Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN OTAK ADHD PADA ORANG DEWASA

ABSTRAK
ADHD adalah gangnuan perkembangan dan kebanyakan studi melakukan penelitian yang
ditunjukan untuk anak-anak dan remaja.Tanda proses perburukan cerbral pada ADHD adalah
gangguan fungsi eksetutif ( Gerak motorik, Ingatan, kontrol dalam menahan diri ) dan gangguan
perhatian. Pada dewasa gangguan terjadi pada kortek prefrontal dan Kortek cingulated anterior
( dACC ) yang terlibat dalam regulasi pusat perhatian, eksekutif control, dan pengambilan
keputusan. Disfungsi ganglia basal juga ditemukan pada ADHD anak anak hingga dewasa.
Disfunfsi persisten dari frontostriatalncircuitres juga ditemukan. Cerebelum dan perannya dalam
mengatur perasaan dan fungsi kognitif juga merupakan patologi dari ADHD. Dari data
didapatkan bahwa prinsip patopsikologi dari ADHD pada anak dan remaja hingga dewasa tidak
jauh berbeda, meskipunada ada beberapa perbedaan psikopatologi.Hipotesa ganguan
neurodevelopmental memperkuat dasar dari gambaran ADHD pada dewasa.

Prevalensi dari ADHD pada orang dewasa adalah 3%- 4%. Gejala khas ADHD pada anak anak
adalah gangguan perhatian, hiperaktif dan implusif. Pasa orang dewasa gejala ADHD adalah
kurangnya konsentrasi dan tidak bisa berorganisasi, hiperaktif dan terkadang impulsif. Tidak bisa
mengontrol emosi, mod dan ganguan cemas maupun penggunaan zat terlarang biasa terjadi pada
ADHD pada dewasa. Dari perbedaan gejala yang terlihat pada anak anak dan dewasa dapat
diliihat setengahnya dari ADHD anak anak tidak berlangsung hingga dewasa. Dari Hipotesa
ditunjukan orang dewasa ADHD dapat dicetuskan oleh Subpopulasi, Neurobiologi dan
latarbelakang mental. Inti pernyataan pada penelitian mengenai ADHD adalah kerusakan dari
jaringan Frontostrial/ frontosubcortical. Jalur dari jaringan itu berfungsi kontrol motorik dan
sikap, maupun inhibisi dari kebiasaan dan pengambilan keputusan. Frontosubcortical banyak
mengandung Noradrenergic, dopaminergic maupun serotonergic. Struktur strial atau putamen,
globulus palidium, dan nukleus caudatus dari frontostiral lemah pada ADHD. Anterior cingulated
coretx ( ACC ) berperan penting pada ADHD psikopatologi. Regio ini menstimulus otak depan
dan struktur limbic yang berfungsi untuk pusat kontrol konflik, ACC berperan pada
mengintegrasi input polymodal dari regio berbeda dalam mengontrol khusus dan fungsi inhibisi.
Akhirnya peningkatan perhatian dilaksanakan oleh cereblum yang kuat mempengaruhi fungsi
perasaan dan kognititf lewat koneksi thalamus.

