Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KLIMATOLOGI DASAR


ACARA I
PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI

Disusun oleh:
Astri Yuliana
Hastarina Nurul M.
Cut Annisa Nabila
Livana Aulia
Oka Azwar Sanjaya
Risa Peranata

(13323)
(13333)
(13369)
(13387)
(13502)
(13508)

Golongan/Kelompok: A2/5
Asisten: Taufik Yoga Utama

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup, baik itu manusia, tumbuhan maupun hewan dalam kehidupan
sehari-hari berhubungan dengan anasir-anasir iklim, seperti temperatur, kelembaban udara,
angin, sinar matahari, curah hujan, dan evaporasi. Pengukuran anasir iklim sangat penting
dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia pertanian pengukuran anasir iklim sangat
penting karena anasir iklim akan mempengaruhi jenis tanaman, jadwal tanam dan teknik
budidaya suatu komoditas. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan data-data yang lengkap dan
akurat mengenai iklim dan cuaca pada suatu wilayah.
Data-data yang lengkap dan akurat tersebut hanya bisa didapatkan dengan cara
melakukan pengamatan langsung. Oleh karena itu, diperlukan alat-alat pengukur
meteorologi yang mempunyai tugas dan fungsi tertent sehingga dapat diketahui nilai dari
beberapa anasir iklim. Alat-alat tersebut ditempatkan di suatu tempat tertentu yang
memenuhi setiap persyaratan yang biasa disebut sebagai Stasiun Meteorologi Pertanian
atau AWS (Automatic Weather Station). AWS adalah suatu tempat yang mengadakan
pengamatan secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan mengenai keadaan biologi dri tananman dan objek pertanian lainnya. Menurut
persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan
iklim selama 10 tahun berturut-turut hingga akan mendapatkan gambaran umum mengenai
rerata keadaan iklimnya, batas-batas ekstrim dan juga pola siklusnya.
Koordinasi secara luas mengenai pengumpulan dan pengelolaan data meteorologi
dilakukan oleh World Meteorology Organization (WMO) yang berkedudukan di Geneva.
Sedangkan di Indonesia Indonesia sendiri, koordinasi dilakukan oleh Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) yang
berkedudukan di Jakarta (Attaqy et al., 2014). Alat-alat pengukur anasir cuaca sangat
banyak jumlah dan jenisnya. Peralatan tersebut antara lain alat pengukur curah hujan, alat
pengukur kelembaban nisbi udara, alat pengukur suhu udara, alat pengukur suhu dan
kelembaban nisbi udara, alat pengukur suhu tanah, alat pengukur suhu air, alat pengukur
panjang penyinaran matahari, alat pengukur intensitas penyinaran matahari, alat pengukur
kecepatan angin, dan alat pengukur evaporasi.
B. Tujuan
1. Mengenal stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukur anasir cuaca
yang biasa digunakan dalam bidang meteorologi pertanian.
2

2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunan alat, serta macam dan kualitas data
yang dihasilkan dari suatu alat pengukur anasir cuaca.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841
diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala
Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin
diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika (Anonim, 2011).Stasiun cuaca
merupakan lokasi pengamatan atau pengukuran unsur cuaca. Stasiun cuaca dapat dibagi
dalam empat golongan tergantung pada tujuan pengamatannya. Keempat golongan
tersebut adalah stasiun sinoptik yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum
keadaan umum suatu atmosfer suatu daerah yang berukuran luas, ukuran benua, pada saat
atau waktu yang sama, yang telah ditentukan. Stasiun klimatologi yang bertujuan
mendapatkan data klimatologis yang pengukurannya dilakukan secara kontinu dan
meliputi periode waktu yang lama, paling sedikit 10 tahun. Stasiun meteorologi pertanian
menghasilkan serempah data meteorologis dan data biologis atau data lain yang dapat
menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan tanaman dan hewan. Informasi
meteorologis secara rutin diamati antara lain adalah lapisan atmosfer yang paling bawah,
suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, durasi penyinaran dan
radiasi matahari, turbulensi dan percampuran udara di lapisan paling bawah. Stasiun hujan
berfungsi untuk mengamati curah hujan (Prawirowardoyo, 1996).
Menurut Prawirowardoyo (1996), alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun
Meteorologi Pertanian diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe
Observatorium dan Ombrograf), alat pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer
Assman, Psikometer Sangkar, Higrograf, Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur
suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan
Termometer Maximum-Minimum Six Bellani), alat pengukur suhu air (Termometer
Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari
(Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah
(Termometer Permukaan Tanah, Termometer Selubung Kayu, Termometer Bengkok,
Termometer Maksimum-Minimum tanah, Termometer Simons, Stick Termometer), alat
pengukur intensitas penyinaran matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci
Evaporasi Kelas A, Piche Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup
Anemometer, Hand Anemometer, Biram Anemometer).
Informasi tentang klimatologi sangat diperlukan karena dapat digunakan sebagai
penduga keadaan suhu, kelembapan udara, intensitas cuaca, curah hujan dan angin pada
suatu wilayah pada waktu tertentu. Untuk memperoleh data-data tersebutdilakukan
4

pengamatan di lokasi stasiun meteorologi atau cuaca (Lakitan,1997).Temperatur udara di


seluruh dunia diukur dalam atap sangkar yang disebut layar Stevenson dengan tinggi 1,5 m
dari permukaan tanah. Tingginya telah disetujui oleh WMO sebagai tinggi yang sesuai
untuk memperkecil efek temperatur dari permukaan bumi dimana radiasi mengubah
penggambaran lebih cepat alat itu ditempatkan (Klein et al., 2006).
Iklim dan cuaca di suatu tempat terbentuk dari ramuan berbagai unsur-unsur seperti
suhu tekanan, kelembaban udara, presipitasi, penguapan, keawanan dan radiasi iklim
adalah gabungan dari berbagai keadaan cuaca kadang ditemukan bahwa iklim adalah
keadaan rata-rata dari cuaca (Trusilowati, 2005).Iklim juga merupakan salah satu faktor
pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat
iklim bisa menentukkan jenis tanaman yang dapat tumbuh pada suatu daerah. Seiring
dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada
perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku
iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim
hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen.
Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam
pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian (Critchfield, 1979).

III. METODOLOGI
Praktikum Klimatologi Dasar Acara I yang berjudul Pengenalan Alat-Alat
Meteorologi dilakukan pada hari Selasa, tanggal 16 September 2014 di Laboratorium
Agroklimatologi dan AWS Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Alat-alat yang diamati meliputi alat pengukur curah hujan, yaitu ombrometer
tipe observatorium dan ombrograf; alat pengukur kelembaban nisbi udara, yaitu
psikometer sangkar, psikrometer tipe assman, sling psikrometer, dan higrograf; alat
pengukur suhu udara, yaitu termometer biasa, termometer maksimum, termometer
minimum, dan termometer maksimum-minimum Six Bellani; alat pengukur suhu dan
kelembaban nisbi udara, yaitu termohigrometer dan termohigrograf; alat pengukur suhu
tanah, yaitu termometer permukaan tanah, termometer selubung kayu, termometer tanah
tipe bengkok, termometer tanah tipe simons, stick termometer, dan termometer
maksimum-minimum tanah; alat pengukur suhu air, yaitu termometer maksimumminimum air; alat pengukur panjang penyinaran matahari, yaitu solarimeter tipe jordan
dan solarimeter tipe Combell-Stokes; alat pengukur intensitas penyinaran matahari, yaitu
aktinograf dwi logam; alat pengukur kecepatan angin, yaitu cup anemometer, hand
anemometer, dan biram anemometer; alat pengukur penguapan air, yaitu panci evaporasi
kelas A dan Piche evaporimeter; serta AWS (Automatic Weather Station).
Dalam praktikum ini, alat-alat pengukur anasir cuaca diamati dan dicatat nama,
kegunaan, satuan, ketelitian, keterangan singkat, prinsip kerja, cara kerja, cara
pengamatan, dan cara pemasangan alat. Selanjutnya dilakukan pengamatan pada stasiun
meteorologi khusus bidang pertanian dan dicari tahu tentang hal-hal yang berhubungan
dengan stasiun pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dibuat uraian singkat
mengenai alat pengukur anasir cuaca yang diamati serta perbandingan mengenai kelebihan
dan kekurangan masing-masing alat, baik dari segi ketelitian maupun kepraktisan dalam
pengamatan.

