Cold War
Cold War
Periode 1945-1969
Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia. Amerika Serikat dan
Uni Soviet sebagai negara pemenang perang muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua negara
tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis,
sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Dalam waktu singkat memang pernah
terjadi persahabatan diantara keduanya, namun kemudian muncul antagonisme diantara
mereka.
Ada dua karakter pada periode ini, Pertama, adanya keprihatinan akan ambisi rivalnya yang
menimbulkan pesimisme. Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan kekuatan militer
yang sangat kuat dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan musuhnya dengan senjata
atom.
Doktrin Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin memberikan pidato yang berbicara tentang
tak terhindarnya konflik dengan kekuatan kapitalis. Ia mendesak rakyat Soviet untuk tidak
terperdaya dengan
berakhirnya perang yang berarti negara bisa santai. Sebaliknya perlu mengintensifkan usaha
memperkuat dan mempertahankan tanah air.
Tidak lama setelah munculnya tulisan George F Kennan, diplomat di Kedubes AS di Uni Soviet,
yang memaparkan tentang kefanatikan Uni Soviet, Presiden Harry S Truman mendeklarasikan
apa yang kemudian disebut Doktrin Truman. Doktrin ini menggarisbawahi strategi
pembendungan politik luar negeri AS sebagai cara untuk menghambat ambisi ekspansionis Uni
Soviet.
AS juga merekrut sekutu-sekutunya untuk mewujudkan tujuan itu. Karena menurut teori
domino, jika satu negara jatuh maka akan berjatuhanlah negara-negara tetangga lainnya. 2.
Lingkungan Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah negara adidaya
memelihara lingkungan pengaruh diinterpretasikan sebagai akibat dari program global negara
adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni Soviet memasuki Eropa Timur, para pemimpin AS
menilainya sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan dunia.
Begitu pula ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para pemimpin Uni Soviet
menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk mendominasi dunia. Perebutan lingkungan
pengaruh diantara dua negara adidaya ini melahirkan sebuah pola yang bipolar. AS dan
sekutunya merupakan satu polar, sedangkan di polar (kutub) yang lain muncul Uni Soviet
dengan sekutunya. Amerika Serikat dan sekutunya membentuk Organisasi Pertahanan Atlantik
Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) yang berdiri pada tanggal 4 April 1949 di
Washington, AS.
Apabila salah satu anggota NATO diserang, maka serangan itu dianggap sebagai serangan
terhadap NATO. Di pihak lain, Uni Soviet dan sekutunya membentuk Pakta Warsawa (Warsawa
Pact) pada tanggal 14 Mei 1955 di Praha-Cekoslowakia atas dasar Pact of Mutual Assistance
and Unified Command. Di berbagai kawasan pun muncul blok-blok yang memihak salah satu
negara adidaya, di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty Organization (SEATO) pada
tanggal 8 September 1954 di Manila, Philipina .
SEATO ditujukan untuk menahan pengaruh komunis di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam.
Sebagai salah satu organisasi yang berdiri di Asia Tenggara, negara-negara utama di Asia
Tenggara malah tidak diikutsertakan di SEATO, anggota-anggotanya yang utama justru negaranegara Blok Barat yang dipimpin oleh AS.
Di kawasan Timur Tengah juga dibentuk Organisasi Pertahanan Timur Tengah (Middle Eastern
Treaty Organization/METO). Sedangkan Uni Soviet juga menjalin kerjasama dengan RRC pada
tahun 1950 untuk menghadapi kemungkinan agresi Jepang sebagai negara di bawah kendali
AS. Serta pembentukan Cominform (The Communist Information Bureau) di Beograd,
Yugoslavia pada tahun 1947.
Di sisi lain, kegiatan spionase juga turut mewarnai Perang Dingin. KGB (Komitet
Gusudarstvennoy Bezopasnosti), dinas rahasia Uni Soviet, dan CIA (Central Intelligence
Agency), dinas rahasia AS selalu berusaha untuk memperoleh informasi rahasia mengenai
segala hal yang menyangkut negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah
pihak serta informasi-informasi sensitif mengenai lawannya sendiri.
Periode 1969-1979
Hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet mengalami perubahan drastis dengan terpilihnya Richard
Nixon sebagai Presiden AS. Didampingi penasehat keamanannya, Henry A. Kissinger, Richard
Nixon menempuh pendekatan baru terhadap Uni Soviet pada tahun 1969. Tidak disangka,
ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil pendekatan yang sama terhadap AS. Pendekatan
ini lazim disebut dtente (peredaan ketegangan).