Struktur Otak pada ADHD

Temuan pada neuroanatomi secara global

Volume total otak berkurang pada Anak dan remaja dengan ADHD, yang lebih menonjol
hemisper kanan. Hemisper kanan dihipotesa mondominasi fungsi pengambilan keputusan,
Mengontrol penghambat dan perhatian khusus. Telah kita ketahui bahwa kerusakan pada
hemisphare kanan menyebabkan kurangnya singkronisasi dari aktifitas otak dan kesalahan
stimulus sensorik.
Sowll dkk. menunjukan perubahan otak anak anak dengan ADHD terffokus pada regio
otak yang berhubungan dengan perhatian, kontrol eksekutif dan pengaturan bahasa. Lebih
khusus lagi mereka menunjukan jika kelaianan kortikal teutama terlokalisasi pada inferior portio
dari dorsal PFC dan kortek anterior temporal bilateral. Meningkatnya subtansi coklat terlihat
dalam porsi besar dari posterior temporal dan inferior parietal kortek bilateral.
Sebelumnya, Seidman dkk menginvestigasi 24 orang dewasa dengan ADHD berdasarkan
DSM IV dan 18 kontrol orang sehat yang sebanding pada umur, status sosioekonomic, jenis
kealmin, pendidikan, IQ dan test performa prestasi. Dibandingkan dengan orang dewasa normal,
orang dewasa dengan ADHD mengaalami kekurangan signifikan pada bagian kortikal coklat dan
prefrontal dan volume ACC yang lebih kecil. Penulis menyimpulkan pada ADHD ada hubungan
antara perbedaan ukuran regio otak dengan perhatian dan kontrol khusus. Data tersebut sangat
konsisten dengan studi yang dilakukan terhadap anak dengan ADHD,mendukung hipotesa bahwa
ADHD adalah ganguan persisten dari biologi khusus yang akan dibawa selama kehidupan.
Temuan pada regio spesifik dari neuroanatomical
Beberapa penelitian talah mengkonfirmasi penggunaan volume PFC pada ADHD anak anak
yaitu pada , yaitu pada bagian dorsolateral (DLPFC). DLPFC berperan pada Perhatianm ingatan,
perencanaan, dan organisasi tugas. Sedangkan Kortek prefrontal ventrolateral (VPFC) berperan
dalam kontrol menahan diri. Kortek orbitofrontal berperan dalam prilaku sosial dan
keseimbangan diri dan emosi.
Heslingan dkk, menemukan penggunaan volume dari otak bagian orbitofrontal kiri pada ADHD
dewasa. Regio ini berperan pada tingkah laku sosial dan kontrol impulse. Pada ADHD terjadi
penipisan yang selektif dari kortek serebri yang berperan dalam kewaspadaan dan fungsi fungsi
khusus. Penipisan yang signifikan pada ADHD terutama terjadi pada hemisper kanan yang
berhubungan dengan lobus parietal inferior, dorsolateral prefrontal dan kortek cingulated
anterior. Data dari neuroanatomical didapatkan berdasarkan gangguan pada otak frontal pada
ADHD dewasa.

Kortek cingulated anterior


Dorso anterior cingulated cortek (dACC) penting untuk beberapa fungsi khusus, kontrol dalam
menahan diri, mendeteksi sasaran.Penururan pada girus cingulated kanan dilaporkan pada
ADHD anak. Berdasarkan kepada studi yg dilakukan Makris dkk pada ADHD dewasa terjadi
pengurangan volume ACC kanan berkurang.
Lobus temporal
Lobus temporal berperan dalam pemahaman bahasa dan identifikasi benda asing, emosi, dan
fungsi memori. lobus Temporal bagian kanan berfungsi sebagai visual sedangkan kiri sebagai
asosiasi bahasa. Sowel dkk mengasosiasikan analisa anatomi otak luar pada anak dengan ADHD
terjadi penuruanan volume otak anterior bilatral. Penurunan volume lobus temporal adalah akibat
dari penurunan fungsi otak secara umum. Tidak ada informasi penting meneganai pengaruh
kognitif dan perasaan pada proses sensorik ddan modulasi oleh lobus temporal pada ADHD.
Ganglia basalis
Ganglia basalis terdiri atas 5 nukleus : nukleus kaudatus ( stratum asosiasi kognitif), Putamen
( stratum sensorik motorik), Nukleus acumbens (stratum limbic), globus palidum dan
subthalamic nukleus. Semuanya berkaitan erat dengan struktur batang otakdikenal dengan
substansia nigra dan nukleus pedinculopontine. Stratum putamen dan palidum menunjukan
densitas tinggi dari dopaminergic. Fungsi utama adalah sebagai proses belajar dan autamitasi dari
motor program, kebiasan dan pengumpulan komplek respon dan cara beradaptasi terhadap
lingkungan. Gejala ADHD dihubungkan dengan kerusakan strial.
Penurunan volume ganglia basal terlihat pada beberapa studi ADHD anak dan remaja. Paling
banyak penurunan volume terjadi pada unilateral atau bilateral caudate. Penururnan palidum juga
didapatkan pada beberapa studi. Sampai sekarang tidak ditemukan penurunan volume ganglia
basal pada ADHD dewasa. Penjelasan yang memungkinkan adalah adanya perbedaan antara
ADHD dengan kontrol yang menghilang dengan bertambah usia.
Corpus calosum
Corpus calosum menghubungkan regio homonymus dari hemisphere cerebral.Kerusakan pada
korpus kalosum bisa menyebabkan susah konsentarsi, penurunan kemampuan belajar dan
ingatan. Penurunan volume corpus calosum hanya dilaporkan pada ADHD anak. Data pada
ADHD dewasa masi sedikit.

