Acara 1
Acara 1
Disusun oleh:
Astri Yuliana
Hastarina Nurul M.
Cut Annisa Nabila
Livana Aulia
Oka Azwar Sanjaya
Risa Peranata
(13323)
(13333)
(13369)
(13387)
(13502)
(13508)
Golongan/Kelompok: A2/5
Asisten: Taufik Yoga Utama
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup, baik itu manusia, tumbuhan maupun hewan dalam kehidupan
sehari-hari berhubungan dengan anasir-anasir iklim, seperti temperatur, kelembaban udara,
angin, sinar matahari, curah hujan, dan evaporasi. Pengukuran anasir iklim sangat penting
dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia pertanian pengukuran anasir iklim sangat
penting karena anasir iklim akan mempengaruhi jenis tanaman, jadwal tanam dan teknik
budidaya suatu komoditas. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan data-data yang lengkap dan
akurat mengenai iklim dan cuaca pada suatu wilayah.
Data-data yang lengkap dan akurat tersebut hanya bisa didapatkan dengan cara
melakukan pengamatan langsung. Oleh karena itu, diperlukan alat-alat pengukur
meteorologi yang mempunyai tugas dan fungsi tertent sehingga dapat diketahui nilai dari
beberapa anasir iklim. Alat-alat tersebut ditempatkan di suatu tempat tertentu yang
memenuhi setiap persyaratan yang biasa disebut sebagai Stasiun Meteorologi Pertanian
atau AWS (Automatic Weather Station). AWS adalah suatu tempat yang mengadakan
pengamatan secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan mengenai keadaan biologi dri tananman dan objek pertanian lainnya. Menurut
persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan
iklim selama 10 tahun berturut-turut hingga akan mendapatkan gambaran umum mengenai
rerata keadaan iklimnya, batas-batas ekstrim dan juga pola siklusnya.
Koordinasi secara luas mengenai pengumpulan dan pengelolaan data meteorologi
dilakukan oleh World Meteorology Organization (WMO) yang berkedudukan di Geneva.
Sedangkan di Indonesia Indonesia sendiri, koordinasi dilakukan oleh Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dibawah Dinas Perhubungan (Dishub) yang
berkedudukan di Jakarta (Attaqy et al., 2014). Alat-alat pengukur anasir cuaca sangat
banyak jumlah dan jenisnya. Peralatan tersebut antara lain alat pengukur curah hujan, alat
pengukur kelembaban nisbi udara, alat pengukur suhu udara, alat pengukur suhu dan
kelembaban nisbi udara, alat pengukur suhu tanah, alat pengukur suhu air, alat pengukur
panjang penyinaran matahari, alat pengukur intensitas penyinaran matahari, alat pengukur
kecepatan angin, dan alat pengukur evaporasi.
B. Tujuan
1. Mengenal stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukur anasir cuaca
yang biasa digunakan dalam bidang meteorologi pertanian.
2
2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunan alat, serta macam dan kualitas data
yang dihasilkan dari suatu alat pengukur anasir cuaca.
III. METODOLOGI
Praktikum Klimatologi Dasar Acara I yang berjudul Pengenalan Alat-Alat
Meteorologi dilakukan pada hari Selasa, tanggal 16 September 2014 di Laboratorium
Agroklimatologi dan AWS Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Alat-alat yang diamati meliputi alat pengukur curah hujan, yaitu ombrometer
tipe observatorium dan ombrograf; alat pengukur kelembaban nisbi udara, yaitu
psikometer sangkar, psikrometer tipe assman, sling psikrometer, dan higrograf; alat
pengukur suhu udara, yaitu termometer biasa, termometer maksimum, termometer
minimum, dan termometer maksimum-minimum Six Bellani; alat pengukur suhu dan
kelembaban nisbi udara, yaitu termohigrometer dan termohigrograf; alat pengukur suhu
tanah, yaitu termometer permukaan tanah, termometer selubung kayu, termometer tanah
tipe bengkok, termometer tanah tipe simons, stick termometer, dan termometer
maksimum-minimum tanah; alat pengukur suhu air, yaitu termometer maksimumminimum air; alat pengukur panjang penyinaran matahari, yaitu solarimeter tipe jordan
dan solarimeter tipe Combell-Stokes; alat pengukur intensitas penyinaran matahari, yaitu
aktinograf dwi logam; alat pengukur kecepatan angin, yaitu cup anemometer, hand
anemometer, dan biram anemometer; alat pengukur penguapan air, yaitu panci evaporasi
kelas A dan Piche evaporimeter; serta AWS (Automatic Weather Station).
