Anda di halaman 1dari 13

BAB I

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Alat-alat Optik ini. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata pelajaran fisika.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Ngawi, 15 Mei 2011
Penyusun

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL
KATA PENGANTAR

..
..

DAFTAR ISI

..

PENDAHULUAN

..

PEMBAHASAN

..

1. Mata

..

2. Kamera

..

3. Lup (Kaca Pembesar)

..

4. Mikroskop

..

5. Teropong

..

PENUTUP

..

DAFTAR PUSTAKA

..

BAB II
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang menerima
amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban
untuk beribadah dan menyembah Tuhan Sang Pencipta dengan tulus
2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
3. Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode internet untuk menyusun makalah ini dengan mengdowload
materi-materi tentang optick yang tersedia dalam layanan web.

BAB III
ALAT-ALAT OPTIK
1. A.

Mata

Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat
penting bagi manusia. Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai alat optik : Kornea
merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi bagian-bagian lain dalam mata yang
halus dan lunak. Aqueous humor (cairan) yang terdapat di belakang kornea fungsi untuk
membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata. Lensa terbuat dari bahan bening (optis) yang
elastik, merupakan lensa cembung berfungsi membentuk bayangan.Iris (otot berwarna)
membentuk celah lingkaran yang disebut pupil. Pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang
masuk ke dalam mata. Lebar pupil diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka lebar agar
lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam mata.

Retina (selaput jala) terdapat di permukaan belakang mata yang berfungi sebagai layar tempat
terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Bayangan yang jatuh pada retina bersifat : nyata,
diperkecil dan terbalik. Bintik buta merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap
cahaya, sehingga bayangan jika jatuh di bagian ini tidak jelas/kelihatan, sebaliknya pada retina
terdapat bintik kuning. Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang berbentuk
sel batang berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan yang berbentuk sel kerucut berfungsi
membedakan kesan berwarna.Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya akomodasi
mata. Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke permukaan retina. Oleh sel-sel
yang ada di dalam retina, rangsangan cahaya ini dikirimkan ke otak. Oleh otak diterjemahkan
sehingga menjadi kesan melihat.
1. Daya Akomodasi Mata.
Manusia memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu :
1. Titik dekat mata (Punctum Proximum) adalah jarak benda terdekat di depan mata yang
masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (Emetropi) titik dekatnya berjarak
10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik
dekat disebut juga jarak baca normal.
2. Titik jauh mata (Punctum Remotum) adalah jarak benda terjauh di depan mata yang
masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik jauhnya adalah Tak
Terhingga.
2. Cacat Mata
Berkurangnya daya akomodasi mata dapat menyebabkan cacat mata sebagai berikut
1. a.

Rabun Jauh (Miopi)

Rabun jauh yaitu mata tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas, disebut juga mata
perpenglihatan dekat (terang dekat/mata dekat). Penyebab terbiasa melihat sangat dekat sehingga
lensa mata terbiasa tebal. Miopi sering dialami oleh tukang arloji, penjahit, orang yang suka baca
buku (kutu buku) dan lain-lain. Untuk mata normal (emetropi) melihat benda jauh dengan
akomodasi yang sesuai, sehingga bayangan jatuh tepat pada retina. Mata miopi melihat benda
jauh bayangan jatuh di depan retina, karena lensa mata terbiasa tebal. Mata miopi ditolong
dengan kacamata berlensa cekung (negatif)..
1. b.

Rabun dekat (Hipermetropi)

Rabun dekat tidak dapat melihat jelas benda dekat, disebut juga mata perpenglihatan jauh (terang
jauh/mata jauh). Rabun dekat mempunyai titik dekat yang lebih jauh daripada jarak baca normal.
Penyebab terbiasa melihat sangat jauh sehingga lensa mata terbiasa pipih. Rabun dekat sering
dialami oleh penerbang (pilot), pelaut, sopir dan lain-lain. Rabun jauh ditolong dengan kacamata
berlensa cembung (positif)..

1. c.

Mata Tua (Presbiopi)

Mata tua tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh dan benda-benda pada
jarak baca normal, disebabkan daya akomodasi telah berkurang akibat lanjut usia (tua). Pada
mata tua titik dekat dan titik jauh keduanya telah bergeser. Mata tua diatasi atau ditolong dengan
menggunakan kacamata berlensa rangkap (cembung dan cekung). Pada kacamata dengan lensa
rangkap, lensa negatif bekerja seperti lensa pada kaca mata miopi, sedangkan lensa positif
bekerja seperti halnya pada kacamata hipermetropi.
1. d.

Astigmatisma (Mata Silindris)

Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan
lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya. Akibatnya benda yang berupa titik
difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal
lebih pendek dari sinar-sinar pada bidang horisontal. Astigmatisma ditolong / dibantu dengan
kacamata silindris.