Lobus parietal

Posner dan paterson menjelaskan sistem perhatian posterior berlokasi pada lobus parietal,
terutama dimodulasi oleh transmisi noradenergic yang kontras dengan modulasi dopaminergic
dari pusat perjatian bagian frontal. Posterior dari cortex parietal berfungsi untu orientasi dan
perhatian khusus. Gejala tidak fokus terjadi dari target kontalateral dan lesi pada regio ini
menyebakan mudah terjadi penurunan konsentrasi. Castelous mendemostrasikan penurunan
volume pada parietal posterior sedangkan converselen mendemostrasikan peningkatan volume
kortikal pada ADHD anak. Penting untuk orientasi visuospatial dan regio untuk integritas sensori
polymodal, Markis dkk. Masih sedikit penelitian mengenai penurunan volume parietal inferior.
Lobus Ocipital
Castellanos, menjelaskan pengurangan volume dari ocipital kiri pada ADHD anak ditemukan
pada beberapa penelitian. Tidak ada data yang menjelaskan penuruan volume lobus ocipital.
Cerebelum
Peran cerebelum dalam kognitif dijelaskan pada 20 pasien dengan lesi pada cerebelum> Pasien
dengan lesi cerebelum menunjukan fungsi khusus, defisit kesadara visuospatial dan fungsi
memori dari neocereblum melemah jika lokasi pada hemisphara dan dentata nukleus. Vermis
berhubungan dengan gangguan afektif. Proyeksi thalamus melewati area PFC dan mengalami
proyeksi timbal balik dari PFC sampai cerebelum hingga mebentuk suatu fungsinjaringan kebih
banyak berpengaruh menghasilkan kontrol. Beberapa studi menunjukan cerebelum memodulasi
efek dari aliran dopamin. Beberapa studi menunjukan melemahnya fungsi cerebelum pada pasien
anak dan remaja. Penurunan volum hemisphare kanan dilaporkan dan dikolerasikan dengan
gangguan perhatian.

Regio otak lain


Pada ADHD anak, remaja dan dewasa terdapat peningkata volume hipokampus bilateral yang
berkaitan dengan proses perhatian seperti visuospatial, ingatan dan fungsi pelaksana. Penurunan
volume amigdala dilaporkan. Semenjak gejala afektif dan emosi yang tidak stabil jadi gejala
ADHD. Hipokampus dan amygdala tidak banyak diteliti.

