Anda di halaman 1dari 2

Langkah awal proses isolasi piperin ini adalah menarik semua komponen kimia yang

terkandung dalam Piper nigrii fructus dengan metode soxhletasi atau disebut juga metode
ekstraksi kontinyu. Metode ini dipilih dengan tujuan untuk memperoleh ekstrak yang lebih
murni lagi. Dalam proses soxhletasi pada percobaan ini, menggunakan pelarut berupa etanol.
Pelarut etanol digunakan untuk melarutkan zat yang diinginkan dari dalam lada hitam. Etanol
digunakan karena baik piperin maupun etanol memiliki kepolaran yang sama yaitu bersifat
polar sehingga etanol mampu melarutkan piperin sesuai dengan prinsip like dissolved like.
Dari literature diperoleh bahwa piperin merupakan senyawa alkaloid yang dapat larut dalam
alcohol yaitu etaol, dimana antara piperin dengan etanol mampu untuk membentuk ikatan
hydrogen. Kemudian ekstrak yang dipperoleh dipekatkan dengan menggunakan rotarry
evaporator atau dipekatkan pada penangas air , proses pemekatan ini bertujuan untuk
memisahkan hasil ekstrak dengan pelarutnya. Selanjutnya, ekstrak yang pekat ditambahkan
larutan KOH dalam etanol 10 ml dan diperoleh larutan berwarna cokelat kehijau-hijauan.
Penambahan larutan KOH dalam etanol bertujuan untuk memperoleh piperin dari ekstrak
pekat tersebut, dimana di dalam ekstrak tersebut juga terdapat komponen lain. Penambahan
KOH-etanol menyebabkan piperin yang ada dalam ekstrak tersebut bereaksi menjadi garam
asam piperat dan dengan penambahan KOH-etanol dapat mengeliminasi senyawa lainnya,
karena dalam ekstak tersebut masih ada zat pengotor. KOH-etanol ini bertujuan untuk
mengisolasi senyawa piperin dalam bentuk garamnya, karena berdasarkan literature
dinyatakan bahwa senyawa golongan alkaloid sering kali diisolasi dalam bentuk garamnya
yaitu garam asam piperat.
Lalu filtrate yang ada disaring. Proses penyaringan bertujuan agar filtrate dapat terpisah
dari zat-zat pengotornya. Kemudian filtrate didiamkan dalam larutan es selama satu malam
agar terjadi pembentukan Kristal piperin yang sempurna. Hasil yang terbentuk tersebut
disaring dengan corong Buchner sehingga dapat dihasilkan Kristal yang sudah terpisah dari
filtratnya.
Kristal yang diperoleh direkristalisasi menggunakan etanol, rekristalisasi ini didasarkan
pada prinsip perbedaan dalam kelarutan pada suatu pelarut tertentu dan suhu tertentu. Pada
suhu kamar, senyawa piperin dalam bentuk kristalnya yang memang bersifat polar akan dapat
melarut dalam etanol yang juga bersifat polar. Ketika ditambahkan etanol sebagai pelarut,
maka piperin yang ada akan melarut dalam filtratnya, sedangkan zat pengotor nya yang
bersifat nonpolar atau kurang polar tidak larut dalam etanol akan tertinggal di dalam
residunya.

Selanjutnya, Kristal yang diperoleh tadi ditimbang dan ditentukan titik lelehnya.
Berdasarkan percobaan dapat diperoleh massa Kristal yang didapat sebesar 0,2475 g dan dari
hasil perhitungan diperoleh persentase rendemen sebesar 0,99%. Hal ini sangat jauh dari
literature yang menyatakan bahwa piperin yang terkandung dalam lada hitam sebanyak 6-9%.
Kristal yang dihasilkan masih sangat rendah atau tidak murni 100%. Hal ini dapat
disebabkan karena proses rekristalisasi yang masih kurang sempurna atau ketika proses
soxhletasi waktunya kurang lama, sehingga piperin yang dalam sampel lada hitam tidak dapat
diekstrak seluruhnya, tetapi hanya terekstrak sebagian sehingga persentase rendemen Kristal
yang diperoleh kecil.
Dari literature, titik lebur piperin adalah 129-131oC, dalam percobaan yang kmi lakukan
titik lebur piperin yang diperoleh adalah 116-135 oC . Titik lebur yang didapat tidak sesuai
dengan titik lebur piperin dalam literatur,hal ini dikarenakan piperin yang dihasilkan masih
belum murni.

Anda mungkin juga menyukai