Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVIT.

4S KATIGLIS C r R E O L I T ALAM PADA P E R E N G K A U N


TlR BATUBABIA MEN.IAL9I FKAKSl BENSIN

KBBlRfN.4 DWI NUGWmNmGTuas, EXEXAM SISWQWNOTO, GIRI GmANJAR


Jurusan Kimia FMlPA UNS

Penelitian tir batubara telah banyak dilakukan Hasil perengkaban tir batubara berpotensi sebagai
bahan bakar pengganti minyak bumi. Pemilihan katalis sangat menentukan h a d reaksi perengkahan
tersebut. Penelitian ini meninjau efektivitas katalis kromium-zeolit alam dalam proses perengkahan tir
batubara. Katalis kromium-zeolit alam dibuat melalui: aktivasi zeolit dam, pertukaran ion, kalsinasi,
oksidasi dan reduksi.
Karakterisasi katalis meliputi penentuzn keasaman secara gravimetri, penentuan kandungan
logam dengan alat AAS, serta penentuan volume pori, rerata jari-jari pori dan luas permukaan spesifik
dengan alat penganalisa luas permukaan. Keefektifan katalis meliputi aktivitas dan selektivitasnya diuji
pada proses perengkahan tir batubara menjadi fraksi bensin. Prodnk perengkahan berupa 6aksi cair
dianalisis dengan kromatografi gas (GC).
Data variasi terbadap kandungan logam kromium menunjukkan bahwa selektivitas produk fraksi
bensin tertinggi (67,7 %) diperoleh pada katalis dengan kandungan kromium 0,19% (1% CrIZAAH).
Katalis tersebut mempunyai rasio Si1.41 7,57; h a s permukaan 139,27 m2g-'; volume pori 81,62 ccg.' dan
keasaman 4,24 mmolg.'.
Kata kuncz: Perengkahtm fir batubara, fr&i

bensin, &I

katalis Cr/Z4AH
Zeolit dapat digunakan sebagai katalis da-

I. PENDAHULUAN
Masalah terbatasnya persediaan minyak

lam proses perengkahan (Sutarti dan Rachmawati,

bumi sebagai sumber bahan bakar transportasi te-

1994 : 37), isomerisasi (Catlow, 1992:12), alkilasi,

lah mendorong berbagai upaya untuk mencari

dan polimerisasi hidrokarbon (Hajanto, 1987 :

sumber energi alternatif yang dapat mengantikan

153). Pusat-pusat aktif katalis zeolit yaitu situs

peranan minyak bumi. Sebagai salah satu alterna-

asam Bronsted dan situs asam Lewis sangat pen-

tifnya adalah konversi batubara menjadi bahan ba-

ting dalam reaksi katalitik (Chelishchev dan Mis-

kar, mengingat t e r s d i n y a cadangan batubara

tin, 1994:102), disamping itu zeolit juga memiliki

yang cukup besar (Aryanto d m Yusnitati, 2000: I).

luas p m u k a a n yang besar (Sutarti dan Rach-

Batubara merupakan sumber hidrokarbon

mawati, 19943) yang juga mempengaruhi sifat

(Gates, 1991:40), dan melalui proses pirolisis batubara akan diperoleh

katalitiknya.

hidrokarbon cair atau tir

Menurut Windarti (200150) bahwa zeolit

batubara, yang tersusun atas senyawa dengan jum-

alam asal wonosari menunjukkan mayoritas pe-

lah atom karbon antara C7 sampai dengan Czo (Su-

nyusunnya adalah mordenit. Dengan banyaknya

yati, 2000:70). Tir batubara tersebut kemudian di-

kandungan mordenit diharapkan dapat dilakukan

rengkah dari hidrokarbon yang mempunyai berat

upaya pemanfaatan zeolit alam Wonosari sebagai

molekul besar menjadi hidrokarbon yang mem-

katalis, karena mordenit termasuk zeolit berpori

punyai berat molekul lebih kecil, sehingga me-

besar yang tersusun atas cincin 12 anggota dengan

mungkinkan digunakan sebagai bahan bakar. Pro-

demikian dapat mengadsorpsi baik molekul be-

ses perengkahan tersebut dilakukan dengan pe-

rantai lwus, cabang maupun siklik. Mordenit juga

nambahan katalis.

memiliki stabilitas termal yang tinggi, terbukti dari

kromium 1%. 3%, dan 5% (berat Criberat ZAAH)