Fungsi Otak Pada ADHD

Functional MRI ( fMRI ), MRI relaxometrinan dan ligand bound imaging technic seperti
SPECT atau positron emission tomografy ( PET ) telah digunakan untuk mempelajari fungsi otak
pada ADHD. Dari segi neurologi, Perhatian dibagi menjadi 3 komponent:
-Timbul dan peringatan siaga pada dasarnya lokasinya pada subkortikal dan merupakan
assending retikular activation system. Proyeksinya sampai ke sebagian batang otak, thalamus,
melalui striatum, naik sitem limbic membentuk proyeksi kortikal. Fungsi utama dari komponen
ini adalah aktifasi dan singkronisasi dari kortek cerebral sampai perilaku dan motivasi dan
sebagai daya tarik stimulus yg menonjol dan memori.
-Gabungan subkortikal dan kortikal berhubungan dengan deteksi stimulus baru, filtrasi stimulus
yang relevan dan melepaskan pusat perhatian.
-Perhatian yang selektif terkait patofisiologi ADHD. Ini berhubungan dengan struktur otak
depan untuk untuk peningkatan kemauan saccades , menginduksi motorik ( Premotor cortex ),
berhubungan dengan kerja ingatan ( DLPFC ) dan di modulasi oleh ACC ( deteksi target , seleksi
dan inhibisi respon, manajemen konflik dan motivasi ). Jaringan ini juga disebut eksekutif
( konflik) dan terlihat turun temurun. Tanpa jaringan ini dACC mempunyai koneksi yang kuat
terhadap struktur otak depan dengan componen serotonergic dan dopaminergic. Regio dari
parietal berperan dalam memediasi fungsi sensorik. Parietal posterior melepaskan fokus
perhatian ke target. Lobus parietal superior berfungsi perpindahan perhatian yang disadari.
Hemisper kanan berfungsi untuk orientasi maupun perhatian khusus.
Konrad dkk menggunakan fMRI untuk menginvestigasi mengaktivasi otak terkait tiga aspek
perhatian. Anak dengan ADHD terdapat regio otak yang menyimpang dari ketiga jaringan diatas.
ADHD pada anak lebih sedikit aktifasi bagian kanan pada anterior cingulated girus saat
memperingatkan, lebih banyak aktifasi frontostrial insular saat reorientasi, dan lebih sedikit
aktifasi frontostrial untuk kontrol eksekutif ( manajemen konflik ). Disregulasi dari tingkat
aaliran oksigen darah tergantung dari sinyal yang dapat di deskripsikan pada putamen saat
reorientasi dan kontrol khusus disarankan untuk diubah pada anak dengan ADHD. Di medication
naive anak dengan ADHD, kelaianannya tidak hanaya ditemukan pada frontostrial tapi juga pada
frontal dan temporal, Hale dkk menyimpulkan dari data mereka bahwa abnormalitas dari fungsi
otak pada orang dewasa dengan ADHD tidak terbatas hanya pada fungsi komplek khusus.
kelainan membedakan stimulus mengindikasi saat kedua simple dan komplek kognitif.Sebagai
contoh saat mengerjakan tugas susah memeperlihatkan aktifasi proses area hemispere linguistrik
kiri lebih baik dan gagal mengaktifasi regio parietal bilateral dimana penting untuk eksploitasi
komplek khusus.

