Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANAJEMEN PAJAK EKT II

Mice(Meeting Incentive Convere


Exhibition)

DI SUSUN OLEH :
11.02.06.0001
SEMESTER 7 Akuntansi (Pagi)

Definisi EO (Event Organizer) & MICE


Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang
JL.Maulana Yusuf, Kota TangerangTelp. (021) 5527061-5527063, Fax. (021)
5581068 Website: www.unistangerang.ac.id

Menurut pakar manajemen Rhenald Kasali, bahwa Event Organizer


adalah
bisnis
yang
menerapkan
konsep
manajemen
secara
berkesinambungan
dan
konsisten
dalam
mengeksplorasi
dunia
entertainment sedalam-dalamnya. Yang dibangun dari sebuah tim yang
mencatat every single detail dari proses memilih acara, mengemas acara,
memenuhi pembayaran, mengurus perizinan, meyakinkan keamanan
pelaksanaan, merekam gejolak keinginan pasar, serta menyiapkan teknologi
dan pemasarannya, sampai pada event report (laporan pertanggung
jawaban) atau evaluasi.
Banyak perusahaan eo yang ada, menurut jenis acara yang diadakan eo
dapat dibagi menjadi :

One Stop Service Agency: E.O. besar yang mampu menyelenggarakan


berbagai jenis acara hingga skala internasional sekalipun.

MICE : Kependekan dari Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).


E.O. yang khusus bergerak di bidang penyelenggaraan acara
berbentuk pertemuan.

Brand Activation ; adalah EO yang secara spesifik membantu client-nya


untuk mempromosikan dalam rangka peningkatan penjualan,
peningkatan pengenalan merk di kalangan konsumen, dengan
berinteraksi langsung ke target marketnya.

Musik dan Hiburan: E.O. yang memiliki spesialisasi di bidang hiburan


terutama musik.

Penyelenggara Pernikahan: E.O. yang mengkhususkan diri membantu


klien mengadakan pesta pernikahan.

Penyelenggara Ulang Tahun: E.O. yang ahli membuat pesta ulang


tahun termasuk untuk anak-anak.

Penyelenggara
Pribadi:
E.O.
khusus
yang
bergerak
penyelenggaraan pesta pribadi terutama bagi orang kaya.

untuk

MICE adalah singkatan dari Meeting, Incentive, Convention, Exhibition.


MICE adalah jenis kegiatan yang terdapat dalam industri pariwisata, kegiatan
ini telah di rencakanan secara matang oleh suatu kelompok atau kumpulan
orang yang memiliki kesamaan tujuan dalam penyelenggaran kegiatan
tersebut. Dunia MICE merupakan dunia bisnis yang sangat menjanjikan
namun masih sangat baru dalam masyarakat karena belum banyak memiliki
peminat seperti bisnis lainnya.
pengertian MICE menurut para pakar:
1

Menurut Pendit (1999:25),


MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa
konvensi, perjalanan insentif, dan pameran. Merupakan usaha dengan
kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang
(negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalahmasalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
Menurut Kesrul (2004:3),
MICE sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan
perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok
orang secara bersama-sama,
rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels,
conventions,congresses, conference dan exhibition.
Bentuk Mice :
1. Meeting
Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan
atau persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di
dalam
MICE.
Menurut Kesrul (2004:8), Meeting Suatu pertemuan atau persidangan yang
diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi,
perkumpulan
atau
perserikatan
dengan
tujuan
mengembangkan
profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama
anggota dan pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi,
hubungan kemasyarakatan.
Menurut Kesrul (2004:3), Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan
yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business,
biasanya melibatkan orang secara bersama-sama.
2. Incentive
Undang-undang No.9 tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27),
Menjelaskan bahwa perjalanan insentive merupakan suatu kegiatan
perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para
karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi
mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas
perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kesrul (2004:18), bahwa insentive merupakan hadiah atau
penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien,
atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.
Menurut Any Noor (2007:5) yang dikutip dari SITE 1998 dalam Rogers
2003, juga memberikan definisi mengenai incentive adalah incentive travel
is a global management tool that uses an exceptional travel experience to
motivate and/or recognize participants for increased levels of performance in
support of the organizational goals.
2