KATA PENGANTAR
Atas rahmat dan karunia dari Allah S.W.T, dan kemauan yang keras di sertai bantuan dari berbagai pihak maka
dapatlah di susun Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul: Pengaruh Kebudayaan Asing Terhadap Kebudayaan
Indonesia Di Kalangan Remaja sebagai pemahaman tambahan.
Dan tak lupa kami hanturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada para pembimbing yang telah memberikan
arahan serta bimbingan kepada penulis.
Sudah tentu hasil Karya Tulis Ilmiahini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat memohon saran yang
sifatnya konstruktif untuk kesempurnaannya. Semoga apa yang dipaparkan dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kualitas pendidikan pada khususnya. Dan dengan segala kritikan yang bertujuan untuk membangun dari
makalah ini penulis tetap sambut dengan hati yang ikhlas. Mudah-mudahan Allah S.W.T tetap memberkati kita
semua, amin.

Makassar, Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang1
Rumusan Masalah3
Manfaat dan tujuan..3
Batasan Masalah..4
BAB II PEMBAHASAN

A.
B.
C.
D.

Definisi Kebudayaan.5
Perkembangan Kebudayaan Asing di Indonesia7
Pengaruh
Kebudayaan
Asing
Terhadap

Kebudayaan

Indonesia

di

Kalangan

Remaja8
Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing11
BAB III PENUTUP

A.
B.

Kesimpulan..15
Saran...15
DAFTAR PUSTAKA.16

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Kebudayaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk pul dan sangat kaya ragamnya. Indonesia
sendiri terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki
keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada
kondisi saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya
sebagai jati diri sebuah bangsa.
Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh
dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. Dilihat dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang
amatlah pesat karena penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-penemuan baru di dunia teknologi

misalnya yang di dominasikan oleh negara-negara barat, membuat kita takjub sehingga kita hanya dapat
menggelengkan kepala serta dapat menikmati dan memakainya sebagai bangsa Indonesia.
Selain penemuan-penemuan baru tersebut yang telah membudaya ada juga fenomena lain di era globalisasi yang
terjadi di Indonesia khususnya di kalangan remaja, di mana para remaja cenderung meniru kebudayaan barat. Salah
satu contohnya adalah kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita saksikan baik di media elektronik, cetak
maupun secara langsung seperti cara berpakaian dan mode yang telah menjadi budaya masyarakat kita khusus
kalangan remaja. Pengaruh ini dapat merambat lebih cepat ke golongan bawah akibat artis-artis di jagad hiburan
yang memiliki tingkat moderenisasi yang lebih tinggi. Dari perilaku dan gayanya itulah di lihat sebagai contoh dan
layak di tiru karena di anggap lebih maju dan modern.
B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan di bahas dalam karya tulis ilmiah ini yaitu :
Dampak positif dan negatif serta akibat pengaruh masuknya budaya asing ke Indonesia khusunya di kalangan

remaja.
Bagaimana cara untuk mengantisipasi dampak negatif masuknya budaya asing ke Indonesia yang banyak merusak

adat kebiasaan dan dapat menimbulkan perilaku yang menyimpang dimasyarakat.


Faktor-faktor utama penyebab masuknya budaya asing ke Indonesia
Pengaruh budaya asing terhadap eksistensi jati diri bangsa Indonesia
C. Manfaat dan Tujuan
Dalam karya tulis ini banyak sekali manfaat yang dapat diambil seperti mengetahui hal-hal yang belum
diketahui sebelumnya tentang pengaruh kebudayaan Asing terhadap kebudayaan Indonesia di kalangan remaja.
Serta bertujuan, diantaranya untuk:

1.
2.
3.
4.

Memberikan informasi kepada para remaja, tentang dampak masuknya kebudayaan Asing di Indonesia.
Menyadarkan para remaja akan bahaya yang mengancam negri kita dari dalam maupun luar.
Mengetahui cara penanggulangan dari masalah krisis budaya
Memberikan gambaran kepada para remaja tentang pengaruh masuknya kebudayaan Asing di Indonesia.
D. Batasan Masalah
Dalam makalah ini terdapat batasan permasalahan yang akan dipaparkan guna menghindari terjadinya

1.
2.
3.
4.

perluasan masalah, yaitu sebagai berikut:


Faktor masuknya budaya asing ke indonesia.
Tantangan global ke dalam masyarakat.
Pengaruh tantangan globalisasi terhadap budaya bangsa.
Pengaruh globalisasi terhadap jati diri bangsa.