Kortek cingulated Anterior

Hipoaktifasi dari dACC khas ada pada ADHD pada anak dan remaja, hasil yang sama juga
didapatkan dengan menggunakan fMRI. TEmuan tersebut menjelaskan bahwa dACC sangat
berperan pada patofisiologi ADHD.
Zametkin dkk, yang pertama menemukan hipoaktif dACC pada pasien ADHD dewasa.
Berdasarkan kerusakan dari konsentrasi, beberapa penelitian menunjukan hipofungsi dari ACC
pada ADHD dewasa.Berdasarkan dari hipotrdid konsentrasi Bush ddk melakukan fMRI pada
pasien ADHD dewas, menggunakan desain khusus berdasarkan pola stroop.Penelitian ini
menujukan divisi yang mengatur fungsi kognitif pada dACC tidak aktif pada ADHD dewasa saat
kondisi terganggu.Sebagai mekanisme pengganti, pasien ADHD mengaktifasi sinyal frontostrial
alternativ dengan menggunakan regio lain dari PFC lateral, kortek insular, maupun aktifasi
unilateral dari caudate, putamen, talamus dan pulvinar. Hasil di atas dapat di presentasikan akibat
dari kerusakan fungsi dACC pada ADHD dewasa saat terjadi gangguan kondisi, ketika ini terjadi
subjek akan fokus pada stimulus yang paling menarik perhatian yang tidak jauh berbeda dengan
pada saat aktifasi dACC. Ini perhatian yang normal namun terdapat kelainan pada stimulus
perhatian dan efek konflik juga dilaporkan dari point neuropsikologi dilaporkan oleh oberlin dkk.
Hanya ADHD dengan tipe kombinasi mengalami kerusakan reaksi visual. Ini tidak ditemukan
pada ADHD dewasa tipe Inanttentive.
Disamping peran dACC sebagai pusat konsentrasi, respon dan performa pengawasan , dACC
lebih dulu mempengaruhi pengambilan keputusan. Lebih beasar yang didapat lebih besar
aktifitas pregenual ACC saat phase pengambilan keputusan. Ernest dkk menemukan perbedaan
motivasi diri pada ADHD. Pasien dengan ADHD lebih banyak menggunakan ACC kanan dari
pada orang normal.
Performa memori berhubungan dengan aktivitas dari ACC pada remaja normal tapi pada remaja
dengan ADHD berhubungan dengan lobus parietal superior ( SPL ) dan precutaneus. Penulis
menjelaskan bahwa peningkatan aktifitas SPL pada ADHD akibat dari kompensasi dari
rendahnya aktifitas ACC dan lebih banyak salience dari stimulus emosional.
Menggunakan Pradigma kerja memori, wolf dkk telah menjelaskan sebelumnya lebih lemah
koneksi dari ACC dan lebih tinggi koneksi dari cortex cingulate dorsal pada pasien ADHD
dewasa dan orang normal. Penelitian lain menggunakan fMRI menemukan fakta bahwap
berkurangnya fungsi koneksi antara ACC dan regio cingulated posterior termasuk precuneus.

Sistem Motorik

Pelaksanaan dari tugas motorik yang simpel diawali dengan aktifasi jalur otak. moftofsky dkk
melaporkan anak dengan ADHD mengalami pengurangan kerja pada kortek motorik kontra
lateral dan aktifitas korteks parieetal kanan .
Studi dengan menggunakan PET, terdapat kolerasi natara hiperaktifasi motorik dengan
rendahnya kekuatan pengikat untuk dopamin tranporter (DAT) pada otak tengah terlihat pada
remaja dengan ADHD. Sedangkan perubahan sinyal dari dopamin dihubungkan dengan
hiperaktifitas. Studi tentang ADHD pada dewasa untuk sistem mototik belum tersedia.

Kortek Frontal
Temuan paling konsiten menegenai gambaran neurologis pada ADHD adalah defisit pada
aktifitas neuro hingga frontostrial dan fronto parietal.Tetapi dari hasil temuan dari ujung ke ujung
subregio frontal kortek tidak ada hubungannya dengan ADHD.
PFC yang mengatur perilaku, perhatian, dan perasaan dengan mengungganakan pengetahuan
yang diketahui sebelumnya. PFC penting dalam pusat perhatian terhadap yang sudah di ketahui
sebelumya, penghambat ganguan, dan pembagian perhatian, dimana area korteks posterior
penting untuk presepsi dan sumber yang dibutuhkan dalam pembagian perhatian. PFC pada
lobis kanan penting untuk penghambat prilaku. Kerusakan pada PFC dapat menyebabkan
kelalaian, impulsif, perencanaan yang buruk, dan hiperaktif.
Beberapa temuan menunjukan VLPFC dan DLPFC memonitor perhatian, perencanaan, ingatan
dan manajemen konflik. Rubia dkk menemukan hipoaktif dari VLPFC kanan dan caudatus kiri
pada ADHD remaja, sedangkan Whulst dkk melaporkan perbedaan aktifitas dari regio
frontostrial. Anak dengan ADHD menunjukan aktifitas jaringan yang tersebar termasuk lebih
banyak regio dorsolateral dan posterior prefrontal. Rubia dkk melaporkan bahwa pasien ADHD
remaja dalam medikasi menunjukan pengurangan yang signifikan dari aktifitas otak pada PFC
inferior kanan selama respon motorik berhasil dihambat dan precuneus dan cingulated posterior
jikaka gagal dihambat. Defisitr ini berkaitan dengan skore prilaku dari ADHD dan tetap berlaku
ketika pengobatan yang diberikan tidak sesuai.Sebaliknyaa, Ernst dkk menunjukan penggunaan
PET pada ADHD dewasa dengan kontrol yang sehat, aktifasi VLPFC dan DLPFC sampai
mengerjakan test pengambilan keputusan. Tetapi aktifasi dari dACC dan hipokampous, untuk
emosional dan pusat memori tidak terlalu terpengaruh pada ADHD daripada yang direkrut
dengan bagian caudak ACC kanan.Hasil penelitian ini digunakan untuk dasar dasar dariganguan
perilaku dan kebiasaan pada ADHD.
Bukti dari hipoaktif lobus frontal, termasuk cingulated anterior, prefrontal dorsolateral, dan
kortek prefrontal inferior datang dari 16 penelitian meta analsis dengan fMRI pada anak dan
remaja dengan ADHD.Analisa dari penelitian lain yang menggunakan respon dari pola inhibisi
ditemukan tanda yang lebih luas dari hipoaktif pada pasien ADHD dari pada penghambat respon

