Anda di halaman 1dari 5

Aliaran energi

Pengertian Aliran Energi dalam Ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu
tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau
dengan piramida biomasa. Ekosistem mempertahankan diri dengan siklus energi dan nutrisi yang
diperoleh dari sumber eksternal. Pada tingkat trofik pertama, produsen primer (tumbuhan, alga,
dan beberapa bakteri) menggunakan energi matahari untuk menghasilkan bahan tanaman organik
melalui fotosintesis. Hewan Herbivora yang makan hanya pada tanaman membuat tingkat trofik
kedua. Predator yang memakan herbivora terdiri dari tingkat trofik ketiga, jika predator yang
lebih besar hadir, mereka mewakili tingkat trofik lebih tinggi lagi. Organisme yang makanan
pada beberapa tingkat trofik (misalnya, beruang grizzly yang memakan buah dan salmon)
diklasifikasikan pada tingkat trofik tertinggi di mana mereka makan. Dekomposer, yang meliputi
bakteri, jamur, jamur, cacing, dan serangga, memecah limbah dan organisme mati dan
mengembalikan nutrisi ke dalam tanah (Odum, 1983).

Rata-rata sekitar 10 persen dari produksi energi bersih pada satu tingkat trofik diteruskan
ke tingkat berikutnya. Proses yang pengurangan energi yang ditransfer antara tingkat trofik
termasuk respirasi, pertumbuhan dan reproduksi, buang air besar, dan kematian nonpredatory
(organisme yang mati tetapi tidak dimakan oleh konsumen). Kualitas gizi bahan yang
dikonsumsi juga mempengaruhi seberapa efisien energi ditransfer, karena konsumen dapat
mengkonversi sumber makanan berkualitas tinggi ke jaringan hidup baru yang lebih efisien
daripada sumber makanan berkualitas rendah (Odum, 1983).

Dekomposer memproses sejumlah besar bahan organik dan mengembalikan nutrisi ke


ekosistem dalam bentuk anorganik, yang kemudian diambil lagi oleh produsen primer. Energi
tidak didaur ulang selama proses dekomposisi, melainkan dilepaskan, sebagian besar sebagai
panas (ini adalah apa yang membuat tumpukan kompos terasa hangat) menunjukkan aliran
energi (panah gelap) dan nutrisi (panah terang) melalui ekosistem (Odum, 1983).
Cara termudah untuk menggambarkan aliran energi melalui ekosistem adalah dengan
rantai makanan di mana energi berpindah dari satu tingkat trofik ke depan, tanpa anjak dalam
hubungan yang lebih kompleks antara spesies individu. Beberapa ekosistem yang sangat
sederhana dapat terdiri dari rantai makanan dengan hanya beberapa tingkat trofik. Misalnya,
ekosistem terpencil angin yang menyapu Taylor di Lembah Antartika sebagian besar terdiri dari
bakteri dan ganggang yang umunya dimakan oleh cacing nematoda, bagaimanapun, produsen
dan konsumen yang terhubung dalam jaring makanan yang rumit pada beberapa konsumen
makan di beberapa tingkat trofik (Odum, 1983).
Dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen:
1. Komponen autotrof (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah
organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan
organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
2. Komponen heterotrof (Heteros = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof (konsumen)
merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan
bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia,
hewan, jamur, dan mikroba.
Berdasarkan jenis makanannya, konsumen di kelompokkan sebagai berikut:
a. Pemakan tumbuhan [herbivora], misalnya kambing, kerbau, kelinci dan sapi.
b. Pemakan daging [karnivora], misalnya harimau, burung elang, dan serigala.
c. Pemakan tmbuhan dan daging [omnivora], misalnya ayam, itik, dan orang hutan.
d. Pengurai (dekomposer) Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai

menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang
dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur (Odum,
1983).
Rantai dan jaring makanan
Seluruh organisme memerlukan energi untuk dapat melakukan aktivitas hidupnya. Energi
tersebut diperoleh dari makanan. Mengkonsumsi makanan sama artinya dengan melakukan
transfer energi. Aliran energi melalui ekosistem dari satu organisme ke organisme yang lain
dinyatankan dengan rantai makanan dan jarring makanan (Rohman, 2014).
Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri
melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida, klorofil dan cahaya matahari.
Mahluk hidup lain memperoleh makanan dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup
lain. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa
peran mahluk hidup lain. Salah satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses
makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan
(Rohman, 2014).
Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan
urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,
konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan (Rohman, 2014).

Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu
yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati
akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang (Rohman, 2014).

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu
tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme
yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I
biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga
disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora)
dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak
(Begon, 1986)
Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1.
2.
3.
4.
5.

Rumput bertindak sebagai produsen.


Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)
Katak sebagai konsumen II (Carnivora)
Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)
Jamur sebagai dekomposer.

Jaring-jaring Makanan
Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.
Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu
produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis
herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem
terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan
(Rohman, 2014).
Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan.
Contoh jaring-jaring makanan sebagai berikut:

Untuk bisa menentukan berapa jumlah rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan harus
mengetahui urutannya satu per satu dengan teliti (Rohman, 2014).
Begon,

M,

J.L.

Harper

and

C.R.

Townsend.

1986.

Ecolog y:

Individuals,

p o p u l a t i o n s a n d c o m m u n i t i e s . Oxford : Blackwell.
Odum. F.P 1983. Basic ecology . Philadelphia : Saunders
Rohman,

F.

A j a r : E k o l o g i , Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan


Universitas Negeri Malang

2014,B a h a n
Alam,

Anda mungkin juga menyukai