Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
arah hasil reaksi), maka hampir semua reaktan diubah menjadi hasil reaktan.
Kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan dan
produk. Persamaan reaksi kesetimbangan kimia dapat dituliskan dengan
menggunakan panah bolak-balik, yang menyatakan bahwa reaksi berlangsung dua
arah (reversible). Awal proses reversible, reaksi berlangsung maju ke arah
pembentukan produk, kemudian setelah beberapa molekul produk terbentuk,
proses balik mulai berlangsung yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul
produk. Setiap reaksi kimia akan mempunyai posisi kesetimbangannya sendiri
yang dipengaruhi oleh energi bebas zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Berdasarkan
fase zat-zat yang terlibat dalam reaksi, kesetimbangan kimia dibedakan menjadi
kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Pada kesetimbangan
homogen semua zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang
sama dalam bentuk gas atau larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen semua
zat-zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda dalam
bentuk padat-gas, padat-larutan. Zat padat dan zat cair murni selalu mempunyai
massa jenis tetap, tidak tergantung pada jumlah zat padat atau zat cairnya.
Perbandingan jumlah zat padat dan cair dengan volumenya dalam kesetimbangan
heterogen selalu tetap, sehingga konsentrasi padatan dan cairan relatif konstan
dalam kesetimbangan kimia, maka tidak disertakan dalam persamaan konstanta
kesetimbangan kimia (Zulkarnaen, 2004).
Kesetimbangan dapat berubah bila mendapat gangguan dari luar. Perubahan itu
menuju ke arah tercapainya kesetimbangan baru. Seorang kimiawan
berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier mengatakan bahwa jika reaksi kimia
yang setimbang menerima perubahaan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi
tersebut akan melakukan reaksi sebagai respon dengan suatu pergeseran tertentu
untuk mencapai kesetimbangan yang baru. Perubahan dari keadaan kesetimbangan
semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari
luar dikenal dengan pergeseran kesetimbangan. Misalnya, peningkatan konsentrasi
salah satu reaktan atau produk akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser dan
berusaha untuk mengurangi konsentrasi zat yang meningkat itu. Jika kalor di
tambahkan ke dalam sistem, kesetimbangan akan bereaksi untuk mengurangi aksi
itu dengan menggunakan dari sebagain kalor tambahan tersebut dalam reaksi
penguraian. Peningkatan tekanan akan menggeser kesetimbangan untuk
mengurangi jumlah mol total yang ada. Kesetimbangan kimia mengalami beberapa
perubahan dalam reaksinya. Termasuk didalamnya terbentuk endapan dalam suatu
larutan yang direaksikan. Keadaan kesetimbangan ditentukan oleh konstanta
kesetimbangan untuk reaksi. Hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan
persamaan reaksi disebut hukum kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan
konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian
konsentrasi zat pereaksi dan masing-masing dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya. Salah satu kegunaan konstanta kesetimbangan kimia adalah
memprediksi arah reaksi. Untuk mempelajari kecenderungan arah reaksi,
digunakan besaran Qc, yaitu hasil perkalian konsentrasi awal produk dibagi hasil
perkalian konsentrasi awal reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya. Jika nilai Qc dibandingkan dengan nilai Kc, terdapat tiga
kemungkinan hubungan yang terjadi yaitu jika Qc < Kc, sistem reaksi reversibel
kelebihan reaktan dan kekurangan produk. Untuk mencapai kesetimbangan,
sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya, reaksi cenderung ke arah
produk (ke kanan). Jika Qc = Kc, berarti sistem berada dalam keadaan
kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke arah reaktan maupun produk sama. Jika Qc >
Kc, berarti sistem reaksi reversibel kelebihan produk dan kekurangan reaktan.
Untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi reaktan.
Akibatnya, reaksi cenderung ke arah reaktan atau ke kiri. Semua senyawa ionik
merupakan elektronik kuat, tetapi daya larutnya tidak sama. Namun, senyawa
yang tidak dapat larut bahkan dapat melarut dalam jumlah tertentu. Salah satu
penggunaan yang berguna dari hasil kali kelarutan adalah untuk meramalkan
apakah pengendapan akan terjadi apabila kedua larutan dicampur. Dalam larutan
jenuh air garam, hasil kali ion sama dengan Ksp. Jika dua larutan ion-ion dari
garam dicampurkan dan ternyata hasil kali ion melebihi Ksp, maka pengendapan
pun akan terjadi (Syukri,1999).
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi posisi kesetimbangan antara lain:
1. Perubahan konsentrasi
Jika dalam sistem kesetimbangan ditambahkan lebih banyak reaktan atau
produk, reaksi akan bergeser ke arah yang berlawanan dengan arah komponen
yang ditambahkan. Sebaliknya, jika sebagian reaktan atau produk dikurangi, maka
reaksi akan bergeser ke arah yang dikurangi untuk menggantikannya.
2. Perubahan suhu
Pengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan yaitu apabila pada sistem
kesetimbangan suhu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah
yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Bila suatu reaksi
kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang
membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm). Temperatur berubah maka harga Kc
juga akan berubah.
3. Perubahan tekanan dan volume
Pengaruh tekanan atau volume, jika tekanan diperbesar atau volume dikurangi,
reaksi kesetimbangan bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih
kecil sedangkan jika tekanan diturunkan atau volume diperbesar, reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih besar.
Meskipun penambahan zat inert (zat yang tidak bereaksi) ke dalam sistem
kesetimbangan gas menyebabkan kenaikan tekanan, tetapi tidak memengaruhi
jumlah mol komponen kesetimbangan. Karena itu, kenaikan tekanan karena
penambahan gas inert tidak memengaruhi posisi kesetimbangan, sehingga tekanan
parsial atau konsentrasi masing-masing komponen kesetimbangan tidak berubah.
4. Peranan Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat digunakan untuk mempercepat reaksi, yaitu
dengan menurunkan energi pengaktifan. Sesuai dengan fungsinya mempercepat
reaksi maka akan mempercepat tercapainya proses kesetimbangan, dengan cara
mempercepat reaksi maju dan reaksi balik sama besar. Jika kecepatan reaksi
maju=kecepatan reaksi balik maka katalis berhenti berfungsi (Andy, 2009).