(thalamus, ganglia basal, dan cortex parietal). Penelitian dari respon inhibisi menunjukan
kelompok yang lebih terbatas sehubungan dengan aktivasi PFC inferor, Regio dinding tengah
dan gyrus precentral.
ADHD dewasa sedikit aktivitas dan fungsi konektifitas dan telah di observasi saat mengingat
pada VLPC, ketika Konektifitas dari PFC kanan meningkat jika dibandingkan dengan subjek
kontrol dengan perubahan fungsi pada regio otak lain. Sedangkan korelasi dari aktifitas dari area
kortek frontal pada pasien ADHD dewasa dan kurangnya score perhatian dilaporkan, defisi
fungsi yang terjadi tergantung pada derajat dari defisit ganguin perhatian. Dilain sisi,
penignkatan aktifitas dari kortek orbitofrontal ditemukan sebagai respon untuk mendapat hasil
saat dorongan paksa penundaan tugas, memberikan kesan bahwa kortek frontal berhubungan
dengan kelaianan proses mengganjar pada ADHD dewasa.

Cerebelum
Sesuai dengan keterlibatannya dalam fungsi kognitif, proses emosi dan kontrol prilaku,
cerebelum penting dalam beberapa penelitan mengenai ADHD. Aderson dkk melaporkan
kelaianan pada vermis pada ADHD anak dan remaja pada penelitian menggunakan MRI
relaxometer mungkin karena pengaruh dari metilpenidat, menegaskan pengaruh fungsi
cerebelum pada ADHD. Efek dari metilpenidat tergantung pada tingkat aktivitas sebelum
mendapat terapi. Dengan fMRI schulz dkk menjelaskan aktifitas yang tinggi cerebelum pada
remaja dengan ADHD. berbeda dengan Valera dkk yang menemukan penurunan yang signifikan
dari aktifitas cereblum dan juga lobus oksipital dari pasien dewasa dengan ADHD, meskipun
tidak ada perbedaan dalam memori pada ADHD dan kontrol. Kim dkk melakukan pemeriksaan
anak dengan ADHD menggunakan PET dan menemukan penurunan aliran darah ke cerebellar
pada pasien ADHD dibandingkan kontrol. Volkow dkk melaporkan methilpenidate
meningkatkan aktivitas metabolik dari cerebelum pada orang dewasa normal tergantung dengan
reseptor dopamin.
Hasil dari penelitian anak dengan ADHD mengisyatarkan ada hubungan antara disfingsi
cerebelum dan otak depan dengan simptopatologi ADHD. Penulis menemukan dengan
menggunakan DTI ADHD yang mencolok terjadi abnormalitas pada premotor kanan, stril kanan,
pendinculu cerebri kanan, pendinculu cerebri kiri, cerebelum kiri dan area parieto ocipital kiri.
Orang dewasa dengan ADHD, sedikit aktivitas saat mengingat dan perubahan dari fungsi
konektivitas dari cerebelum dan regio otak kortikal. Hasil ini menambahkan kenyataan terjadi
defisit sirkuit cortikopopontocereberal pada ADHD.