IV.
HASIL PENGAMATAN
1. Alat Pengukuran Curah Hujan
1.1.
Ombrometer tipe Observatorium

Keterangan Gambar:
a. Mulut penakar seluas 100
cm
b. Corong sempit
c. Tabung penampung dengan
kapasitas setara 300-500 mm
CH
Gambar 1.1. Ombrometer tipe observatorium.
d. Kran

Fungsi
Satuan alat
Satuan pengukuran
Ketelitian alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: Mengukur jumlah hujan harian


: mm
: mm
: 0,5 mm
: Penampung curah hujan
: Air hujan masuk kemulut penangkar

kemudian melalui corong sempit masuk ketabung penampung. Membuka


kran untuk mengambil airnya, dilakukan 3 kali (pukul: 07.00, 13.00, 18.00
WIB).
1.2.

Ombrograf
Keterangan Gambar:
a.
b.
c.
d.

Mulut penakar
Corong sempit
Tabung penampung I
Tabung penampung utama

(kapasitas setara 60 mm CH)


e. Saluran pembuangan air dengan
sistem bejana berhubungan
f. Silinder kertas grafik
g. Pelampu

Gambar 1.2. Ombograf.

Fungsi

: Mengukur dan mencatat jumlah hujan


7

Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja

: mm
: mm
: 2 mm
: prinsip pelampung. yaitu: pencatatan tinggi air

komulatif dengan pena pencatat yang dihubungkan dengan pelampung di dalam

tabung pelampung.
Cara kerja

: Air

hujan

ditampung

dalam

silinder

yang

didalamnya terdapat sebuah pelampung yang dapat bergerak keatas oleh air
hujan yang tertampung. Curah hujan kemudian dicatat pada pias dengan sebuah
pena pencatat yang digerakan oleh pelampung tersebut. Jika pena tersebut
mencapai batas atas 20 mm artinya, pelampung dalan silinder akan terbuang
melalui sifon pada silinder dan pena kemudian turun kebatas bawah yaitu titik 0
mm dari pias disebabkan pelampungnya turun kembali kekedudukan semula.
2. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara
2.1.
Psikrometer Sangkar

Keterangan Gambar:
a. Statif
b. Termometer bola basah
c. Termometer bola kering
d. Kain kasa yang dibasahi
e. Bejana tempat air
Gambar
1.3. Psikometer sangkar
Fungsi
: Mengukur kelembaban nisbi udara.
Satuan Alat
: C
Satuan Pengukuran : %
Ketelitian Alat
: 0,50C
Prinsip kerja
: Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan

TBK)
Cara kerja

: Adanya suhu bola kering (T) dan suhu bola basah

(t) T lebih rendah dari padat karena untuk penguapan air pada kran yang
menbalut bola termometer bola basah, memerlukan bahang. Bahan yang
diperlukan tersebut diambil dari udara yang bersentuhan dengan bola basah
tersebut sehingga termometer bola basah menunjukan suhu udara tersebut
yang lebih rendah. Lw adalah tekanan uap air jenuh pada suhu T yang dapat
ditentukan atau dapat dicari dari diagram atau tabel yang memuat tekanan
uap jenuh pada berbagai suhu.
8

2.2.

Sling Psikrometer

Keterangan Gambar:
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Pegangan
Gambar 1.4. Sling psikometer
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja

TBK)
Cara kerja

: Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.


: C
:%
: 0,2C
: Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan
: Sama dengan sling psikometer namun dusini

pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunei (skrup pemutar
pegas) diputar kipas berputar kalor pengeringan TBB.
2.3.

Psikrometer Tipe Assman


Keterangan Gambar:
a.
b.
c.
d.
e.

Termometer bola basah


Termometer bola kering
Kipas
Sekrup pemutar pegas
Saluran angin

Fungsi
: Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
Gambar 1.5. Psikometer tipe Assman
Satuan Alat
: C
Satuan Pengukuran : %
Ketelitian Alat
: 0,2C
Prinsip Kerja
: Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan

TBK)
Cara kerja

: Sama dengan sling psikometer namun dusini

pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunci (skrup pemutar
pegas) diputar kipas berputar kalor pengeringan TBB.

2.4.

Higrograf

Keterangan Gambar:
a. Rambut
b. Sistem tuas
c. Pena / penera grafik
d. Silinder kertas grafik
Gambar 1.6. Higrograf

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja

jika menyerap atau menguap air.


Cara kerja
: Dengan cara menggerakan tuas sehingga terjadi

: Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.


:%
:%
: 0,1 %
: Berdasarkan perubahan panjang bahan higroskopis

peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor dan piasnya dibuat dapat
harian atau mingguan.
3. Alat Pengukur Suhu Udara
3.1.
Termometer Biasa
Keterangan Gambar:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa atau
alkohol

Gambar 1.7. Termometer biasa

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja

: Mengukur suhu udara.


: C
: C
: 0,5C
: Berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan

suhu.
Cara kerja

: Jika suhu naik air raksa mengembang dan panjang

kolom air raksa dalam tabung bertambah, sebaliknya jika penurunan suhu
air raksa mengerut dan kolom dalam air raksa memendek
3.2.

Termometer Maksimum Udara


10

Keterangan Gambar:
a. Reservoir
b. Celah Sempit
c. Pipa kapiler berisi raksa

Gambar 1.8. Termometer maksimum udara

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: Mengukur suhu udara maksimum.


: C
: C
: 0,25C
: Muai ruang zat cair.
: Termometer dilengkapi dengan indek yang hanya

dapat bergerak kearah reservior jika raksa menyusut, jika suhu naik maka
air raksa yang mengembang dapat melewati celah sempit, pada penurunan
suhu air raksa akan menyusut tetapi penyempitan tidak tidak melewatkan
air raksa didalam tabung menuju tandon/reservoir.
3.3.

Termometer Minimum Udara


Keterangan Gambar:
a. Reservoir
b. Indeks penunjuk suhu
minimum
c. Pipa kapiler berisi alkohol

Gambar 1.9. Termometer minimum udara

Fungsi
Satuan Alat

: Mengukur suhu udara minimum.