3. Conference
Menurut (Pendit,1999:29), Istilah conference diterjemahkan dengan
konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama.
Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference, maka secara
teknis akronim mice sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang
mengingatnya
bahwa
kegiatan-kegiatan
yang
dimaksud
sebagai
perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive,
conference dan exhibition hakekatnya merupakan sarana yang sekaligus
adalah produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. Kegiatan-kegiatan
ini dalam industri pariwisata dikelompokkan dalam sati kategori, yaitu mice.
Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu
pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata
karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua
perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan atau
perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.
4. Exhibition
Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri
pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur
dalam Surat Keputusan Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91,
Bab I, Pasal 1c, yang dikutip oleh Pendit (1999:34) yang berbunyi Pameran
merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi
yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi
atau yang ada kaitannya dengan pariwisata.
Menurut Kesrul (2004:16), exhibition adalah ajang pertemuan yang
dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau
ruang pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya
dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.
Pertimbangan pelaksanaan Mice
Menurut Kesrul (2004:9), dalam penyelenggara kegiatan MICE, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Penetapan lokasi dan ruang MICE
a. Dalam penentuan terjadi 2 kemungkinan sebagai berikut :
Pihak klien yang menetapkan dan mengkonfirmasikan lokasi
tempat penyelenggaraannya. Pihak perencana tidak meneruskan
proses lebih lanjut..
Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan,
misalnya menyelenggarakan suatu seminar atau workshop atau
konferensi.
3

b. Pertimbangan tempat penyelenggara secara geografis dengan spread


of the person attending : terlalu jauh dari tempat peserta, kecuali
khususnya seperti no.1b, peserta yang memerlukan sekali seminar dan
konferensi tersebut.
c. Pertimbangan dalam menentukan kondisi sekitar lokasi dimana
pertemuan akan digelar.
2. Perlengkapan fasilitas MICE
Menurut
Kesrul
(2004:90)
Perlengkapan
fasilitas
dan
pelayanan
kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehingga
tidak ada standar yang berlaku umum. Dalam menentukan perlengkapan
suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama beberapa hal berikut :
-

Jenis pertemuan dan lamanya


Jumlah peserta
Jumlah ruangan yang dibutuhkan
Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan
Bentuk pengaturan tempat duduk
Akomodasi peserta mice

3. Penanganan transportasi
Meeting planer atau PCO bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi
bagi keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104), ada enam point
dalam pengaturan transportasi yaitu:
-

Transprtasi udara
Airport shuttle service
Multiple property shuttle
VIP transportation
Local tour
Staff transportation.

4. Pelayanan makanan dan minuman


Menurut Kesrul (2004:113), Mengemukakan bahwa agar acara
pertemuan atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi
complaint makanan dan minuman. Seorang meeting manager perlu
memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage, room service
and banquet capabilities. Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi
appearance and attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan
dan minuman pada saat ramai (peak hours) untuk mengetahui ketersediaan
stok pelayanan dan keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan
penawaran, di samping itu apakah perlu melakukan pemesanan terlebih
dahulu. Apakah restaurant tersebut melayani permintaan khusus atau
tambahan menyangkut lay out dan jenis makanan dan minuman.
5.Akomodasi
4

Berikut ini daftar penanganan akomodasi yang harus di cek:


- Akomodasi sesuai harapan peserta
- Penginapan : Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur
- Kamar gratis untuk panitia atau komite : jumlah, tipe, dan fasilitas yang
harus dibayar
- Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi : jumlah, tipe, dan harga.