Kortek parietal

Kortek parietal seharusnya berperan pada sistem perhatian yang termasuk pada struktur jaringan
frontoparietal. Sebagai contoh, jaringan orientasi termasuk SPL, hingga temporal parietal
junction dan daerah mata depan. Krauel dkk menjelaskan peningkatan aktifitas dari beberapa
regio parietal sebagai kompensasi dari perhatian untuk rendahnya aktivitas ACC pada orang
normal. Bersama dengan area otak depan, kesiapan perhatian diaktivasi oleh area parietal dan
thalamic yang potensialmudah terkena ke aksi dari noreepineprin.
Parietal superior dan depan tengah terlibat dalam proses visuospatial. Silk dkk menunjukan
dengan pemeriksaan fMRI dengan tugas pemutaran mental, bahwa anak dengan ADHD lemah
dalam aktifitas dari sistem aksi-perhatian termasuk kortek parietal sperior maupun area tengah
depan. Ini megindikasikan bahwa pasien ADHD bisa mempunyai disfungsi parietal. Ada kasus
dengan beberapa jaringan yang didebatkan selama ini, temuan ini pada anak dengan ADHD
dapat diperpanjang ke orang dewasa dengan ADHD. Pertama penelitian ini dilakukan oleh Tam
dkk, mereka menunjukan remaja dengan ADHD terdapat kerusakan signifikan pada kemampuan
mereka kepada perhatian langsung dan tidak langsung. Ini berkaitan dengan aberasi bilateral
pada sistem perhatian parietal.
Ganglia Basal
Pada PET ditemukan penurunan perfusi ganglia basal pada pasien dengan ADHD, pada fMRI
dilaporakan aktifitas yang tidak normal pada striatum.
Meskipun Bush dkk tidak meneliti ganglia basalis, mereka mengobservasi peningkatan aktivitas
dari putamen kanan pada orang dewasa dengan ADHD ketika dilatih tugas Stroop. Sebelumnya
plichta dkk menemukan hiporesponsiv dari sistem stria ventral pada orang dewasa dengan
ADHD, dimana dilakukan pemeriksaan saat memilih antara 2 pilihan. Mereka melaporkan
peningkatan aktivitas nukleus caudat dorsal dan amigdala berhubungan dengan balasan yang
tertunda. Dengan cara yang sama, penurunan aktivitas dari striatum ventral saat mengantisipasi
dari yang didapat dalam sebuah tugas insentiv moneter yang tertunda telah dideskripsikan pada
penelitian sebelumnya. Penulis mendeskripsikan terdapat kolerasi negativ dari aktivitas straital
ventral dengan impulsif dan hiperaktif. Korelasi negatv dari antara impilsivity dan aktivitas
striatal dimana ditemukan pada kedua penelitain yang juga ditunjukan oleh Schneider dkk yang
menggunakan pradigma kontrol impulsif. Hasil ini menjelaskan bahwa aktivitas striatal
berhubungan dengan impulsif dan hiperaktif pada orang dewasa dengan ADHD.