: C
11

Satuan Pengukuran : C
Ketelitian Alat
: 0,25C
Prinsip kerja
: Muai ruang zat cair.
Cara kerja
: Dalam tabung terdapat indeks, kalau suhu naik
alkohol yang mengembang dapat melewati celah sempit. Pada penurunan
suhu alkohol akan menyusut dan tegangan permukaan pada permukaan
alkohol didalam tabung dapat menggeser indeks menuju kearah
tandon/reservoir. Kalau suhu naik kembali, alkohol mengembang
melewati dan meninggalkan indeks tetap pada tempatnya.

3.4.

Termometer Maksimum Minimum Six Bellani

Keterangan Gambar:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa
(suhu max).
c. Pipa kapiler berisi alkohol
(suhu min)
d. Indeks penunjuk suhu
maksimum
e. Indeks penunjuk suhu
Gambar 1.10. Termometer maksimum
minimum Six Bellani

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

minimum
f. Tombol pengembali indeks

: Mengukur suhu udara max dan min


: C
: C
: 1C
: Muai ruang zat cair
: Didasarkan pada pemuaian alkohol dan air raksa

yang dimodifikasi dengan adanya indeks menunjukan suhu maksimum


ditunjukkan oleh air raksa, jika suhu mengembang. Jika suhu turun indek
petunjuk suhu minimum akan bergerak turun atau ke kolom reservoir.

12

4. Alat Pengukur Suhu Udara Sekaligus Kelembaban Nisbi Udara


4.1.
Termohigrometer

Keterangan Gambar :
a. Spiral Dwi Logam / Bimetal
b. Spiral benda higrokopis
c. Jarum penunjuk skala suhu
(biru)
d. Jarum penunjuk skala
Gambar 1.11. Termohigrometer

Fungsi

waktu.
Satuan alat
Satuan pengukuran
Ketelitian alat
Prinsip kerja
Cara kerja

kelembaban (merah)
e. Ventilasi

: Mengukur suhu & kelembaban nisbi pada satu


: C dan %
: C dan %
: 5C dan 1%
: Memuai higroskopitas dan muai logam
: Alat digantung dan biarkan dengan interval tertentu,

lihat jarum yang menunjuk skala kelembaban itulah kelembaban serta


jarum yang menunjuk skala suhu itulah suhu.
4.2.

Termohigrograf
Keterangan Gambar:
a. Lempeng dwi logam/bimetal
b. Rambut
c. Sistem tuas higrograf
d. Sistem tuas termohigrograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafik
Gambar 1.12. Termohigrograf

Fungsi

: Mengukur suhu dan kelembaban udara dalam 1

waktu.
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: C dan %
: C dan %
: 5C (termometer) dan 0,5% (higrometer)
: Perbedaan muai logam putih dan hitam
:

13

1) Termograf : kenaikan suhu udara menyebabkan keping dwi logam


memuai dan menggerakkan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu
udara bergerak dan menggores pada kertas grafik.
2) Higrograf : kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut
menyerap

uap

air

sehingga

rambut

mengembang

dan

akan

menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak


dan menggoreskan pada kertas grafik.
5. Alat Pengukur Suhu Air
5.1.
Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air
Keterangan Gambar:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa
(suhu max).
c. Pipa kapiler berisi alkohol
(suhu min)
d. Indeks penunjuk suhu
Gambar 1.13. Termometer maksimumminimum permukaan air.

maksimum
e. Indeks penunjuk suhu
minimum
f. Pelindung reservoir
g. Pelampung

Fungsi

: Mengukur suhu maksimum dan minimum

permukaan air
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: C
: C
: 0,5C
: Pemuaian air raksa
: Kenaikan suhu permukaan air menyebabkan

alkohol dan air raksa memuai, pemuaian air raksa mendorong stif pada
suhu tertentu. Bola suhu udara dingin air raksa mengkerut terdapat
perbedaan tekanan atau kolom hampa dan kolom alcoholpada termometer
minimun, maka air raksa bergerak ketermometer minimum mendorong stif
sampai menuju suhu minimum tertentu.
6. Alat Pengukur Suhu Tanah
14

6.1.

Termometer Permukaan Tanah


Keterangan Gambar:
a. Termometer zat cair
b. Rerservoir
c. Statif kaki tiga
d. Tabung pelindung reservoir
ventilasi

Gambar 1.14. Termometer permukaan tanah.


Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: Mengukur suhu permukaan tanah


: F
: C
: 1F
: Pemuaian air raksa
: Perubahan suhu tanah akan menaikan air raksa

menunjukkan suhu tanah pada skala tertentu.


6.2.

Termometer Tanah Selubung Kayu


a.
b.
c.
d.

Keterangan Gambar:
Ujung sensor sampai jeluk 5 cm
Termometer zat cair
Pegangan tangan
Selubung kayu pelindung
termometer

Gambar 1.15. Termometer tanah selubung


Fungsi kayu.
: Mengukur suhu permukaan tanah dengan jeluk 5cm

Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

:F
: C
:1F
: Pemuaian air raksa
: Termometer ditancapkan pada kedalaman yang

diinginkan (0-10 cm), atau yang akan diamati, perubahan panas yang
diterima oleh sensor akan memuaikan air raksa menunjukan skala tertentu
pada saat itu.
15

6.3.

Termometer Tanah Tipe Bengkok


Keterangan Gambar:
a. Reservoir untuk jeluk tanah
20 cm
b. Pipa kapiler berisi raksa
Gambar 1.16. Termometer tanah tipe bengkok.
Fungsi
: Mengukur suhu permukaan tanah dengan jeluk 20

cm.
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: C
: C
: 1C
: muai air raksa
: Tanah digali pada kedalaman yang diinginkan (20

cm) setelah ujung reservior dimasukan kenaikan suhu tanah menyebabkan


air raksa memuai dan akan mengisi kolom hampa udara sampai pada skala
tertentu.
6.4.

Termometer Tanah Tipe Symons


Keterangan Gambar:
a. Pipa pelindung termometer
b. Bagian sensor
c. Termometer zat cair
d. Reservoir
e. Rantai

Gambar 1.17. Termometer tanah tipe Simons.


Fungsi
: Mengukur suhu tanah kedalaman 50 cm.
Satuan Alat
: C
Satuan Pengukuran : C
Ketelitian Alat
: 0,5C
Prinsip kerja
: Pemuaian air raksa
Cara kerja
:
1) Cara Pemasangan :
a. Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
b. Bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun
kembali dengan tanah bekas galian.
2) Cara Pengamatan :
16

a. Termometer diangkat dari selubung bagian pelindung, suhu tanah


dapat dibaca langsung pada skala yang ditunjuk.
b. Pembacaan harus dilakukan dengan cepat.
6.5.

Stick termometer (jeluk 100 cm)


Keterangan Gambar:
a. Tangkai pemutar
b. Jarum penunjuk suhu
c. Tabung bejana berisi spiral
logam sebagai penghantar
d. Ujung peka

Gambar 1.18. Stick termometer.

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: Mengukur suhu tanah kedalaman 100 cm.


: C
: C
: 1C
: Muai zat cair bertekanan tinggi pada tabung bejana.
: Adanya tekanan, air raksa memuai dan akan

menggerakan klep/pipa logam lunak sehingga gerigi berputar dan


menggerakkan jarum penunjuk sampai skala tertentu.
6.6.

Termometer maksimum dan minimum tanah

Keterangan Gambar:
a. Bagian sensor
b. Pipa berisi zat cair (air raksa)
c. Jarum hitam penunjuk suhu
sesaat
d. Jarum hijau penunjuk suhu
Gambar 1.19. Termometer maksimumminimum tanah.

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat

maksimum
e. Jarum merah penunjuk suhu
minimum

: Mengukur suhu max dan min tanah.


: C
: C
: 0,5C
17

Prinsip kerja
Cara Kerja

: Pemuaian air raksa pada tabung Bourdan


: Termometer yang diletakkan di dalam tanah jika

suhu naik maka akan ditunjukan oleh naiknya cairan air raksa dan jarum
hijau yang akan berfungsi penunjuk suhu maksimum, sedang bila suhu
turun akan ditunjukkan oleh naiknya cairan alkohol dan ditunjukan oleh
jarum merah yang berfungsi sebagai penunjuk suhu minimum.

7. Alat Pengukur Panjang Penyinaran


7.1.
Solarimeter tipe Jordan
Keterangan Gambar:
a. Silinder setengah lingkaran
dengan sudut 60
b. Celah sempit tempat
masuknya sinar
c. Pelindung celah sempit
d. Sekrup pengatur kemiringan
Gambar 1.20. Solarimeter tipe Jordan.

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: Mengukur panjang penyinaran


: jam
:%
: 0,5 jam
: Berdasarkan reaksi fotokremis
: Berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan

kalium Fero sianida atau Ferro amonim sitrat yang sebelumnya telah
dioleskan pada kertas pias.Garam pero akan beroksidasi sehingga
membentuk noda apabila kertas pias kita cuci dengan aquades. Dari
panjang noda yang terbentuk akan dapat diukur panjang penyinaran
aktual.
7.2.

Solarimeter tipe Combell-Stokes

18

Keterangan Gambar:
a. Lensa bola kaca pejal, r = 7,3 cm
b. Busur pemegang bola kaca pejal
c. Sekrup pengunci kedudukan lensa
d. Sekrup pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias

Gambar 1.21. Solarimeter tipe CombellStokes


Fungsi
: Mengukur panjang penyinaran
Satuan Alat
: jam
Satuan Pengukuran : %
Ketelitian Alat
: 0,5 jam
Prinsip kerja alat
: Pemfokusan sinar pada bola kristal
Cara kerja
: Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang
dibawahnya

ada

kertas

pias,

jika

sinar

terfokus

akan

membuat/menimbulkan geresan hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang


digunakan yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar matahari, ini
dilakukan setiap hari. Pias combell-stokes tidak akan terbakar jika radiasi
matahari minimum belum tercapai (kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit1).
8. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran
8.1.
Aktinograf Dwi Logam

Keterangan Gambar:
a. Lempeng logam warna putih
b. Lempeng logam warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena / penera grafik
e. Silinder kertas grafik
Gambar 1.22. Aktinograf dwi logam.
Fungsi
: Mengukur intensitas penyinaran matahari
Satuan Alat
: cm
Satuan Pengukuran : kal/cm per hari
Ketelitian Alat
: 1 cm
Prinsip kerja
: Berdasarkan perbedaaan muai antara lempeng
logam hitam dengan lempeng logam putih.
19

Cara kerja

: Logam putih memantulkan radiasi yang jatuh

kepermukaan, sedang logam hitam bersifat menerimanya sehingga


perbedaan murni akan dapat menunjukkan besarnya intensitas radiasi
matahari yang ditangkap oleh sensor.

9. Alat Pengukuran Kecepatan Angin


9.1.
Cup Anemometer
Keterangan Gambar:
a. Mangkok anemo
b. Pencatat jarak
c. Tiang penyangga

Gambar 1.23. Cup anemometer.

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: Mengukur kecepatan angin


: km
: km/jam
: 1 km
: GGL induksi
: Dengan adanya baling-baling/mangkok

yang

berputar jika adanya angin, kecepatan sudut putar mangkok terhadap


sumbu vertikal dan kecepatan sudut putar baling-baling pada sumbu
horizontal sebanding dengan laju angin dan dengan desain sistem
mangkok dan baling-baling yang baik. Dengan mengukur banyaknya
baling-baling berputar melalui alat mekanik dapat diketahui kecepatan
anginnya.
9.2.

Hand Anemometer

20

Keterangan Gambar:
a. Mangkok anemometer
b. Speed meter
c. Skala beauford
d. Tangkai pegangan tangan

Gambar 1.24. Hand anemometer.


Fungsi
: Mengukur kecepatan angin
Satuan Alat
: m/s
Satuan Pengukuran : m/s
Ketelitian Alat
: 1 m/s
Prinsip kerja
: GGL induksi
Cara kerja
: Angin menggerakkan anemometer (motor yang ada
dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya
menimbulkan gerakan jarum penunjuk skala.
9.3.

Biram Anemometer
Keterangan Gambar:
a. Kipas anemo
b. Jarum pencatat jarak per 100 m
c. Jarum pencatat jarak per 1000
m
d. Pengunci
Gambar 1.25. Biram anemometer.

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: Mengukur kecepatan angin


:m
: m/s
: 1 m/s
: Sistem mekanik
: Benda mencari angin (posisi terkunci) memutar

kunci yang akan menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci dibuka maka


jarum akan bergerak tentukan interfal waktu.

21

10. Alat Pengukur Evaporasi


10.1. Piche Evaporimeter
Keterangan Gambar:
a. Tabung kaca tempat air yang
berskala dalam satuan mm.
b. Kawat penjepit tempat
meletakkan kertas berpori.
c. Penggantung
Gambar 1.26. Piche evaporimeter.

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja

: Mengukur evaporasi
: ml
: mm
: 0,1 ml
: Selisih tinggi permukaan air.
: Air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan

menguap (yang terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan
air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring
selalu kering dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang
tinggal ditabung pengukur dapat diketahui banyaknya air yang hilang
karena penguapan setiap saat.
10.2.

Panci Evaporasi kelas A

Keterangan Gambar:
a. Panci evaporasi (d:120,7cm,
t:25cm, tbl: 0,8cm)
b. Rangka kayu / besi
c. Tabung peredam riak atau
gelombang (d : 10cm)
d. Hook (batang kall) dan skala
Gambar 1.27. Panci evaporimeter kelas A.

ukur (nonius)
e. Sekrup pemutar batang
pengukuran.

Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat

: Megukur penguapan
: mm
: mm
: 0,02 mm
22

Prinsip kerja

akhir pengukuran akibat penguapan air.


Cara kerja
: Setiap pemutar batang pengukur disetel sehingga

: Perbedaan ketinggian antara awal pengukuran dan

hook menempel pada awal air, tunggu beberapa menit dan disetel kembali
sehingga hook menempel pada air dan diukur antar selisih awal dan akhir
akibat evaporasi.

V.

PEMBAHASAN

Untuk mengetahui keadaan iklim di suatu wilayah sangat diperlukan alat-alat


tertentu untuk mengukur berbagai anasir-anasir iklim yang ada. Keberadaan alatalat meteorologi sangat membantu dalam peramalan cuaca yag tentunya sangat
bermanfaat dalam bidang pertanian. Alat-alat meteorologi yang ada bermanfaat
untuk mengukur anasir-anasir iklim seperti ; curah hujan, kelembaban nisbi udara,
suhu udara, suhu tanah, suhu air, intensitas penyinaran matahari, kecepatan angin
dan evaporasi. Namun alat-alat meteorologi

yang digunakan selain memiliki

keunggulan juga memiliki beberapa kekurangan, berikut ini akan diuraikan


kelebihan dan kekurangan masing-masing alat:
1

Alat pengukur curah hujan


a Ombrometer Tipe Observatorium
23

Alat ini berfungsi mengkur curah hujan dengan prinsip kerja penampungan
curah hujan. Pengukuran dilakkan dengan cara mengukur air yang terdapat di
dalam tabung penampungan dengan menggunakan gelas ukur. Air hujan yang
tertampung dikeluarkan melewati keran. Agar percikn air hujan yang jatuh ke
tanah tidak masuk ke alat ombrometer, maka alat ini harus diletakkan pada
ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.Kelebihan yang dimiliki alat ini
adalah penggunaannya mudah dan praktis. Ketelitian alat yang mencapai 0,2
mm juga merupakan keunggulan yang dimiliki alat ini, sehingga hasil
pengukuran yang diperoleh lebih valid. Ada pun kekurangan alat ini terletak
pada proses pengamatan yang harus dilakukan berulang-ulang karena diamati
b

secara harian.
Ombrograf
Alat ini memiliki beberapa perbedaan dengan ombrometer tipe observatorium.
Alat ini diletakkan pada posisi 40 cm dai permukaan tanah dengan prinsip
kerja sistem pelampung. Alat ombrograf ini juga dilengkapi dengan kertas
grafik untuk pencatatan curah hujan yang dipasang pada suatu silinder yang
dapat berputar secara otomatis. Ombrograf digunakan untuk mengukur curah
hujan dalam periode mingguan. Kelebihan dari ombrogaf yaitu pengamatannya
lebih efisien jika dibandingkan dengan ombrometer, karena grafik secara
otomatis akan terbentuk bersamaan dengan berubahnya volume air pada
tabung penampung. Selain itu, data yang berbentuk grafik juga sangat
membantu

pengamat

dalam

melihat

data

secara

berkesinambungan.

Kekurangan dari alat ini adalah ukuran tampungan airnya yang hanya 60 mm.
Hal ini menyebabkan curah hujan yang lebih dari 60 mm tidak bisa lagi
diukur.Selain itu ketelitian yang hanya 2 mm menjadikan hasil pengamatan alat
ini kurang valid jika dibandingkan dengan ombrometer tipe observatorium.
2. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara
a
Psikrometer Sangkar
Psikrometer ini disebut dengan psikrometer sangkar karena memang diletakkan
di dalamsebuah sangkar yang disebut dengansangkar meteo. Prinsip kerja alat
ini adalah berdasarkan hukum termodinamika.

Alat ini terdiri atas dua

termometer yang terletaksaling berdeatan yaitu thermometerbola kering dan


termometer bola basah. Kelebihan alat ini adalah dapat diketahui sekaligus
nilai titk uap dan titik embun udara pada waktu pengamatan. Ada pun

24

kelemahan alat ini terletak pada kemampuannya yang terbatas hanya pada
b

kecepatan angin 3-5 m/s.


Sling Psikrometer
Sling psikrometer memiliki mekanisme yangberbeda dengan alat psikrometer
sangkar dalam hal mengeringkan termometer bola basah. Untuk mengeringkan
TBB alat ini harus diputar sebanyak 33 kali. Jumlah putaran sebanyak 33 kali
juga bertujuan untuk menstabilkan suhu termometer, karena umumnya setelah
putaran ke 33 suhu pada termometer udah konstan (tidak naik dan tidak turun).
Kelebihan alat ini adalah ketelitiannya yang mencapai 0,2C. Sedangkan
kekurangan alat ini adalah pengoperasiannya yang membutuhkan tenaga ekstra

karena harus memutar alat tersebut sebanyak 33 kali dan kurang praktis.
Psikrometer tipe Assman
Psikrometer tipe assman merupakan psikrometer yang menggunakan kipas
untuk mengeringkan termometer bola basah. Keunggulan alat ini terletak pada
pengoperasiannya yang mudah. Pengamat hanya perlu memutar pengatur pegas
kipas satu kali maka kipas berputar dan kemudian tinggal menunggu
termometer bola basah

kering. Namun kelemahannya,kemampuanalat ini

hanya terbatas pada kecepatan udara 5 m/s saja.


Higrometer
Pada alat higrometer terdapat dua skala, skala yang pertama menunujukkan
kelembaban

udara

dan

yang

kedua

menunjukkan

temperatur.

Cara

penggunaannya alat higrometer ini diletakkan pada tempat yang akan diukur
kelembabannya, selanjutnya ditunggu dan dibaca skalanya. Kelembaban
ditandai dengan huruf h sedangkan suhu ditandai dengan derajat celsius.
Kelemahannya alat ini rentan terhadap jamur, sehingga harus disimpan pada
tempat dengan kelembaban

rendah. Ada pun kelebihannya alat ini bisa

digunakan untuk mengetahui dua data yaitu temperatur dan kelembaban nisbi
e

udara.
Higrograf
Selain alat psikrometer sangkar, alat lain yang dalam penggunaannya juga
diletakkan di dalam sangkar meteo adalah alat higrograf. Alat ini bekerja
dengan prinsip berdasarkan sifat kembang kerut benda higrokopis. Benda
higroskopis yang digunakan dalam higrograf ini adalah rambut ekor kuda.
Alasan penggunaan rambut ekor kuda ini adalah karena rambut ekor kuda
memiliki

higroskopisitas yang tinggi. Keunggulan alat ini adalah dapat

mengukur kelembaban relatif secara langsung. Selain itu juga terdapat tabel
25

untuk mengubah pembacaan temperatur ke data kelembaban udara.


Kekurangannya, hubungan kelembaban dan pemasangan tidak linear.
3. Alat Pengukur Suhu Udara
a
Termometer Biasa (glass thermometer)
Termometer ini merupakan termometer yang umum digunakan di sekolahsekolah. Prinsip kerja alat ini adalah muai ruang zat cair. Sebagai alat pengukur
suhu, alat ini diisi dengan air raksa. Apabila suhu tinggi air raksa akan
memuai,skalanya akan naik dan menunjukkan suhu tertentu, sebaliknya apabila
suhu turun maka air raksa akan akan mengerut dan skalanya akan turun dan
menunjukkan derajat suhu yang lebih rendah. Kelebihan dari alat ini yaitu
mudah dalam penggunaan dan pengamatannya karena air raksa sebagai
pengukur suhu tampak mengkilap. Adapun kekurangannya adalah air raksa
b

yang digunakan memiliki tingkat pemuaian yang kecil.


Termometer Maksimum
Berbeda dengan glass thermometer, termometer maksimum bekerja dengan
prinsip muai ruang air raksa yang dimodifikasi dengan adanya penyempitan
pipa kapiler. Penyempitan pipa kapiler ini terdapat pada tabung dekat bola
tandonnya. Apabila suhu naik maka air raksa akan naik melewati pipa kapiler
sempit tersebut. Namun apabila suhu turun air raksa menyusut namun tidak
bisa melewati pipa kapiler, sehingga suhu yang terbaca hanya suhu maksimum
saja. Kelebihan alat ini yaitu lebih teliti dalam mengukur suhu maksimum,
karenawalaupun menyusut, air raksa tidak bisa turun kembali disebabkan
adanya pipa kapiler yang menghalangi. Kekurangannya adalah air raksa

memiliki tingkat pemuaian kecil.


Termometer Minimum
Pada termometer ini, zat cair yang digunakan adalah alkohol sebagai unsur
pengukurnya. Ketika suhu udara naik alkohol akan memuai dan pada saat suhu
turun alkohol akan menysut. Ujung yang paling jauh dari tandon menunjukkan
suhu paling rendah udara pada saat pengamatan. Kelebihan yang dimiliki
termometer ini adalah pada zat cair yang digunakan yaitu larutan alkohol yang
memiliki titik beku rendah sehingga bisa digunakan untuk mengukur suhu yang
sangat rendah. Adapun kekurangannya adalah kenampakan dari alkohol yang
tidak semengkilap air raksa, sehingga sedikit sulit dalam pembacaan skala hasil

pengamatan.
Termometer maksimum minimum six-Bellani
26

Alat ini merupakan perpaduan dua termometer sekaligus yaitu termometer


maksimum dan termometer minimum, sehingga zat cair yang digunakan pun
terdiri atas air raksa alkohol. Prinisp kerja alat ini berdasarkan muai ruang zat
cair(alkohol dan air raksa). Termometer six bellani memiliki dua termometer
yaitu termometer maksimum yang diisi air raksa dan termometer minimum
yang berisi alkohol. Kelebihan alat ini adalah pengamat dapat mengetahui suhu
udara baik maksimum maupun minimum secara bersama-sama. Kelemahan alat
ini terletak pada

perbedaan pemuaian antara raksa dan alkohol sehingga

kemungkinan data yang didapat kurang valid.


4. Alat Pengukur Suhu dan Kelembaban Nisbi Udara
a
Termohigrometer
Termohigrometer memiliki kelebihan karena dalam satu alat terdapat dua data
yaitu data suhu udara dan kelembaban nisbi udara. Suhu udara didasarkan pada
prinsip kerja termometer muai dwi logam sedangkan kelembaban nisbi udara
didasarkan pada prinsip kerja hygrometerhigroskopis rambut. Kelebihannya
alat ini adalah didapatkannya dua data sekaligus dalam satu alat dan
penggunaannya pun sederhana dan praktis. Kelemahannya alai ini harus
dilindungi dari sinar matahari dan tetesan air hujan sehingga tidak dapat
b

diletakkan di tempat yang terbuka.


Termohigrograf
Termohigrograf memiliki prinsip kerja yang sama dengan termohigrometer,
yaitu pengamatan dilakukan melalui data yang tercatat pada kertas grafis. Alat
ini menggunakan kertas grafis maka data yang dambil lebih jelas.
Kekurangannya adalah rambut yang digunakan sebagia benda higrokopis harus
benar-benar bersih agar sifat higroskopis dari benda tersebut tetap terjaga.

5. Alat pengukur suhu tanah


Sebagai media tumbuh, tanah berpengaruh secara langsung terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Suhu tanah yang rendah dapat
mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan tumbuhan. Jika suhu tanah rendah,
kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat mengakibatkan tumbuhan
mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Pengaruh dari suhu tanah pada proses
penyerapan bisa dilihat dari hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap
dari membran sel, dan aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri (Tisdale and
Nelson, 1966).
27

Suhu tanah dapat diketahui dengan menggunakan termometer. Beberapa


macam termometer yang dapat mengukur suhu tanah antara lain termometer
permukaan tanah, termometer selubung kayu, termometer bengkok, termometer
Simons, stick termometer, dan termometer maksimum-minimum tanah. Termometertermometer tersebut dapat mengukur suhu tanah pada kedalaman tertentu.
a. Termometer permukaan tanah
Termometer ini merupakan termometer yang digunakan untuk mengetahui
suhu tepat di permukaan tanah. Kelebihan dari alat ini yaitu dapat mengetahui
suhu dengan cepat (kurang dari 2 menit), dan praktis dalam penggunaannya.
Adapun kelemahan yang dimiliki yaitu alat harus diletakkan di permukaan
tanah datarsupaya rangkaian alat ini dapat berdiri dengan baik, selain itu
penggunaannya terbatas hanya untuk di permukaan tanah.
b. Termometer selubung kayu
Termometer yang berprinsip pada muai zat cair ini dapat digunakan untuk
mengukur suhu tanah pada kedalaman 0-10 cm. Adanya selubung kayu
membuat termometer lebih aman terhadap gesekan atau goresan yang
dikhawatirkan dapat merusak termometer. Selain itu, selubung kayu ini dapat
membuat pengukuran suhu menjadi lebih akurat karena tidak terkontaminasi
suhu disekitarnya. Kelebihan lainnya adalah bentuknya yang relatif sederhana
sehingga mudah digunakan. Kelemahan termometer selubung kayu ini adalah
satuan derajat yang digunakan merupakan Fahrenheit, dengan tingkat ketelitian
1F. Apabila diinginkan hasil dalam Celcius, maka harus dikonversikan
terlebih dahulu.
c. Termometer bengkok
Termometer bengkok menggunakan prinsip pemuaian air raksa dan dapat
digunakan untuk mengukur suhu dengan kedalaman 20 cm. Kelebihan yang
dimiliki alat ini yaitu bentuknya yang bengkok memudahkan dalam
pengamatan, dapat menjangkau tanah lebih dalam dibanding termometer
permukaan tanah dan termometer selubung kayu serta memiliki ketelitian yang
tinggi (0.1C). Kekurangan alat ini adalah termometer tidak memiliki
pelindung baik berupa kayu atau logam sehingga dikhawatirkan termometer
dapat rusak bahkan pecah. Bor juga dibutuhkan saat proses membuat lubang.
d. Termometer Simons
Termometer Simons merupakan termometer yang dapat mengukur suhu tanah
dengan kedalaman mencapai 50 cm. Pipa pelindung yang dimiliki ini dapat
menghindarkan termometer dari kerusakan. Adapun kekurangannya antara lain
28

pembacaan pada skala harus dilakukan secara cepat karena nilai pada skala
cepat berubah setelah termometer diangkat dari pipa pelindung, dibutuhkan
pula bor atau alat bantu lainnya dalam pembuatan lubang, termometer Simons
juga memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibanding termometer lainnya.
e. Stick termometer
Stick termometer ini menggunakan prinsip muai zat cair bertekanan pada
tabung bejana. Kelebihan yang dimiliki alat ini yaitu jangkauannya paling
dalam (mencapai 100 cm), tabung bejana memiliki ujung yang lancip sehingga
tidak membutuhkan bor untuk memasukkannya kedalam tanah. Namun alat ini
memiliki ketelitian yang rendah apabila dibandingkan dengan termometer jenis
lain. Selain itu, gesekan antara ujung termometer dengan tanah saat proses
pelubangan dapat membuat ujung termometer menjadi panas sehingga akan
berpengaruh pada suhu akhir pengamatan.
f. Termometer maksimum-minimum tanah
Termometer yang menggunakan prinsip pemuaian zat cair pada tabung
Bourdan ini memiliki tiga jarum penunjuk suhu yang berbeda. Kelebihannya
yaitu dapat mengukur suhu maksimum, suhu minimum, dan suhu sesaat secara
sekaligus. Kelemahannya adalah hanya dapat mengukur suhu tanah sampai
kedalaman 20 cm.
6. Alat pengukur suhu air
Suhu air diketahui dapat memengaruhi organisme yang berada di sekitarnya.
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi
sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara
alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi disekitar sumber air
tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut
mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung. Salah satu alat
yang dapat digunakan untuk mengukur suhu air adalah termometer maksimumminimum permukaan air.
a. Termometer maksimum-minimum permukaan air
Termometer maksimum-minimum permukaan air menggunakan prinsip kerja
muai air raksa untuk mengamati suhu maksimum, dan muai alkohol untuk
mengamati suhu minimum. Kelebihan yang dimiliki alat ini yaitu dapat
mengamati suhu maksimum dan suhu minimum sekaligus, dan terdapat
pelampung sehingga termometer dapat diletakkan secara horisontal di atas
permukaan air. Adapun kelemahan yang dimiliki alat ini yaitu hanya dapat
29

digunakan untuk mengukur suhu air di permukaan, dan hanya dapat bekerja
secara efektif pada air yang bebas dari pengganggu (contohnya hewan,
tanaman air, dan lain-lain).
7. Alat pengukur panjang penyinaran matahari
Pada dasarnya sinar matahari merupakan unsur yang paling penting dalam
bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman hijau
yang melalui proses fotosintesis diubah menadi tenaga kimia. Kedua, sinar matahari
memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang
menentukan kebutuhan air tanaman.
Lamanya penyinaran akan berpengaruh akan berpengaruh terhadap metabolisme
yang berlangsung pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi
kesempatan yang lebih besar bagi tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya
melalui proses fotosintesis. Lama penyinaran matahari sendiri dapat diketahui
menggunakan solarimeter. Beberapa tipe solarimeter antara lain solarimeter tipe
Jordan dan solarimeter tipe Combell-Stokes.
a. Solarimeter tipe Jordan
Solarimeter tipe Jordan merupakan salah satu alat yang mampu mengukur
panjang penyinaran matahari dengan bantuan kertas pias yang sebelumnya
telah dioleskan dengan Kalium Ferro Sianida atau Ferro Ammonium Sitrat.
Prinsip kerja alat ini adalah reaksi fotokhemis. Reaksi fotokhemis merupakan
reaksi kimia yang disebabkan oleh cahaya atau radiasi ultraviolet. Foton yang
masuk diserap oleh molekul pereaksi menghasilkan molekul tereksitasi atau
molekul radikal bebas (Alberty, 1984). Noda yang terbentuk dalam kertas pias
diukur dan dihitung berdasarkan rumus:
PP=

PPAktual
x 100
PPPotensial

PP
: Panjang penyinaran
PP Aktual
: Noda yang terukur pada kertas pias
PP Potensial : Panjang penyinaran yang seharusnya dapat terjadi bila udara
cerah selama 1 periode
Kelebihan yang dimiliki solarimeter tipe Jordan ini adalah terdapatnya
pelindung celah sehingga dapat melindungi kertas pias dari adanya hujan,
angin, dan lain-lain. Sedangkan kelemahannya yaitu cukup rumit dalam
30

pemasangannya, harus diletakkan ditempat tinggi dan terbuka, jauh dari pohon
atau bangunan yang dapat menghalangi datangnya sinar matahari, tidak bisa
menangkap cahaya matahari saat matahari tepat berada tegak lurus dengan
solarimeter, dibutuhkan larutan Kalium Ferro Sianida atau FerroAmmonium
Sitrat dengan kepekatan tertentu sehingga kurang praktis, serta kertas pias
harus disimpan rapat-rapat dan dijauhkan dari sinar matahari sebelum
digunakan.
b. Solarimeter tipe Combell-Stokes
Alat ini berfungsi sebagai alat pengukur besar penyinaran matahari yang
terjadi dalam satu hari yang dapat dilihat dari pias matahari tersebut (Anonim,
2013). Solarimeter tipe Combell-Stokes ini dapat mengukur panjang
penyinaran matahari dengan menggunakan prinsip pembakaran pias.Kelebihan
solarimetertipe Combell-Stokes dibanding dengan solarimeter tipe Jordan yaitu
ketelitiannya mencapai 0.1 jam (bila pengukuran mengikuti ketentuan), lebih
teliti dibanding solarimeter tipe Jordan yang hanya dapat mengukur dengan
ketelitian 0.5 jam, tidak memerlukan berbagai jenis khemikalia.Selain itu,
solarimeter tipe Combell-Stokes juga dapat menangkap cahaya matahari ketika
matahari matahari berada tepat tegak lurus dengan alat. Adapun kelemahan
yang dimiliki alat ini antara lain cukup rumit dalam pemasangannya, harus
diletakkan ditempat tinggi dan terbuka, jauh dari pohon atau bangunan yang
dapat menghalangi datangnya sinar matahari.
8. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran Matahari
a Aktinograf Dwi Logam
Alat ini memiliki dua logam berbeda warna yaitu logam hitam dan logam
putih. Prinisp kerja alat ini adalah beda muai kedua logam (logam hitam dan
logam putih). Logam hitam dan logam putih mempunya muai panjang yang
berbeda, karema memang sifat dari kedua logam itu pun berbeda. Logam hitam
menyerap energi cahaya mtahari lebih banyak. Ada pun

logam putih

cenderung memantulkan cahaya. Kelebihannya alat ini dapat digunakanuntuk


pencatatan rutin dan alatnya mudah dibawa. Kekurangannnya alat ini hanya
bisa merekam intensitas radiasi gelombang pendek matahari total saja.
9. Alat pengukur kecepatan angin
Angin merupakan salah satu unsur meteorologi yang memiliki peranan penting
dalam menentukan kondisi cuaca dan iklim disuatu tempat. Angin dapat dibatasi
31

sebagai gerakan horizontal udara relatif terhadap permukaan bumi. Batasan ini
berasumsi bahwa seluruh gerakan udara secara vertical kecepatannya dapat
diabaikan karena relative rendah yaitu <1 m/s (June, 1993). Untuk mendapatkan data
kecepatan angin, digunakan suatu alat ukur yang dapat mencatat kecepatan maupun
arah pergerakan angin secara akurat pula. Alat pencatat yang sering digunakan pada
stasiun meteorologi yaitu cup anemometer, hand anemometer, dan biram
anemometer.
a. Cup anemometer
Cup anemometer merupakan alat yang dapat mengukur kecepatan angin
dengan menggunakan prinsip sistem mekanik (gir). Alat ini dapat mengukur
kecepatan rerata angin dengan satuan pengamatan km/jam, dimana pencatatan
dilakukan setiap pagi pukul 07.00. Kelemahannya antara lain alat harus
diletakkan di tempat yang cukup tinggi dan harus dijauhkan dari bangunan atau
pohon disekitarnya. Selain itu, kecepatan rerata baru dapat diketahui setelah
dilakukan perhitungan.
b. Hand anemometer
Hand anemometer adalah alat yang dapat mengukur kecepatan angin dengan
prinsip GGL induksi. Kelebihan alat ini antara lain mudah dibawa karena
sifatnya yang portable, memiliki ketelitian yang tinggi dibanding cup
anemometer, dan dapat mengetahui kecepatan angin pada saat itu juga.
Kekurangannya hanya dapat mengukur kecepatan angin sesaat.
c. Biram anemometer
Biram anemometer menggunakan prinsip sistem mekanik dengan satuan
pengukuran m. Sama seperti hand anemometer, alat ini juga memiliki
keteliatian mencapai 1 m/s. Adapun kelebihan yang dimilikinya antara lain
mudah dibawa dan mudah dalam pengamatan. Berbeda dengan cup
anemometer dan hand anemometer, biram anemometer ini hanya dapat
digunakan untuk mengukur jarak yang ditempuh angin (dalam m), dan kurang
praktis dalam penggunaannya karena harus disesuaikan dengan datangnya arah
angin (angin harus menggerakan baling-baling yang ada di belakang alat).
10. Alat pengukur evaporasi
Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini berjalan terus
hampir tanpa berhenti di siang hari dan kerap kali di malam hari. Proses tersebut
akan sangat aktif

