Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

PROFESI KEPENDIDIKAN
Resume
Wawasan Bimbingan Dan Konseling

OLEH :
NAMA : DUS HENDRA
NIM :

1202968

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2015

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung
beberapa makna. Sertzer & Stone (1966) menemukakan bahwa guidance berasal kata
guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan,
menentukan, mengatur, atau mengemudikan). Sedangkan menurut W.S. Winkel
(1981) mengemukakan bahwa guidance mempunyai hubungan dengan guiding:
showing a way (menunjukkan jalan), leading (memimpin), conducting (menuntun),
giving instructions (memberikan petunjuk), regulating (mengatur), governing
(mengarahkan) dan giving advice (memberikan nasehat)
Penggunaan istilah bimbingan seperti dikemukakan di atas tampaknya proses
bimbingan lebih menekankan kepada peranan pihak pembimbing. Hal ini tentu saja
tidak sesuai lagi dengan arah perkembangan dewasa ini, dimana pada saat ini klien lah
yang justru dianggap lebih memiliki peranan penting dan aktif dalam proses
pengambilan keputusan serta bertanggungjawab sepenuhnya terhadap keputusan yang
diambilnya.
Menurut para ahli, pengertian bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
1.

Ade Sanjaya (2011)


Bimbingan dan konseling merupakan proses interaksi antara konselor dengan
klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung (melalui media
internet atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan
potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya.
2. Menurut beberapa ahli (Farchan, 2009)
a. Cavanagh
Konseling merupakan, Hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan
seseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dan
situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan
dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin
bertumbuh (growth-producing ways).

b.

Pepinsky 7 Pepinsky (Shertzer & Stone 1974)


Konseling adalah interaksi yang (a) terjadi antara dua orang individu, masing-

masing disebut konselor dan klien, (b) terjadi dalam suasana yang profesional (c)
dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudahkan perubahan-perubahan dalam
tingkah laku klien.
c. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam
rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa
depan.
d. Prayitno (2003)
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan
bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
3. Kesimpulannya
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam
hubungan pribadi sosial belajar dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan keputusan bersama Mendikbud dan BAKN No. 43/P/1993 dan No.
45 tahun 1993 tentang petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka
kreditnya, maka kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah ditetapkan menjadi 4
bidang bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut ini.
1.

Bidang Bimbingan Pribadi


Bertujuan untuk membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi

yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap, dan mandiri, serta sehat
jasmani dan rohani.

2.

Bidang Bimbingan Sosial


Bertujuan untuk membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan

lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab


kemasyarakatan dan kenegaraan.
3. Bidang Bimbingan Belajar
Bertujuan untuk membantu siswa untuk mengenal, menumbuhkan dan
mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan IPTEK, kesenian serta
mempersiapkan diri siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi
atau terjun ke lapangan.
4. Bidang Bimbingan Karir

Bertujuan untuk mengenal potensi diri siswa yang dapat dikembangkan


sebagai bekal untuk berkarir di masa depan.
Menurut Prayitno dalam buku Syahril, 2008, untuk melaksanakan keempat
bidang bimbingan dan konseling di atas, ada tujuh layanan yang diberikan kepada
siswa.
1.

Layanan orientasi
Bertujuan untuk memberikan pemahaman penyesuaian diri siswa terhadap
lingkungan sekolah dan atau komponen pendidikan lainnya yang baru
dimasuki siswa.
Diberikan kepada siswa yang memasuki situasi baru sebagai murid baru, naik

2.

kelas, atau kurikulum, dan guru baru.


Contoh: MOS, orientasi kelas baru, EBTA, EBTANAS
Layanan informasi
Bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, dan
merencanakan serta mengembangkan pola kehidupan sebagai siswa, anggota
keluarga, dan masyarakat.

Materinya meliputi informasi tentang pengembangan pribadi, informasi


kurikulum dan PBM, informasi pendidikan lanjutan, informasi jabatan,
informasi tentang kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keagamaan,
3.

sosial budaya, dan lingkungan.