Bab II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culturejuga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek
budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu
citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentukbentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan
alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang
paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
B. Perkembangan Kebudayaan Asing di Indonesia
Indonesia telah berakulturasi dengan berbagai kebudayaan dalam waktu yang lama. Letak strategis
Indonesia yang berada pasa jalur 2 pusat perdagangan internasional pada masa lampau, India dan Cina, memberi
pengaruh besar kebudayaan pribumi. Dengan terjadinya pencampuran antara dua budaya tersebut maka
mengembangkan kebudayaan asli setempat.
Selain dari pengaruh budaya asing pada masa lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin
menekan proses akulturasi budaya terutatama pengaruh budaya Barat. Dengan kemajuan teknologi modern
mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke tigkat dasar kehidupan
manusia di Indonesia. Pengaruh interaksi dengan budaya Barat mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat di negara ini, di tambah dengan masalah persediaan bahan pangan,
bahan energi, dan bahan industri strategis yang kian langka, serta kesenjangan penguasaan teknologi semakin lebar
berisiko pada pergeseran perbedaan dan kepentingan di masyarakat.

Hembusan pengaruh Barat, di anggap

sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan
situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan
terjadi kebudayaan masyarakat nusantara. Dari sinilah juga nilai tradisional secara perlahan mengalami kepunahan
karena tidak mampu bersaing dengan budaya moden dalam bentuk pergaulan masyarakat.
Pada awalnya pintu masuk kebudayaan Asing di Indonesia adalah melalui kegiatan penjajahan para orang Asing di
Indonesia. Tidak hanya mengambil hasil rempah-rempah dan menjajah pada umunya tetapi mereka juga
menanamkan budaya mereka untuk mencampuri kebudayaan Indonesia. Berbeda dengan masa penjajahan, pada
zaman sekarang pintu masuk kebudayaan Asing itu melalui kemajuan teknologi dan informasi. Oleh Siauddin
Sardar menyebut masa kini sebagai terjadinya revolusi informasi seperti diulas dalam bukunya Tantangan Dunia
Islam di abad 21.
C. Pengaruh Kebudayaan Asing terhadap Kebudayaan Indonesia di kalangan remaja
Indonesia di kenal sebagai negara multi etnis dan agama, dari situlah Indonesia memiliki ragam Budaya
yang berbeda-beda. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini
kebudayaan Indonesia kini kian memudar secara perlahan. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi
yang akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap kebudayaan asli Indonesia. Dengan banyak
berkembangnya media elektronik, kebudayaan barat dapat dengan mudah masuk ke Indonesia,sehingga mulai
mengubah pola pikir dan prilaku masyarakat Indonesia.
Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia sebenarnya memiliki dampak positif dan negatif bagi
masyarakat Indonesia. Dampak positif misalnya, kreatifitas, inovasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
hidup disiplin dan profesionalitas dalan lain-lain. Nasmun dalam karya tulis lebih fokus pada dampak negatif
kebudayaan asing terhadap kebudayaan Indonesia khususnya di kalangan remaja.
Dampak negatifnya kebudayaan asing atau barat terhadap masyarakat Indonesia khususnya kalangan
remaja sudah sampai tahap memprihatinkan karena ada kecenderungan para remaja sudah melupakan kebudayaan
bangsanya sendiri. Budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian misalnya. Para remaja tidak ingin ingin
dikatakan kuno, kampungan kalau tidak mengikuti cara berpakaian ala barat karena dinilai modern, tren dan
mengikuti perkembangan zaman meski memperlihatkan auratnya yang dilarangan oleh ajaran agama maupun
bertentangan dengan adat istiadat masyarakat secara turun temurun.

Selain cara berpakaian dan mode, pergaulan bebas dan cara berhura-hura di kalangan remaja yang di lihat
sebagi prilaku yang menyimpang baik secara agama maupun sosial juga menjadi masalah bagi kebudayaan di
Indonesia. Umumnya kalangan remaja Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan nilai-nilai
agama yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki.
Para remaja juga merasa bahwa kebudayaan di negrinya sendiri terkesan jauh dari moderenisasi. Sehingga
para remaja merasa gengsi kalau tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilai-nilai
ajaran agama dan budayanya. Sehingga pada akhirnya para remaja lebih menyukai kebudayaan barat, dibandingkan
dengan kebudayaan kita sendiri.
D. Upaya Mengatasi Dampak Negatif Budaya Asing
Untuk mengatasi pengaruh kebudayaan Asing terhadap kebudayaan Indonesia, khususnya untuk
membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan pelibatan semua pihak terutama pemerintah dan
tokoh-tokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta keterlibatan orang tua di rumah.

Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui penataan ulang sistem pendidikan
terutama mengenai pengaturan kurikulum. Umumnya di setiap sekolah menerapkan sistem pengajaran pengetahuan
mengenai ilmu keagamaan kepada para remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam seminggu saja. Tentu saja ini kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa
sehingga memerluikan penambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang study tersebut dalam bentuk kegiatan
keagamaan di lingkungan sekolah seperti kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut pandangan agama.
Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem pendidikan dan mendorong kreatifitas guru bidang study. Mengenai
pelajaran dan pemahaman keagamaan sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang study agama yang dinilai
waktunya kurang memadai tersebut tetap setiap guru mata pelajaran umum juga dapat memasukkan nilai-nilai
agama ketika mengajar di hadapan siswanya. Misalnya, mata pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan
Tuhan menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang dipelopori atau dimpin oleh ulama atau
pejuang Islam seperti Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-tokoh pejuang tersebut
sekaligus merupakan bentuk perlawan terhadap penjajahan negara asing yang inin menguasai wilayah dan sumber
daya ekonomi Indonesia juga sekaligus menyebarkan kebuadyaannya..

Peranan Tokoh Agama dan Budaya

Peranan para ulama dan budayawan melalui program kerja organisasi keaagamaan dan sanggar-sanggar budaya
sangat strategis untuk menangkal masuknya budaya asing dalam masyarakat khususnya kalangan generasi muda.
Keterlibatan para tokoh agama dan budaya melalui program kerja organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama
(NU), Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada pembuinaan remaja agar memiliki ketahanan budaya
yang berbasis agama. Begitu juga peranan para budayawan dan seniman melalui organisasi atau sanggar seni dapat
merancang program kerja yang diminati oleh kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik dengan budaya hurahura yang datang dari budaya asing.
Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh agama dan budayawan, maka pola pembinaan
generasi muda dapat diarahkan kepada penanaman nilai-nilai Pancasila dan ajaran agama yang lebih terarah dan
terukur, baik dari kegiatan-kegiatan internal sekolah seperti pada proses belajar-mengajar maupun di luar sekolah
seperti remaja masjid, kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja juga dapat berinterksi sosial secara
langsung dengan masyarakat sebagai pelaku sosial.

Peranan orang tua dan keluarga


Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling banyak waktunya. Orang tua adalah figur utama dalam
keluarga yang paling bertanggujawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena
itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anakanaknya. Lingkungan keluarga dan lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada
dalam sekitar kita harus orang-orang yang tidak membawa kita kedalam kesesatan.Orangtua harus bisa
mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya.
Peran orang tua sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali
orang tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Pada
masyarakat modern, seorang remaja sangat tergantung pada cara orang tua atau keluarga mendidiknya. Melalu
interaksi dalam keluarga, remaja akan mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita dan nilai dalam
keluarga dan masyarakat.
Secara kongkrit implementasi kegiatan-kegiatan tersebut di atas akan berdampak positif, antara lain :

Peningkatan, penanaman dan pengamalan nilai dan norma- norma agama dan budaya di lingkungan sekolah
maupun di masyarakat secara umum. Norma agama merupakan norma yang paling prioritas diutamakan dalam
kehidupan. Agama memiliki peran yang sangat penting khususnya di kalangan remaja. Di sini agama berperan
sebagai pedoman yang menuntun para remaja ke prilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di

masyarakat. Upaya ini dapat di lakukan para remaja melalui efektifitas pembelajaran agama di sekolah. Pendidikan
formal atau sekolah, dalam mengantisipasi budaya-budaya asing yang masuk. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
wajib mengajarkan pengetahuan yang bersifat teori dan praktek, serta mendidik anak-anak agar menjadi anak-anak
yang disiplin dan berakhlah baik.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh-pengaruh kebudayaan asing turut dalam
perkembangan budaya Indonesia khususnya terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam fikiran di kalangan remaja
yang dapat merusak ekosistem generasi muda ke depanya.
B. Saran
Sebagai generasi muda hendaknya dapat berperilaku yang selektif terhadap pengaruh globalisasi sesuai
dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan di negrinya. Serta menanamkan nilai-nilai pancasila dan
melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik-baiknya. Dan jangan lupa memiliki semangat nasionalisme yang
tangguh, seperti mencintai produk dalam negri.
DAFTAR PUSTAKA
Sidi Gazalba, Islam & Perubahan Sosiobudaya. Jakarta : Pustaka AlHusna, 1983.
Zianuddin Sardar, Tantangan Dunia Islam Abad 21.Bandung : Mizan, 1988.
Kun Maryati, Juju Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta : Erlangga, 2001.
www.wikipedia.com
http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/09/dampak-masuknya-budaya-asing-barat-terhadap-budaya-bangsaindonesia/
http://www.anneahira.com/pengaruh-budaya-barat-901.htm
http://khaeylbgt.multiply.com/journal/item/3
http://jo-ardianto.blogspot.com/2010/05/pengaruh-kebudayaan-asing-terhadap.html

Anda mungkin juga menyukai