Dalam praktikum ini, alat-alat pengukur anasir cuaca diamati dan dicatat nama,
kegunaan, satuan, ketelitian, keterangan singkat, prinsip kerja, cara kerja, cara
pengamatan, dan cara pemasangan alat. Selanjutnya dilakukan pengamatan pada stasiun
meteorologi khusus bidang pertanian dan dicari tahu tentang hal-hal yang berhubungan
dengan stasiun pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dibuat uraian singkat
mengenai alat pengukur anasir cuaca yang diamati serta perbandingan mengenai kelebihan
dan kekurangan masing-masing alat, baik dari segi ketelitian maupun kepraktisan dalam
pengamatan.
IV.
HASIL PENGAMATAN
1. Alat Pengukuran Curah Hujan
1.1.
Ombrometer tipe Observatorium
Keterangan Gambar:
a. Mulut penakar seluas 100
cm
b. Corong sempit
c. Tabung penampung dengan
kapasitas setara 300-500 mm
CH
Gambar 1.1. Ombrometer tipe observatorium.
d. Kran
Fungsi
Satuan alat
Satuan pengukuran
Ketelitian alat
Prinsip kerja
Cara kerja
Ombrograf
Keterangan Gambar:
a.
b.
c.
d.
Mulut penakar
Corong sempit
Tabung penampung I
Tabung penampung utama
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
: mm
: mm
: 2 mm
: prinsip pelampung. yaitu: pencatatan tinggi air
tabung pelampung.
Cara kerja
: Air
hujan
ditampung
dalam
silinder
yang
didalamnya terdapat sebuah pelampung yang dapat bergerak keatas oleh air
hujan yang tertampung. Curah hujan kemudian dicatat pada pias dengan sebuah
pena pencatat yang digerakan oleh pelampung tersebut. Jika pena tersebut
mencapai batas atas 20 mm artinya, pelampung dalan silinder akan terbuang
melalui sifon pada silinder dan pena kemudian turun kebatas bawah yaitu titik 0
mm dari pias disebabkan pelampungnya turun kembali kekedudukan semula.
2. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara
2.1.
Psikrometer Sangkar
Keterangan Gambar:
a. Statif
b. Termometer bola basah
c. Termometer bola kering
d. Kain kasa yang dibasahi
e. Bejana tempat air
Gambar
1.3. Psikometer sangkar
Fungsi
: Mengukur kelembaban nisbi udara.
Satuan Alat
: C
Satuan Pengukuran : %
Ketelitian Alat
: 0,50C
Prinsip kerja
: Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan
TBK)
Cara kerja
(t) T lebih rendah dari padat karena untuk penguapan air pada kran yang
menbalut bola termometer bola basah, memerlukan bahang. Bahan yang
diperlukan tersebut diambil dari udara yang bersentuhan dengan bola basah
tersebut sehingga termometer bola basah menunjukan suhu udara tersebut
yang lebih rendah. Lw adalah tekanan uap air jenuh pada suhu T yang dapat
ditentukan atau dapat dicari dari diagram atau tabel yang memuat tekanan
uap jenuh pada berbagai suhu.
8
2.2.
Sling Psikrometer
Keterangan Gambar:
a. Termometer bola basah
b. Termometer bola kering
c. Pegangan
Gambar 1.4. Sling psikometer
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
TBK)
Cara kerja
pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunei (skrup pemutar
pegas) diputar kipas berputar kalor pengeringan TBB.
2.3.
Fungsi
: Mengukur kelembaban nisbi udara sesaat.
Gambar 1.5. Psikometer tipe Assman
Satuan Alat
: C
Satuan Pengukuran : %
Ketelitian Alat
: 0,2C
Prinsip Kerja
: Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan
TBK)
Cara kerja
pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunci (skrup pemutar
pegas) diputar kipas berputar kalor pengeringan TBB.
2.4.
Higrograf
Keterangan Gambar:
a. Rambut
b. Sistem tuas
c. Pena / penera grafik
d. Silinder kertas grafik
Gambar 1.6. Higrograf
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor dan piasnya dibuat dapat
harian atau mingguan.
3. Alat Pengukur Suhu Udara
3.1.
Termometer Biasa
Keterangan Gambar:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa atau
alkohol
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
suhu.