Sebagai sebuah strategi politik luar negeri, dtente dijelaskan Kissinger sebagai upaya
menciptakan kepentingan tertentu dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah lingkungan
dimana kompetitor dapat meregulasi dan menghambat perbedaan diantara mereka dan
akhirnya melangkah dari kompetisi menuju kerjasama. Sebagai langkah lebih lanjit, pada 26
Mei 1972 Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev menandatangani Strategic Arms
Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow. SALT I berisi kesepakatan untuk membatasi persediaan
senjata-senjata nuklir strategis/Defensive Antiballistic Missile System.
SALT I juga berisi kesepakatan untuk membatasi jumlah misil nuklir yang dimiliki oleh kedua
belah pihak, sehingga Uni Soviet hanya diijinkan untuk memiliki misil maksimal 1600 misil, dan
AS hanya diijinkan memiliki 1054 misil.
Periode 1979-1985
Setelah 10 tahun dijalankan, tampaknya Uni Soviet tidak kuat lagi untuk menjalani dtente.
Akhirnya pada tahun 1979 Uni Soviet pun menduduki Afghanistan yang sebenarnya
mengundang pasukan Uni Soviet masuk kesana untuk membantu mereka. Aksi semena-mena
ini mengundang reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS Jimmy Carter menyatakan, agresi Uni
Soviet di Afghanistan mengkonfrontasi dunia dengan tantangan strategis paling serius sejak
Perang Dingin dimulai.
Lalu akhirnya muncullah Doktrin Carter yang menyatakan bahwa AS berkeinginan untuk
menggunakan kekuatan militernya di Teluk Persia. Setelah Reagan mengambil alih jabatan
presiden, ia juga melancarkan Doktrin Reagan yang mendukung pemberontakan anti-komunis
di Afghanistan, Angola, dan Nikaragua. Para pemberontak ini bahkan diberi istilah halus
pejuang kemerdekaan (freedom fighters). Bahkan AS juga berbicara tentang kemampuan
nuklirnya, termasuk ancaman serangan pertama.
Tapi walaupun di periode ini terjadi ketegangan yang memuncak antara AS dan Uni Soviet,
ternyata masih bisa terjadi perjanjian SALT II (Strategic Arms Limitation Treaty II) pada
pertengahan 1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan Brezhnev setuju untuk membatasi
kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal 2400 unit, dan maksimal 1320 unit Multiple
Independently Targeted Reentry Vehicle (MIRV) .
|}Puncaknya terjadi pada Kudeta 19 Agustus 1991 yang didalangi oleh Marsekal Dimitri Yazow
(Menteri Pertahanan), Jenderal Vladamir Kruchkov (Kepala KGB), dan Boris Pugo (Menteri
Dalam Negeri). Namun ternyata kudeta itu gagal karena mendapat perlawanan dan penolakan
dari rakyat Uni Soviet dibawah pimpinan Boris Yeltsin dan Unit Militer Uni Soviet. Sebagai akibat
dari kudeta itu; Latvia, Lithuania, Estonia, Georgia, Maldova memisahkan diri dari Uni Soviet.
Latvia, Listhuania dan Estonia sendiri berhasil memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada
tanggal 6 September 1991.
Akhirnya, Gorbachev mengakui bahwa sistem komunis telah gagal di Uni Soviet. Pada akhir
1991, negara Uni Soviet yang telah berumur 74 tahun itupun runtuh dan terpecah-pecah
menjadi beberapa negara yang sekarang termasuk dalam persemakmuran Uni Soviet
(Commonwealth of Independent State/CIS). Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya
Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS.. Bubarnya Uni Soviet ini menandai
berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS.
penggunaan
kekuatan
bersenjata. Ini
merupakan
untuk
Pakta Warsawa
Pakta Warsawa adalah sebuah aliansi militer negara-negara Blok Timur diEropa
Timur, yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari
aliansi NATO (yang dibentuk pada 1949). Pembentukan Pakta Warsawa dipicu
oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO melalui ratifikasiPersetujuan Paris. Pakta
Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev pada tahun1955 dan ditanda tangani
di Warsawa pada 14
Mei 1955.
Negara
anggota
pakta
warsawa
adalah Uni
1.
Dunia terbagi dalam 2 kekuatan besar yaitu Blok Barat yang berhaluan liberal
dan Blok Timur yang berfaham komunis.
2.
Muncul organisasi-organisasi pertahanan militer seperti NATO, Pakta Warsawa,
SEATO, ANZUZ, METO, Pakta Baghdad, CENTO, dan lain-lain.
3.
Negara berkembang mulai membentuk organisasi untuk tidak memihak kepada salah satu blok
yang sedang bertikai yaitu membentuk GNB (Gerakan Non-Blok). Gerakan ini bermula dari
sebuah Konferensi
Tingkat
Tinggi
Asia-Afrika sebuah
konferensi
yang
diadakan
di Bandung,Indonesia, pada tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok
tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi
Barat-Timur.
Pendiri
dari
gerakan
ini
adalah
lima
pemimpin
dunia: Josep
Jawaharlal
Nehru perdana
Broz
Abdul
menteri India,
dan Kwame
Nkrumah dariGhana.
4.
Beberapa negara terpecah sebagai akibat dari campur tangan AS dan USSR semasa perang
dingin, contohnya Korsel, Vietnam, Jerman.
Perkembangan eksplorasi pesawat antariksa dibagi menjadi empat tahapan kronologis, yaitu
sebagai berikut:
a. Meningkatkan Daya Dorong Roket
Peningkatan daya dorong roket dilakukan untuk menaruh satelit-satelit ke dalam orbit dan pemeriksaan
penggunaan satelit untuk keperluan komunikasi. Fungsi lainnya yaitu untuk mengamati keadaan udara,
memantau untuk keperluan militer, dan survei topografis dan geologis.
b. Program Angkasa Berawak
Tahapan ini diawali oleh kosmonot Rusia, Yuri Gagarin, pada tanggal 12 April 1961 dalam Pesawat
Vostok I. Penerbangan ini memperlihatkan penguasaan masalah yang dapat membawa pesawat dan
awaknya kembali ke atmosfir bumi. Serangkaian penerbangan yang dilakukan oleh Uni Soviet kemudian
disusul oleh Amerika Serikat yang mampu melakukan maneuver mengudara selama dua minggu dan
membuat terobosan, yaitu awak pesawatnya berjalan di luar angkasa.
c. Program Menuju Bulan
a.
b.
c.
Bermula dengan pendekatan-pendekatan ke bulan yang dilanjutkan dengan survei pendaratan berawak ke
permukaan bulan. Puncaknya terjadi tanggal 20 Juli 1969, ketika Neil Amstrong dan Edwin Aldrin
berhasil merangkak keluar dari pesawat Apollo 11 menuju permukaan bulan. Penjelajahan bulan berawak
terus dilanjutkan dengan eksperimen yang diperluas sebelum akhirnya program itu dibatasi pada tahun
1972.
d. Riset dan Penjelajahan Planet
Penyelidikan planet luar bumi dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Melalui penyelidikan
angkasa Mariner 2 (1962) dan Pioner Venus 1 (1978) milik Amerika Serikat serta Uni Soviet dengan
pesawat Venera 3 (1996) dan Venera 4 (1967) diadakan eksplorasi terhadap Planet Venus. Berdasarkan
temuan-temuan riset tersebut, disimpulkan bahwa Planet Venus menunjukkan lebih panas dengan suhu
permukaan 900 F sehingga kurang ramah untuk dihuni makhluk hidup.
Perang dingin di tandai dengan perkembangan persenjataan nuklir dan personil militer.
Bidang-bidang teknologi militer dan ruang angkasa saling unjuk kecanggihan.
Personil Amerika Serikat dan Uni Soviet tahun 1963-1987
No
1
2
d.
Negara
Amerika
Serikat
Uni Soviet
1963
2700
1966
3090
1969
3460
1972
2320
Tahun
1975
2098
1978
2033
1981
2168
1984
2244
1987
2279
3110
2780
3340
3510
4100
4200
4400
4500
4400
Pesawat ruang angkasa dan awak pesawat Amerika Serikat dan Uni Soviet
No
Negara
Nama Pesawat Awak Pesawat
Keberhasilan
1.
Amerika Serikat
1. Apolo II
Edwin Aldrin & Neil Amstrong
2. Explorer I & II
3. Discovery
4. Vanguard
Alan B. Shepard
Berada di ruang angkasa selama 15 menit
5. Frienship VII
John H Glenn
Mengitari bumi tiga kali
2.
Uni Soviet
1. Sputnik I
Tanpa awak
2. Sputnik II
Seekor anjing
3. Lunik
4. Vostok I
Yuri Gagarin Mengitari bumi selama 108 menit pada1961
5. Vostok II
German Titov Mengitari bumi selama 25 jam