Perengkahan Tip Bofuboro

pada temperatui 90'C selama 3 jam dengan per-

Proses perengkaban tir batubara dilaku-

bandingan volume 1:2 (V/v). Smpel kemudian

kan dengan reaktor sistem alir, dimana katalis dan

disaring dan dicud dengan akuades sampai fil-

umpan (feed) diletakkan pada reaktor yang berbe

tratnya bening, dan dikeringkan dalam oven pada

da. Katalis 1% CrIZAAH (1 g) diletakkan dalam

temperatur 130Cselama 3 jam. Sampel yang telah

reaktor katalis dan tir batubara (5 g) dimasukkan

kering tersebut kemudian dikalsinasi sambil dialiri

dalam reaktor umpan. Reaktor katalis dipanaskan

gas Nz pada tempeiatur 500Cselama 3 jam. Hasil

pada temperatur 400"C, setelab konstan kemudian

kalsinasi kemudian dioksidasi dengan dialiri gas

reaktor umpan dipanaskan sampai temperatur

O2 pada temperatur 400Cselama 1,5 jam, kemu-

700C sambil dialiri gas Hz dengan kecepatan alir

dian direduksi dengan dialiri gas Hz pada tempeia-

146-150 mllmenit, Proses perengkaban dilakukan

tur 400Cselama 1,5 jam . Katalis yang dibasilkan

selama 60 menit. Hasil perengkaban kemudian di-

kemudian disebut 1% C r I Z N 3% CrIZAAH,

lewatkan pada sistem pendingin bempa campuran

5% CrIZAAH.

es-garam. Setielum dilakukan analisis terhadap


Cairan Hasil Perengkahan (CHP) dengan kromato-

Karakterisasi K d s

Analisis kimia yaitu keasaman menggunakan metode gravimetri, kandungan logam Na,
Ca, K, Fe, Si, Al,dan Cr ditentukan dengan meng-

gunakan Spektroskopi Serapan Atom (SSA) Per-

grafi gas (GC), CHP tersebut ditambab NazS04


Anhidrat. Prosedur yang sama dilakukan dengan
katalis 3% C r I Z N dan 5% CrIZAAH.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Rarakler Zeolir H d Akh'vasi

kin Elmer. Analisis fisika meliputi penentuan h a s

permukaan, volume pori, dan rerata jari-jari pori,


diukur dengan Suface Area Analyzer (SAA)
NOVA ver2,OO.

Keberadaan kation-kation logam di dalam


zeolit berpengarub terbadap aktivitas katalitik. Untuk kation monovalen seperti Nat justm akan menetialkan situs asam Bronsted dan menyebabkan
deaktivasi, sedangkan kation divalent dan trivalent

Pembuatan Tir Bahrbara

memberikan aldvitas karena dengan adanya air

Proses pirolisis batubara dikerjakan de-

dapat tejadi hidrolisis dan menbentuk asam

ngan cara memanaskan reaktor yang berisi batu-

Bronsted. Berbagai perlakuan I aktivasi yang dila-

bara dengan diameter 3 sampai 4 mm, mulai dari

kukan bertujuan mengurangi kandungan logam-

temperatur kamar sampai temperatur 900C de-

logam tersebut dan meningkatkan aktivitas katali-

ngan kecepatan kenaikan temperatur 12'Clmenit

tiknya.

Hasil pirolisis bempa gas, cairan, dan padatan (gas

Kandungan logam di dalam katalis diana-

dan padatan tidak diteliti). Cairan terdiri dari tir

lisis dengan menggunakan AAS. Adapun logam

batubara dan air dipisahkan dengan alat sentrifuge

yang dianalisis adalah Na,Y Ca, Fe dan Cr. Hasil

pada kecepatan 1000 rpm selama 1 jam. Tir batu-

analisis menunjukkan adanya penurunan kan-

bara yang diperoleh digunakan sehagai umpan

dungan logam tersebut dalam zeolit sebelum diak-

(Feed) untuk reaksi perengkahan.

tivasi dan setelab diaktivasi.