ADHD dan kelainan komorbiditas

Penelitian dengan patien yang memiliki kelainan komorbiditas atau lesi otak sangat menarik
karena membantu untuk mengesahkan spesifikasi dari hipotesa ganguan frontostrial (cereberal)
dan mekanisme kompensasi pada ADHD.
Busing dkk, Menemukan tidak ada perbedaan morfologi otak pada anak dengan ADHD dengan
dan tanpa kelainan kormobiditas. Pada penelitian ini juga tidak ditemukan perbedaan ukuran
struktur frontostrial. Pada penelitain lain ditemukan kelainan aktivitas pada lobus prefrontal
pada anak remaja dengan kelainan comorbid.
Tourette syndrom merupakan kelainan komorbid paling sering pada ADHD. Penururnan ukuran
ganglia basal dan kehilangan sedikit fungsi lobulus palidus kiri ditemukan pada sebagian
penelitian. Beberapa penelitian menunjukan pasien ADHD dengan kelainan comorbid
mempunyai ukuran porsi kortical hingga dorsal dan regio parieto ocipital yang lebih besar dan
ukuran nukleus caudatus yang lebih kecil.
Alder dkk , menggunakan test perhatian pada remaja dengan kelaianan bipolar dan menunjukan
kelainan komorbid dengan ADHD berhubungan dengan seikitnya aktivitas dari VLPFC, ACC
dan lebih tinggi aktivitas kortek parietal posterior maupun gyrus temporal tengah. ADHD dengan
kelainan komorbiditas menghasilkan lebih sedikit aktivitas dari regio prefrontal sehingga
menggunakan parietal posterior dan area kortek temporal digunkana sebagai alternativ.
Kemampuan mengenali orang juga terganggu pada ADHD ini sama seperti pada pasien
SKIZOFRENIA. Keduanya menunjukan penurunan aktivas dari prefrontal tengah dan regio otak
amygdala.
Autisme mungkin terjadi pada ADHD dan kerusakan perhatian konsisten didapatkan pada
autisme. Pada penelitian Anatomical, Pasien dengan autisme menunjukan total otak dan volume
zat putih pada caudat, globus validum, kebanyakan regio pada kortikal otak dan cerebelum yang
lebih besar dibandingkan dengan pasien ADHD. Dengan menggunakan fMRI didapatkan
pengurangan aktivitas amygdala pada pasien autis saat berhubungan sosial, Pada autis terdapat
disfungsi sistem perhatian yang berhubungan cerebelofrontal yang terdapat juga pada ADHD.

Kesimpulan
Penelitian ADHD pada orang dewasa lebih terbatas dibandingkan dengan penelitian yang
dilakukan pada anak dan remaja. Gambaran data umum sering memalukan karena samplenya
sedikit, tidak ada jawaban dan terkadanag hasil yang berlawanan. Beberapa penelitian
menumkan kesamaan antara abnormalitas ADHD anak dan remaja pada kerusakan jaringan
frontostrial. Temuan yang konsisten didapatkan adalahdisfungsi striatum dan ACC. Struktur
kortek prefrontal juga berperan penting pada psikopatologi ADHD. Meskipun temuan itu tidak
spesifik ada pada ADHD. Sama dengan anak anak cereblum juga mengalami kelainan pada
ADHD orang dewasa. Selain itu, terdapat jaringan perhatian posterior yang aktifitasnya

berkurang pada ADHD anak dan dewasa. abnormalitas fungsi terdiri dari frontostrial, parietal
dan area kortikal temporal pada sikap yang spesifik. Orientasi perhatian sedikit terkena efek dari
pada stimuli penraik perhatian atau persiapan menghadapi konflik. Beberapa tingkat vertkal dari
jaringan perhatian terpengaruh pada pasien dengan ADHD.
Data pasien ADHD dengan kelaianan comorbid psikiatri sejauh ini tidak konsisten dan
kontribusinya pada pemahaman patofisiologi ADHD terbatas. Meskipun begitu, Gejala ADHD
dikombinasikan dengan kelainan lain berhubungan dengan disfungsi frontostrial.
Struktur dan fungsi investigasi gambaran otak sangat penting untuk perkembangan pengetahuan
patofisiologi ADHD. Meskipun, kurangnya sensitifitas dan spesifitas dari penemuan,
neuroimagin tidak siap untuk digunakan sebagai diagnostik. Kemungkinan dengan kemajuan
dalam mengerti patogensis dari ADHD dengan kemajuan teknis dari teknik brain imaging, kita
dapat mengatasi kekurangannya di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai