NIM
Kelas
Kelompok
PRE-LAB
diimplementasikan ketika enzim yang dibutuhkan sulit atau mahal untuk diekstrak,
seperti produk intraseluler dan jika serangkaian enzim yang diperlukan dalam reaksi.
Metode yang digunakan adalah menjebak sel dalam gel dengan adsorpsi dan untuk
mencegah terjadinya hambatan pada regenerasi koenzim dan keterbatasan metode
yang dapat diterapkan untuk menyusun molekul enzim dalam rangkaian tertentu,
sehingga dapat melakukan tahapan reaksi katalitis enzim yang berkesinambungan.
Selain itu,pengontrolan perlu dilakukan untuk mencegah inaktivasi dari aktivitas
metabolisme yang penting, sehingga pemisahan biokatalis dari produk lebih mudah
dan membuat biokatalis lebih stabil (Hemachander et al, 2001).
- Imobilisasi enzim adalah suatu enzim yang secara fisik terlokalisasi/terjerat pada
suatu daerah tertentu. Enzim tersebut tetap mempunyai aktivitasnya sebagai
biokatalisator/katalis, serta dapat dipergunakan secara terus menerus dan sangat
penting untuk proses berkesinambungan. Imobilisasi enzim dapat dianggap sebagai
metode yang merubah enzim dari bentuk larut dalam air bergerak menjadi keadaan
tak begerak yang tidak larut. Imobilisasi mencegah difusi enzim ke dalam campuran
reaksi dan mempermudah memperoleh kembali enzim tersebut dari aliran produk
dengan teknik pemisahan padat/cair yang sederhana. Imobilisasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain melalui pengikatan kimiawi molekul enzim pada
bahan pendukung, pengikatan silang intermolekuler sesama enzim, atau dengan cara
menjebak enzim di dalam gel atau membran polimer (Kennedy and Melo, 2004).
Tanggal
Nilai
Paraf Asisten
TINJAUAN BAHAN
Kultur L. Lactis
Kultur L.lactis berfungsi sebagai sampel kultur mikroorganisme yang akan
digunakan sebagai sel bebas maupun diimobilisasi dimana kultur tesebut merupakan
jenis bakteri asam laktat (Ramakrishna and Prakasham, 1999).
1. MRS broth
MRS broth berfungsi sebagai media yang digunakan untuk memperkaya,
menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan
(Ramakrishna and Prakasham, 1999).
2. Medium MRS agar
Medium MRS agar berfungsi sebagai media yang digunakan untuk memperkaya,
menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS
agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk
beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus (Ramakrishna and
Prakasham, 1999).
3. Aquades
Aquades berfungsi sebagai pelarut dalam pembuatan media (Simatupang, 2008).
4. CaCO3
CaCO3 berfungsi sebagai support anorganik untuk melakukan immobilisasi sel
atau enzim yang dgunakan dalam metode adsorpsi (Hemachander et al, 2001).
5. NaCl
NaCl berfungsi sebagai media pengencer (Ramakrishna and Prakasham, 1999).
6. Na-alginat
Na-alginat berfungsi sebagai bahan penjerat sel yang mempunyai permeabilitas
sebagai matrik dalam proses imobilisasi. Dimana Na-alginat akan bereaksi dengan
CaCL2 membentuk Kalsium alginat dan NaCL (Simatupang, 2008).
7. Bead L.lactis
Bead L.lactis berfungsi sebagai matriks tidak larut dalam imobilisasi sel L.lactis
(Ramakrishna and Prakasham, 1999).
8. Larutan glukosa
Larutan glukosa berfungsi sebagai substrat yang digunakan bakteri untuk diubah
menjadi asam laktat atau etanol pada proses fermentasi dan sebagai sumber carbon
(Ramakrishna and Prakasham, 1999).
9. Reagen Nelson
Reagen Nelson berfungsi sebagai reagen indikator penentuan kadar gula yang
digunakan untuk mereduksi kupri oksida menjadi kuprooksida dan membentuk
endapan merah bata (Yuanita dkk, 2010).
10. Reagen Arsenomolybdat
Reagen Arsenomolybdat berfungsi sebagai reagen indikator kadar glukosa
dimana akan bereaksi dengan endapan kuprooksida dan membentuk warna biru.
Kemudian akibat adanya warna biru inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer (Yuanita dkk, 2010).
11. Larutan glycyglycine buffer
Larutan glycyglycine buffer berfungsi sebagai larutan yang ditambahkan pada
sampel yang selanjutnya akan diukur absorbansinya untuk penentuan L-asam laktat
pada sampel (Ramakrishna and Prakasham, 1999).
12. Larutan 2 (NAD+)
Larutan 2 (NAD+) berfungsi sebagai larutan yang ditambahkan pada sampel
yang selanjutnya akan diukur absorbansinya untuk penentuan L-asam laktat pada
sampel (Ramakrishna and Prakasham, 1999).
13. Suspensi 3 (D-GPT)
Suspensi 3 (D-GPT) berfungsi sebagai suspensi yang ditambahkan pada sampel
yang selanjutnya akan diukur absorbansinya untuk penentuan L-asam laktat pada
sampel (Ramakrishna and Prakasham, 1999).
14. Suspensi 4 (L-LDH)
Suspensi 4 (L-LDH) berfungsi sebagai suspensi yang ditambahkan pada sampel
yang selanjutnya akan diukur absorbansinya untuk penentuan L-asam laktat pada
sampel (Ramakrishna and Prakasham, 1999).
15. Buffer sitrat
Buffer sitrat berfungsi sebagai larutan penyangga yang menjaga agar pH tetap
dalam keadaan stabil (Ramakrishna and Prakasham, 1999).
16. Larutan pengencer pepton
Larutan pengencer pepton berfungsi sebagai larutan pengencer (Simatupang,
2008).
DAFTAR PUSTAKA
Hemachander, C., N. Bose, and R. Puvanakrishnan. 2001. Whole Cell Imobilization
of Ralstonia pickettii For Lipase Production. Process Biochemistry. Vol. 36.
Issue 7, 629-633.
Kennedy, J. and E. Melo. 2004. Immobilized Enzyme and cells. University of
Birmingham. United Kingdom.
Najafpour, D. G. 2007. Biochemical Engineering and Biotechnology. Elsevier
Scientific Publishing Company. Asterdam-Oxford. p. 100-125.
Ramakrishna, S. V. and R. S. Prakasham. 1999. Microbial Fermentations with
Immobilized Cell. Current Science. Vol. 77. No. 1, 87-100.
Simatupang, Ratna. 2008. Isolasi dan Amobilisasi Sel / Enzim Beta Galaktosidase.
Diakses
17
Mei
2014.
<http://unand.org/jrk/wp-content/uploads/2010/04/6.pdf.>
Yuanita, L., S. Suzana, dan A. Rudiana. 2010. Perangkat Pembelajaran Biokimia
Petunjuk Praktikum Karbohidrat, Protein, Lipida (Buku I). UNESA
University Press. Surabaya. p. 14 - 15.