Perkembangan di Indonesia
Event Organizer sudah berkembang pesat di Indonesia khususnya
Jakarta dan kota-kota besar lainnya, dari yang bergerak di bidang
pertunjukan musik, pameran produk (mobil, komputer, handycraft), sampai
wedding pun tersedia. Event Organizer sangat membantu pihak-pihak yang
berminat mengadakan event seperti launching product, company gathering,
anniversary, exhibitions, seminar, promosi, talkshow dan sebagainya, dari
tahap persiapan sampai dengan event berjalan lancar dengan baik, artikel ini
bertujuan memberikan sharing sejauh mana perkembangan Event Organizer
di Indonesia khususunya Jakarta dan kota besar lainnya, kemampuan dasar
apa supaya sukses menjadi EO dan memuaskan para kliennya dan apa saja
yang kita akan dapatkan dengan menggeluti profesi EO. Fungsi EO dalam
mekanisme sebuah penyelenggaraan event-event yang mengkoordinasi,
melayani, men-support kepentingan para pihak. Misalnya Trainer, Trainee,
Vendor Training, transportasi dll, media massa, serta pihak-pihak terkait
lainnya.
Kebijakan Pemerintah dalam Mendukung Industri MICE
Pemerintah telah menetapkan 10 kota utama dan 3 kota potensial
tujuan MICE di Indonesia. 10 kota utama tersebut adalah Medan, Padang/
Bukit Tinggi, Batam, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Makasar
dan Manado. Sedangkan tiga kota potensial adalah Palembang, Lombok dan
Balikpapan. Akan tetapi pengembangan Industri MICE tidak hanya terbatas
pada kota-kota tersebut melainkan semua kota di Indonsia. Peran Pemerintah
daerah memang sangat penting dalam mengembangkan industri MICE.
Dengan perkembangan yang agresif dalam bidang perhotelan dewasa ini,
5

pada
umumnya
setiap
ibukota
provinsi
di
Indonesia
mampu
menyelenggarakan kegiatan MICE berskala nasional bahkan internasional.
Perkembangan MICE di Bali sudah mencapai hasil yang cukup
menggembirakan. Adanya elemen-elemen pariwisata terkait seperti Dinas
Pariwisata Daerah Bali yang juga bekerjasama denganBali Hotel
Association, INCCA
(Indonesia
Congress
&
Convention
Association), ASITA, Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI), dan
institusi serupa membuat Bali sebagai tujuan MICE di dunia selanjutnya. Hal
ini terbukti dengan banyaknya event dunia yang diselenggarakan di Bali
seperti UNFCC dan Bali Asian Beach Games yang berlangsung di Nusa Dua,
Bali.
Disamping itu, perkembangan MICE di Bali telah menjamah sektor
perhotelah di Bali, dimana hampir semua hotel berbintang 5 di Bali memiliki
fasilitas standar meeting seperti meeting venue, dan departemen yang
mengatur berlangsungnya kegiatan MICE di hotel tersebut. Biasanya MICE di
organiser oleh Banquette Department.

KEINGINAN PASAR
Faktor penentu dalam memilih Destinasi MICE:
Keamanan
Semua konsumen MICE mengingin kan adanya jaminan keamanan, baik dari
pemerintah maupun oleh penyelenggara. Dalam setiap event internasional
perlu adanya fasilitas pengamanan yang ketat khususnya di venue dan
akomodasi. Selain itu tempat yang menjadi bagian pendukung kegiatan juga
harus dijaga keamaannya misalnya di bandara dan tempat hiburan malam
selama acara berlangsung.
Harga
Harga yang bersaing dengan fasilitas yang lengkap menjadi salah satu
kriteria bagi para konsumen MICE dalam menentukan daerah tujuan
kegiatannya. Fasilitas hiburan yang memadai serta fasilitas pendukung diluar
kegiatan utama menjadi nilai tambah suatu daerah dalam menarik
konsumen MICE.
Kemudahan Akses
Daerah destinasi MICE membutuhkan fasilitas aksesibilitas dan transfer baik
dari darat, laut maupun udara. Transportasi yang mudah aman, efisien dan
bebas hambatan mempermudah para konsumen MICE dalam menjangkau
kawasan tersebut.
Fasilitas Terpelihara
6