Layanan penempatan dan penyaluran
Bertujuan untuk memberikan layanan tentang berbagai hal seperti
kemampuan, bakat dan minat siswa yang belum tersalurkan secara tepat.
Meliputi penempatan di dalam kelas, di dalam kelompok, dan program yang

4.

lebih luas.
Layanan pembelajaran
Bertujuan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok
dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang
berguna untuk kehidupan dan pengembangannya.
Meliputi pengenalan siswa tentang kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan
belajar, mengembangkan keterampilan belajar, pengajaran perbaikan, dan
program pengayaan.

5.

Layanan konseling perorangan


Bertujuan untuk memecahkan berbagai masalah siswa dan dapat dilaksanakan
untuk segenap masalah siswa secara perseorangan baik dalam bidang pribadi,
sosial, belajar dan karir, dengan tidak membedakan pribadi siswa ataupun

6.

permasalahan yang dialami individu.


Layanan bimbingan kelompok
Memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari
narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, baik secara
individu, pelajar, keluarga, dan masyarakat.
Materinya berhubungan dengan kehidupan beragama dan kesehatan,
penerimaan diri (sosial atau sehari-hari), emosi-prasangka dan konflik,
kebiasaan, pengembangan hubungan sosial, pemahaman tentang dunia kerja,
dan persiapan untuk kelanjutan studi.

7.

Layanan konseling kelompok


Memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk membahas dan
mengentaskan masalah melalui dinamika kelompok.
Agar terlaksananya kegiatan bimbingan dan konseling dengan baik, maka di

sekolah diperlukan kegiatan pendukung yang berkaitan dengan bimbingan dan


konseling.
1.

2.

3.

Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling


Bertujuan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang siswa,
lingkungan siswa dan lingkungan yang lebih luas yang dapat digunakan untuk
pengembangan diri siswa.
Dapat dilakukan dengan test dan non-test.
Konferensi kasus
Membahas permasalahan yang dialami siswa dalam suatu forum diskusi yang
dihadiri oleh pihak-pihak terkait (guru, orangtua/wali, kepala sekolah).
Sifatnya tertutup dan terbatas pada individu yang terkait.
Kunjungan rumah
Untuk memperoleh keterangan yang diperlukan dalam pemahaman

lingkungan
4.

dan permasalahan siswa dan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan


siswa.
Alih tangan kasus
Untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik dalam memecahkan masalah
siswa.

B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan


1. Latar belakang sosial budaya

Perubahan dan perkembangan sosial sangat cepat terjadi dalam kehidupan


manusia saat ini, terutama dengan adanya era globalisasi yang akan
mengakibatkan bertambahnya jenis pekerjaan, pendidikan, dan pola-pola yang
dituntut untuk mengisi kehidupan tersebut. Karena sekolah berada dalam
masyarakat, maka sekolah harus membantu siswa untuk menyiapkan diri agar
mampu menghadapi tantangan yang ada di masyarakat.

2.
a.

b.

Latar belakang pendidikan


Ada tiga bidang kegiatan:

Bidang pengajaran dan kurikulum bertanggung jawab melaksanakan


kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk sikap-sikap yang diperlukan sebagai salah
satu anggota masyarakat. Bidang ini sepenuhnya tanggung jawab guru.
Bidang administrasi dan kepemimpinan berhubungan dengan masalah
administrasi dan kepemimpinan dan menjadi tanggung jawab kepala
sekolah.
c.

3.

Bidang pembinaan pribadi siswa


Bertanggung jawab memberikan pelayanan agar siswa memperoleh
kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan yang sedang
ditempuhnya sehingga siswa dapat mencapai tujuannya secara baik. Bidang
ini menjadi tanggung jawab guru pembimbing bersama guru di sekolah.
Latar belakang psikologis
Menyangkut:
a. Masalah perkembangan individu dengan memperhatikan:
1) Hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang telah
dicapai.
Tempo perkembangan berlangsung cepat pada tahun pertama.
Setiap individu memiliki tempo dan irama perkembangan masingmasing.
4) Pembawaan dan lingkungan sama-sama berpengaruh.
5) Perkembangan dapat mengalami kemunduran dan dapat pula
dipercepat.
6) Perkembangan menuju ke arah integrasi.
Masalah perbedaan individu di sekolah, individu siswa dibentuk oleh
2)
3)

b.

lingkungan guru dan materi yang sama, akan tetapi hasilnya ada siswa
yang cepat, lambat, dan malas dalam belajar. Kenyataan ini membutuhkan
adanya pelayanan yang sesuai dengan perbedaan individu yang ada di
sekolah.

c.
d.

Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku kegiatan bimbingan


dan konseling dapat melihat dan memahami kebutuhan individu sehingga
terciptanya penyesuaian diri individu.
Masalah belajar individu yang belajar dipengaruhi oleh faktor yang ada
dalam diri individu. Faktor dalam maupun faktor luar individu dapat
menimbulkan masalah belajar bagi siswa. Salah satu tujuan kegiatan
bimbingan adalah untuk memahami dan mengatasi masalah belajar siswa.

C. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Secara umum, tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu
individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang efektif dan
produktif di masyarakat, hidup bersama individu lain, serta harmoni cita-cita dengan
kemampuan yang ada.
Berdasarkan kepentingannya, tujuan bimbingan dan konseling dibagi 4, yaitu:
1.

2.

Sekolah
a. Menysusun dan menyesuaikan data tentang siswa.
b. Sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat.
c. Mengadakan penelitian tentang siswa dan latar belakang siswa.
d. Menyelenggarakan program test.
e. Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi guru dan staf lainnya.
f. Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi siswa yang sudah tamat
(tambahan keterampilan).
Siswa
a. Membantu siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
b. Membantu sosialisasi dan sensitifikasi siswa terhadap kebutuhannya.
c. Membantu siswa untuk mengembangkan motif dan motivasi belajar.
d. Memberikan dorongan dalam mengarahkan diri, pemecahan masalah, dan
pengambilan keputusan dalam pendidikan.
e. Mengembangkan sikap dan nilai secara menyeluruh serta puas dengan
keadaan hidup.

f.
g.
h.
i.

Membantu siswa dalam memahami tingkah laku manusia.


Membantu siswa dalam memperoleh kepuasan diri.
Membantu siswa untuk seimbang dalam aspek jasmani, rohani, emosi, dan
sosial.
Membantu siswa mendapat kesempatan dalam mengembangkan potensinya
di lingkungan dan di masyarakat.

3.

Guru
a. Membantu guru dalam keseluruhan program pendidikan.
b. Membantu guru dalam usaha memahami perbedaan individu siswa.
c. Merangsang dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik bimbingan.

d.

Membantu dan mengenalkan pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan


program pendidikan.
e. Membantu guru dalam berkomunikasi dengan siswa.
4. Orang tua siswa
a. Membantu orang tua dalam menghadapi masalah hubungan antara siswa
dengan keluarga.
b. Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah siswa serta
bantuan yang dapat diberikan.
c. Membina hubungan baik antara keluarga dan sekolah.
d. Membantu memberikan pengertian terhadap orang tua tentang program
pendidikan pada umumnya.
D. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno dalam Syahril, 2008, bimbingan dan konseling memiliki:
1. Fungsi pemahaman
Dengan memahami siswa dan permasalahannya, besar kemungkinan jalan
keluar dari pemecahan masalah akan dapat ditemukan sehingga diharapkan siswa
dapat terlepas dari permasalahan yang dialaminya.
2. Fungsi pencegahan
Untuk mencegah atau paling tidak memperkecil akibat yang akan timbul dari
masalah siswa.

3. Fungsi pemeliharaan
Agar hal-hal yang telah dipunyai individu siswa terjaga dan terpelihara dengan
baik serta hal-hal yang menjadi kekurangan individu dapat dikurangi sedikit demi
sedikit sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun lingkungan
sekolah.
4. Fungsi pengembangan
Untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa sehingga individu
siswa dapat puas dan bahagia dalam hidupnya.
5. Fungsi pengentasan
Dengan terentasnya masalah siswa, maka diharapkan siswa bebas dari
permasalahan yang dihadapinya sehingga kebahagiaan siswa dapat terwujud.
E.

Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling


Rochman dalam Syahril 2008, merangkum prinsip-prinsip bimbingan dan

konseling adalah sebagai berikut ini.


1.

Prinsip-prinsip umum
a. Sikap dan tingkah laku individu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang
unik dan ruwet.
b. Pengenalan dan pemahaman tentang perbedaan individu merupakan suatu
keharusan.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

2.

3.

4.

Bimbingan diusahakan untuk dapat mengarahkan individu untuk dapat


menolong diri sendiri.
Bimbingan berpusat pada individu siswa.
Masalah yang tak dapat diselesaikan oleh guru pembimbing harus dilakukan
tindakan reveral (alih tangan).
Bimbingan dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa.
Bimbingan harus fleksibel.
Program bimbingan harus selaras dengan program sekolah.
Pelaksanaan bimbingan harus dilaksanakan di bawah koordinator guru
pembimbing yang berkualifikasi pendidikan sarjana bimbingan dan
konseling.

j. Penilaian terhadap kegiatan harus senantiasa secara kontinu.


Prinsip khusus yang berhubungan dengan siswa
a. Pelayanan ditujukan untuk seluruh siswa.
b. Ada kriteria tertentu untuk menentukan prioritas.
c. Program bimbingan harus berpusat pada siswa.
d. Pelayanan memenuhi kebutuhan individu siswa yang berbeda.
e. Keputusan akhir terletak pada individu siswa.
f. Siswa yang telah mendapatkan pelayanan harus secara berangsur-angsur
dapat menolong diri sendiri.
Prinsip yang berhubungan dengan guru pembimbing
a. Guru pembimbing harus mampu melakukan tujuan sesuai dengan
kemampuannya.
b. Guru pembimbing hendaklah dipilih atas dasar kualifikasi pendidikan,
kepribadian, pengalaman, dan kemampuan.
c. Guru pembimbing harus dapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya
serta keahliannya melalui latihan dan penataran.
d. Guru pembimbing hendaknya selalu menggunakan informasi yang tersedia
mengenai diri individu yang dibimbing beserta lingkungannya, sebagai bahan
untuk membantu individu ke arah penyesuaian diri.
e. Guru pembimbing harus menghormati dan menjaga kerahasiaan individu
yang dibimbingnya.
f. Fakta-fakta yang berhubungan dengan lingkungan individu harus
diperhitungkan dalam memberikan bimbingan kepada individu yang
bersangkutan.
g. Guru pembimbing hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan
teknik yang tepat dalam melakukan tugas.
h. Guru pembimbing hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil
penelitian dalam minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk
kepentingan perkembangannya.

Prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan


a. Bimbingan dilakukan secara kontinu.

b.
c.
d.
e.
f.
g.

Tersedianya kartu pelayanan pribadi.


Program disesuaikan dengan program sekolah.
Adanya pembagian waktu untuk para guru pembimbing.
Pelaksanaan dapat dilakukan secara individu atau kelompok.
Sekolah harus dapat bekerjasama dengan lembaga di luar sekolah.
Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan
program.

F. Azas-Azas Bimbingan dan Konseling


Menurut Prayitno, dalam Syahril (2008), azas-azas bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut ini.
1.

Azas kerahasiaan
Bila seorang siswa telah mengungkapkan masalahnya kepada guru

pembimbing, maka guru pembimbing harus menjaga akan kerahasiaan informasi dan
data yang didapat dari siswa, sehingga dengan demikian diharapkan terbentuk suatu
kepercayaan dari diri siswa untuk mengemukakan permasalahannya secara jelas.
2. Azas kesukarelaan
Guru pembimbing berkewajiban untuk mengembangkan sikap kesukarelaan
siswa sehingga diharapkan siswa mampu menghilangkan rasa keterpaksaannya datang
ke guru pembimbing.
3. Azas keterbukaan
Siswa dituntut berbicara jujur dan terbuka tentang masalah dirinya sehingga
pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan siswa dapat menjadi lebih jelas.
4. Azas kemandirian
Dalam pelayanan, guru pembimbing hendaknya selalu menghidupkan
kemandirian siswa asuh sehingga siswa asuh tidak menjadi tergantung pada guru
pembimbing dan orang lain.

5.