Tabel 3. Hasil analisis fisik katalis


Jenis Katalis
1 % CrIZAAH
3% C r l W
5% C r U A

Luas Permuban
m2

-1

Volume Pori
-1

Rerata Jejari Pori

(cc.p )

139,265
133,981
81,942

81,624
69,350
53,173

(A,

11,722
10,352
12,978

aktivitas katalis dalam mendukvng terjadinya reak-

10 menjadi 32 puncak, dengan jumlah puncak total

si akan meningkat.

dari 38 megjadi 55 puncak. Adanya pengurangan


jumlah puncak diluar range fraksi bensin dari 28

Perengkahan Tir Bafnbam

menjadi 23 puncak, kemungkinan diakibatkan oleh

Proses perenglcahan t u batubara dilakukan dengan reaktor sistem alir, dimana katalis dan

terbentuknya senyawa-senyawa yang termasuk dalam range fiaksi bensin.

reaktan diletakkan pada reaktor yang berbeda dan

Berdasarkan Gambar (1) bahwa h a d pe-

aliran tir batubara (umpan) ke katalis dilakukan de-

rengkahan dengan katalis 1% CrIZAAH menun-

ngan bantuan gas HZ.Hasil berupa gas dilewatkan

jukkan tejadinya perengkahan yang ditandai de-

pada sistem pendingin (es-garam), dan cairan hasil

ngan bertambahnya jumlah puncak pada range

perengkahan (CHE') dianilisis dengan mengguna-

fraksi bensin yaitu dari 10 menjadi 32 puncak,

kan kromatografi gas. Untuk mengetabui adanya

dengan jumlah puncak total dari 38 manjzdi 55

proses perengkahan ataU pernutusan menjadi

puncak. Adanya pengurangan jumlah puncak di-

senyawa yang lebih kecil dari tir batubara, dan un-

luar range fraksi bensin dari 28 menjadi 23 puncak

tuk mengetahui pengamb kandungan kromium ter-

kemungkinan diakibatkan oleh banyak terbentunya

hadap konversi total, konversi fraksi bensin, selek-

senyawa-senyawa yang termasuk dalam range

tivitas katalis dilakukan dengan w a membanding-

fiaksi bensin

kan kromatogram tir batubara awal dengan kroma-

Hasil perengkahan dengan katalis 3%

togram cairan h a d perengkabn katalitik dengan

CrIZAAH menunjukkan terjadinya perengkahan

menggunakan

dimana puncak-puncak pada range fraksi bensin

katalis

1%

CrIZAAH,

3%

CrIZAAH, 5% CrIZAAH pad3 temperatur 400C.

dari 10 menjadi 27 puncak dan diluar range fraksi

Fraksi bensin dihitung berdasarkan range

bensin yaitu dari 28 menjadi 32 puncak, dengan

temperatur 40-180C, dimana suhu kolom awal

jumlah puncak total dari 38 menjadi 59 puncak

saat injeksi adalab 40C dengan waktu retensi 5

Pengnrangan jumlah puncak pada range fraksi ben-

menit (kecepatan pemanasan kolom 10C/menit), sin pada perengkaban dengan katalis 3% CrIZAAH
dengan demikian range M s i bensin ditentukan

dibandingkan pada perengkahan dengan katalis 1%

antara walctu retensi 5 menit sampai 19 menit.

CrIZAAH disebabkan oleh turunnya keasaman

Perbandingan kromatogram tir batubara

yang identik situs aktif pada proses perengkahan.

dm cairan h a d perengkahan dengan katalis 1%

Profil kromatogram tir batubara dan cairan basil

CrIZAAH dapat dilihat pada Gambar 1. Berda-

perengkahan dengan katalis 3% CrIZAAH dapat

sarkan Gambar 1, hasil perengkahan dengan ka-

dilihat pada Gambar 2.

talis 1% CrIZAAH menunjukkan terjadinya pe-

Kromatogam

hasil

perengkahan

tu

rengkahan yang ditandai dengan bertambahnya

batubara dan cairan hasil perengkahan dengan ka-

jumlah puncak pada range fraksi bcnsin yaitu dari

talis 5% CrIZAAH seperti terlihat pada Gambar 3,

Berdasarkan perhitungan dari kromato-

logam Cr dapat meningkatkan aktivitas pada

gram hasil perengkahan dengan berbagai katalis

perengkahan tir batubara menjadi fiaksi ben-

diperoleb bahwa katalis 1% CrIZAAH mengha-

sin.

silkan distribusi luas pun& paling baik. Aktivitas

3. Efektivitas katalis pada perengkahan tir batu-

katalis 1% CrIZAAH menunjukkan hasil yang pa-

bara menjadi 6aksi hensin yang paling baik

ling baik dengan persen luas puncak 6-aksi bensin

dengan mengunakan katalis 1% CrIZAAH de-

sebesar 38% (Gambar 5).

ngan selektivitas ETaksi bensin sebesar 67,7%.

