Anda di halaman 1dari 6

1000 (seribu) Hari Pendampingan Mahasiswa Bagi Setiap

Keluarga
di Provinsi Kalimantan
Selatan

I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014 tentang Kualitas Peningkatan Anak dan Penurunan
Angka Kematian Ibu.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014 tentang Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBAL).
Millenium Development Goals (MDGs) 4,5 dan 6.

UU No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan


dan Pembangunan Keluarga
Peraturan Presiden Nomor 62 tahun 2010, tugas Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
b. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development GoalsMDGs) menempatkan manusia sebagai focus utama pembangunan
dan negara.

Millenium Development Goals (MDGs) terdiri dari

delapan tujuan utama dengan indikator terukur secara kuantitatif


serta

waktu

pencapaiannya.

Delapan

tujuan

utama

tersebut

adalah :
(1)

memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem;

(2)

mewujudkan pendidikan dasar untuk semua;

(3)

mendorong
perempuan;

(4)

menurunkan angka kematian anak;

(5)

meningkatkan kesehatan ibu hamil;

(6)

memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya;

(7)

memastikan kelestarian lingkungan; dan

(8)

mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

kesetaraan

gender

dan

pemberdayaan

Walaupun beberapa indikator menunjukkan arah ketercapaian


target MDGs (tahun 2015), namun tidak dapat dipungkiri
terdapat beberapa capaian yang masih memprihatinkan, antara
lain kesehatan keluarga (seperti : masih tingginya angka
kematian ibu dan bayi, tingginya angka menikah diusia muda),
air bersih, kesehatan lingkungan dan pemukiman kumuh. Selain
itu beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain
terkait dengan upaya sinergitas program dan penganggaran
pembangunan untuk kependudukan, kesenjangan antar daerah
terhadap rata-rata capaian nasional dan provinsi serta
keterbatasan sumber daya
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator status
kesehatan masyarakat yang sangat penting. Hasil SDKI tahun
2007 menunjukkan bahwa AKI sudah menurun menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup dibandingkan hasil SDKI tahun 2003
yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup, tetapi masih tinggi di
bandingkan dengan negara-negara di Asean dan tahun 2012
meningkat lagi sebesar................. Hal ini menunjukkan masih
rendahnya derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.
Masih tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan
AKB) terutama karena : Cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih sudah mencapai 88,64 persen namun kualitas
pelayanan dan kompetensi tenaga kesehatan belum sepenuhnya
sesuai standar pelayanan.
Penyebab dan latar belakang AKI sangat kompleks, sebagian
besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung yaitu
perdarahan, eklampsia dan infeksi serta komplikasi keguguran
sedangkan penyebab tidak langsung adalah faktor sosial
ekonomi, pendidikan sosial budaya dan geografis. Resiko ini akan
meningkat apabila ibu masuk ke dalam golongan 4 Terlalu
( Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat jarak anak, Terlalu
banyak jumlah anak).
Sejak tahun 2000 untuk menurunkan AKI Kementerian Kesehatan
sudah mencanangkan Strategi Making Pregnancy safer (MPS)
dengan pesan 3 kunci dimana kunci yang ke tiga adalah setiap
wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran. Semua kehamilan yang tidak dikehendaki dapat

dicegah seandainya pasangan menggunakan kontrasepsi


darurat. SDKI tahun 2007 memperlihatkan angka kehamilan yang
tidak diinginkan (KTD) adalah 7,0 % (2012....?). Salah satu
penyebab masih tingginya angka ini antara lain rendahnya
kualitas informasi dan pelayanan KB serta missed opportunity
pelayanan KB pada pasca persalinan. Karena waktu setelah
melahirkan adalah waktu yang paling tepat untuk melakukan
konseling dan pelayanan KB.
Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka mewujudkan akses
kesehatan

reproduksi

pengembangan

kualitas

adalah

peningkatan

pelayanan

Keluarga

akses

dan

Berencana

di

Provinsi Kalimantan Selatan melalui pemenuhan akses dan mutu


pelayanan

serta

peningkatan

masyarakat

seperti

Berencana,

serta

kader

promosi

PKK

pencegahan

desa

dan
di

pemberdayaan

bidang

perkawinan

Keluarga

usia

muda.

Mengendalikan kuantitas penduduk, meningkatkan pendewasaan


usia

perkawinan

serta

meningkatkan

kualitas

kesehatan

reproduksi.
Menurut Susenas 1997 dan 1998 sebagian besar (>75%) wanita
di kalsel menikah di bawah usia 20 tahun. Di Kotamadya
Banjarmasin hanya 62 persen akan tetapi di Kabupaten Tanah
Laut mencapai di atas 82 persen. Kalasu dirinci menurut kohot,
per kelompok penduduk wanita, yang berusia 10-14 tahun
menikah sebanyak 9 persen lebih, 15-19 tahun, 63 persen, 20-24
tahun, 23 persen, 25-29 tahun 4 persen, sementara yang berusia
30 tahun ke atas hanya 1 persen
Implikasi

Pernikahan

Dini

(Kawin

Muda)

Terhadap

Pertumbuhan Penduduk:
Meluasnya pernikahan dini akan berdampak pada besarnya
kuantitas penduduk, rendahnya kualitas penduduk, gerak sosial
dan mobilitas semakin tinggi, dan dengan kepadatan penduduk
di perkotaan berdampak pula terhadap merosotnya derajat
kesehatan manusia, karena polusi udara, kebisingan suara,

pencemaran

lingkungan

akibat

penumpukkan

sampah

dan

pencemaran air dsbnya. Implikasi lain dari kawin muda adalah:


1) Masa subur lebih lama sehingga dapat melahirkan lebih
banyak (apabila tidak menggunakan kontrasepsi).
2) Pertumbuhan Pasangan Usia Subur lebih cepat yang berakibat
terhadap tingginya angka kelahiran. Pada gilirannya berakibat
terhadap tingginya laju pertumbuhan penduduk.
3) Tingkat kematian Ibu (MMR) waktu/karena melahirkan lebih
tinggi.
4) Tingkat kematian anak (IMR) lebih tinggi.
5) Angka perceraian lebih tinggi.
Kualitas pelayanan dilihat salah satunya dari Pencapaian peserta
KB baru MKJP di Provinsi Kalimantan Selatan. Selama periode
tahun 2006 s.d 2014 KB Baru menunjukkan perkembangan yang
cenderung meningkat, namun jika dilihat dari capaian KB baru
MKJP masih sangat rendah sehingga perlu adanya pemantapan
komitmen dari penentu kebijakan dan lintas sektor melalui
akselerasi implementasi Peraturan Daerah melalui optimalisasi
pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat
kesehatan masyarakat dan program KB.
Kurangnya tenaga BKKBN (jumlah dan kualitas) di Kab/Kota,
berakibat melemahnya pembinaan kepesertaan KB aktif
menyebabkan

angka

DO

Peningkatan Advokasi-KIE

tinggi.

Pembinaan

Akseptor

yang
dan

difokuskan pada sasaran kelompok

khusus (pasangan usia muda dan memiliki dua anak); PUS dari
keluarga miskin, serta pelayanan KB di wilayah sulit dan kumuh
melalui kampanye 2 ANAK CUKUP dan 4 TERLALU
II. PESERTA
Terdiri dari :
Mahasiswa
Kedokteran,
Dokter
Gigi,
Keperawatan,
Kebidanan dan Bidang Studi Kesehatan lain dari PTN/PTS
tahun pertama

III.TUJUAN :
a. Tujuan Umum :
Meningkatnya kepedulian Mahasiswa terhadap masyarakat sehingga
berdampak
dalam
pengembangan
Kesehatan
dan
pada
kecintaannya kepada profesinya kelak sekaligus peningkatan kinerja
program KKB dan PK
b.

Tujuan Khusus :
Bagi Pemerintah adalah untuk :
1. Meningkatkan IPM Provinsi Kalimantan Selatan
2. Meningkatkan Kualitas Keluarga-Keluarga di Provinsi Kalimantan
Selatan
3. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat kita tekan dan angka
kematian ibu melahirkan juga akan semakin menurun dengan
memanfaatkan tenaga-tenaga promotif dan preventif
Bagi Masyarakat dan Keluarga adalah untuk :
1. Terbangunnya pengertian dan makna 8 (delapan) fungsi keluarga
yaitu
2. Munculnya anak putera/puteri Provinsi Kalimantan Selatan yang
sehat, soleh dan berkualitas
3. Keluarga juga terpelihara kesehatan, berkualitas dan sejahtera.
4. Semua ibu Melahirkan di tolong tenaga kesehatan terlatih (100
%)
5. Semua ibu paska persalinan dan paska keguguran memakai Alat
kontrasepsi (menjadi Peserta KB ) 100%.
6. Semua Keluarga Miskin ( Pra-s dan KS.I alek) Mendapat jaminan
Kesehatan(BPJS)100%
7. Semua Bayi dan balita ( anak Usia 0-5 tahun ) Mengikuti
pelayanan
kesehatan dasar di posyandu ( 100% )
Bagi Lembaga Pendidikan adalah :
Terjalinnya hubungan antara kampus dengan masyarakat
sebagai bentuk pengabdian masyarakat sekaligus labotarium
sosial bagi para mahasiswa sebagai bagian Tri Darma PT
Bagi Mahasiswa yang mendalami disiplin ilmu kedokteran dan
kesehatan adalah:

1. Munculnya karakter care, yaitu karakter yang mengerti dan


peduli terhadap masyarakat sehingga berdampak pada
kecintaannya kepada profesinya kelak
2. Menjadi Role Model Bagi Keluarga Binaan

IV. METODE KERJA


Setiap mahasiswa sejak tahun I telah diberikan daftar Keluarga
(Hasil Pendataan Keluarga BKKBN) yang berada didaerah asal
mahasiswa untuk menjadi keluarga asuh /dampingan selama 1000
hari. Pendamping adalah mahasiswa tahun I yang belajar dibidang
disiplin kedokteran, dokter gogi, kebidanan, keperawatan dan
bidang studi kesehatan lainnya dari PTN/PTS. Dan ini tidak menutup
kemungkinan menjangkau kepada mahasiswa tahun II dan III.

Tata Hubungan Antara Mahasiswa Dengan Keluarga :


1. Setiap mahasiswa akan mendapat keluarga binaan
2. Setiap mahasiswa akan mendapat data keluarga (hasil
pendataan keluarga) yang lengkap dari PLKB/PKB melalui
kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan
3. Mahasiswa berkomunikasi langsung pada saat pulang
kekampung halaman
4. Mahasiswa berkomunikasi tidak langsung melalui media sosial
handphone, telpon atau surat menyurat

Anda mungkin juga menyukai