Cara kerja
kolom air raksa dalam tabung bertambah, sebaliknya jika penurunan suhu
air raksa mengerut dan kolom dalam air raksa memendek
3.2.
Keterangan Gambar:
a. Reservoir
b. Celah Sempit
c. Pipa kapiler berisi raksa
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
dapat bergerak kearah reservior jika raksa menyusut, jika suhu naik maka
air raksa yang mengembang dapat melewati celah sempit, pada penurunan
suhu air raksa akan menyusut tetapi penyempitan tidak tidak melewatkan
air raksa didalam tabung menuju tandon/reservoir.
3.3.
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran : C
Ketelitian Alat
: 0,25C
Prinsip kerja
: Muai ruang zat cair.
Cara kerja
: Dalam tabung terdapat indeks, kalau suhu naik
alkohol yang mengembang dapat melewati celah sempit. Pada penurunan
suhu alkohol akan menyusut dan tegangan permukaan pada permukaan
alkohol didalam tabung dapat menggeser indeks menuju kearah
tandon/reservoir. Kalau suhu naik kembali, alkohol mengembang
melewati dan meninggalkan indeks tetap pada tempatnya.
3.4.
Keterangan Gambar:
a. Reservoir
b. Pipa kapiler berisi raksa
(suhu max).
c. Pipa kapiler berisi alkohol
(suhu min)
d. Indeks penunjuk suhu
maksimum
e. Indeks penunjuk suhu
Gambar 1.10. Termometer maksimum
minimum Six Bellani
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
minimum
f. Tombol pengembali indeks
12
Keterangan Gambar :
a. Spiral Dwi Logam / Bimetal
b. Spiral benda higrokopis
c. Jarum penunjuk skala suhu
(biru)
d. Jarum penunjuk skala
Gambar 1.11. Termohigrometer
Fungsi
waktu.
Satuan alat
Satuan pengukuran
Ketelitian alat
Prinsip kerja
Cara kerja
kelembaban (merah)
e. Ventilasi
Termohigrograf
Keterangan Gambar:
a. Lempeng dwi logam/bimetal
b. Rambut
c. Sistem tuas higrograf
d. Sistem tuas termohigrograf
e. Pena
f. Silinder kertas grafik
Gambar 1.12. Termohigrograf
Fungsi
waktu.
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
: C dan %
: C dan %
: 5C (termometer) dan 0,5% (higrometer)
: Perbedaan muai logam putih dan hitam
:
13
uap
air
sehingga
rambut
mengembang
dan
akan
maksimum
e. Indeks penunjuk suhu
minimum
f. Pelindung reservoir
g. Pelampung
Fungsi
permukaan air
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
: C
: C
: 0,5C
: Pemuaian air raksa
: Kenaikan suhu permukaan air menyebabkan
alkohol dan air raksa memuai, pemuaian air raksa mendorong stif pada
suhu tertentu. Bola suhu udara dingin air raksa mengkerut terdapat
perbedaan tekanan atau kolom hampa dan kolom alcoholpada termometer
minimun, maka air raksa bergerak ketermometer minimum mendorong stif
sampai menuju suhu minimum tertentu.
6. Alat Pengukur Suhu Tanah
14
6.1.
Keterangan Gambar:
Ujung sensor sampai jeluk 5 cm
Termometer zat cair
Pegangan tangan
Selubung kayu pelindung
termometer
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
:F
: C
:1F
: Pemuaian air raksa
: Termometer ditancapkan pada kedalaman yang
diinginkan (0-10 cm), atau yang akan diamati, perubahan panas yang
diterima oleh sensor akan memuaikan air raksa menunjukan skala tertentu
pada saat itu.
15
6.3.
cm.
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
: C
: C
: 1C
: muai air raksa
: Tanah digali pada kedalaman yang diinginkan (20
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
Keterangan Gambar:
a. Bagian sensor
b. Pipa berisi zat cair (air raksa)
c. Jarum hitam penunjuk suhu
sesaat
d. Jarum hijau penunjuk suhu
Gambar 1.19. Termometer maksimumminimum tanah.
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
maksimum
e. Jarum merah penunjuk suhu
minimum
Prinsip kerja
Cara Kerja
suhu naik maka akan ditunjukan oleh naiknya cairan air raksa dan jarum
hijau yang akan berfungsi penunjuk suhu maksimum, sedang bila suhu
turun akan ditunjukkan oleh naiknya cairan alkohol dan ditunjukan oleh
jarum merah yang berfungsi sebagai penunjuk suhu minimum.