jika ada penyinaran matahari langsung. Awan merupakan

penghalangan radiasi matahari dan penghambat proses evaporasi. Jika uap air
32

menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara permukaan tanah dan udara menjadi
jenuh oleh uap air, sehingga proses penguapan berhenti, agar proses tersebut berjalan
terus. Lapisan jenuh harus diganti dengan udara kering, pergantian itu hanya
mungkin jika ada angin, oleh karena itu kecepatan angin memegang peranan penting
dalam proses evaporasi (Wahyuningsih, 2004). Contoh alat yang dapat dipakai untuk
mengukur evaporasi antara lain panci evaporasi klas A dan piche evaporimeter.
a. Panci evaporasi klas A
Salah satu alat yang dapat mengukur evaporasi adalah panci evaporasi klas A.
Dengan mengukur selisih tinggi permukaan air, alat ini dapat mengukur
besarnya penguapan hingga ketelitian mencapai 0,2 mm. Kelebihan yang
dimiliki alat ini adalah dapat mengukur evaporasi bahkan saat terjadi hujan
(curah hujan maksimal saat pengamatan adalah 50 mm). Salah satu
kelemahannya adalah saat hujan lebat dan curah hujan lebih dari 50 mm, air
dalam panci akan penuh bahkan tumpah sehingga sulit untuk menghitung
besarnya penguapan, pengamat juga harus memperhatikan curah hujan di
setiap harinya. Bentuk alat yang besar juga menyulitkan apabila ingin
dipindahkan.
b. Piche evaporimeter
Piche evaporimeter merupakan alat yang dapat mengukur besarnya penguapan
dengan pengukuran selisih tinggi permukaan air. Bila dibandingkan dengan
panci evaporimeter klas A, piche evaporimeter ini mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu memiliki ketelitian yang lebih tinggi (0,05 ml), alatnya lebih
sederhana dan praktis dalam pemasangan. Namun, evaporimeter jenis ini akan
lebih baik jika dipasang dalam sangkar meteo.
11. Automatic Weather Station
Stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station/AWS) merupakan alat
yang terdiri dari beberapa sensor terintegrasi yang digunakan untuk melakukan
pengukuran tekanan udara, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi
matahari, serta curah hujan yang di rekam secara otomatis (Anonim, 2009). Sistem
akan melaporkan hasil pengamatan melalui berbagai cara, seperti lewat jaringan
komputer, telekomunikasi, atau sistem satelit. Telepon genggam juga dapat
diintegrasikan dengan alat tersebut. Pada awal diciptakannya AWS, stasiun ini
memerlukan adanya jaringan listrik dan jaringan komunikasi. Namun seiring dengan

33

berkembangnya teknologi, AWS kini dapat memanfaatkan sumber lain untuk


mendapatkan energi, contohnya panel surya, dan turbin udara (King, 2007).
Apabila dibandingkan dengan pengamatan secara konvensional,
pengamatananasir-anasir iklim menggunakan AWS lebih mudah dan praktis karena
data hasil pengamatan dapat langsung tersimpan dalam komputer penerima sehingga
tidak perlu mengamati alatnya satu persatu. Supaya data hasil pengamatan akurat,
perlu diperhatikan sejumlah faktor seperti penempatan AWS pada lahan yang jauh
dari pengaruh luar (pohon atau bangunan), dan relatif stabil terhadap perubahan
tumbuh-tumbuhan maupun bangunan di sekitarnya. Selain itu, sensor pada alat harus
diletakkan pada ketinggian yang sama sesuai dengan peralatan konvensional.

34

VI.
KESIMPULAN
1. Stasiun meteorologi pertanian merupakan suatu tempat yang mengadakan pengamatan
secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya.
Alat-alat pengukur anasir cuaca:
a) Alat pengukur curah hujan
Ombrometer tipe observatorium, ombrograf
b) Alat pengukur kelembaban nisbi udara
Psikrometer sangkar, sling psikrometer, psikrometer Assman, higrometer,
higrograf
c) Alat pengukur suhu udara
Termometer biasa, termometer maksimum, termometer minimum, termometer
maksimum-minimum Six Bellani
d) Alat pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara
Termohigrometer, termohigrograf
e) Alat pengukur suhu tanah
Termometer permukaan tanah, termometer selubung kayu, termometer bengkok,
termometer Simons, stick termometer, termometer maksimum-minimum tanah
f) Alat pengukur suhu air
Termometer maksimum-minimum permukaan air
g) Alat pengukur panjang penyinaran matahari
Solarimater tipe Jordan, solarimeter tipe Combell-Stokes
h) Alat pengukur intensitas penyinaran matahari
Aktinograf
i) Alat pengukur kecepatan angin
Cup anemometer, hand anemometer, biram anemometer
j) Alat pengukur evaporasi
Panci evaporasi klas A, piche evaporimeter
2. Prinsip kerja, cara penggunaan alat, macam dan kualitas data yang dihasilkan dari
suatu alat pengukur anasir cuaca berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

35

DAFTAR PUSTAKA
Alberty, R.A. 1984. Thermodinamic of Biochemical Reaction. John Wiley and Sons, Inc.,
New Jersey.
Anonim.
2009.
Automatic
Weather
Station
(AWS).
<http://neonet.bppt.go.id/harimau/index.php>. Diakses pada tanggal 20 September
2014.
Anonim.

2011. Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi


<http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Profil/sejarah.bmkg>.
tanggal 20 September 2014.

dan Geofisika
Diakses
pada

Anonim. 2013. Alat Meteorologi. <http://region6.padang.bmkg.go.id/geofisika2/peralatan/alat-meteorologi.html>. Diakses pada tanggal 20 September 2014.
Attaqy, R., M. Nitisaputro, dan A. A. Asmara. 2014. Panduan Praktikum Klimatologi
Dasar. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Critchfield, H. J. 1979. General Climatology. Prentice-Hall of India, New Delhi.
June, T. 1993. Angin. Dalam: Handoko (ed). Klimatologi Dasar, Bogor.
King,

J.
2007.
What
is
an
Automatic
Weather
Station?
<http://automaticweatherstation.com>. Diakses pada tanggal 19 September 2014.

Klein, Tank A.M.G. and Konnen, G.P. 2006. Trends in indices of daily temperature and
precipitation extremes in Europe. Journal of Climate (16) : 36653680.
Lakitan, B. 1997. Dasar-dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Prawirowardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Tisdale, S. L. and W. L. Nelson. 1960. Soil Fertility and Fertilizers. The MacMillan
Company, New York.
Tursilowati, L. 2005. Pulau panas perkotaan akibat perubahan tata guna dan penutup lahan
bandung dan bogor. Jurnal Sains Dirgantara 3: 12-13.
Wahyuningsih, U. 2004. Geografi. Pabelan, Jakarta.

36

Anda mungkin juga menyukai