaraningrat:
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, dan peraturan.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
BUDAYA BERSIFAT OMNIPRESENT (BERADA DIMANA-MANA)
SISTEM KEBUDAYAAN
Bronislaw Malinowski:
1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat-alat dan lembaga pendidikan.
4. Organisasi kekuatan
Melville J. Herkovits:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
JENIS KEBUDAYAAN
1. Kebudayaan Material: antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda,
barang alat pengolahan alam, gedung, pabrik, jalan, rumah, dsb.
2. Kebudayaan non-material: merupakan hasil cipta, karsa, yang berwujud
kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dsb. Diantaranya: volkways (norma
kelaziman), mores (norma kesusilaan), norma hukum, mode (fashion).
MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN
Peran kebudayaan:
1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan
lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut
pandang antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.
3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
5. Sikap tradisionalisme yang berperasangka buruk terhadap hal-hal baru.
6. Sikap etnosentris.
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan seringkali
disalahgunakan oleh manusia.