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
kalium Fero sianida atau Ferro amonim sitrat yang sebelumnya telah
dioleskan pada kertas pias.Garam pero akan beroksidasi sehingga
membentuk noda apabila kertas pias kita cuci dengan aquades. Dari
panjang noda yang terbentuk akan dapat diukur panjang penyinaran
aktual.
7.2.
18
Keterangan Gambar:
a. Lensa bola kaca pejal, r = 7,3 cm
b. Busur pemegang bola kaca pejal
c. Sekrup pengunci kedudukan lensa
d. Sekrup pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias
ada
kertas
pias,
jika
sinar
terfokus
akan
Keterangan Gambar:
a. Lempeng logam warna putih
b. Lempeng logam warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena / penera grafik
e. Silinder kertas grafik
Gambar 1.22. Aktinograf dwi logam.
Fungsi
: Mengukur intensitas penyinaran matahari
Satuan Alat
: cm
Satuan Pengukuran : kal/cm per hari
Ketelitian Alat
: 1 cm
Prinsip kerja
: Berdasarkan perbedaaan muai antara lempeng
logam hitam dengan lempeng logam putih.
19
Cara kerja
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
yang
Hand Anemometer
20
Keterangan Gambar:
a. Mangkok anemometer
b. Speed meter
c. Skala beauford
d. Tangkai pegangan tangan
Biram Anemometer
Keterangan Gambar:
a. Kipas anemo
b. Jarum pencatat jarak per 100 m
c. Jarum pencatat jarak per 1000
m
d. Pengunci
Gambar 1.25. Biram anemometer.
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
21
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
Prinsip kerja
Cara kerja
: Mengukur evaporasi
: ml
: mm
: 0,1 ml
: Selisih tinggi permukaan air.
: Air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan
menguap (yang terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan
air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring
selalu kering dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang
tinggal ditabung pengukur dapat diketahui banyaknya air yang hilang
karena penguapan setiap saat.
10.2.
Keterangan Gambar:
a. Panci evaporasi (d:120,7cm,
t:25cm, tbl: 0,8cm)
b. Rangka kayu / besi
c. Tabung peredam riak atau
gelombang (d : 10cm)
d. Hook (batang kall) dan skala
Gambar 1.27. Panci evaporimeter kelas A.
ukur (nonius)
e. Sekrup pemutar batang
pengukuran.
Fungsi
Satuan Alat
Satuan Pengukuran
Ketelitian Alat
: Megukur penguapan
: mm
: mm
: 0,02 mm
22
Prinsip kerja
hook menempel pada awal air, tunggu beberapa menit dan disetel kembali
sehingga hook menempel pada air dan diukur antar selisih awal dan akhir
akibat evaporasi.
V.
PEMBAHASAN
Alat ini berfungsi mengkur curah hujan dengan prinsip kerja penampungan
curah hujan. Pengukuran dilakkan dengan cara mengukur air yang terdapat di
dalam tabung penampungan dengan menggunakan gelas ukur. Air hujan yang
tertampung dikeluarkan melewati keran. Agar percikn air hujan yang jatuh ke
tanah tidak masuk ke alat ombrometer, maka alat ini harus diletakkan pada
ketinggian 120 cm dari permukaan tanah.Kelebihan yang dimiliki alat ini
adalah penggunaannya mudah dan praktis. Ketelitian alat yang mencapai 0,2
mm juga merupakan keunggulan yang dimiliki alat ini, sehingga hasil
pengukuran yang diperoleh lebih valid. Ada pun kekurangan alat ini terletak
pada proses pengamatan yang harus dilakukan berulang-ulang karena diamati
b
secara harian.
Ombrograf
Alat ini memiliki beberapa perbedaan dengan ombrometer tipe observatorium.
Alat ini diletakkan pada posisi 40 cm dai permukaan tanah dengan prinsip
kerja sistem pelampung. Alat ombrograf ini juga dilengkapi dengan kertas
grafik untuk pencatatan curah hujan yang dipasang pada suatu silinder yang
dapat berputar secara otomatis. Ombrograf digunakan untuk mengukur curah
hujan dalam periode mingguan. Kelebihan dari ombrogaf yaitu pengamatannya
lebih efisien jika dibandingkan dengan ombrometer, karena grafik secara
otomatis akan terbentuk bersamaan dengan berubahnya volume air pada
tabung penampung. Selain itu, data yang berbentuk grafik juga sangat
membantu
pengamat
dalam
melihat
data
secara
berkesinambungan.
Kekurangan dari alat ini adalah ukuran tampungan airnya yang hanya 60 mm.
Hal ini menyebabkan curah hujan yang lebih dari 60 mm tidak bisa lagi
diukur.Selain itu ketelitian yang hanya 2 mm menjadikan hasil pengamatan alat
ini kurang valid jika dibandingkan dengan ombrometer tipe observatorium.
2. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara
a
Psikrometer Sangkar
Psikrometer ini disebut dengan psikrometer sangkar karena memang diletakkan
di dalamsebuah sangkar yang disebut dengansangkar meteo. Prinsip kerja alat
ini adalah berdasarkan hukum termodinamika.
24
kelemahan alat ini terletak pada kemampuannya yang terbatas hanya pada
b
karena harus memutar alat tersebut sebanyak 33 kali dan kurang praktis.
Psikrometer tipe Assman
Psikrometer tipe assman merupakan psikrometer yang menggunakan kipas
untuk mengeringkan termometer bola basah. Keunggulan alat ini terletak pada
pengoperasiannya yang mudah. Pengamat hanya perlu memutar pengatur pegas
kipas satu kali maka kipas berputar dan kemudian tinggal menunggu
termometer bola basah
udara
dan
yang
kedua
menunjukkan
temperatur.
Cara
penggunaannya alat higrometer ini diletakkan pada tempat yang akan diukur
kelembabannya, selanjutnya ditunggu dan dibaca skalanya. Kelembaban
ditandai dengan huruf h sedangkan suhu ditandai dengan derajat celsius.
Kelemahannya alat ini rentan terhadap jamur, sehingga harus disimpan pada
tempat dengan kelembaban
digunakan untuk mengetahui dua data yaitu temperatur dan kelembaban nisbi
e
udara.
Higrograf
Selain alat psikrometer sangkar, alat lain yang dalam penggunaannya juga
diletakkan di dalam sangkar meteo adalah alat higrograf. Alat ini bekerja
dengan prinsip berdasarkan sifat kembang kerut benda higrokopis. Benda
higroskopis yang digunakan dalam higrograf ini adalah rambut ekor kuda.
Alasan penggunaan rambut ekor kuda ini adalah karena rambut ekor kuda
memiliki
mengukur kelembaban relatif secara langsung. Selain itu juga terdapat tabel
25
pengamatan.
Termometer maksimum minimum six-Bellani
26
pembacaan pada skala harus dilakukan secara cepat karena nilai pada skala
cepat berubah setelah termometer diangkat dari pipa pelindung, dibutuhkan
pula bor atau alat bantu lainnya dalam pembuatan lubang, termometer Simons
juga memiliki ukuran yang relatif lebih besar dibanding termometer lainnya.
e. Stick termometer
Stick termometer ini menggunakan prinsip muai zat cair bertekanan pada
tabung bejana. Kelebihan yang dimiliki alat ini yaitu jangkauannya paling
dalam (mencapai 100 cm), tabung bejana memiliki ujung yang lancip sehingga
tidak membutuhkan bor untuk memasukkannya kedalam tanah. Namun alat ini
memiliki ketelitian yang rendah apabila dibandingkan dengan termometer jenis
lain. Selain itu, gesekan antara ujung termometer dengan tanah saat proses
pelubangan dapat membuat ujung termometer menjadi panas sehingga akan
berpengaruh pada suhu akhir pengamatan.
f. Termometer maksimum-minimum tanah
Termometer yang menggunakan prinsip pemuaian zat cair pada tabung
Bourdan ini memiliki tiga jarum penunjuk suhu yang berbeda. Kelebihannya
yaitu dapat mengukur suhu maksimum, suhu minimum, dan suhu sesaat secara
sekaligus. Kelemahannya adalah hanya dapat mengukur suhu tanah sampai
kedalaman 20 cm.
6. Alat pengukur suhu air
Suhu air diketahui dapat memengaruhi organisme yang berada di sekitarnya.
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi
sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara
alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi disekitar sumber air
tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut
mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung. Salah satu alat
yang dapat digunakan untuk mengukur suhu air adalah termometer maksimumminimum permukaan air.
a. Termometer maksimum-minimum permukaan air
Termometer maksimum-minimum permukaan air menggunakan prinsip kerja
muai air raksa untuk mengamati suhu maksimum, dan muai alkohol untuk
mengamati suhu minimum. Kelebihan yang dimiliki alat ini yaitu dapat
mengamati suhu maksimum dan suhu minimum sekaligus, dan terdapat
pelampung sehingga termometer dapat diletakkan secara horisontal di atas
permukaan air. Adapun kelemahan yang dimiliki alat ini yaitu hanya dapat
29
digunakan untuk mengukur suhu air di permukaan, dan hanya dapat bekerja
secara efektif pada air yang bebas dari pengganggu (contohnya hewan,
tanaman air, dan lain-lain).
7. Alat pengukur panjang penyinaran matahari
Pada dasarnya sinar matahari merupakan unsur yang paling penting dalam
bidang pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman hijau
yang melalui proses fotosintesis diubah menadi tenaga kimia. Kedua, sinar matahari
memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang
menentukan kebutuhan air tanaman.
Lamanya penyinaran akan berpengaruh akan berpengaruh terhadap metabolisme
yang berlangsung pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi
kesempatan yang lebih besar bagi tumbuhan tersebut untuk memanfaatkannya
melalui proses fotosintesis. Lama penyinaran matahari sendiri dapat diketahui
menggunakan solarimeter. Beberapa tipe solarimeter antara lain solarimeter tipe
Jordan dan solarimeter tipe Combell-Stokes.
a. Solarimeter tipe Jordan
Solarimeter tipe Jordan merupakan salah satu alat yang mampu mengukur
panjang penyinaran matahari dengan bantuan kertas pias yang sebelumnya
telah dioleskan dengan Kalium Ferro Sianida atau Ferro Ammonium Sitrat.
Prinsip kerja alat ini adalah reaksi fotokhemis. Reaksi fotokhemis merupakan
reaksi kimia yang disebabkan oleh cahaya atau radiasi ultraviolet. Foton yang
masuk diserap oleh molekul pereaksi menghasilkan molekul tereksitasi atau
molekul radikal bebas (Alberty, 1984). Noda yang terbentuk dalam kertas pias
diukur dan dihitung berdasarkan rumus:
PP=
PPAktual
x 100
PPPotensial
PP
: Panjang penyinaran
PP Aktual
: Noda yang terukur pada kertas pias
PP Potensial : Panjang penyinaran yang seharusnya dapat terjadi bila udara
cerah selama 1 periode
Kelebihan yang dimiliki solarimeter tipe Jordan ini adalah terdapatnya
pelindung celah sehingga dapat melindungi kertas pias dari adanya hujan,
angin, dan lain-lain. Sedangkan kelemahannya yaitu cukup rumit dalam
30
pemasangannya, harus diletakkan ditempat tinggi dan terbuka, jauh dari pohon
atau bangunan yang dapat menghalangi datangnya sinar matahari, tidak bisa
menangkap cahaya matahari saat matahari tepat berada tegak lurus dengan
solarimeter, dibutuhkan larutan Kalium Ferro Sianida atau FerroAmmonium
Sitrat dengan kepekatan tertentu sehingga kurang praktis, serta kertas pias
harus disimpan rapat-rapat dan dijauhkan dari sinar matahari sebelum
digunakan.
b. Solarimeter tipe Combell-Stokes
Alat ini berfungsi sebagai alat pengukur besar penyinaran matahari yang
terjadi dalam satu hari yang dapat dilihat dari pias matahari tersebut (Anonim,
2013). Solarimeter tipe Combell-Stokes ini dapat mengukur panjang
penyinaran matahari dengan menggunakan prinsip pembakaran pias.Kelebihan
solarimetertipe Combell-Stokes dibanding dengan solarimeter tipe Jordan yaitu
ketelitiannya mencapai 0.1 jam (bila pengukuran mengikuti ketentuan), lebih
teliti dibanding solarimeter tipe Jordan yang hanya dapat mengukur dengan
ketelitian 0.5 jam, tidak memerlukan berbagai jenis khemikalia.Selain itu,
solarimeter tipe Combell-Stokes juga dapat menangkap cahaya matahari ketika
matahari matahari berada tepat tegak lurus dengan alat. Adapun kelemahan
yang dimiliki alat ini antara lain cukup rumit dalam pemasangannya, harus
diletakkan ditempat tinggi dan terbuka, jauh dari pohon atau bangunan yang
dapat menghalangi datangnya sinar matahari.
8. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran Matahari
a Aktinograf Dwi Logam
Alat ini memiliki dua logam berbeda warna yaitu logam hitam dan logam
putih. Prinisp kerja alat ini adalah beda muai kedua logam (logam hitam dan
logam putih). Logam hitam dan logam putih mempunya muai panjang yang
berbeda, karema memang sifat dari kedua logam itu pun berbeda. Logam hitam
menyerap energi cahaya mtahari lebih banyak. Ada pun
logam putih
sebagai gerakan horizontal udara relatif terhadap permukaan bumi. Batasan ini
berasumsi bahwa seluruh gerakan udara secara vertical kecepatannya dapat
diabaikan karena relative rendah yaitu <1 m/s (June, 1993). Untuk mendapatkan data
kecepatan angin, digunakan suatu alat ukur yang dapat mencatat kecepatan maupun
arah pergerakan angin secara akurat pula. Alat pencatat yang sering digunakan pada
stasiun meteorologi yaitu cup anemometer, hand anemometer, dan biram
anemometer.
a. Cup anemometer
Cup anemometer merupakan alat yang dapat mengukur kecepatan angin
dengan menggunakan prinsip sistem mekanik (gir). Alat ini dapat mengukur
kecepatan rerata angin dengan satuan pengamatan km/jam, dimana pencatatan
dilakukan setiap pagi pukul 07.00. Kelemahannya antara lain alat harus
diletakkan di tempat yang cukup tinggi dan harus dijauhkan dari bangunan atau
pohon disekitarnya. Selain itu, kecepatan rerata baru dapat diketahui setelah
dilakukan perhitungan.
b. Hand anemometer
Hand anemometer adalah alat yang dapat mengukur kecepatan angin dengan
prinsip GGL induksi. Kelebihan alat ini antara lain mudah dibawa karena
sifatnya yang portable, memiliki ketelitian yang tinggi dibanding cup
anemometer, dan dapat mengetahui kecepatan angin pada saat itu juga.
Kekurangannya hanya dapat mengukur kecepatan angin sesaat.
c. Biram anemometer
Biram anemometer menggunakan prinsip sistem mekanik dengan satuan
pengukuran m. Sama seperti hand anemometer, alat ini juga memiliki
keteliatian mencapai 1 m/s. Adapun kelebihan yang dimilikinya antara lain
mudah dibawa dan mudah dalam pengamatan. Berbeda dengan cup
anemometer dan hand anemometer, biram anemometer ini hanya dapat
digunakan untuk mengukur jarak yang ditempuh angin (dalam m), dan kurang
praktis dalam penggunaannya karena harus disesuaikan dengan datangnya arah
angin (angin harus menggerakan baling-baling yang ada di belakang alat).
10. Alat pengukur evaporasi
Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini berjalan terus
hampir tanpa berhenti di siang hari dan kerap kali di malam hari. Proses tersebut
akan sangat aktif
penghalangan radiasi matahari dan penghambat proses evaporasi. Jika uap air
32
menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara permukaan tanah dan udara menjadi
jenuh oleh uap air, sehingga proses penguapan berhenti, agar proses tersebut berjalan
terus. Lapisan jenuh harus diganti dengan udara kering, pergantian itu hanya
mungkin jika ada angin, oleh karena itu kecepatan angin memegang peranan penting
dalam proses evaporasi (Wahyuningsih, 2004). Contoh alat yang dapat dipakai untuk
mengukur evaporasi antara lain panci evaporasi klas A dan piche evaporimeter.
a. Panci evaporasi klas A
Salah satu alat yang dapat mengukur evaporasi adalah panci evaporasi klas A.
Dengan mengukur selisih tinggi permukaan air, alat ini dapat mengukur
besarnya penguapan hingga ketelitian mencapai 0,2 mm. Kelebihan yang
dimiliki alat ini adalah dapat mengukur evaporasi bahkan saat terjadi hujan
(curah hujan maksimal saat pengamatan adalah 50 mm). Salah satu
kelemahannya adalah saat hujan lebat dan curah hujan lebih dari 50 mm, air
dalam panci akan penuh bahkan tumpah sehingga sulit untuk menghitung
besarnya penguapan, pengamat juga harus memperhatikan curah hujan di
setiap harinya. Bentuk alat yang besar juga menyulitkan apabila ingin
dipindahkan.
b. Piche evaporimeter
Piche evaporimeter merupakan alat yang dapat mengukur besarnya penguapan
dengan pengukuran selisih tinggi permukaan air. Bila dibandingkan dengan
panci evaporimeter klas A, piche evaporimeter ini mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu memiliki ketelitian yang lebih tinggi (0,05 ml), alatnya lebih
sederhana dan praktis dalam pemasangan. Namun, evaporimeter jenis ini akan
lebih baik jika dipasang dalam sangkar meteo.