Fasilitas yang terjaga dengan baik pada venue pelaksanaan MICE akan
membuat konsumen MICE nyaman untuk tinggal lebih lama. Berbagai
fasilitas yang disediakan pada venue dengan standar internasional, resort
kelas dunia dan tempat hiburan yang menarik.
Infrastruktur
Dalam
penyelenggaraan
event
internasional,
dibutuhkan
fasilitas
infrastruktur langsung seperti venue meeting dan konvensi yang berstandar
internasional dengan jumlah kapasitas yang memadai serta terintegrasi
dengan hotel dan tempat hiburan. Infrastruktur pendukung bagi para
konsumen untuk menuju ke venue penyelenggaraan sangat penting. Selain
mudah untuk di akses, infrastruktur berstandar internasional sangat
diperlukan diantaranya, bandara yang mampu menampung pesawat besar
dan adanya jalur langsung ke kota internasional.
Atraksi waktu senggang
Program hiburan selama penyelenggaraan kegiatan menjadi daya tarik
tersendiri bagi para konsumen MICE. Untuk mengilangkan kejenuhan
mengikuti acara, pada umumnya diselingi dengan kegiatan hiburan,
diantaranya pertunjukan seni dan budaya maupun mengunjungi objek
wisata.
Bahasa
Untuk mempermudah para konsumen MICE dalam mengikuti agenda
kegiatannya, maka perlu adanya tourism hospitality and MICE staff yang bisa
berbahasa asing. Tergantung dengan asal konsumen MICE tersebut. Penyedia
jasa MICE sudah seharusnya menyediakan profesional yang mampu
berbahasa asing.
Prospek MICE Indonesia
Prospek MICE Indonesia di tahun mendatang akan semakin membaik.
Trend meeting industry dunia tetap positif dengan kegiatan terbanyak
dilakukan oleh bidang medis (ICCA, International Congress and Convention
Association).
Trend
kegiatan
MICE
domestik
juga
menunjukkan
perkembangan yang menggembirakan, tidak saja dilakukan oleh para pelaku
bisnis, asosiasi dan dunia pendidikan, tapi juga dari pemerintah dan
partaipartai politik, baik skala nasional dan internasional. Hal ini juga bisa
dilihat semakin banyaknya permintaan dukungan dari berbagai pihak kepada
Pemerintah, mulai dari kegiatan bidding, promosi, delegate boosting, site
visit dan memperkaya program pada saat suatu event MICE
diselenggarakan. Berbagai langkah strategis dalam pembangunan MICE di
Indonesia antara lain dengan Pendekatan Co-Marketing dengan para pelaku
industri.
Pendekatan Komunitas, yaitu mendukung penyelenggaraan kegiatan
yang dilakukan oleh berbagai komunitas. Memanfaatkan prominent
persons/public figures sebagai Ambassador untuk mempromosikan MICE
dan pariwisata Indonesia.
Akan tetapi dalam pengembangan industri MICE di Indonesia masih
menghadapi beberapa kendala diantaranya :
7

1. Masih rendahnya awareness destinasi akan pentingnya MICE dan


perlunya dilakukan promosi MICE;
2. Kurangnya database MICE yang online and komprehensif;
3. Masih terbatasnya kemudahan dan fasilitas pendukung kegiatan MICE
khususnya aksesibilitas (penerbangan langsung), insentif bagi kegiatan
MICE (barang pameran dan souvenir untuk peserta insentif tour masuk
dalam kategori impor).
Aspek Perpajakan
-

Berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-70/PJ/2007 tentang


Jenis Jasa Lain dan Perkiraan Penghasilan Netto Sebagaimana
Dimaksud Dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa
Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000
dijelaskan jenis jasa penyelenggara kegiatan / event organizer
merupakan objek PPh pasal 23 dengan tarif 15% dan perkiraan
penghasilan netto sebesar 20% dari jumlah imbalan jasa tidak
termasuk PPN, yang berarti tarif efektif sebesar 6%.

- Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


571/KMK.03/2003 dijelaskan bahwa:
Pasal 1:
Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang selama satu tahun buku
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak
dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih
dari Rp.600.000.000,Pasal 4:
1. Pengusaha Kecil wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, apabila sampai dengan suatu
bulan dalam tahun buku, jumlah peredaran bruto dan atau
penerimaan bruto melebihi batas sebagaimana dimaksud dalam
pasal 1.
2.

Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib


melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak paling lambat pada akhir bulan berikutnya

Berdasarkan pasal 4 Undang-Undang Nomor 18 tahun 2000 dijelaskan


bahwa Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas Pemanfaatan Jasa Kena
Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.
8

Berdasarkan pasal 6 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 dijelaskan


bahwa Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri
dan bentuk usaha tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto
dikurangi:

a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara


penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya
berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan
dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan,
biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi,
dan pajak kecuali Pajak Penghasilan;
b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta
berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh
hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
dan Pasal 11A;
c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan;
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang
dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
e. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing;
f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang
dilakukan di Indonesia;
g. Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan;
h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat :
1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi
komersial;
2. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan
Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara
(BUPLN) atau adanya perjanjian tertulis mengenai
penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur
dan debitur yang bersangkutan;
3. Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus;
dan
4. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak
dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak, yang
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat kami jelaskan bahwa:
1. Pada dasarnya tidak ada perbedaan aspek perpajakan untuk
usaha event organizer. Aspek perpajakan tersebut terdiri dari
Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2. Atas penerimaan uang dari sponsor merupakan objek PPN


apabila Perusahaan Saudara sudah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
3. Atas penerimaan yang diterima oleh event organizer merupakan
objek Pajak Penghasilan
4. Biaya yang boleh dikurangkan dalam menghitung Penghasilan
Kena Pajak sesuai dengan pasal 6 Undang-Undang Nomor 17
tahun 2000
Penyerahan jasa penyelenggaraan kegiatan adalah :
a. Jasa Penyelenggara Kegiatan (Event Organizer) adalah kegiatan
usaha yang dilakukan oleh Pengusaha Jasa Penyelenggara
Kegiatan antara lain meliputi kegiatan-kegiatan seperti
penyelenggaraan pameran, pameran konvensi, pagelaran musik,
pesta, seminar, peluncuran produk, konferensi pers, dan
kegiatan lainnya yang memanfaatkan Jasa Penyelenggara
Kegiatan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan yang
mendukung kegiatan-kegiatan tersebut baik atas permintaan
dari
Pengguna
Jasa
Penyelenggara
Kegiatan
maupun
diselenggarakan sendiri oleh Pengusaha Jasa Penyelenggara
Kegiatan; b. Kegiatan lainnya adalah kegiatan-kegiatan lain
dalam bentuk apapun yang memanfaatkan Jasa Event Organizer
seperti talk show, penarikan undian, fashion show, ajang lomba,
dan sejenisnya; atau
b. Kegiatan-kegiatan yang mendukung terselenggaranya suatu
kegiatan adalah suatu kegiatan baik sebelum, sesudah atau pada
saat terselenggaranya kegiatan seperti pemesanan gedung,
penyediaan ruangan, persiapan interior, penyediaan sound
system, penyediaan penari latar, dan sebagainya yang
memanfaatkan Jasa Penyelenggara Kegiatan.

Atas penyerahan Jasa Penyelenggara Kegiatan di dalam Daerah Pabean


dan atas pemanfaatan Jasa Penyelenggara Kegiatan yang berasal dari luar
Daerah Pabean, di dalam Daerah Pabean dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
Dasar Pengenaan Pajak untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang
terutang atas penyerahan Jasa Penyelenggara Kegiatan adalah meliputi :
a. Biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh Pengusaha Jasa
Penyelenggara Kegiatan kepada Pengguna Jasa Penyelenggara
Kegiatan;
b. Imbalan yang diperoleh dari kegiatan tersebut termasuk bagi hasil; dan
c. Biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh Pengusaha Jasa
Penyelenggara Kegiatan kepada Pengguna Jasa Penyelenggara
Kegiatan karena pembatalan pemesanan kegiatan oleh Pengguna Jasa
Penyelenggara Kegiatan.
10

DAFTAR PUSTAKA

http://nadiangelin.blogspot.com/2014/09/pengertian-mice.html
https://www.google.com
http://derinta-derinta.blogspot.com/2013_01_01_archive.html
http://venuemagz.com/berita/read/20141013/indonesia-miliki-potensi-besar-darisekmen-mice
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/3421336971013.
pdf
https://adproindonesia.wordpress.com/2008/10/29/aspek-perpajakan-dari-usahaevent-organizer/
http://creatifevent.blogspot.com/2009/09/sekilas-tentang-event-organizer.html
http://irpantips4u.blogspot.com/2014/05/pengertian-event-organizer-menurut.html

11

Anda mungkin juga menyukai