Dengan demikian berdasarkan selektivitas


katalis untuk mengbasilkan produk pada range

Saran

h k s i bensin diketahui bahwa katalis dengan kan-

Sebagai saran agar pernanfaatan batubara

dungan logam Cr paling banyak (0,19%) membe-

sebagai sumber hidrokarbon untuk mendapatkan

&an hasil 6aksi bensin yang paling baik pada pro-

bahan bakar altematif dengan mengunakan zeolit

ses perengkahan tir batubara dengan temperatur

alam yang diaktivasi dan dimodifikasi dengan lo-

400Csebesar 67,7%.N.

gam Cr sebagai katalis dalam proses perengkahan

adalah.

lV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang

Kesresrnrpulan

kandungan senyawa yang terdapat dalam tir

Dari penelitian dan pembahasan yang


telah dilakukan, mengenai perengkahan tir ba-

batubara maupun cairan hasil perengkahan.


2.

Untuk meningkatkan tir batubara hasil piro-

tubara menjadi 6aksi bensin dengan katalis

lisis batubara mungkin dapat dicoba dengan

CrIZAAH dapat diambil kesimpulan sebagai b e

mengalirkan gas N2.

rikut:

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang

1. Tir batubara hasil pirolisis batubara &pat digunakan sebagai sumber hidrokarbon.
2. Aktivasi zeolit alam dan modifikasi dengan

I%
CrRAI\H

kondisi optimum proses perengkahan antara


lain variasi laju alir gas H2, variasi temperatur
perengkahn, variasi rasio katalidumpan.

3% CVZAAH

5% C r W

JenisKatalis

Gambar 5. Pengamh jenis katalis terhadap selektivitas 6aksi bensin

Alchemy, VoL 2, No. ISeptClnbor 2QO3: 43-51

DAFTAR PUSTAKA

PPTM, 1991, Tinjauan terhadap Kegiatan


Penelitian Kmakterisasi dan Pemanfaatan Zeolit Indonesia. Vol. 13, No. 4,
Pusat Pengembangan Teknologi Mineral
(PPTM), Bandung.
Catlow, C. R. A. 1992. Modelling of Stn~cfure
and
Reactivity in Zeolites. Academic Press,
London.
Chelischev, N. F and Mishin, I. V. 1994. Natural
and Synthetic Zeolites: Application in
Radradroactiviry,
Ecology, Petroleum Chemishy, and Agrofechnology Budapest:
Springer-Verlag.
Dyer, A. 1988. An Infrocluction fo Zeolite Molecular Sieves. John Wiley and Sons.
Chechester, New York.
Gates, B. C. 1991. Catalytic Chemise. Wiley
series in Chemical Engineering. John
Wiley & Sons, Inc.
Hajanto, S. 1987. Lempm~g,Zeolit, Dolomit, &I
Magnesit. Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM), Bandung.
Komaruddin. 1992. Potensi dan posisi Bahrbara
Indonesia sebagai bahan b a h Pencairan

Batubara. Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM), Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung.
Nugrahaningtyas, K. D. 2000.Penenhrrm Aktivitas
aim Selekfiviirar Reakri Hyabcracking
Biofuel Kqu Banghirai Menggunkan
Katalis Cr-zeolit. Tesis, UGM, Yogyakarta.
Sutarti, M dan Rachmawati, M., 1994. Zeolit
Tinjauan Pustaka. Pusat dokumentasi dan
informasi ilmiah LIPI. Jakarta.
Suyati, L. 2000.Kinetika Re& Perengkahan Tir
Bafubara Menggunakmt Katalis NiZeolif.Tesis, UGM, Yogyakarta.
Suyartono dan Husaini. 1992. Kegiatan Litbang
Zeolit Indonesia Periode 1980-1981.
Forum Pendapat Pertambangan dan
Energi.
Weitkamp, L and Puppe, L. 1999. Catalysis and
Zeolite. Springer
Winaarti T. 2001. Pengaruh Kandungan Logam
Kromium aim Temperafur Terhahp
Efekrivitas Katalis Cr-Zeolit Alam dalam
Proses Perengkahan Biofiel. Tesis,
UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai