Oleh :
1. I Putu Adi Suwandana
08.321.0188
08.321.0189
08.321.0192
08.321.0195
08.321.0196
08.321.0201
08.321.0210
08.321.0212
08.321.0214
08.321.0219
Definisi/pengertian
A. Akne vulgaris ( jerawat ) penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea yang
umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul,
nodus, dan kista pada tempat predileksinya ( Arif Mansjoer, dkk. 2000)
B. Akne vulgaris ( jerawat ) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea
( polikel rambut ) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian
atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka ( black head ),
papula, pustul, nodus, dan kista ( Brunner & Suddarth, 2001 )
II. Epidemiologi/ insiden kasus
Akne vulgaris biasanya terjadi pada seseorang antara usia 40 dan 60 tahun.
Akne vulgaris sering dialami oleh mereka yang berusia remaja dan dewasa muda, dan akan
dengan sendirinya pada usia sekitar 20 30 tahun. Walaupun demikian ada banyak juga orang
setengah baya yang mengalami serangan akne. Akne tidak terdapat pada laki laki yang
dikastrasi sebelum puberitas atau pada perempuan yang sudah diooforektomi.
III. Etiologi/penyebab
Akne biasanya disebabkan oleh tingginya sekresi sebum. Androgen telah diketahui sebagai
perangsang sekresi sebum, estrogen mengurangi produksi sebum.
Penyebab eksternal acne vulgaris jarang teridentifikasi.
* Beberapa kosmetik dan minyak rambut (hair pomades) dapat memperburuk akne.
* Obat-obatan pemicu timbulnya akne antara lain: steroid, lithium, beberapa antiepilepsi, dan
iodides.
* Congenital adrenal hyperplasia, polycystic ovary syndrome, dan kelainan endokrin lainnya
(dengan kadar androgen yang berlebihan) dapat memicu perkembangan acne vulgaris.
* Acne vulgaris dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik.
akne yag sudah ada. Selain itu obat obatan juga dapat
mencetuskan akne sperti kortikosteroid oral kronik yang dipakai untuk mengobati penyakit lain (
seperti lupus eritematosus sistemik atau transplantasi ginjal ), dapat menimbulkan vistula
dipermukaan kulit wajah. Dada dan punggung, kontrasepsi juga dapat memperburuk akne.
Akne pada perempuan yang berusia sekitar 20 an, 30-an dan 40-an sering kali disebabkan oleh
kosmetik dan pelembab yang dasarnya dari minyak dan menimbulkan komedo.
V. Patofisiologi
Etiologi
Faktor Predisposisi
Flora folikel
Black komedo
Nyeri
Resti
penyebaran
infeksi
White komedo
ansietas
Kurang
pengetahuan
kerusakan
integritas
kulit
gangguan
perubahan
citra tubuh
IX.
Pemeriksaan Diagnostik
A. Pemeriksaan Laboratorium
Penegakan diagnosis acne vulgaris berdasarkan diagnosis klinis.
* Pada pasien wanita dengan nyeri haid (dysmenorrhea) atau hirsutisme, evaluasi
hormonal sebaiknya dipertimbangkan. Pasien dengan virilization haruslah diukur kadar
testosteron totalnya. Banyak ahli juga mengukur kadar free testosterone, DHEA-S,
Antibiotic topical yang dihgunakan untuk mengobati akne, papula dan pustula superpisial adalah
klindamisin dan ertromisin.
Antibiotik sistemik merupakan therapy utama untuk akne popular dan pustular ropunda.
Pasien biasanya diberi tetrasiklin, eritromisin dan minosiklin.
Farmakoterapi Jerawat
Tujuan farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan untuk mencegah komplikasi.
Secara umum ada dua golongan:
1. Retinoid, misalnya:
1.1. isotretinoin,
1.2. tretinoin,
1.3. adapalene,
1.4. tazarotene.
2. Antibiotik, misalnya:
2.1. minocycline,
2.2. doxycycline,
2.3. tetracycline,
2.4. trimethoprim/sulfamethoxazole.
Berikut ini sedikit uraian tentang farmakoterapi jerawat beserta nama dagangnya di Amerika:
1. Retinoid
1.1. Isotretinoin (Accutane)
Mekanisme Kerja
Pengobatan (medication) secara oral yang paling efektif mengobati berbagai kondisi
dermatologis yang serius.
Isotretinoin merupakan bentuk isomer 13-cis sintetis dari tretinoin yang terjadi secara alami
(trans-retinoic acid). Struktur kedua agen tersebut berhubungan dengan vitamin A. Menurunkan
ukuran kelenjar sebaseus dan produksi sebum. Juga menghambat diferensiasi kelenjar sebaseus
dan keratinisasi abnormal.
Pasien wanita haruslah memberikan informed consent secara tertulis (dan menandatanganinya),
yang menyatakan bahwa mereka akan menggunakan kontrasepsi selama menjalani terapi dan
untuk 30 hari paskaterapi.
Dosis
Total dosis kumulatif yang direkomendasikan sebesar 120-150 mg/kg berat badan, dosis awal
(starting dose) sebaiknya <0.5 mg/kg berat badan/hari PO, kemudian dosis dapat dinaikkan
hingga 1 mg/kg berat badan/hari.
1.2. Tretinoin (Retin-A, Retin-A Micro, Avita)
Mekanisme Kerja
Menghambat pembentukan microcomedo. Menormalkan diferensiasi epidermis folikuler dan
menunjukkan (meng-exhibit) anti-inflammatory properties. Tersedia dalam krem 0.025%,
0.05%, dan 0.1%. Juga tersedia dalam bentuk gels 0.01% dan 0.025%.
Dosis
Dimulai dengan formulasi tretinoin dosis terendah dan dapat ditingkatkan sesuai toleransi tubuh.
Berikan hs (sebelum tidur) atau qod. Turunkan dosis bila terjadi iritasi.
1.3. Adapalene (Differin)
Mekanisme Kerja
Turunan (derivative) asam naptoat (naphthoic acid) yang mampu mengikat reseptor asam
retinoat (retinoic acid). Menormalkan diferensiasi epidermis folikuler dan menunjukkan (mengexhibit) anti-inflammatory properties. Tersedia dalam sediaan (formulation) krem, gel, solution,
dan pledget.
Dosis
Berikan sedikit pada kulit yang berjerawat, diberikan: qd.
XII.
Penatalaksanaan
Saat digunakan antibiotik sistemik atau topikal, sebaiknya digunakan bersama dengan benzoyl
peroxide untuk mengurangi risiko terjadinya resistance.
1. Topical treatments
Topical retinoids bersifat comedolytic dan anti-inflammatory.
Topical retinoids yang paling banyak diresepkan termasuk adapalene, tazarotene, dan tretinoin.
Topical retinoids menipiskan stratum corneum, dan berkaitan erat dengan sun sensitivity.
Nasihatilah pasien untuk berlindung dari sinar matahari (sun protection), misalnya dengan
memakai topi, tabir surya, dll.
Antibiotik topikal yang yang umum diresepkan termasuk erythromycin dan clindamycin dosis
tunggal atau dikombinasikan dengan benzoyl peroxide.
2. Systemic treatments
Antibiotik sistemik merupakan terapi mainstay untuk jerawat.
Antibiotik kelompok tetracycline umumnya diresepkan untuk akne. Semakin antibiotik bersifat
lebih lipofilik, seperti doxycycline dan minocycline, biasanya lebih efektif daripada tetracycline.
Asuhan Keperawatan
I.
Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Pasien mengeluh gatal pada wajah
2. Pasien mengeluh nyeri bila disentuh
3. Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat
4. Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya
5. Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi jerawatnya
B. Data Objektif
1. Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian
atas
2. Terdapat pus
3. Terdapat darah
4. Pasien tampak cemas
5. Pasien tampak bertanya-tanya tentang wajahnya
6. Pasien tampak sering menggaruk-garuk wajahnya
II. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
1. Obeservasi atau catat ukuran, warnadan keadaan kulit di ara sekitar luka
2. Ubah posisi dengan sering
3. Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
Rasional :
1. Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
2. Memperbaiki sirkulasi darah
3. Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan
IV.Evaluasi
A. Dx 1
tidak terjadi penyebaran infeksi akibat luka jerawat
B. Dx 2
Nyeri pasien dapat diatasi
C. Dx 3
pasien tidak lagi mengalami gangguan perubahan citra tubuh
D. Dx 4
Pasien mengetahui tentang hygiene, pencengahan dan pengobatan bekas jerawatnya
E. Dx 5
Ansietas pasien dapat diatasi
F. Dx 6
Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
Daftar Pustaka
1. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.
2. Djuanda, A . 2000. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . FKUI : Jakarta.
3. Phipet.blog.friendster.com/2008/04/pengaruh menstruasi terhadap/jerawat akne
vulgaris
4. Http=//mariasonhaji.wordpress.com/2008/12/02/antibiotika topical/
5. Luknanrohimin.bog spot.com/2008/03/asuhan keperawatan aknevulgaris
6. Mansjoer, arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi Ketiga. Media Aesculapius:
Jakarta