11. Automatic Weather Station
Stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station/AWS) merupakan alat
yang terdiri dari beberapa sensor terintegrasi yang digunakan untuk melakukan
pengukuran tekanan udara, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, radiasi
matahari, serta curah hujan yang di rekam secara otomatis (Anonim, 2009). Sistem
akan melaporkan hasil pengamatan melalui berbagai cara, seperti lewat jaringan
komputer, telekomunikasi, atau sistem satelit. Telepon genggam juga dapat
diintegrasikan dengan alat tersebut. Pada awal diciptakannya AWS, stasiun ini
memerlukan adanya jaringan listrik dan jaringan komunikasi. Namun seiring dengan
33
34
VI.
KESIMPULAN
1. Stasiun meteorologi pertanian merupakan suatu tempat yang mengadakan pengamatan
secara terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta
pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya.
Alat-alat pengukur anasir cuaca:
a) Alat pengukur curah hujan
Ombrometer tipe observatorium, ombrograf
b) Alat pengukur kelembaban nisbi udara
Psikrometer sangkar, sling psikrometer, psikrometer Assman, higrometer,
higrograf
c) Alat pengukur suhu udara
Termometer biasa, termometer maksimum, termometer minimum, termometer
maksimum-minimum Six Bellani
d) Alat pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara
Termohigrometer, termohigrograf
e) Alat pengukur suhu tanah
Termometer permukaan tanah, termometer selubung kayu, termometer bengkok,
termometer Simons, stick termometer, termometer maksimum-minimum tanah
f) Alat pengukur suhu air
Termometer maksimum-minimum permukaan air
g) Alat pengukur panjang penyinaran matahari
Solarimater tipe Jordan, solarimeter tipe Combell-Stokes
h) Alat pengukur intensitas penyinaran matahari
Aktinograf
i) Alat pengukur kecepatan angin
Cup anemometer, hand anemometer, biram anemometer
j) Alat pengukur evaporasi
Panci evaporasi klas A, piche evaporimeter
2. Prinsip kerja, cara penggunaan alat, macam dan kualitas data yang dihasilkan dari
suatu alat pengukur anasir cuaca berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, R.A. 1984. Thermodinamic of Biochemical Reaction. John Wiley and Sons, Inc.,
New Jersey.
Anonim.
2009.
Automatic
Weather
Station
(AWS).
<http://neonet.bppt.go.id/harimau/index.php>. Diakses pada tanggal 20 September
2014.
Anonim.
dan Geofisika
Diakses
pada
Anonim. 2013. Alat Meteorologi. <http://region6.padang.bmkg.go.id/geofisika2/peralatan/alat-meteorologi.html>. Diakses pada tanggal 20 September 2014.
Attaqy, R., M. Nitisaputro, dan A. A. Asmara. 2014. Panduan Praktikum Klimatologi
Dasar. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Critchfield, H. J. 1979. General Climatology. Prentice-Hall of India, New Delhi.
June, T. 1993. Angin. Dalam: Handoko (ed). Klimatologi Dasar, Bogor.
King,
J.
2007.
What
is
an
Automatic
Weather
Station?
<http://automaticweatherstation.com>. Diakses pada tanggal 19 September 2014.
Klein, Tank A.M.G. and Konnen, G.P. 2006. Trends in indices of daily temperature and
precipitation extremes in Europe. Journal of Climate (16) : 36653680.
Lakitan, B. 1997. Dasar-dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Prawirowardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Tisdale, S. L. and W. L. Nelson. 1960. Soil Fertility and Fertilizers. The MacMillan
Company, New York.
Tursilowati, L. 2005. Pulau panas perkotaan akibat perubahan tata guna dan penutup lahan
bandung dan bogor. Jurnal Sains Dirgantara 3: 12-13.
Wahyuningsih, U. 2004. Geografi. Pabelan, Jakarta.
36