Azas kegiatan
Usaha yang dilakukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling tidak akan

memberikan hasil yang berarti bila siswa asuh tidak melakukan kegiatan dalam
mencapai tujuan.
6. Azas kedinamisan
Kegiatan bimbingan dan konseling menghendaki terjadi perubahan yang selalu
menuju ke suatu pembaharuan dalam diri siswa ke arah yang lebih baik dan maju.
7. Azas keterpaduan

Kegiatan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek dari diri


individu yang dibimbing dan sesuai dengna layanan yang ditawarkan sehingga tidak
membingungkan siswa.
8. Azas normatif
Norma-norma yang ada di masyarakat harus menjadi salah satu pertimbangan
dalam memberikan layanan kepada siswa agar dapat menjadi seorang yang
memperhatikan norma dalam kegiatannya sehari-hari.
9. Azas keahlian
Kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan secara teratur, sistematik dan
mempergunakan teknik serta alat yang teruji secara ilmiah.
10. Azas alih tangan
Guru pembimbing hanya menangani masalah yang sesuai dengan ahli dan
kewenangannya, jadi jika ada masalah yang telah dicobanya selesaikan dengan
sepenuh hati, namun siswa yang bersangkutan belum terbantu sesuai dengan yang
diharapkan, maka guru pembimbing harus mengalihtangankan siswa tersebut kepada
petugas lain atau ke profesi lain, seperti dokter, polisi, atau ahli agama.
11. Azas tut wuri handayani
Azas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam
rangka hubungan keseluruhan guru pembimbing dengan siswa. Seluruh azas ini saling
berhubungan satu dan lainnya karena dalam pelaksanaannya, ke semua azas tersebut
harus diperhatikan dan dijalankan oleh guru pembimbing dan siswanya.

G. Kode Etik Bimbingan Dan Konseling


Kode etik adalah pola ketentuan / aturan / tata cra yang menjadi pedoman menjalani
tugas dan aktivitas suatu profesi. di samping rumusan kode etik bimbingan dan
konseling yang dirumusakan oleh ikatan petugas bimbingan Indonesia, yaitu:
1. Pembimbing menghormati harkat klien.
2. Pembimbing menempatkan kepentingan klien diatas kepentingan pribadi.
3. Pembimbing tidak membedakan klien.
4. Pembimbing dapat menguasai dirinya, dalam arti kata kekuranganKekurangannya dan perasangka-prasangka pada dirinya.
5.

Pembimbing mempunyai sifat renda hati sederhana dan sabar.

6.

Pembimbing terbuka terhadap saran yang diberikan pada klien.

7.

Pembimbing memiliki sifat tanggung jawab terhadab lembaga ataupun orang yang

dilayani.
8.

Pembimbing mengusahakan mutu kerjanya sebaik mungkin.

9.

Pembimbing mengetahui pengetahuan dasar yang memadai tentang tingkah laku


orang , serta tehnik dan prosedur layanan bimbingan guna memberikan layanan
sebaik-baiknya.\

10. Seluruh catatan tentang klien bersifat rahasia.


11. Suatu tes hanya boleh diberikan kepada petugas yang berwenang menggunakan dan
menafsirkan hasilnya.
Beberapa rumusan kode etik bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Pembimbing yang memegang jabatan harus memegang teguh prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling.
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang
baik
3.

Pekerjaan pembimbing harus berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang


maka seorang pembimbing harus:
a. Dapat menyimpan rahasia klien
b. Menunjukkan penghargaan yang sama pada berbagai macam klien.
c. Pembimbing tidak diperkjenan menggunakan tena pembantu yang tidak ahli.

d. Menunjukkan sikap hormat kepada klien


e. Meminta bantuan alhi diluar kemampuan stafnya

KEPUSTAKAAN

Ade Sanjaya. 2011. Pengertian Bimbingan dan Konseling.


http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pengertian-bimbingan-konseling.html
(diakses pada hari Kamis, 22 September 2011, pukul 23.11)
Farchan. 2009. Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Beberapa Ahli.
http://1001farchan.blogspot.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling (diakses pada
hari Kamis, 22 September 2011, pukul 23.26)
Syahril dan Asmidir Ilyas. 2008. Bahan Ajar Profesi Kependidikan. UNP Press: Padang

Anda mungkin juga menyukai